Makan malam pun tiba Regan duduk di samping Regi, menu makan
malam ini adalah menu kesukaan Regi yaitu Soto Padang. Regi langsung
menyantapnya dengan sangat lahap membuat Rosi begitu senang.
"Makan yang banyak ya sayang.."
"Regan! Wajah kamu kenapa?" Tanya Putra
memperhatikan wajah anaknya yang lebam, Regan pun bingung akan menjawab apa
tapi sebisa mungkin ia akan menyembunyikan perihal apa yang terjadi dalam
hidupnya.
"Kamu berkelahi lagi?" Tanya nya penuh selidik.
"Enggak pah.."
"Jangan mempermalukan mama dan papa Regan.. kamu sudah
dewasa, lihat Regi ia selalu menurut apa yang mama dan papa katakan."
Kata - kata itu yang Regan benci, ia pasti akan selalu saja
di bandingkan dengan Regi.
"Iya mah Regan tau."
Regan yang belum menyentuh sama sekali makanannya itu pun
berniat bangkit dari duduknya namun Regi mengetahuinya, ia segera menahan Regan
agar tetap berada di sana.
"Habisin dulu makan lu." Bisik Regi pada Regan dan
ia pun hanya menurutinya karna ia malas berdebat dengan Regi.
Setelah selesai makan malam, Regan langsung kembali ke
kamarnya ia membuka jendela kamarnya mencoba menghirup udara malam yang dingin.
Semilir angin pun mulai menerpa kulitnya menemani kesendirian nya.
"Gue gak tau lagi harus nunggu lu sampai kapan, gue
berharap lu segera kembali.." Gumam Regan menatap langit - langit yang di
penuhi gemerlap bintang di malam ini.
Hatinya masih sama seperti 1 tahun yang lalu di mana saat
itu walau hidup nya berantakan, kasih sayang dari keluarga tak pernah ia
dapatkan namun kehadiran satu wanita mampu merubahnya.
Regan membiarkan jendela kamarnya terbuka, ia beranjak
menuju tempat tidurnya kemudian berusaha memejamkan matanya berharap semua ini
hanya mimpi yang terjadi dalam hidupnya.
***
Citra Andini wanita cantik kelahiran Padang - Medan ini
tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah, ia hanya tinggal sendirian di
rumahnya jangan tanya kemana orang tuanya.
Mereka sedang sibuk mengurusi beberapa perusahaan miliknya,
Citra pun sudah terbiasa hidup mandiri tanpa bantuan siapapun. Seperti pagi ini
ia sudah memasak nasi goreng dan kemudian melahapnya hingga habis.
"Kalau gue nanti jadi istrinya Regan, pasti dia seneng
banget gue masakin nasi goreng ini."
"Ya kali laki lu di kasih makan nasi goreng tiap
hari!" Sahut seseorang yang berada tak jauh dari meja makan, ia adalah Flo
sahabat sekaligus saudara bagi Citra. Rumah mereka memang berdekatan tak jarang
mereka selalu menghabiskan waktu untuk bersama sama.
Mendengar ucapan sahabatnya itu Citra hanya tersenyum
kemudian tertawa kecil.
"Kalau dia seneng kenapa enggak? Menghemat pengeluaran
bulanan!"
"Sinting lu! Buruan jalan nanti telat ya elah."
"Sabar dikit yaelah gue minum dulu."
Selepas menghabiskan makan pagi nya mereka berdua langsung
beranjak pergi menuju sekolah, yang tak terlalu jauh dari kediamannya.
Setiap hari Citra di kenal sebagai siswi yang paling ramah
ia juga sering di gosipkan berpacaran dengan Regan hal ini karna Citra sering
mendekati Regan lebih tepatnya mengganggu.
"Cit.. gue heran sama lu, motivasi lu ngejar - ngejar
Regan apaan sih?" Tanya Flo saat mereka sudah hampir tiba di sekolahnya,
mereka setiap pagi terbiasa berjalan kaki ke sekolah.
"Motivasi... Gak ada sih gue seneng aja gangguin
dia."
"Suka kali lu sama dia?"
"Enggak.. gue cuma seneng aja ganggu dia, dia itu beda.
Beda banget sama kakaknya yang sok kalau di sekolah."
"Oh maksud lu si Regi?"
"Yupss.. siapa lagi kalau bukan dia."
"Tapi mereka berdua ganteng kok."
"Bodo amat."
Citra berjalan mendahului Flo untuk bergegas menuju kelasnya
di 11 IPA 1 kelas di mana ia bersama sama dengan Regi, namun tidak dengan
Regan.
"Citra! Kurang ajar lu ninggalin gue!" Teriak Flo
kemudian berusaha mengejar langkah kaki Citra yang sebentar lagi akan sampai di
kelasnya.
***
Bel sekolah pun telah berbunyi, semua murid langsung masuk
ke dalam kelasnya begitu juga dengan Regan dan Dev. Mereka tampak duduk manis
di kursinya hingga tak lama datanglah bu Maya selaku guru Bahasa Indonesia.
"Selamat pagi anak - anak!"
"Selamat pagi bu!"
"Hadir semua hari ini?" Tanya bu Maya kemudian
menatap se isi kelasnya.
"Hadir bu!" Jawab Retno selaku ketua kelas 11 IPA
2
"Bagus! Keluarkan buku paketnya buka halaman 65."
Pelajaran hari ini pun di mulai Regan mengikutinya dengan
tenang, biasanya setiap pelajaran yang tak ia sukai ia tak akan berada di dalam
kelas ia akan mencari kesibukkan lain bahkan tak segan segan membantu para guru
- guru. Hal ini lah yang membuat para guru sayang pada nya walau ia terkadang
terlihat nakal namun Regan sebenarnya adalah anak yang baik dan penurut.
***
"Kringg... kring... kring.." Bel istirahat pun
berbunyi membuat semua siswa bersorak sorai.
"Baiklah anak - anak sampai di sini dulu perjumpaan
kita, selamat makan."
"Baik bu terima kasih!"
"Gan! Kantin yuk!" Ajak Dev pada Regan yang tengah
menyandarkan bahunya di kursinya.
"Males ah.." Sahutnya.
"Gue traktir selow!"
"Yaudah ayo!"
Balas Regan bersemangat, sebenarnya ia tak berharap untuk di
traktir oleh Dev ia hanya mengerjai Dev.
"Gratisan aja lu gercep!"
"Kata pak ustad kalo ada yang gratisan gak boleh
nolak!"
Regan pun tertawa melihat ekspresi Dev, kemudian mereka pun
keluar kelas untuk menuju kantin sekolah.
Sesampainya di sana mereka langsung memesan 2 mangkuk bakso
dan 2 gelas teh manis hangat.
"Nongkrong yuk nanti malem." Dev pun berniat
mengajak Regan untuk datang kerumahnya karna orang tuanya baru saja kembali
dari luar kota, ia ingin memberikan sedikit oleh - oleh untuk Regan.
"Di mana?"
"Rumah gue!"
"Yaudah gasskeun!"
"Kebetulan bonyok gue baru balik dari Solo, dia bawa
oleh - oleh buat lu tuh jadi lu di suruh kerumah."
"Ya ampun! Pa Mahmud sama bu Mae baik bingitss!"
Ucap Regan membuat Dev memandangnya jijik.
"Heh pea! Jangan ubah nama bapak ema gue!"
"Bapak lu aja gak protes! Udah buruan bayar!"
Jawab Regan kemudian bangkit dari duduknya berniat untuk pergi kemudian
mengeluarkan uang 50 ribuan dan menaruhnya di atas meja.
next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments