Di luar rencana

Alva membuka pintu dengan lebar, dia membiarkan Yara masuk. Perlahan, wanita itu melangkah masuk. Matanya langsung bersitatap dengan Dayana yang ternyata juga tengah menatap ke arahnya. Sontak, Yara tertegun melihat penampilan Dayana sekarang.

Dayana terlihat sangat berbeda dengan lima tahun saat terakhir Yara bertemu dengan wanita itu. Tubuhnya sangat kurus, tak ada rambut yang menjadi mahkotanya. Kulitnya tak seputih dulu, raut wajahnya terlihat sangat lesu. Yara tidak tahu apa yang telah terjadi pada wanita itu, tapi yang jelas dia tau jika sakit Dayana tidaklah ringan.

"Yara." Lirih Dayana. dengan mata berkaca-kaca.

Yara berjalan ke arah Dayana, dia terhenti di sisi brankar wanita itu. Tubuhnya menegang sempurna saat Dayana menariknya dalam pelukannya. Tubuh kurus wanita itu membuat Yara merasa khawatir dia akan menyakitinya. "Mba, Mba sakit apa? Kenapa tubuh Mba jadi kurus sekali." Ujar Yara prihatin atas apa yang terjadi dengan wanita itu.

Dayana melepas pelukannya, dia menghapus air matanya sejenak. "Duduklah di sampingku, aku ingin berbicara denganmu." Pinta Dayana.

Yara mengangguk, dia mendudukkan dirinya di tepi brankar Dayana. Wanita itu memeluk map yang berisikan surat perceraiannya dengan Alva. Melihat kedua wanita itu yang akan mengobrol, Alva berinisiatif untuk keluar sebentar. Dia memberikan waktu pada kedua wanita itu untuk saling berbicara.

"Kemana saja kamu setelah lima tahun ini?" Tanya Dayana sambil menggenggam lembut tangan Yara.

"Aku tidak ingin menjadi orang ketiga mba, aku tidak mau menjadi mesin pencetak anak untuk kalian. Aku tidak mau menjadi istri simpanan Mas Alva. Dia sangat mencintai Mba, dan aku hanya bayangannya saja. Apa salah jika aku pergi? Aku kecewa dengan kenyataan yang ada. Setega itu kalian menghancurkan impianku demi membangun impian kalian?" Ujar Yara mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia pendam pada Dayana.

"AKu tahu, aku tahu aku salah. Maafkan aku, maaf Yara. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, aku egois karena merasa takut kehilangan Mas Alva. AKu takut kehilangannya," sahut Dayana dengan suara bergetar.

Yara membuang pandangannya, dia mengusap kasar air matanya yang sempat luruh. Dia ingat, saat Dayana datang menemuinya dan mengatakan semuanya. Yara yang sedang hamil tentunya merasa sangat sensitif hatinya. Tanpa pikir panjang, Yara memutuskan untuk melepas suaminya demi mempertahankan anaknya.

"Lupakan saja, semuanya sudah terjadi. Semuanya sudah selesai, aku datang kesini untuk meminta tanda tangan Mas Alva untuk menandatangani surat perpisahan kami. Aku butuh status yang jelas sekarang, maka dari itu ... surat ini yang akan menjelaskan statusku nantinya." Ujar Yara yang mana membuat Dayana terkejut.

Dayana menegakkan tubuhnya, wanita itu menggelengkan kuat kepalanya. "Yara, tidak. Kamu tidak boleh berpisah dengan Mas Alva." Seru Dayana dengan suara bergetar.

"Mba? Apa Mba masih ingin aku menderita? Mas Alva tidak mencintaiku, dia ...,"

"Dia mencintaimu! Mas Alva mencintaimuu!" Bentak Dayana dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Yara tertegun, tatapan matanya terkunci oleh tatapan Dayana. yang terlihat sangat berbeda. Jantung Yara berdegup kencang, dia terkejut dengan bentakan Dayana. Benarkah Alva mencintainya? Yara ragu akan hal itu.

"Asal kamu tahu, Mas Alva telah mendaftarkan pernikahan kalian secara negara!"

"Apa?! Ba-bagaimana mungkin Mba?! Mba jangan kembali menipuku!" Sentak Yara dengan tatapan tak percaya.

"Aku tidak menipumu! Mas Alva diam-diam mengurus pernikahan kalian secara negara. Sebelum kepergianmu, Mas Alva sebenarnya pergi untuk mengurus akta nikah kalian. Aku tidak bisa melarangnya Yara, aku tidak bisa melarangnya karena ... aku sadar, jika ini semua salahku. Aku yang meminta Mas Alva untuk menikah lagi, dan aku juga harus menerima jika nantinya suamiku mencintai istri keduanya hiks ...,"

Dayana membuang pandangannya ke samping, air mata wanita itu menetes. Dia mengingat kembali bagaimana awal semuanya terjadi. Awalnya, Alva menentangnya. Namun, Dayana meyakinkan suaminya itu.

"Aku tidak mau! Kamu tahu apa resikonya kan? Bagaimana jika aku berpindah hati? Memangnya kamu mau?!" Desis Alva dengan kesal.

"Mas, hanya sampai kamu memiliki anak dengannya saja. Kamu butuh keturunan, jika nantinya kamu memang jatuh hati padanya ... aku ikhlas, jika kamu mau menikah dengannya sah secara hukum negara. Aku tidak akan memberatkanmu nanti saat persidangan," ujar Dayana menatap suaminya itu dengan tatapan penuh permohonan.

"Sayang, kita bisa mengadopsi anak. Kamu bisa berpura-pura hamil, dan setelah itu kita ...,"

"Bagaimana jika keluarga tahu kalau anak itu bukan anakmu Mas? Kalau kamu menikah lagi, dan wanita itu hamil. Sudah jelas, anak itu keturunan keluarga Elgard. Setelah dia lahir, aku bisa merawatnya. Jika kamu tetap mempertahankan istri keduamu, aku tidak akan keberatan. Sama sekali, sungguh." Sela Dayana kembali meyakinkan suaminya.

Dayana tertawa hambar saat mengingat kebodohannya dulu. Nyatanya, dia terjebak dengan rencananya sendiri. "Ternyata, aku malah ketakutan sendiri. Aku khawatir Mas Alva mempertahankanmu. Dengan egois, aku ingin anakmu dan mengambil kembali suamiku. Menjadi istri satu-satu untuknya, dan kami bertiga hidup bahagia. Tapi sekarang ... mungkin ini tamparan untukku karena sudah menghancurkan kehidupan wanita lain demi memenuhi impianku."

Yara tak tahu lagi harus berkata apa, dia masih diam dengan tatapan terkejut. Rasanya, dia ragu dengan apa yang Dayana ceritakan. Dia takut, wanita itu kembali menipunya dan membuat sandiwara agar dia tak menceraikan Alva dan menyerahkan anaknya pada mereka. Tidak, Yara tidak mau seperti lima tahun yang lalu.

"Aku tetap ingin mengajukan perceraian, aku tidak akan percaya lagi dengan sandiwara mu Mba." Desis Yara seraya menghapus kasar air matanya.

Dayana menyunggingkan senyumannya, "Aku tahu kamu akan meragukan ucapanku, makanya ... aku menyimpan ini." Dayana mengambil sebuah tas kecil di sebelah brankarnya, lalu dia mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya pada Yara.

Dengan tatapan bingung, Yara mengambil kertas itu dan membacanya. Matanya membulat sempurna saat membaca isi kertas tersebut. Melihat keterkejutan Yara, Dayana tersenyum tipis.

"Itu adalah akta nikah pernikahanmu dan Mas Alva, pernikahan kalian sudah tercatat di negara. Aku selalu membawanya, berharap kita bertemu di suatu waktu. Benar, kita bertemu kembali." Ucap Dayana dengan lirih. Wanita itu menyandarkan tubuhnya, dua merasa dad4nya terasa sangat sesak. Padahal, selang oksigen terpasang apik di hidungnya.

Yara menggelengkan kepalanya, dia merasa kesal saat ini. Alva malah semakin menyulitkannya dengan membuat akta pernikahan mereka. Sepertinya, pria itu sengaja melakukannya bermaksud agar Yara tak bisa lepas darinya. Jika begitu, semuanya akan semakin sulit. Yara tak bisa seperti ini, dia ingin lepas dari pria itu.

"Mba, aku tetap akan ... Mba?" Yara merubah raut wajahnya menjadi panik. Dia melihat Dayana yang sedang memegangi dadanya dan juga mulutnya. Dengan panik, Yara menaruh kertasnya di atas brankar dan memegang kedua bahu Dayana.

"Mba, apa yang sakit Mba?" Tanya Yara dengan panik.

"UHUK! UHUK!"

"Mba ...." Yara melihat ke arah mulut Dayana yang mengeluarkan darah, bahkan hidung wanita itu pun turut mengeluarkan darah. Bukan hanya itu saja, darah Dayana bahkan sampai mengenai baju yang Yara kenakan saat ini.

Yara tak bisa tinggal diam, dia segera berlari keluar untuk mencari bantuan. Sementara di luar, Alva sedang mengobrol dengan adiknya yang baru saja kembali dari kantin rumah sakit.

"Memangnya siapa sih Bang di dalam? Kayaknya tamu penting banget " Protes Zoe.

"Didalam itu ...,"

BRAK!

Alva dan Zoe di kejutkan dengan suara pintu yang terbuka kencang. Keduanya langsung berdiri dan melihat Yara yang terlihat panik. "Ada apa Yara?!" Seru Alva yang ikut khawatir.

"Mba Dayana ...." Alva langsung berlari masuk, matanya membulat sempurna saat melihat kondisi sang istri. tanpa berlama-lama, Alva segera memencet tombol merah yang ada di samping brankar.

Yara, wanita itu tampak syok hingga tak bisa berpikir jernih. Dia menatap Alva yang sedang menangkup wajah Dayana dan mengguncangnya. Sepertinya, wanita itu tak sadarkan diri. Yara bingung, perlahan dia memundurkan langkahnya dan memilih menunggu di luar.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

semoga jangan ada omongan dayana krisis karena yara.

2025-02-07

4

anonim

anonim

semoga Yara tidak disalahkan

2024-11-26

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

lanjut

2024-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!