Berduka

Ruang rawat Dayana menjadi ramai, dokter James segera datang dan memeriksa keadaan Dayana. Kedua suster segera mengamankan Alva yang histeris, pria itu tentunya syok dengan apa yang terjadi pada sang istri. Melihat Dayana yang mengeluarkan darah seperti itu dari mulut dan hidungnya, membuat trauma sendiri bagi Alva.

"Tolong, tetap bertahan hiks ... kamu sudah berjuang sejauh ini Dayana, apa kamu mau menyerah?! hiks ...." Isak Alva.

Dokter James berusaha memberikan penanganan, dia meminta kedua suster nya untuk membawa Alva keluar. Terpaksa, Alva keluar dengan keadaan tak rela. Suster kembali masuk, dan menutup pintu dengan rapat. Alva hanya bisa melihat keadaan Dayana dari kaca pintu. Dimana dia melihat dokter sedang memasangkan selang oksigen dan beberapa alat lainnya pada tubuh istrinya itu.

"Kak Dayana kenapa Bang? Kenapa dia kembali drop?" Tanya Zoe dengan suara bergetar.

Alva menggeleng, dia tidak tahu apa yang terjadi. Tatapannya beralih menatap ke arah Yara yang duduk di kursi tunggu. Melihat Alva yang menatapnya, Yara segera beranjak berdiri dan melangkah mendekati pria itu. Wajah Alva sembab karena menangis, Yara yakin dengan sangat jika pria itu pasti khawatir dengan keadaan Dayana.

Di saat yang bertepatan, orang tua Alva dan juga Dayana datang setelah Zoe mengabari mereka tentang kondisi Dayana. Raut wajah ketiganya terlihat sangat syok. Apalagi Reyhan, pria itu sudah menangis histeris melihat putrinya yang kembali kritis.

"Mas, Maaf. Aku datang di waktu yang tidak tepat, aku tidak tahu jika akan terjadi hal seperti ini. Aku ...,"

"Apa yang telah kamu lakukan pada kakak iparku?! Sebelum kamu datang, kakakku itu baik-baik saja! Tapi setelah kamu menemuinya, dia kembali drop!" Bentak Zoe dengan menunjuk ke arah Yara.

"Aku tidak bermaksud! Kami hanya mengobrol dan tiba-tiba saja Mba Dayana batuk darah dan mimisan! Bahkan aku juga tidak tahu dia sakit apa!" Balas Yara dengan tatapan tajam.

"Tetap kamu yang salah! Karena kamu ...,"

"BERHENTI ZOE! YARA TIDAK SALAH! KONDISI DAYANA SUDAH BURUK SEJAK AWAL!" Alva membentak sang adik, mata pria itu terlihat tajam.

Mendengar teriakan Alva memanggil nama Yara, sontak Logan langsung mengalihkan pandangannya. Dia melihat Yara dengan tatapan lekat, pertama kalinya dia bertemu dengan istri kedua putranya. Logan hanya tahu namanya, dan dia telah menemukannya.

"Tapi Bang, dia ...,"

"Yara, Dayana menderita kanker stadium akhir. Selama empat tahun ini, dia sudah berjuang melawan kankernya. Saat ini dia kembali drop, itu bukan salahmu." Ujar Alva dengan memandang teduh ke arah wanita di hadapannya itu.

Yara tampak syok, tetapi dia menormalkan kembali ekspresinya. Tiba-tiba, seorang suster keluar dari ruangan Dayana. "Pasien ingin bertemu dengan Nona Yara dan Tuan Alva!" Seru Suster itu.

Mereka langsung menatap ke arah Alva dan Yara, terlebih Zoe. Dia menatap bingung ke arah Yara, mengapa kakak iparnya malah mencari wanita di hadapan saat ini? Namun, Zoe belum sempat bertanya. Alva sudah menarik lembut tangan Yara memasuki ruangan Dayana.

"Dia siapa?" Tanya Grace dengan tatapan bingung.

"Menantumu." Jawab Logan dengan santai.

"Apa?! Ja-jadi ... dia?! Astaga." Kaget Grace dengan mata membulat sempurna

Melihat kedatangan Alva dan Yara, Dayana tersenyum tipis di balik masker oksigennya. Tatapan mata wanita itu terlihat sayu, nafasnya terdengar sulit. Perlahan, dia mengulurkan tangannya. Dia meraih tangan Yara dan menggenggamnya dengan lembut. Sementara Alva, dia berdiri di sisi yang berhadapan dengan Yara.

"Yara, boleh aku minta satu permintaan?" Suara Dayana. benar-benar terdengar lirih, seakan wanita itu tengah menahan rasa sakitnya.

"Mba mau apa? Mba butuh apa?" Tanya Yara dengan cepat.

"Tolong, maafkan semua kesalahanku. Maafkan aku yang sudah menghancurkan kehidupanmu dan impianmu. Aku minta maaf," ujar Dayana.

Alva mengalihkan pandangannya, pria itu mengusap air matanya yang sempat luruh. Melihat istrinya saat ini, d4da Alva terasa sesak. Dia tak bisa berbuat apapun, pria itu tak sanggup melihat keadaan Dayana yang seperti ini.

"Aku sudah memaafkan kamu Mba. Kamu harus semangat untuk sembuh," ujar Yara yang tak sadar turut menjatuhkan air matanya.

Tatapan Dayana beralih ke arah Alva, wanita itu meraih tangan suaminya dan menggenggamnya dengan lemah. "Maaf, maaf jika aku egois Mas." Lirih DAyana.

Alva menggeleng, "Bertahanlah, bertahanlah sebentar lagi. Tolong, jangan membuatku takut seperti ini." Isak Alva seraya meraih tangan istrinya dan meng3cup nya dengan kuat. Bukan itu saja, berkali-kali Alva mengecup pelipis Dayana dan menangis untuk wanita itu.

Yara membuang wajahnya, ada rasa sakit di hatinya kala melihat perlakuan Alva pada istri pertamanya. Mau kecewa pun, Yara tak memiliki alasan. Dia segera menarik tangannya yang di genggam oleh Dayana dan berusaha tegar melihat sepasang suami istri yang terlihat saling mencintai itu.

"Aku mencintaimu Mas, sangat." Lirih Dayana. sebelum kembali mengalami penurunan kesadaran.

"DAYANA! DAYANAA!" Teriak Alva seraya mengguncang bahu istrinya.

Teriakan Alva membuat Reyhan berlari masuk, pria paruh baya itu langsung menyingkirkan Alva dan memeluk tubuh kurus sang putri. "Ayana! Ayana! Putri Papa, bangun nak hiks ... jangan buat kami semua takut hiks ... Papa hanya punya kamu hiks ...."

"Tuan, mohon maaf. Biarkan kami memeriksa keadaan pasien." Seru Dokter James.

Suster menarik Reyhan menjauh, dokter James langsung melakukan pemeriksaan terhadap Dayana. Tatapan matanya beralih menatap ke layar monitor medis. Perlahan, gerakan detak jantung itu menjadi lurus. Layar monitor berbunyi, Reyhan langsung menjerit saat mendengar nya. Sedangkan Alva, dia hanya bisa terdiam dengan air matanya yang terus mengalir.

Tak sampai sana, dokter berusaha mengembalikan detak jantung Dayana. Namun sayangnya, hasilnya nihil. Dayana, tak dapat di selamatnya. Dokter James menatap Alva dengan nafas memburu, dia menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Enggak hiks ... enggak! Dayanaaa!" Alva kembali mendekati brankar Dayana, dia mengguncang kuat tubuh istrinya itu.

"Sus, tolong catat tanggal kematiannya." Ujar Dokter James seraya melepas sarung tangannya.

Yara melangkah mendekati Alva, wanita itu turut berduka atas kematian Dayana. Dengan ragu, Yara mengangkat tangannya. Dia mengelus bahu Alva yang bergetar kuat karena tak kuat melihat kepergian sang istri. Sementara Reyhan, pria paruh baya itu sudah pingsan saat mengetahui putri semata wayangnya tak lagi dapat di selamatkan.

"Mas, yang sabar. Mba Dayana pasti sedih kalau kamu menangisi kepergiannya seperti ini." Lirih Yara.

"Yara ...."

Bugh!

Yara terkejut mendapati Alva yang berbalik dan memeluknya dengan erat. Tak di sangka, Yara membalas pelukan Alva. Dia tahu, pria itu kini sedang rapuh. Bukan saatnya untuk membawa masalah mereka saat ini. Dia mencoba mengelus bahu Alva, memberikan ketenangan untuk pria itu.

"Aku tahu kamu sangat mencintai Mba Dayana Mas, tapi Mba Dayana mungkin lelah dengan sakitnya. Ternyata, kamu serapuh ini setelah mba Dayana pergi untuk selamanya." Batin Yara seraya meneteskan air matanya. Dia tak lama mengenal Dayana, tetapi dia juga merasa kesedihan yang Alva rasakan.

Alva melepaskan pelukannya, pria itu menatap Yara dengan matanya yang sembab. Perlahan, tangan Yara terangkat. Dia mengusap pipi Alva untuk menghapus air mata pria itu. Setelah sekian lama, Alva kembali merasakan usapan lembut Yara. Dia masih ingin menangis, tetapi Yara terus mengusap air matanya yang terus turun.

"Kamu cinta terakhir Mba Dayana, dia sangat mencintaimu. Jadilah pria yang mencintainya seperti yang dia inginkan. Kamu harus kuat," ujar Yara dengan tersenyum tipis.

Yara mengambil sebuah map dari atas brankar yang tadi dirinya tinggal, lalu dia memberikan map itu pada Alva. Dengan bingung, Alva menerimanya. Dia menatap Yara dengan tatapan bertanya.

"Itu surat perpisahan kita, aku ingin kamu menandatanganinya agar hubungan kita jelas. Mari berpisah Mas, kita sudah tidak bisa lagi bersama."

Deghh!

"Yara ...,"

"Tidak perlu hari ini juga, aku paham jika sekarang bukan saatnya. Simpan surat itu, aku tunggu tanda tanganmu di sana. Kalau begitu, aku pamit Mas. Jika sudah, kamu bisa kirimkan lewat jasa kirim ke rumah Ibu." Ujar Yara sebelum memutuskan untuk beranjak pergi. Meninggalkan Alva yang mematung di tempat dengan keadaannya yang terlihat terpukul.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, Yara bukan wanita egois di detik2 akhir hidup Dayana dengan lapang dada dia memaafkan Dayana..

Turut berduka cita atas meninggalnya istri pertama Alvamart, semoga alm diberi ketenangan ditempatkan ditempat terbaik.. 🤧😂🤦‍♀️

Ny. Grace sudah tahu kebenarannya, Semoga mereka tahu keberadaan sikembar biarkan alvamart hidup dalam penyesalan dulu, Jangan biarkan Kembali pada Yara disaat dayana dah meninggal...

2024-05-19

128

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

pilihan tepat yara. biarkan mereka tenang dulu.

2025-02-08

3

AnaZa O

AnaZa O

kalo yara smpe mau kmbali dg mudqhnya, brarti dia begok
cinta boleh, begik jangab

2025-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!