Awal mula pencarian

“Kei, nanti aku pulang telat ya. Mau jenguk staf divisi sebelah.”

“OK Ma. Kunci juga dah bawa kan? Reporter nubi gini kan nggak tau nanti sampe jam berapa pulangnya.” kata Keisha yang sedang menalikan sepatu ketsnya.

“Jangan lupa doain dapet berita ya Ma"! lanjut nya lagi.

“Pasti dong.. Tetap semangat, anak Mama yang cantik! Jangan lupa makan teratur, istirahat yang cukup trus jangan lupa bahagia ya..” ujar mamanya yang cium pipi Keisha sebelum menghidupkan motor bebeknya dan kemudian melaju menyatu dengan para pengendara lainnya menuju kota.

Seperti inilah kota kabupaten di pinggir kota besar. Sejak pagi sudah penuh orang lalu lalang menuju kota besar.

“Bu, nasi uduk satu dong! Bungkus ya."pesen Keisha di warung depan kantor.

"Kenapa ngga makan disini aja Kei? Bareng-bareng kan enak. Masih 30 menit lagi sebelum masuk." tanya seseorang yang duduk di bangku belakangnya.

"Eh, mbak Vera. Anuu..nanti dicari pak pramono. Orang saya masih staf baru. Ngga boleh pecicilan duluuu!" jawab Keisha nyengir.

Keisha jadi salah tingkah dan bingung harus gimana dengan Vera. Kemaren dengan jelas dia disapa waktu di telpon temannya Ketika mereka sedang xxx. Tapi pagi ini Vera seperti tidak merasa canggung ataupun terganggu.

"Ah, memang aku saja yang berpikir terlalu dalam soal ini.. "pikir Keisha menenangkan diri. Kok jadi malu sendiri.

Vera tertawa dengan teman-teman seperti tanpa beban. Vera memang tipe perempuan yang mudah disukai orang. Supel, percaya diri dan tidak jaim. Dia juga ramah dan siap membantu. Badannya yang sexy dan rambutnya yang hitam sebahu membuat orang menoleh dua kali. Ngga salah klo Riski jatuh hati.

Keisha berharap keramahan Vera itu agak nular dikit aja ke dia.

Keisha menghempaskan bokongnya ke kursi di kubikelnya dan baru membuka nasi uduk ketika Riski tiba2 menyodori satu kap teh panas ke mejanya.

“Teh panas.. Ngga gratis ini. Bayar 5000 ye..!” sambil ketawa2. “Cash!”lanjutnya sambil duduk di kubikel sisinya.

"Ki, maaf ye, gue kemaren ngga tau kalo lagi ada tamu. "kata Keisha pelan2 takut orang lain dengar.

"Santai aja Kei. Ngga masalah kok. Kemaren mao ngomong apaan sih? " tanya Riski sambil membalikkan tempat duduknya. Riski tersenyum memamerkan deretan gigi yang rapi.

Pemuda ini keliatan cool dengan baju abu-abu dan celana hitamnya. Muka tampannya selalu ceria dan selalu menjadi problem solvernya Keisha.

"Ki, aku bingung ma tantangan pak Pramono. " Gimana dong. Gue maluu. Seminggu yang lalu gue nyela abis ide2 dia. Sekarang pikiran gue buntu." rutuk Keisha..

Oh sel abu2 bekerjalaaahhh...

"Berdoa aja dia amnesia Key. Lagian hari ini dia sibuk banget. Hari ini ada rapat. Nubi kaya kamu ngga diundang. Tenang ajah.." kata Riski berusaha menenangkan sambil membawa buku serta alat tulisnya kemudian berjalan masuk ke ruang rapat yang ada di ujung.

Riski memang termasuk seniornya. Sebelum Keisha diterima kerja, Riski sudah 1 tahunan di Time News. Umur Keisha dengan Riski selisih 4 tahun. Sebenernya alasan Keisha masuk karena ada Riski disini.

Cinta terpendamnya yang mungkin tidak akan pernah tumbuh..

“OK, berarti masih ada waktu buat nyari ide spektakuler..” ujar Keisha pada diri sendiri dan mulai menyendok nasi uduknya yang keliatan menggoda.

Harapan tinggal harapan ketika Vera dengan senyum simpulnya tiba2 datang ke kubikel Keisha.

"Keishaa, makannya sudah selesai beloom? Loe disuruh ikut rapat tuu. Semangat yaa.. Semoga hari ini awal perjalanan kamu jadi jurnalis! " ujar Vera menyemangatinya .

”Semangat..semangat..semangat!”lanjut Vera dibelakangnya.

“Udah dong mbaaa..Minta doanya supaya masih hidup abis dari rapat yaa.” cicit Keisha makin nervous. Vera terkekeh..

Keisha membawa buku dan bolpennya. Pikirannya campur aduk berkecamuk mencari jawaban dari pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan oleh Pak Pramono. Sampai di ruang rapat itu otaknya blank..

“Oh, bolehkah aku pengen pingsan aja??” doa Keisha dalam hati.

“Keisha, masuk.” Kata Pak Pramono ramah. "Eh sampai mana tadi? Oh iya, evennya kan Cuma beberapa hari. Tapi tinggal 2 bulanan ini, tolong nanti dikebut ya?” sambungnya.

Keisha masuk ruangan tersebut dan terlihat para senior sedang mencatat hasil rapat yang tertulis di Whiteboard.

“Duduk sini Kei.” Kata mbak Irene sambil menggeser minumannya.

"Maacih mbak". kata Keisha.

“Kei, karena Irene dan Amel lagi hamil dan staf jurnalis kurang, kamu masuk team bantu Mas Yodha nulis tentang The Indigo ya. Saya harap, ide-ide cemerlang kamu bisa kamu realisasikan dengan baik. Riski nanti ikutan bantu juga ya.." ujar Pak Pramono. "Ki, nanti kasi pengarahan yuniormu itu ya.. Jangan pelit-pelit." lanjutnya sambil tersenyum.

"Truus saya harap semua bisa bekerja sama dengan baik.” kata Pak Pramono.

Riski memberi isyarat OK ke bosnya.

“OK Pak. Tentu. Nanti saya minta arahan Mas Riski dan Mas Yodha.” Kata Keisha tergagap.

“Terimakasih ya Tuhan, ngga ditagih Pak Pramono. Besok-besok saya ngga bakal sombong lagi, Tuhan. Besok-besok lagi saya tutup mulut sayaaa..” ujar Keisha dalam hati sambil nangis.

Slamet slamet slamet…

“OK, rapat selesai, Yodha, koordinasikan dengan baik ya. Saya tinggal.”titah Pak Pramono meninggalkan ruangan.

“Siap Om.” Jawab Yodha sambil berjalan ke WhiteBoard.

Yodha bergerak cepat dengan membagi personel untuk meliput The Indigo. Jarang-jarang kota kecil mereka kedatangan Grup Band Legendaris seperti ini. Harus ada pemberitaan besar-besaran.

“Keisha, staf baru kita ini keliatan banget semangat! Kita jangan sampai kalah ya!” kata Yodha yang keliatan antusias banget. Memang di kantor ini semua staf saling menyemangati. Positif vibe semua.

“Kei, kamu dah tau tentang The Indigo? Kalau belum, belajar tentang the Indigo dulu ya.. Seenggaknya lagu-lagunya gitu.” Kata Yodha. “Nanti kalau ada kurang-kurang, banyak yang support kok!”lanjutnya lagi.

“Tenang Mas, Mama aku termasuk grup penggemar berat the Indigo. Secepatnya aku kasi ringkesannya deh..”kata Keisha.

Keisha baru saja menyadari kalau hobi Mamanya ternyata kali ini bisa menyelamatkan hidupnya.

“Bisa tuu.." ujar Yodha. "Kapan? Hari ini?” tanya Yodha kembali.

“Bagi Keisha itu masalah keciiil. Satu jam aja dia langsung dapet tuuu!” kata Riski memprovokatori sambil ambil kacang.

“Iya c, kalau cuma itu, ngga menantang Mas. Pembaca kita itu orang-orangnya kritis” Kata Keisha yang kemudian dia menyesali ucapannya. Kenapa bisa dia terprovokatori Riski..

Riski tertawa penuh kemenangan.

“Memang benar kata Keisha, kalau cuma segitu, ngga usah bikin team ya Kei. OK, dirimu yang kebagian menulis semua tentang the Leader and the Visual: Reza the Great!! Gali terussss.. Kehidupan pribadinya jarang tersorot. Buktikan kalau kamu memang seperti yang kamu gambarkan Ketika tes wawancara itu: Keisha calon wartawan andalan the Time News, Kei!!” Mas Yodha tertawa semangat. Keisha lemes..

“Sepertinya aku berbakat memasukkan diriku ke dalam masalah ya..” keluh Keisha sambil menatap Es teh jeruk di depannya yang mulai berembun.

“Kei, nanti kabari aja kalau sudah dapet. Aku maunya kita tu nggak cuma nulis. Tapi wawancara langsung personnya. Kata Riski, Mamamu itu dulu masuk dalam grup fans Indigo: Indigirl. Bisalah ituuu… biasanya fans grup itu deket ma pihak management. Iya kan?” ujar Yodha penuh semangat. “Yuk, mulai kerja, sementara yang lain sudah ada tugasnya yang aku masukkan ke wa grup.” lanjutnya lagi.

Keluar dari ruang rapat, Keisha langsung ingin cuci muka karena gerah sekali di ruang ber AC tadi. Di tengah perjalanan menuju toilet, ketemu dengan pak Pramono yang sedang membawa kopi panas. “Keisha, saya percaya kalau ide-ide kamu akan memberi kesegaran pada Time News..Semangat ya.”ujar Pramono.

“Percayakan pada saya Pak, saya akan berusaha sebaik-baiknya!” kata Keisha.. yah, mau ngomong gimana lagi…

Keisha izin pulang cepet untuk mencari data-data tentang the Indigo.

Terutama Reza.

“Ah si Om ini ternyata Leader and Visualnya to..”gumam Keisha. Foto Reza yang masih 16 tahun ditaruhnya di stirofoam putih di dinding kamarnya. cowok cakep cuma rada culun..

Setelah izin mamanya membongkar arsip The Indigo (Mamanya benar-benar memilikinya satu koper penuh termasuk Pernik-perniknya) mulailah Keisha memilah anggota-anggota the Indigo. Semua tentang anggota grup itu ditaruh di kotak. Semua dipilah berdasarkan tahunnya. Setelah jam 21.00, Anita datang dan ikut membantu Keisha.

"Siapa itu Kei? menantu Mama ya?" kata Anita ketika melihat gambar di stirofoam.

Terpopuler

Comments

Roronoa Zoro

Roronoa Zoro

Gak sabar menunggu kelanjutan cerita ini 😍

2024-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 The Mysterious Client
2 Meet: Keisha
3 Ketika mimpi berakhir..
4 Awal mula pencarian
5 Kesalahpahaman yang menarik jika dibiarkan
6 Pertama kali bertemu denganmu
7 Meet: Reza
8 Komitmen di jaman sekarang
9 Pertemuan Keisha dan Reza
10 Tentang hati..
11 Ajakan kencan terselubung.(bonus visual)
12 Rencana Cyntia
13 Meet Cindy alias Norma
14 Pamitan ke Mama Anita
15 Perjalanan menjemukan
16 Ada cinta di TN. Gunung Haribo
17 Tentang Cinta
18 Tumpahan Air Cyntia
19 Kedatangan Nyonya Paulina
20 Sesuatu yang berharga
21 Norma dan doa adiknya.
22 Cyntia atau Cyndi, Sungguh tak ada masalah..
23 Perkenalan dengan calon mantu
24 Kamu Harus Tanggung Jawab.
25 Kejutan di siang hari
26 Kegalauan
27 Menghadapi Calon Mertua
28 Skandal
29 Brittany
30 Vera hamil
31 Kantor Reza
32 Nyonya Paulina Meminta Pengertian
33 Kasus orang hilang
34 Keinginan Riski
35 Undangan Nyonya Paulina
36 Perjodohan tanpa Persetujuan
37 Makan malam penuh permintaan
38 Perjuangan Cinta Mirna
39 Pernyataan Riski
40 Kerelaan Norma
41 Hasrat Kelam
42 Jasad yang pertama ditemukan
43 Gadis pertama sebelum semua
44 Mimpi hanyalah bunga tidur, iya kan?
45 Menemui Amadeus..
46 Deal with Amadeus
47 Penuturan Amadeus
48 Pernyataan yang kontradiktif.
49 Prahara ibu ibu
50 Meragukan Reza
51 Kedatangan calon besan
52 Meita
53 Kesempatan hidup
54 Mencari kebenaran yang terkubur
55 Kenangan yang tertinggal
56 Run Meita, Run!
57 Akhir pelarian Meita
58 Cyntia atau siapa?
59 Norma dan keinginan
60 Pernikahan yang tertunda tanpa batas waktu
61 Merunut ingatan Andrea
62 Siska mengadu
63 Penjelasan Andrew
64 Dua lelaki di Antah Berantah
65 Evakuasi Mertua
66 Antara Mertua dan Menantu
67 Cerita Prajurit Tua
68 Korban selamat yang dikenali
69 Bertemu kembali
70 Gadis Workaholic
71 Menemui Meita
72 Bertemunya dua seteru
73 Festival Koramai
74 Kembali bertemu
75 Penculikan Keisha
76 Nyonya Keisha
77 Wajah Lain Sang Pembunuh
78 Private Party
79 Terpergok
80 Seorang Lelaki yang terobsesi
81 Kembali bekerja
82 Meita tersadar
83 Menambah Pikiran
84 Pendatang baru yang mau eksis
85 Mengorek kebenaran tentang Andrea
86 Riski memberi info
87 Mengusir Ulat Bulu
88 Meet: Arnold Lugos
89 Secercah cahaya untuk keadilan
90 Sketsa Identifikasi
91 Jika C bukan untuk Cyntia, Jadi?
92 Menemukan Wiwik
93 Norma alias Cyndi
94 Kesaksian Cyndi
95 Rencana Thomas.
96 Penggeledahan Polisi
97 Sang Artis yang Dermawan
98 Pelarian
99 Garis dua
100 Airin pun Pingsan
101 Bertemu di Alexandria
102 Tentang Andrea
103 Surat untuk Pertemuan.
104 Penyelesaian.
105 Extra
106 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
The Mysterious Client
2
Meet: Keisha
3
Ketika mimpi berakhir..
4
Awal mula pencarian
5
Kesalahpahaman yang menarik jika dibiarkan
6
Pertama kali bertemu denganmu
7
Meet: Reza
8
Komitmen di jaman sekarang
9
Pertemuan Keisha dan Reza
10
Tentang hati..
11
Ajakan kencan terselubung.(bonus visual)
12
Rencana Cyntia
13
Meet Cindy alias Norma
14
Pamitan ke Mama Anita
15
Perjalanan menjemukan
16
Ada cinta di TN. Gunung Haribo
17
Tentang Cinta
18
Tumpahan Air Cyntia
19
Kedatangan Nyonya Paulina
20
Sesuatu yang berharga
21
Norma dan doa adiknya.
22
Cyntia atau Cyndi, Sungguh tak ada masalah..
23
Perkenalan dengan calon mantu
24
Kamu Harus Tanggung Jawab.
25
Kejutan di siang hari
26
Kegalauan
27
Menghadapi Calon Mertua
28
Skandal
29
Brittany
30
Vera hamil
31
Kantor Reza
32
Nyonya Paulina Meminta Pengertian
33
Kasus orang hilang
34
Keinginan Riski
35
Undangan Nyonya Paulina
36
Perjodohan tanpa Persetujuan
37
Makan malam penuh permintaan
38
Perjuangan Cinta Mirna
39
Pernyataan Riski
40
Kerelaan Norma
41
Hasrat Kelam
42
Jasad yang pertama ditemukan
43
Gadis pertama sebelum semua
44
Mimpi hanyalah bunga tidur, iya kan?
45
Menemui Amadeus..
46
Deal with Amadeus
47
Penuturan Amadeus
48
Pernyataan yang kontradiktif.
49
Prahara ibu ibu
50
Meragukan Reza
51
Kedatangan calon besan
52
Meita
53
Kesempatan hidup
54
Mencari kebenaran yang terkubur
55
Kenangan yang tertinggal
56
Run Meita, Run!
57
Akhir pelarian Meita
58
Cyntia atau siapa?
59
Norma dan keinginan
60
Pernikahan yang tertunda tanpa batas waktu
61
Merunut ingatan Andrea
62
Siska mengadu
63
Penjelasan Andrew
64
Dua lelaki di Antah Berantah
65
Evakuasi Mertua
66
Antara Mertua dan Menantu
67
Cerita Prajurit Tua
68
Korban selamat yang dikenali
69
Bertemu kembali
70
Gadis Workaholic
71
Menemui Meita
72
Bertemunya dua seteru
73
Festival Koramai
74
Kembali bertemu
75
Penculikan Keisha
76
Nyonya Keisha
77
Wajah Lain Sang Pembunuh
78
Private Party
79
Terpergok
80
Seorang Lelaki yang terobsesi
81
Kembali bekerja
82
Meita tersadar
83
Menambah Pikiran
84
Pendatang baru yang mau eksis
85
Mengorek kebenaran tentang Andrea
86
Riski memberi info
87
Mengusir Ulat Bulu
88
Meet: Arnold Lugos
89
Secercah cahaya untuk keadilan
90
Sketsa Identifikasi
91
Jika C bukan untuk Cyntia, Jadi?
92
Menemukan Wiwik
93
Norma alias Cyndi
94
Kesaksian Cyndi
95
Rencana Thomas.
96
Penggeledahan Polisi
97
Sang Artis yang Dermawan
98
Pelarian
99
Garis dua
100
Airin pun Pingsan
101
Bertemu di Alexandria
102
Tentang Andrea
103
Surat untuk Pertemuan.
104
Penyelesaian.
105
Extra
106
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!