Bab 4 - Kejutan Untuk Istriku

Di Taman Baca, suasana kondusif. Beberapa buku terjajar di rak. Fatimah dan Yusuf menghabiskan waktunya di sana.

Minggu sore Fatimah menghabiskan waktunya membaca buku ilmu parenting. Dia tampak serius. Dia mulai sejenak terdiam dalam lamunan.

"Hati-hati, Nak!" Teriak Fatimah.

"Iya, Ma!"

Gadis kecil itu bersepeda, dia tampak antusias. Berkeliling taman di Unit Apartemen.

Fatimah duduk di rumput hijau bersama Yusuf, dia menikmati bekal beberapa buah segar. Suasana taman begitu sangat ramai pengunjung.

"Mas, aku bahagia sekali. Kita sudah lengkap, Mas," Fatimah menyandar kepalanya di bahu kanan Yusuf. Dia merasakan keteduhan jiwanya.

"Aku juga bahagia, asalkan kamu juga bahagia, sayang."

Kecupan singkat di kening Fatimah dilakukan oleh Yusuf.

Adzan magrib berkumandang hingga tersentak dalam lamunan.

"Astaga! Ternyata cuman halu," Fatimah menepuk keningnya, dia segera menutup buku bacaannya, dia langsung menaruh kembali ke rak buku.

*

Di Mall, Yusuf sengaja pergi sendiri. Dia berjalan ke toko perhiasan.

"Mas Yusuf!"

Yusuf menoleh ke belakang, dia melihat perempuan cantik menggunakan pakaian seksi berjalan ke arahnya.

"Gea?!"

Gea berjalan sambil membawa satu cup es kopi, dia tersenyum ke Yusuf. Dia menggunakan dress hitam super ketat dan seksi.

Kedua langkah kaki Yusuf terhenti sejenak.

"Nggak nyangka kita bisa ketemu, apa jangan-jangan kita, emang jodoh?" Gea tertawa kecil. "Upsss! Lupa, kalau mas itu suami orang sekarang," lanjutnya.

Yusuf hanya mengelengkan kepalanya.

"Oh ya, kenapa mas jalan sendirian, mana istri mas?" Gea celingukkan mencari ke mana perginya istri Yusuf.

"Istriku di rumah, Ge."

"Oh..." Balas Gea. "Emang mas mau cari apa?"

"Mau nyari hadiah ulang tahun spesial buat istriku."

"Ya ampun sweet banget kamu mas sama istrimu, jadi iri deh," ucap Gea.

"Ya, mangkannya kamu cari suami gih!"

"Kalau aku jadi istri kedua mas gimana? Atau ku tunggu duda mas deh!"

"Ge, nggak usah ngacau," ucap Yusuf. "Cukup satu saja istri dan wanita yang ku cintai saat ini."

"Ya ampun cuman bercanda, Mas. Segitu bucinnya kamu mas," ucap Gea dengan cengegesan. "Hah payah!"

"Kamu sendiri aja tha, Ge?"

"Menurut mas, aku sama siapa?"

"Sendiri."

"Ya, emang sendiri mas. Lagian juga nyari yang kayak mas Yusuf susah, jadi Ge masih jomblo gini."

Yusuf hanya tersenyum.

"Mas mau ke mana?"

"Itu ke toko perihiasan."

"Boleh ikut, terus temenan Gea makan abis itu. Laper banget, kalau makan sendiri itu gabut, mas. Please!" Rengek Gea.

"Ok. Tapi cuman bentar, karena aku nggak mau istriku sendirian di rumah."

"Yaelah, bucin banget kamu mas. Nggak mungkin kalau istri mas diambil orang," ucap Gea.

"Ya, kan. Aku cuman mau jadi suami yang baik, Ge."

"Ok, Fine."

Kemudian Gea dan Yusuf ke toko perhiasan.

*

Di Kedai Kopi Masa Lalu. Pukul 19.00.

"Jeng Desi!"

"Ini mulai lambe nyinyir datang," gumam Desi, dia melihat Rere dan Gita. Dia membalas senyuman.

Desi mengambil secangkir kopi, dia langsung menyeruputnya.

"Ya ampun, Jeng. Kok sendirian aja sih?"

"Ya mau gimana lagi, kan suamiku sibuk bisnis," ucap Desi.

Rere dan Gita duduk sebangku dengan Desi.

"Jeng, ada gosip baru ini," ujar Rere, si ratu gosip.

"Gosip apaan?" Tanya Desi penasaran.

"Iya, nih. Aku jadi kepo," timpa Gita.

"Tahu nggak kalau Jeng Mirna itu, suaminya nggak pulang-pulang, ternyata itu selingkuh sama anak ABG jeng," Rere menatap penuh ekspresi.

"Hah?" Gita melongo.

"Serius?" Desi kaget. "Bukannya mereka itu hot couple, terus romantisnya minta ampun di sosmed, kok bisa?"

"Ya, gimana kalau yang muda lebih hot," celetuk Rere.

"Tapi emang sih kalau jeng Mirna itu cerewet banget kaya cabe rawit, ya pantas aja suaminya cari kenyamanan dan ketenangan ke perempuan lain," timpa Desi.

"Iya, betul banget. Udah cerewet, sok ngatur pula. Aduh gimana kalau suaminya nggak stress ngadepin jeng Mirna?" Ujar Gita.

"Ya betul sih, selain itu dia pelit banget. Masa suaminya dikasih makanan kayak orang miskin! Terus dia itu jarang banget kumpul, ada aja alasannya," ujar Rere.

"Ya, dia itu bahkan sangking ngiritnya, sampai dia itu loh, masa makan apa-apa pakai voucher," imbuh Desi.

"Ya, hemat sama pelit beda tipis," ucap Gita.

Mereka bertiga masih bergosip.

*

Di Parkiran, Yusuf memarkirkan mobilnya di basemant parkiran mobil.

"Semoga kamu suka sayang," ucap Yusuf.

Yusuf segera keluar dari mobil, dia menuju lift yang menghubungkan langsung ke lantai unit apartemennya.

*

Di unit Apartemen, Fatimah sudah menyiapkan makan malam spesial. Dia memasak steak daging sirloin dengan saus baberque.

"Aku harap mas Yusuf suka sama masakan makan malam hari ini," ucap Fatimah lirih. Dia embuskan napas lembut keluar dari hidung.

Fatimah langsung menyajikan ke piring khusus. Aroma masakan steak daging sirloin begitu menggoda.

"Semoga kamu cepat pulang, Mas," Fatimah mengumam dalam hati.

[TOK!]

[TOK!]

[TOK!]

Terdengar suara ketukan pintu dari luar unit apartemen.

"Kayaknya itu mas Yusuf," tebak Fatimah, dia langsung berjalan keluar untuk menyambut suaminya pulang. Dia memasang senyuman manis.

*

[TING!]

Pintu lift terbuka lebar, Yusuf keluar dari dalam lift. Dia merasa gugup. Dia berjalan menyusuri lorong lantai unit apartemennya.

"Semoga kamu suka, sayang," batin Yusuf, dia mengantongi hadiah ulang tahun istrinya.

*

Fatimah memberikan sentuhan spesial makan malam bersama suaminya.

"Semoga mas Yusuf suka dengan kejutan hari ini," batin Fatimah. Dia berulang kali menatap jam di dinding pukul 21.00.

Ruang makan, suasana yang romantis. Aroma bunga tercium di kedua rongga hidung Yusuf. Wajah cantik Fatimah membuat rasa lelah Yusuf menghilang seketika.

Sejam yang lalu, suara ketukan pintu. Fatimah membukanya. Dia mengira suaminya.

[CKLEK!]

Pintu terbuka lebar.

"Maaf menganggu nyonya, cuman saya ingin mengingatkan ada iuran bulanan kebersihan," ucap tukang kebersihan.

"Oh...iya. Sebentar ya, Pak. Saya mau ambil uang," ujar Fatimah, dia mengambil uang di kamar.

Satu menit kemudian, Fatimah memberikan uang iuran kebersihan bulanan. Lalu dia menutup kembali pintu unit apartemen.

Kemudian terdengar suara pintu terbuka, Fatimah merasa deg-degkan dan canggung. Apalagi dia sudah memakai baju lingerie merahnya. Kedua kakinya gemetar.

Deg! Jantung berdebar-debar, Fatimah berdiri di dekat meja makan yang sudah dihias romantis. Lilin dan lampu-lampu kecil menghiasi. Tercium aroma parfum vanilla favorit Yusuf.

*

[CKLEK!]

Yusuf membuka pintu dengan kode akses sidik jarinya. Dia melihat ruangan tanpa gelap. Dia mengendus aroma parfum vanilla.

"Sayang, kamu di mana?"

Yusuf menutup pintu unit apartemennya kembali, dia mencopot sepatunya. Lalu dia berjalan tanpa alas kaki sambil menentang tas kecil di tangannya. Dia mulai melonggarkan kancing pada kra bajunya.

Kedua mata Yusuf tidak berkedip, ketika melihat Fatimah di hadapannya. Dia menjatuhkan tas di tangan kanannya.

*

Di tepi kolam renang, Desi berdiri di sana. Dia mondar-mandir.

"Aku harus cari cara buat pisahkan Yusuf dengan Fatimah," gumam Desi, dia mulai mencari ide.

Drrrt....

Ponsel Desi berdering, pesan chat masuk dari Gea.

[Tante, aku boleh besok ke rumah tante?] Desi membaca pesan chat.

[Desi mengetik...]

Desi membalas [Boleh sayang. Kamu kapanpun ke rumah tante.]

Gea membalas kembali [Okey, Tan. See you tomorrow.]

"Apa mungkin aku jodohin Yusuf dengan Gea?" Pikir Desi.

*

"Wow, sayang. Kamu cantik banget," puji Yusuf, langsung menghampiri Fatimah. Dia mengendong ala bridal style.

Yusuf mengeratkan tubuh Fatimah, lalu membawanya ke kamar mandi.

"Malam ini kamu benar-benar mempesona," bisik Yusuf lembut. Hingga kecupan di bibir melesat seketika.

Yusuf melucuti tubuh Fatimah tanpa sehelai kain menempel di tubuhnya. Hingga mereka bercumbu mesra. Mereka berendam bersama di bathtub.

Fatimah sudah menaburkan bunga-bunga di bathtub. Suasana malam begitu romantis.

"Aku mencintaimu sayang," bisik Yusuf lembut, dia membelai paras cantik Fatimah. Hingga keduanya melakukan hubungan intim bersama. Diiringi musik klasik favorit mereka.

Fatimah tersenyum, dia hanya mengikuti intruksi Yusuf.

*

Di kamar, Gea duduk merenung. Dia duduk di sofa.

"Kenapa wajah mas Yusuf menghantui kepalaku? Apa aku mulai gila?!" Gumamnya.

Gea merasa detak jantungnya berdebar kencang, ketika dia mengingat senyuman dan wajah tampan Yusuf.

"Apa aku rebut aja ya mas Yusuf?" Pikirnya, embusan napas berat.

*

Yusuf dan Fatimah langsung membersihkan tubuh mereka masing-masing. Mereka hanya memakai kimono tidur. Lalu mereka berdua duduk di ruang makan.

Fatimah menyajikan steak di atas meja makan, sementara Yusuf duduk menunggu.

"Sayang, aku ada kejutan untukmu."

"Kejutan?" Ulang Fatimah.

"Iya, sayang."

"Apa mas?"

"Tunggu sebentar sayang. Kamu harus tutup mata dulu," ucap Yusuf.

"Baik mas," balas Fatimah.

Yusuf langsung mengambil box perhiasan.

Perlahan-lahan Yusuf membuka isi box, lalu mengeluarkan sebuah kalung berlian berliontin kupu-kupu pilihannya. Dia segera memakaikan di leher Fatimah.

"Kamu sangat cantik sayang," batin Yusuf memuji Fatimah.

Fatimah masih menutup matanya.

*

Episodes
1 Bab 1 - Menantu Mandul
2 Bab 2 - Cibiran Teman Arisan Mertua
3 Bab 3 - Mulut Pedas Mertua
4 Bab 4 - Kejutan Untuk Istriku
5 Bab 5 - Fatimah Mual-Mual
6 Bab 6 - Firasat Buruk Seorang Istri
7 Bab 7 - Hamil?
8 Bab 8 - Ujian Cinta Tak Mengenal Waktu
9 Bab 9 - USG
10 Bab 10 - Badai Pasti Berlalu
11 Bab 11 - Kesetiaan Tak Ada Harganya
12 Bab 12 - Suami Idaman
13 Bab 13 - Rencana-Mu
14 Bab 14 - Kun Fa Ya Kun
15 Bab 15 - Mas, aku rela kamu menikah lagi
16 Bab 16 - Bukan menantu idaman
17 Bab 17 - Argantara vs Vika
18 Bab 18 - Dihapus dari Kartu Keluarga
19 Bab 19 - Istana Kecil Keluarga Yusuf dan Fatimah
20 Bab 20 - Mie Ayam Cinta
21 Bab 21 - Diusir Karena Gembel
22 Bab 22 - Firasat Buruk Tentang Suamiku
23 Bab 23 - Dikejar orang misterius
24 Bab 24 - Kehilangan Suami
25 Bab 25 - Bertemu Kembali
26 Bab 26 - Siapa Bocah Laki - Laki Itu?
27 Bab 27 - Kecurigaan Yusuf
28 Bab 28 - Kamu Masih Istriku
29 Bab 29 - Siapa Ayahku, Om?
30 Bab 30 - Siapa ayah biologis Adam
31 Bab 31 - Ujian Cinta
32 Bab 32 - Alergi Kacang
33 Bab 33 - Firasat Fatimah
34 Bab 34 - Tes DNA?
35 Bab 35 - Ceraikan dia, Nikahin Gea, Mas!
36 Bab 36 - Sial, Pakai Mogok Segala!
37 Bab 37 - Bukti Cinta Itu...
38 Bab 38 - Hasil Tes DNA
39 Bab 39 - Harapan Yusuf
40 Bab 40 - Kembalilah Bersamaku
41 Bab 41 - Bimbang
42 Bab 42 - Masih Mencintaimu
43 Bab 43 - Hinaan Mertua Bagaikan Duri Tajam
44 Bab 44 - Apa Dia Ayahku, Bun?
45 PENGUMUMAN PENTING!
46 Bab 45 - Masih Cinta
47 Bab 46 - Serba Salah
48 Bab 47 - Bertemu Lagi
49 Bab 48 - Bu, Adam Takut
50 Bab 49 - Kecemburuan Seorang Ayah
51 Bab 50 - Sebuah Kepercayaan
52 Bab 51 - Ternyata Mimpi
53 Bab 52 - Mie Ayam
54 Bab 53 - Abang Ganteng
55 Bab 54 - Cinta Tapi Gengsi
56 Bab 55 - Anak Durhaka!
57 Bab 56 - Rencana Memisahkan
58 Bab 57 - Tuduhan Korupsi
59 Bab 58 - Rahasia Besar
60 Bab 59 - Foto Usang
61 Bab 60 - Bukan Anakku Lagi!
62 Bab 61 - Firasat Yusuf
63 Bab 62 - Salah Sasaran
64 Bab 63 - Dasar Wanita Sialan!
65 Bab 64 - Yusuf Kritis
66 Bab 65 - Siapa Ayah Kandungku, Paman?
67 Bab 66 - Penyesalan Fatimah
68 Bab 67 - Mencari Jejak Ayah
69 Bab 68 - Ke Rumah Nenek
70 Bab 69 - Rencana Licik Desi
71 Bab 70 - Sesuatu Tak Terduga
72 Bab 71 - Adam
73 Bab 72 - Ketakutan Seorang Ibu
74 Bab 73 - Pencarian Adam
75 Bab 74 - TES DNA
76 Bab 75 - Kebusukan Gea
77 Bab 76 - Bertemu kembali (A)
78 Bab 77 - Ceraikan aku!
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 - Menantu Mandul
2
Bab 2 - Cibiran Teman Arisan Mertua
3
Bab 3 - Mulut Pedas Mertua
4
Bab 4 - Kejutan Untuk Istriku
5
Bab 5 - Fatimah Mual-Mual
6
Bab 6 - Firasat Buruk Seorang Istri
7
Bab 7 - Hamil?
8
Bab 8 - Ujian Cinta Tak Mengenal Waktu
9
Bab 9 - USG
10
Bab 10 - Badai Pasti Berlalu
11
Bab 11 - Kesetiaan Tak Ada Harganya
12
Bab 12 - Suami Idaman
13
Bab 13 - Rencana-Mu
14
Bab 14 - Kun Fa Ya Kun
15
Bab 15 - Mas, aku rela kamu menikah lagi
16
Bab 16 - Bukan menantu idaman
17
Bab 17 - Argantara vs Vika
18
Bab 18 - Dihapus dari Kartu Keluarga
19
Bab 19 - Istana Kecil Keluarga Yusuf dan Fatimah
20
Bab 20 - Mie Ayam Cinta
21
Bab 21 - Diusir Karena Gembel
22
Bab 22 - Firasat Buruk Tentang Suamiku
23
Bab 23 - Dikejar orang misterius
24
Bab 24 - Kehilangan Suami
25
Bab 25 - Bertemu Kembali
26
Bab 26 - Siapa Bocah Laki - Laki Itu?
27
Bab 27 - Kecurigaan Yusuf
28
Bab 28 - Kamu Masih Istriku
29
Bab 29 - Siapa Ayahku, Om?
30
Bab 30 - Siapa ayah biologis Adam
31
Bab 31 - Ujian Cinta
32
Bab 32 - Alergi Kacang
33
Bab 33 - Firasat Fatimah
34
Bab 34 - Tes DNA?
35
Bab 35 - Ceraikan dia, Nikahin Gea, Mas!
36
Bab 36 - Sial, Pakai Mogok Segala!
37
Bab 37 - Bukti Cinta Itu...
38
Bab 38 - Hasil Tes DNA
39
Bab 39 - Harapan Yusuf
40
Bab 40 - Kembalilah Bersamaku
41
Bab 41 - Bimbang
42
Bab 42 - Masih Mencintaimu
43
Bab 43 - Hinaan Mertua Bagaikan Duri Tajam
44
Bab 44 - Apa Dia Ayahku, Bun?
45
PENGUMUMAN PENTING!
46
Bab 45 - Masih Cinta
47
Bab 46 - Serba Salah
48
Bab 47 - Bertemu Lagi
49
Bab 48 - Bu, Adam Takut
50
Bab 49 - Kecemburuan Seorang Ayah
51
Bab 50 - Sebuah Kepercayaan
52
Bab 51 - Ternyata Mimpi
53
Bab 52 - Mie Ayam
54
Bab 53 - Abang Ganteng
55
Bab 54 - Cinta Tapi Gengsi
56
Bab 55 - Anak Durhaka!
57
Bab 56 - Rencana Memisahkan
58
Bab 57 - Tuduhan Korupsi
59
Bab 58 - Rahasia Besar
60
Bab 59 - Foto Usang
61
Bab 60 - Bukan Anakku Lagi!
62
Bab 61 - Firasat Yusuf
63
Bab 62 - Salah Sasaran
64
Bab 63 - Dasar Wanita Sialan!
65
Bab 64 - Yusuf Kritis
66
Bab 65 - Siapa Ayah Kandungku, Paman?
67
Bab 66 - Penyesalan Fatimah
68
Bab 67 - Mencari Jejak Ayah
69
Bab 68 - Ke Rumah Nenek
70
Bab 69 - Rencana Licik Desi
71
Bab 70 - Sesuatu Tak Terduga
72
Bab 71 - Adam
73
Bab 72 - Ketakutan Seorang Ibu
74
Bab 73 - Pencarian Adam
75
Bab 74 - TES DNA
76
Bab 75 - Kebusukan Gea
77
Bab 76 - Bertemu kembali (A)
78
Bab 77 - Ceraikan aku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!