OM ALPAAA!

Alva menatap kosong ke arah jendela kamarnya, dia masih mengenakan pakaian berwarna hitam setelah proses pemakaman sang istri. Pria itu tak beranjak dari duduknya, dia hanya mengurung dirinya di kamar setelah istrinya di makamkan. Di tangannya, terdapat sebuah map yang berisikan surat perceraian nya dengan Yara.

Cklek!

"Alva,"

Logan datang menemui putranya, karena sepulang dari makam tadi, dia tak mendapati putranya keluar kamar hingga malam tiba. Pria paruh baya itu mendudukkan dirinya di sebelah Alva, dan turut memandang ke arah jendela kamar putranya. Sejenak, dia menghela nafas pelan sebelum berbicara pada pria di sebelahnya itu.

"Ikhlaskan, Dayana sudah tidak merasakan sakit lagi. Sekarang, fokus pada kehidupanmu selanjutnya." Ujar Logan tanpa menatap ke arah Alva.

"Aku tidak memiliki kehidupan lagi, Dad. Aku sudah tidak punya tujuan lagi," ujar Alva dengan nada yang lirih.

Loga beralih menatap putranya, "Istri keduamu bagaimana? Kamu sudah kembali bertemu dengannya, apa kamu lepas tanggung jawab begitu saja?" Tanya Logan dengan tatapan heran.

"Dia ... ingin berpisah." Ujar Alva seraya menunduk, menatap map yang Yara berikan padanya.

Logan terkejut, dia menatap map coklat itu dan meraihnya dengan cepat. Lalu, tanpa izin pada Alva dia langsung mengambil kertas dalam map itu dan membukanya. Surat itu menyatakan perpisahan antara Alva dan Yara. Hanya Yara yang sudah menandatanganinya, sementara Alva belum.

"Sekarang, bagaimana keputusanmu? Ini lah akibat kamu bermain dengan perasaan wanita." Desis Logan.

"Aku mencintai Dayana, tapi keluarga ini butuh penerus. Semuanya bermula dari rencana Dayana yang ingin aku memiliki penerus. Dari awal, aku sudah bilang. Jika aku tidak mau, dia paham akan konsekuensinya. Aku ... aku tidak sadar jika terjebak dengan perasaanku sendiri." Lirih Alva.

"Terjebak perasaanmu sendiri? Maksudmu ... kamu mencintai Yara?" Tanya Logan dengan seringai di bibirnya.

Alva mengangguk, dia tak menafikkan hal itu. Selama kepergian Yara, Alva merasa ada sesuatu yang hilang dari hatinya. Dia mencintai Dayana, tetapi dia juga mencintai Yara. Alva tahu, jika dirinya egois. Namun, dia merasa tak bisa menghentikan perasaannya.

"Sudah Daddy duga, kamu pasti mencintainya. Alva, dengar. Tidak mungkin kamu berhubungan dengannya tanpa ada rasa. Cintamu pada Dayana tidak begitu besar, buktinya ... Yara bisa membuatmu jatuh cinta padanya. Haaah ... cinta membuatmu b0d0h yah." Logan terus memojokkan putranya, membuat Alva yang mendengarnya pun kesal.

"Kalau Daddy tidak bisa memberikan solusi, lebih baik diam saja." Kesal Alva.

"Kalau solusi Daddy ... sama seperti keinginan istri keduamu itu. Lepaskan saja, biarkan dia bahagia dengan yang lain. Sudah cukup kamu menyakitinya, kamu telah memposisikannya di posisi sulit." Sahut Logan yang mana membuat Alva terdiam.

Logan beranjak berdiri, dia kembali menyerahkan map dan kertas itu pada Alva. Lalu, dia menepuk bahu putranya itu sebelum beranjak pergi dari sana. Perlahan, pandangan Alva turun. Menatap kertas perceraiannya dengan Yara. Haruskah dia menandatanganinya?

.

.

.

Di kediaman Salma, wanita paruh baya itu terlihat memasuki dapurnya. Dia baru saja menganti pakaiannya yang terkena minyak. Namun, saat kembali. Dirinya terkejut melihat wajan yang berisikan tumis brokolinya sisa setengah porsi saja.

"Eh? Kok sisa setengah? Perasaan tadi banyak deh ... apa ada tikus?" Gumam Salma dengan heran.

Wanita itu pun pegi dari dapur, dia akan menanyakan hal itu pada putrinya. Namun, tanpa dia ketahui. Sosok bocah menggemaskan kembali mendatangi dapur. Dia menarik kursi kecil dan menaikinya. Lalu, bocah menggemaskan itu kembali melahap sayur brokoli yang ada di wajan setelah berhasil menggapainya.

"Tadi Ibu sudah masak, tapi habis. Coba kamu lihat du ... eh?!" Salma yang baru saja kembali terkejut melihat cucunya yang kepergok sedang memakan sayur brokoli itu. Siapa lagi kalau bukan Vara, si bocah menggemaskan yang selalu membuat pusing semua orang.

"Astagaaa ... nenek kira tikus yang makan, ternyata kembarannya yah." Ledek Salma yang mana membuat Yara tertawa kecil. Dia menghampiri putrinya dan mencubit gemas pipi anak itu.

"Vara lapar?" Tanya Yara dengan lembut.

"Heum! Tapi balu makan tadi, cekalang lapal lagi. Mau cucu, nda ada. Minta om Acka, Om na belum pulang." Celoteh Vara dan kembali menyuap sayur itu ke mulutnya.

Yara menggelengkan kepalanya, "Yasudah, mau makan lagi?" Tanya Yara.

Vara menggeleng, "Cudah kenyang, tinggal ganggu abang duluuul!" Seru Vara dan berlari menyusul abangnya yang berada di ruang tengah. Yara menggelengkan kepalanya, putrinya suka sekali menganggu kembarannya.

"Biar Yara masak lagi aja Bu, ibu istirahat aja." Saran Yara seraya membuka pintu kulkas milik sang ibu.

"Kita masak bersama aja, nanti ...,"

Tok!

Tok!

Salma dan Yara saling tatap, keduanya seakan bertanya lewat tatapan. Siapakah malam-malam bertamu seperti ini? Jika Azka, tidak mungkin. Pria itu pasti akan langsung masuk. Apalagi, Azka sudah izin ada acara dengan para teman-temannya. Sehingga, pria itu pasti akan pulang tengah malam.

"Coba kamu lihat sana, biar Ibu yang lanjut masak." Tetap Salma.

Yara mengangguk, dia segera berjalan menuju pintu dan melihat siapa yang bertamu. Sebelum membuka pintu, Yara lebih dulu melihat dari balik gorden. Yara bisa melihat jelas siapa tamu yang datang semalam ini.

"Mas Alva." Gumam Yara dengan mata membulat sempurna. Raut wajahnya berubah pias, dia segera berbalik dan menghampiri kedua anaknya yang sedang berada di ruang tengah. Lalu, wanita itu menarik mereka masuk ke dalam kamar.

"Bundaaa! olang lagi nonton jugaa. .. kebulu tumbuh lambut ci kembal botakna nantii!" Rengek Vara dengan kesal.

"Diam disini, jangan keluar dan berisik. Oke! Jovan, tolong jaga adiknya. Kalau bisa jangan sampai bersuara," ujar Yara memperingati keduanya.

"Emang kenapa ci, Vala kan ...,"

"Diam! Bunda suruh diam! Nyer0c0s aja kerjanya!" Desis Jovan dengan tatapan tajam.

Di saat merasa aman, Yara kembali keluar kamar. Tak lupa, ia menutup pintu agar kedua anaknya tak ada yang keluar. Dengan perasaan gugup, Yara berjalan menuju pintu dan membukanya. "Mas, ngapain datang malam-malam seperti ini? Aku bilangkan, cukup dengan jasa kirim saja. Ngapain repot ke rumah," ujar Yara menahan kegugupannya.

"Boleh kita bicara sebentar di dalam?" Tanya Alva dengan tatapan serius. Dengan ragu, Yara mengangguk. Dia membiarkan Alva masuk ke dalam rumah sang Ibu. Walau bingung dengan kedatangan Alva yang mendadak, Yara tetap dengan sopan membiarkan pria itu duduk di sofa ruang tamu dengan nyaman.

"Siapa yang datang Ra?" Salma datang menghampiri putrinya. Wanita paruh baya itu terkejut mendapati Alva yang berada di rumahnya.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Salma dengan ketus saat melihat kedatangan Alva di rumahnya.

"Bu, ada yang Mas Alva ingin bicarakan. Lebih baik, kita duduk saja dan dengarkan apa yang Mas Alva ingin sampaikan." Tegur Yara

Dengan setengah hati, Salma mendudukkan dirinya di hadapan Alva. Sementara Yara, wanita itu duduk di sebelah sang ibu seraya menatap lurus ke arah pria di hadapannya. Tak lama, Alva menyerahkan map coklat yang pernah Yara berikan padanya saat itu. Salma dan Yara tentu saling pandang, ibu dan anak itu tentu tahu isi map tersebut.

"Apa Mas sudah menandatanganinya?" Tanya Yara dengan tatapan penasaran.

"Belum, aku ingin bertanya sekali lagi padamu. Apa kamu yakin tetap berpisah dariku?" Jawab Alva dengan tatapan lekat.

Yara terkejut dengan perkataan Alva, dia pikir pria itu sudah menandatanganinya. "Ten-tentu saja, keputusanku sudah bulat." Sahut Yara dengan gugup.

Alva mengangguk, dia mengambil map itu kembali dan mengeluarkan sebuah kertas dari sana. Kemudian, pria itu mengambil pena miliknya dari balik saku jaketnya dan berniat akan menandatanganinya. Tatapan Yara tak lepas dari tangan Alva yang terlihat bergetar. Bahkan, jelas sekali terlihat jika pria itu seakan berat untuk menandatanganinya.

Sementara di kamar, Vara mulai membuka pintu. Gadis kecil itu mengintip karena penasaran siapa tamu yang datang seperti kebiasaan nya. Namun, saat melihat sosok pria yang dirinya kenal, Vara pun membuka pintu dengan lebar. Hal itu, tentu membuat Jovan terkejut dengan perbuatan sang adik yang melanggar perintah Bunda mereka.

"Vara ja ...,"

"OM ALPAAAA!"

Degh!

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Aduh Vara malah teriak kan jadi ketahuan loh, tapi ini benar2 ketahuan gak ya..
Biarkan Alva dan Yara berpisah, tapi tidak dengan anak2nya mereka butuh pigur seorang Ayah, Vara dan Jovan sangaat merindukan Ayahnya..
Dayana sudah tidak ada, tidak ada yang berani lagi memisahkan sikembar dari ibunya kecuali kalau alva yang bertindak..
Dad Logan terus jadi kompor, dia tahu kalau Anaknya telah jatuh hati pada Yara. Alvamart kalau mau Yara harusnya berjuang, Jangan menyia2kan kesempatan yang ada sebelum nanti ada laki2 yang tulus yang mau menerima Yara apa adanya..

2024-05-19

77

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

yara salah kalau menjauhkan alva dari anak2nya

2025-02-08

3

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Yara jangn egois juga biarlah anak2 mu bertemu dengan ayahnya kasihan Jovan dan Vara kepingin ketemu dan lihat Ayahnya

2025-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!