Terungkapnya keberadaan si kembar

Jantung Yara berdegup kencang, dia menatap kaget ke arah putrinya yang berlari menghampiri Alva. Yara benar-benar tidak tahu jika ternyata putrinya sudah mengenal Alva. Dia pun beranjak berdiri, begitu pun dengan Salma. Sementara Alva, pria itu langsung menyambut Vara dalam pelukannya.

"Om Alpa kok di cini?" Tanya Vara setelah pelukan mereka terlepas.

"Om sedang ada keperluan, kalau Vara ngapain disini hm?" Tanya Alva seraya mengelus lembut kepala anak itu.

Sebelum Vara menjawab, Yara sudah menarik tangan putrinya itu dengan sedikit kasar. Membuat Alva yang melihatnya tak terima. Pria itu beranjak berdiri dan menatap Yara yang berusaha menarik Vara yang berontak.

"Vala mau cama Om Alpa Bundaaa!" Seru Vara yang mana membuat Alva terkejut.

Karena Vara terus berontak, akhirnya Yara menggendongnya dan membawa masuk kembali ke kamar. Dia menghiraukan tangisan Vara yang histeris. Sedangkan Jovan, dia berdiri di ambang pintu menatap ke arah Alva yang sedang memandangnya dengan tatapan terkejut.

Salma segera menghampiri kedua cucunya dan mengamankannya. Setelah pintu kamar tertutup, Yara berbalik dan menghampiri Alva yang meminta penjelasan darinya. Dengan tangan bergetar Alva menunjuk ke arah pintu itu. Matanya pun menatap Yara dengan mata berkaca-kaca.

"Anak itu ... kenapa dia memanggilmu Bunda?" Tanya Alva dengan suara bergetar.

"Itu bukan urusanmu Mas! Lebih baik, kamu tanda tangani surat perpisahan kita!" Sentak Yara dan mengambil surat itu dan memberikannya pada Alva.

"Jawab dulu, siapa anak itu!" Bentak Alva dengan tatapan tajam.

"Aku bilang, bukan urusanmu Mas!" Sentak Yara dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Alva mencoba tenang, dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan pelan. "Vara memanggilmu Bunda, apa dia anakmu? Dan, anak laki-laki itu ... Apa mereka kembar? Kalau keduanya anakmu, berarti mereka juga anakku kan?" Ujar Alva dengan suara yang lirih.

"Bukan! Mereka anakku!" Balas Yara dengan tatapan tajam.

Alva tersenyum tipis, dia meraih kertas yang ada di tangan Yara dan menyobeknya di hadapan wanita itu. Melihat itu, tentu saja Yara kaget sekaligus kesal. Dia menatap tajam Alva yang melempar sobekan kertas itu ke atas. Membuat sobekan kertas itu menghujani mereka.

"Apa-apaan kamu!" Bentak Yara dengan tatapan tajam.

"Kamu tidak mau menjelaskannya, aku pun tidak mau menandatanganinya." Ujar Alva dengan santai.

Alva berjalan menuju pintu dimana kedua anaknya berada, Yara sudah pasti mengejar pria itu dengan panik. Dengan sekali gerakan, Alva membuka pintu itu. Dia melihat Vara yang sedang menangis histeris. Melihat keberadaan Alva, tanpa di duga Vara berlari dan memeluk kaki pria itu.

"Vala mau cama om Alpa, Vala mau cama Om!" Rengek Vara.

"Vara!" Yara berusaha menarik tangan putrinya, tetapi Alva malah menepisnya. Dia menatap tajam Yara sebelum meraih Vara dalam gendongannya.

Tangisan Vara terhenti, bocah menggemaskan itu tampak nyaman di gendongan Alva. Sedangkan Yara, wanita itu sudah sangat panik. "Mas, aku mohon turunkan Vara. Dia tidak memiliki hubungan denganmu, dia hanya anakku. Tidak ada ikatannya denganmu," ujar Yara seraya menangkupkan tangannya.

"Kalau begitu, kita lakukan tes DNA."

"Apa?! Enggak! Aku enggak mau!" Sentak Yara dengan ketakutan.

Alva menyeringai, dia semakin yakin saat melihat ketakutan di wajah istrinya itu. Tatapannya pun beralih menatap ke arah Jovan, bocah laki-laki itu memandangnya dengan tatapan lekat. Melihat Jovan, Alva seakan tengah memandang dirinya sendiri saat masih kecil. Perlahan, Alva berjalan mendekati Jovan. Lalu, dia berjongkok dengan Vara yang masih berada di gendongannya.

"Ibu." Lirih Yara pada Salma yang masih terkejut dengan situasi saat ini.

Alva meraih tangan Jovan, lalu dia menggenggamnya dengan lembut. Mata Alva berkaca-kaca, dia jadi ingat pertemuannya pertama kali dengan Jovan. "Hai, kita bertemu lagi." Ujar Alva dengan menahan air matanya.

Jovan menarik tangannya dari genggaman Alva, lalu dia berlari menghampiri sang bunda dan bersembunyi di belakang wanita itu. Respon putranya membuat hati Alva merasa sakit, berbeda dengan putrinya yang menyambutnya dengan antuasias.

"Sebaiknya kamu kembali Mas! Dan kembalikan putriku!" Sentak Yara.

Alva menurunkan Vara, dia menatap putrinya itu dengan tatapan lembut. Alva benar-benar tak menyangka, jika di hadapannya saat ini adalah darah dagingnya sendiri. "Besok, om akan kembali lagi." Ujar Alva yang masih menyebut dirinya om.

Vara mengangguk, dia membiarkan Alva beranjak pergi dari sana. Tapi, sebelum keluar dari kamar itu. Alva menatap ke arah Yara dengan tatapan yang datar. "Besok, aku akan kembali. Kita lakukan tes DNA pada mereka, dan membuktikan semuanya. Apakah mereka anakku atau bukan seperti ucapanmu." ujar Alva sebelum beranjak pergi meninggalkan kediaman Salma.

Tubuh Yara luruh, wanita itu menangis seraya memeluk Jovan. Vara yang melihat sang bunda menangis, jadi ikutan menangis. Begitu juga dengan Jovan, pria kecil itu memeluk erat leher sang bunda.

"Bunda jangan sedih hiks ... Jovan gak akan ikut Ayah, Jovan akan selalu sama Bunda hiks ...." Isak Jovan.

Tangisan Yara terhenti seketika, dengan tatapan terkejut dia menatap putranya. "Jovan tahu?" Tanya Yara.

Jovan mengangguk, dia melepas pelukan Yara dan berlari ke sudut lemari. Dengan susah, Jovan meraih sesuatu yang dia sembunyikan di pinggir lemari itu dan membawanya ke hadapan Yara. Melihat apa yang putranya berikan, air mata Yara kembali menetes.

"Itu foto pernikahan Bunda dan Ayah, Jovan nemu di bawa tempat tidur nenek hiks ... maaf Bunda, Jovan ... Jovan juga dengerin Bunda ngobrol sama Om Azka hiks ... Ayah jahat, Jovan enggak suka hiks ...."

Hati ibu mana yang tidak sakit saat mengetahui jika putranya mendengar pembicaraan akan permasalahan dalam rumah tangganya. Serapih mungkin, Yara tak akan memberi tahu putranya tentang masalahnya. Namun, putranya itu justru malah mengetahuinya dengan caranya sendiri.

"Jovan hiks ...,"

Sedangkan Alva, pria itu masih berada di dalam mobil. Dia menatap rumah mertuanya dengan tatapan tajam, tangannya memegang setir mobilnya dengan kuat. Pria itu benar-benar marah, dia tak menyangka jika Yara menyembunyikan kedua anaknya. Selama lima tahun. Pria tak tahu jika dirinya sudah memiliki anak.

"Benar-benar kamu Yara ... lima tahun ini kamu menghilang dan ini alasanmu pergi dariku hah? Kamu pergi karena saat itu kamu sedang hamil. Empat tahun usia mereka ... selama itu aku berpisah dengan darah dagingku sendiri. Sekarang, kamu masih menyangkalnya?" Lirih Alva.

Alva jadi mengingat pertemuan nya dengan Azka beberapa hari lalu. Dimana, adiknya berkata jika Azka menjemput keponakannya. Kenapa Alva tak sadar akan hal itu?!

"Keponakan yang Azka maksud, adalah anak-anakku. Kenapa aku tidak curiga saat itu." Batin Alva merutuki dirinya sendiri.

Kemudian, pria itu mengambil ponselnya. Dia menelpon seseorang dengan tatapan yang tak lepas dari rumah Salma. Tak lama, dua buah mobil datang dan terhenti tepat di belakang mobil Alva. Pria itu memutuskan turun dan menghampiri beberapa orang berpakaian hitam yang keluar dari mobil tadi.

"Pantau rumah ini, dan beri aku kabar jika penghuni rumah ini keluar dengan membawa sepasang anak kembar. Pastikan, sepasang anak kembar itu tidak keluar dari rumah ini sebelum aku datang besok." Titah Alva dengan tatapan dinginnya.

"Baik bos!" Sahut mereka.

Alva mengangguk, dia kembali ke mobilnya. Sebelum memasuki mobilnya, Alva melihat kembali rumah mertuanya. "Twins, Besok Ayah akan datang kembali menemui kalian." Batin Alva dengan senyuman hangat miliknya.

____

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Susah ini, sulit ini 🤧🤧🤧

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Hallo tuan Alvamart yang terhormat jangan menyalahkan Yara atas semua kesalahan yang telah kalian perbuat, Yara pergi bukan ingin memisahkan kalian tapi takuttt dipisahkan dari anak2nya...

Vara benar2 rindu ayahnya sang pemilik cinta pertamanya sedang Jovan menghormati ibunya sang pemilik cinta pertamanya juga. Jovan anak Genius tapi jauh dari lubukk hati terdalamnya dia sangaat merindukan ayahnya..
Sedih campur kesel ya, lihat anak2 ketemu ayahnya bahagia tapi bapaknya aduhh pura2 amnesia.. Go Alvamart buktikan kesungguhanmu pada Yara awas jangan semaunya kamu harus pintar mengambil hatinya, belajarlah dari pengalaman jangan sampai menyakiti yara untuk yang kesekian kalianya..

Terimakasih telah up banyak kak, semangaat💪

2024-05-20

152

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

jangan sembarang menghujat, alva! ingat, kamu menipu yara dulu, demi menuruti istrimu dayana. ingat! 😤😤

2025-02-08

3

fsf

fsf

enak aja nyalahin orang ngak ngaca kalau semua karna ulahmu dan istri tercintamu itu

2024-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!