#3

Keyla berjalan dengan tertatih menuju kamarnya. Setelah memasuki kamarnya ia segera merebahkan dirinya di atas kasur. Keyla memenangis dalam diam, ia tidak tahu mana yang harus ia obati terlebih dahulu karena hampir seluruh badannya terasa sakit. Pipinya yang terasa kebas akibat tamparan Sofi yang berulang, kakinya yang memerah karena benturan. Dan kepalanya yang terasa hampir pecah saking sakitnya. Akhirnya seperti biasa ia memilih untuk tidur dan abai akan rasa sakit yang di rasakannya hingga pagi datang.

.

.

Keyla mengerang pelan saat merasa ada yang mengguncang tubuhnya.

"Bangun." titah Mahen dengan suara baritonnya. "Cepat mandi." Ucap Mahen singkat.

"Key nggak enak badan kak." Jawab Keyla lirih. "Lagipula inikan hari sabtu."

"Jangan banyak alasan kamu." Ucap Mahen sambil menarik paksa tubuh Keyla untuk segera bangun. "Memangnya kenapa jika hari ini hari sabtu? Cepat pergi ke kamar mandi."

Keyla membuka matanya. Kepalanya terasa pening sehingga membuat pandangannya memburam. Dengan langkah gontai Keyla pun memilih untuk menuruti perintah Mahen. Di saat Keyla sudah menghilang dari balik pintu kamar mandi Mahen memilih mengambil tas dan memasukkan beberapa baju milik Keyla.

Saat keluar dari kamar mandi Keyla terkejut melihat Mahen yang sedang memasukkan buku2 sekolah miliknya ke dalam tas ransel. "Kak Mahen." Panggil Keyla lirih. Ia menatap nanar Mahen.

Mahen menghentikan aktivitasnya lalu menoleh menatap wajah pucat Keyla. "Pakai." Ucap mahen sambil melemparkan jaket rajut ke arah Keyla.

"Kita mau kemana kak?" Tanya Keyla meminta penjelasan.

"Bukan kita tapi kamu. Kamu yang akan pergi dari rumah ini. Aku benar- benar sudah muak melihat wajah kamu." Jawab Mahen tanpa menatap wajah Keyla lalu melanjutkan memasukkan barang- barang lainnya.

"Maksud kakak?" tanya Keyla.

Mahen menghembuskan nafasnya." Kamu akan pergi dari rumah ini." Ucap Mahen sambil menunjuk Keyla dengan wajah kesalnya.

"Tapi Key harus kemana kak?" Tanya Keyla lagi.

Mahen memilih keluar dari kamar Keyla dan tidak menjawab pertanyaan dari Keyla. "Aku tunggu di depan." Ucapnya sambil berlalu pergi.

Keyla mengikuti ucapan Mahen dengan mata yang berkaca- kaca.

"Kak mahen mau kemana?" Tanya Kezia menghentikan langkah kaki Mahen.

"Kakak ingin keluar sebentar." Ucapnya pada Kezia lalu menoleh ke arah Keyla. "Cepat. Apa perlu aku menyeretmu." Mahen sedikit berteriak sehingga membuat Marka dan Mahesa menatap mereka bergantian.

"Kamu ingin bawa kemana anak pembawa sial itu?" tanya Malvindra.

"Aku ingin membawanya pergi dari rumah ini. Aku sudah tidak tahan jika harus tinggal satu atap dengannya." Terang Mahen sambil menatap sinis ke arah Keyla yang menundukkan kepalanya.

"Kenapa tidak dari dulu saja kakak membawa pembunuh itu pergi. Kalau perlu buat dia menjadi gelandangan." Ucap Mahesa dengan wajah angkuhnya.

Mendengar omongfan kakak- kakaknya membuat Kezia terdiam. Bukankah dengan membawa Keyla pergi itu berarti membebaskannya dari semua hal. Jika ia pergi lalu siapa yang akan ia suruh untuk mengerjakan tugas- tugasnya? Siapa yang akan ia jadikan pelampiasan kemarahannya? Siapa juga yang akan mengerjakan pekerjaan rumah?

"Tapi kak..." Kezia ingin protes.

"Sudah lah Zia biarkan saja." Potong Malvindra saat mendengar protes dari Zia. "Mau Mahen jual pun kakak nggak akan peduli." Ucap Malvindra lalu melangkah pergi. Lolos sudah air mata Keyla saat menatap kepergian Malvindra.

"Kak Esa, kakak jadikan mengajak Zia ke Mall?" Tanya Zia dengan nada manjanya. Ia berniat untuk membuat Keyla semakin merasa sakit hati.

"Tentu saja." Jawab Mahesa sambil mengusap kepala Kezia penuh sayang.

Kezia berhasil. Keyla kembali menitikan air matanya.

Sebegitu bencinyakah keluarganya sampai ingin menjual dirinya. Bahkan sekarang ia tidak tahu akan di bawa kemana dirinya. Dadanya begitu sesak,bahkan uuntuk sekedar bernafaspun Keyla merasa kesulitan. Bagaimana nasibnya setelah ini? Apakah mereka akan membiarkan dirinya untuk hidup sebatang kara.

Keyla menghapus air matanya kasar. Untuk sekali ini saja bolehkah ia merasakan iri? Keyla ingin di panggil nak oleh papanya. Ia juga ingin sekali di akui sebagai adik oleh kakak- kakaknya. Keyla juga ingin merasakan disayang, ia ingin di manja dan di perlakukan sebagai bungsu kesayangan dalam sebuah keluarga. Tapi itu semua hanya sebuah keinginan yang tak akan pernah bisa terkabul.

.

.

Sepanjang perjalanan Keyla hanya terdiam dengan sesekali menghapus air matanya yang tak berhenti mengalir.

Sampai saat Mahen menghentikan laju mobilnya. "Turun. " Perintah Mahen sambil membuka pintu mobilnya untuk Keyla.

Keyla menatap Mahen dengan wajah sembabnya. "Kak."

"Apa yang kamu harapkan?"  Tanya Mahen sambil tersenyum sinis. "Apa kamu berharap bahwa aku akan membuangmu? Jangan harap. Aku tidak akan membiarkanmu hidup bebas di luaran sana." Lanjutnya lalu berjalan pergi meninggalkan Keyla.

Bukannya sakit hati, Keyla malah menatap punggung Mahen sambil tersenyum lebar. Ia bergegas berjalan mengikuti langkah kaki Mahen. " Terima kasih karena kakak nggak jadi membuang Key." Ucap Keyla lirih tetapi masih bisa di dengar Mahen.

Setelah memastikan Keyla memasuki apartemennya Mahen memutuskan untuk keluar meninggalkan Keyla seorang diri. Ia memutuskan untuk pergi mengunjungi makam sang bunda.

Mahen menghembuskan nafasnya sambil menatap langit. "Maaf bunda hanya ini yang bisa Mahen lakukan untuk Keyla." Ucapnya sambil berkaca- kaca. "Mahen tidak membenci Keyla, tapi Mahen juga tidak bisa jika harus berada di dekat Keyla bunda. Wajah kalian terlalu mirip." Ucapnya sambil terisak. "Mahen takut jika nanti Mahen ikut menyalahkan Keyla atas kepergian bunda meskipun Mahen tahu Keyla tidak bersalah."

"Maafkan Mahen bunda." Ucapnya lagi.

Setelah cukup lama menagis Mahen memutuskan untuk pulang ke rumah.

.

.

Keyla terbangun dari tidurnya saat kembali merasakan rasa sakit pada kepalanya. Ia mendudukkan dirinya secara perlahan, Keyla mengusap hidungnya saat merasakan ada cairan yang keluar kembali dari kedua hidungnya. Keyla bergegas pergi ke kamar mandi saat melihat darah segar yang mengalir dari hidungnya.

Keyla mendongakkan kepalanya setelah di rasa aliran darahnya berhenti, ia menatap miris pantulan wajahnya yang terlihat sangat pucat.

"Apa aku harus memeriksakan diriku? " Ucapnya sambil memijit pelipisnya. "Tapi aku tidak punya uang." Ucapnya lagi lalu termenung. "Apa aku gunakan saja uang itu?"

Sebenarnya setiap bulan Keyla selalu mendapatkan transferan langsung ke rekeningnya. Tapi ia tidak tahu siapa yang selalu mentransfernya. Selama ini ia hanya menggunakan uang jajan yang di berikan oleh papanya melalui mama tirinya.

Keyla menghela nafasnya. " Huft.. Sudahlah, untuk apa juga memeriksakan kondisiku. Toh nggak ada lagi yang peduli." Ucap Keyla lalu memilih kembali untuk merebahkan dirinya.

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

seorang anak juga ga tau akan dilahirkan dirahim ibu yg mana dg kondisi yg seperti apa bahkan ga bisa memilih.
kok kakak²nya pada nuduh ,
huuuf sabar²

2025-01-18

0

Mamah Salfiq Salfiq

Mamah Salfiq Salfiq

sedih banget baca cerita ini sampai nitik air mata

2024-12-31

2

Patrick Khan

Patrick Khan

. sampai di part ini q mewek 😭😭
. knp km diem aja key lawan dong jgn jd lemah.. q gk suka cwe lemah itu.. 😭😭😭😩

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 #1
2 #2
3 #3
4 #4
5 #5
6 #6
7 #7
8 #8
9 #9
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56
57 #57
58 #58
59 #59
60 #60
61 #61
62 #62
63 #63
64 #64
65 #65
66 #66
67 #67
68 #68
69 #69
70 #70
71 #71
72 #72
73 #73
74 #74
75 #75
76 #76
77 #77
78 #78
79 #79
80 #80
81 #81
82 #82
83 #83
84 #84
85 #85
86 #86
87 #87
88 #88
89 #89
90 #90
91 #91
92 #92
93 #93
94 #94
95 #95
96 #96
97 #97
98 #98
99 #99
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 # 133
134 #134
135 #135
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
Episodes

Updated 145 Episodes

1
#1
2
#2
3
#3
4
#4
5
#5
6
#6
7
#7
8
#8
9
#9
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56
57
#57
58
#58
59
#59
60
#60
61
#61
62
#62
63
#63
64
#64
65
#65
66
#66
67
#67
68
#68
69
#69
70
#70
71
#71
72
#72
73
#73
74
#74
75
#75
76
#76
77
#77
78
#78
79
#79
80
#80
81
#81
82
#82
83
#83
84
#84
85
#85
86
#86
87
#87
88
#88
89
#89
90
#90
91
#91
92
#92
93
#93
94
#94
95
#95
96
#96
97
#97
98
#98
99
#99
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
# 133
134
#134
135
#135
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!