Aluna masih bertahan di posisinya, rasa mual masih menderanya. Padahal usia kandungannya sudah 7 bulan tetapi masih belum bisa menahan aroma yang menyengat.
"Hueekkk!"
Aluna yang tadinya menahan muntahnya tidak bisa menahannya lagi, mie yang dia makan akhirnya keluar semua di depan lift. Badannya terasa lemas, Aluna menatap sekeliling dan matanya melihat sosok pria yang merupakan suaminya hanya menatapnya datar.
"Tolong" pinta Aluna memohon
Bukannya menolong tetapi pria itu malah pergi meninggalkan Aluna sendirian, tanpa terasa air matanya mengalir mendapatkan respon yang menurutnya sangat membuat sakit hati.
Aluna memilih duduk sambil bersandar, beberapa menit kemudian Aluna merasa lebih baik dan mengarahkan pandangannya ke semua arah, rupanya lantai ini bukan kamarnya. Dengan sekuat tenaga Aluna masuk kembali ke dalam lift, kali ini Aluna menutup hidungnya sehingga dirinya kesulitan bernafas, mengenai muntahannya Aluna mengabaikannya karena berpikir jika besok para pelayan akan membersihkannya.
Akhirnya Aluna memilih naik tangga karena masih bingung dimana lift menuju kamarnya, Aluna pun terlelap setelah berperang batin dengannya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 7 terlihat Aluna sudah rapi dengan seragam kantornya, menurut ingatannya hari ini dia sudah kembali melakukan magang setelah cuti 2 bulan akibat kandungannya lemah, padahal itu hanya alibi saja karena untuk menutupi dirinya yang sudah menikah dan Aluna adalah istri pemilik perusahaan, dia bahkan melakukan magang ulang setelah mendapatkan izin dari kampus.
Aluna menghela nafas berat saat melihat isi dompetnya yang hanya berisikan uang berwarna biru, itupun hanya satu lembar. Padahal dulu di kehidupan sebelumnya Aluna hidup dengan uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari nya.
Aluna pun keluar dari kamar, saat sampai di dapur Aluna melihat beberapa pelayan yang sudah menyediakan berbagai hidangan makanan. Aluna bingung karena semalam dia tidak melihat stok makanan atau dirinya yang tidak tau penyimpanan makanan.
"Masak apa mbak?" tanya Aluna ramah tetapi tidak mendapatkan sahutan dari pelayan yang dia sapa
Merasa diabaikan Aluna pun memilih abai juga, Aluna bukanlah orang yang mengulang kata-katanya, jika orang yang dia panggil tidak menyahut maka dia akan mengalah pada dirinya sendiri.
"Nyonya mau makan apa?" tanya seorang wanita berusia 50 tahun
"Apakah ada susu hamil bu?" tanya Aluna tersenyum manis
"Tidak ada nyonya, nyonya biasanya minum jus jeruk di pagi hari" jawab wanita itu sopan
Wanita itu bernama bi Laksmi, perempuan yang bekerja dengan keluarga Zephyr sejak 10 tahun yang lalu, perempuan itu bahkan di angkat jadi kepala pengurus.
"Jus jeruk?" tanya Aluna tidak percaya
"Benar nyonya, apa nyonya mau dibuatkan?" tanya bi Laksmi sopan
"Tidak perlu bi, apa ada makanan yang cocok untuk ibu hamil?" tanya Aluna sopan
"Sepertinya tidak ada nyonya, hanya ada oatmeal. Apa mau dibuatkan?" tanya bi Laksmi menatap Aluna yang diam saja kemudian mengangguk
Aluna duduk di kursi makan, nampak banyak berbagai hidangan mewah di depan matanya tetapi Aluna tidak ada selera untuk memakannya.
Ada beberapa pelayan yang berlalu lalang mengabaikannya, setahunya para pelayan itu tidak menyukainya karena Aluna yang menjebak tuan mereka, terlebih jika suaminya saat ini memiliki seorang tunangan. Aluna menekan keningnya yang pusing memikirkan perangai pemilik tubuhnya.
"Pantas saja mereka tidak suka, rupanya Aluna pelakor" ucapnya spontan
Tidak lama kemudian oatmeal milik Aluna sudah jadi, tanpa mengatakan apapun Aluna memakannya hingga tandas, ingatkan dirinya nanti sepulang kerja untuk membeli susu ibu hamil.
"Tapi uangku tidak akan cukup membelinya, hanya tinggal lima puluh ribu lagi" keluhnya
"Kalau aku pinjam uang suami pemilik tubuh ini di kasih nggak ya?" guman Aluna
"Tau ah, coba dulu deh" lanjutnya
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya terlihat pria tampan keluar dari lift, aroma parfum pria itu menguar di ruangan lebar itu, Aluna menghirupnya sangat dalam karena begitu menenangkan, biasanya kalau ada aroma yang menyengat membuatnya akan mual tetapi aroma parfum dari pria itu malah membuatnya ketagihan.
Aluna menatap pria itu dengan tatapan memohon tetapi ingatannya tertuju pada kejadian semalam saat dirinya muntah dan butuh pertolongan tetapi pria itu malah acuh dan pergi meninggalkan dirinya.
"Sepertinya mustahil" ucap Aluna pelan
Aluna bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah belakang membuat pria yang sekarang duduk menatapnya sejenak dan kembali melanjutkan makannya.
Samar-samar pria itu mendengar suara Aluna yang terdengar menyedihkan di matanya, tetapi pria itu memilih mengabaikannya.
"Bi, kumohon kali ini saja. Nanti jika aku sudah gajian akan ku ganti" mohon Aluna pada bi Laksmi
"Tapi nyonya, saya tidak berani meminjamkan uang kepada nyonya, tuan akan marah" ucap bi Laksmi sopan
"Ayolah bi, dia tidak akan memberikan uang padaku. Aku akan ganti nanti setelah gajian, ku dengar anak magang akan dapat gaji juga" mohon Aluna
"Maaf nyonya, sebaiknya nyonya meminta pada tuan saja" usul bi Laksmi membuat bahu Aluna merosot
Jujur saja Aluna tidak punya keberanian meminjam uang pada suaminya itu, melihat wajahnya saja sudah membuat Aluna takut.
"Aku tidak berani bi" jawab Aluna jujur
"Tuan adalah suaminya nyonya jadi tidak apa-apa nyonya" sahut bi Laksmi
"Tapi kan aku menikah dengannya karena aku yang menjebak dia, baiklah aku pergi dulu bi" pamit Aluna membuat bi Laksmi yang mendengar perkataan Aluna berdiam
Aluna berjalan dengan gontai saat melewati suaminya itu, hari ini Aluna sangat tidak bersemangat untuk magang.
Aluna juga merasa sedih karena para pelayan yang terkesan mengabaikannya dan seolah mencibirnya sebagai wanita tidak baik, tanpa sadar Aluna meneteskan air mata, sepertinya pemilik tubuh sedih diabaikan seperti itu.
"Aku mau pulang saja" ucap Aluna tanpa sadar
"Padahal aku tidak melakukan apapun tapi kenapa malah mendapatkan nasib buruk seperti ini" isaknya
Tangisannya membuat beberapa pelayan menghentikan pekerjaan mereka dan melihat Aluna yang menangis terisak di dekat pintu utama.
"Apa yang kamu lakukan?"
Aluna mengangkat kepalanya menatap pria yang berdiri di depannya, Aluna semakin terisak mengingat perlakuan pria itu semalam yang mengabaikannya saat muntah, padahal saat itu Aluna benar-benar butuh bantuan.
"Apa yang kamu lakukan?!" tanya pria itu kembali dengan nada suara yang dalam
"A...aku hanya sedih" isak Aluna jujur
"Aku mau magang tapi ga punya uang buat bayar ongkos taksi, aku juga pengen beli susu hamil, sedih banget jadi orang miskin" isaknya
Aluna tidak sadar jika sejak tadi dirinya menjadi bahan candaan para pelayan yang merasa gemas dengan kejujuran Aluna, biasanya Aluna hanya mengurung diri di kamar atau pergi keluar untuk berbelanja menghabiskan uang pemberian suaminya.
Aluna terus menangis tanpa suara tetapi badannya bergetar menahan isakan nya supaya tidak keluar, Aluna begitu merasa sakit saat ini karena semuanya seolah mengabaikannya.
💀💀💀
Semoga kalian suka yaa.
riri-can
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
sedih banget ya. bukan kita yg berbuat tapi kita yg merasakan akibatnya
2024-07-31
5
Nadiyah1511
ikut sedih lun...bwt perubahan pada nasibmu lun
2024-07-07
0
Kinay naluw
eh ada ya suami macam gitu.
2024-07-04
0