Keputusan Yara

"Kamu mengenalnya darimana?" Tanya Alva seraya menatap Zea yang berjalan disisinya.

"Kak Azka? Kami bertemu saat acara mendaki bulan lalu, dia anaknya memang irit bicara. Tapi, sangat peka. Kakak tahu? Dia ... pria idaman semua wanitaaa! Bahkan teman-temanku sangat mengidolakannya! Kalau ada acara mendaki dan Kak Azka ikut, pasti para temanku semuanya ikut!" Seru Zoe dengan antusias.

Alva menghela nafas pelan, "Kamu semakin di bebasin semakin aneh yah." Gumam Alva dengan menggelengkan kepalanya.

Zoe mengerucutkan bibirnya sebal, "Abang itu tidak tahu jiwa anak muda! Sudahlah, cepat jalan. Kakiku sudah pegal menyetir seharian." Desis Zoe.

"Jiwa anak muda katanya, mentang-mentang umurnya masih sembilan belas tahun." Gumam Alva seraya menggelengkan kepalanya, dia heran mengapa bisa memiliki adik seperti Zoe. Anak bungsu Logan dan Grace itu begitu di bebaskan oleh orang tuanya. Walaupun begitu, Zoe tetap tahu akan batasannya. Dia hanya senang menyalurkan hobinya mendaki gunung dan healing ke tempat yang memiliki view bagus dan indah.

"Apa keadaan kakak ipar sudah membaik?" Tanya Zoe seraya menatap sang abang sebentar.

"Sudah, tubuhnya tak selemas sebelumnya." Jawab Alva.

"Kasihan kakak ipar, Abang harus selalu berada disisinya. Jangan buat dia mersa sendiri, karena hanya dia yang Abang punya selain papa nya saat ini." Ujar Zoe dengan tatapan sungguh-sungguh. Alva tersenyum, dia menepuk pelan kepala sang adik. sebelum keduanya masuk ke dalam kamar rawat Dayana.

.

.

.

Setelah kembali pulang dari rumah sakit, Yara benar-benar memantau putrinya. Dagu Vara masih di perban, tetapi gadis kecil itu tak lagi merasakan sakit seperti awal-awal dia menerima luka itu. Saat ini, Vara sedang memakan pisang goreng yang Salma buat. Tampaknya, anak itu sangat menyukainya.

"Enak sayang?" Tanya Yara seraya mengelus lembut rambut putrinya.

"Enak Bunda." Sahut Vara yang kembali fokus pada acara film nya di layar persegi panjang di depannya.

"Yara." Salma datang dan mendudukkan dirinya di sebelah Vara. Wanita paruh baya itu memegang lembut tangan putrinya dan menatapnya dengan lekat.

Yara yakin, jika sang Ibu akan membicarakan hal yang serius. Sejenak, Yara mencari keberadaan Jovan. Sepertinya anak itu berada di kamar, sementara Vara pastinya tak akan mengerti tentang apa yang akan mereka bahas nanti. Sebab, Jovan lah yang harus Yara waspadai. Karena anak itu sudah bisa mencerna pembicaraan orang dewasa di sekitar nya.

"Yara, apa kamu sudah bertemu dengan Alva?" Tanya Salma dengan tatapan lekat.

Yara mengangguk, "Aku takut bu." Lirih Yara.

Salma mengelus lembut tangan putrinya dan menggenggamnya dengan kuat. "Azka sudah menceritakan semuanya pada ibu. Hati ibu sakit, mengetahui jika kamu di korbankan hanya untuk memenuhi keinginan mereka memiliki keturunan. Bertahan juga sakit, lebih baik melepasnya." Ucap Salma dan mengelus lembut kepala putrinya.

"Yara ... Yara pergi karena takut Mas Alva mengambil anak Yara. Yara rela melepaskan Mas Alva demi anak Yara." Gumam Yara dengan suara bergetar.

"Tapi, hubungan kalian belum selesai bukan? Tidak ada surat tertulis jika kamu dan Alva sudah resmi bercerai. Walaupun pernikahan kalian belum di resmikan secara negara. Kamu harus membuat surat berpisah, dan mendapat tanda tangan dari Alva. Setelah semuanya selesai, Alva tidak akan bisa lagi mengusikmu." Terang Salma.

Yara terdiam, benar apa yang di katakan oleh sang ibu. Dia tak bisa terus kabur seperti ini, harus ada pernyataan yang jelas agar Alva tak lagi mengusiknya. Sampai saat ini, Yara masih ketakutan. Sebab, dirinya merasa belum ada kejelasan tentang statusnya saat ini. Apakah dia masih menjadi istri pria itu? Ataukah, dia bercerai karena sudah lima tahun lamanya tak lagi saling bertemu.

"Segera putuskan! Apa kamu tidak lelah kabur-kaburan terus? Kamu hanya korban, kenapa seperti penjahat yang sedang di incar. Sudah, menurut Ibu kamu cerai saja dari Alva. Tidak mudah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga seseorang." Lanjut Salma.

"Ibu benar, aku akan segera mengurus semuanya." Lirih Yara.

Beberapa hari kemudian, Yara benar-benar melakukan apa yang Salma sarankan. Wanita itu membuat surat pernyataan, dimana dia dan Alva akan berpisah. Surat itu nantinya, akan menjelaskan tentang statusnya yang tak lagi menjadi istri dari Alva Elgard. Yara hanya butuh tanda tangan Alva dan semuanya akan selesai.

"Bunda, Bunda mau kemana?" Tanya Vara yang baru saja memasuki kamar sang bunda.

"Bunda mau pergi sebentar yah, Vara baik-baik di rumah sama abang dan nenek yah." Pamit Yara.

Vara mengangguk, dia menatap sang bunda yang berlalu pergi. Azka sudah menunggu di depan, dia akan mengantar kakaknya itu sekalian berangkat ke kantor. Setibanya Yara di dekatnya, Azka menyerahkan sebuah helm pada kakak nya itu.

"Kakak sudah yakin?" Tanya Azka karena melihat raut wajah Yara yang seakan masih belum rela.

"Kakak yakin." Jawab Yara setelah menghembuskan nafas panjang. Azka mengangguk, dia menutup kaca helmnya dan menunggu Yara menaiki motornya. Setelah kakaknya naik ke atas motornya, Azka melajukan motornya dengan kecepatan rendah.

Setibanya di rumah sakit, Yara segera turun. Dia membuka helmnya dan menyerahkannya pada Azka. Sejenak, wanita itu melihat map yang berada di tangannya. Azka menatap ke depan dan beralih menatap sang kakak. "Kakak yakin Bang Alva masih ada disini?" Tanya Azka dengan ragu.

"Katanya, istri kesayangannya itu sedang sakit, kita coba saja dulu. Kalau tidak, mau tidak mau kakak harus ke Jakarta. Bertemu langsung dengan keluarga Elgard," ujar Yara dengan menundukkan kepalanya.

"Kalau begitu, cepatlah masuk dan selesaikan semuanya. Aku ingin, kakak kembali tersenyum bahagia seperti dulu. Terlepas dari penderitaan yang sudah pria itu buat." Pinta Azka dengan tersenyum lembut.

Yara mengangguk, dia berbalik masuk ke dalam rumah sakit. Meninggalkan Azka yang memandangnya dengan sorot mata yang sendu. "Aku tahu, kakak masih mencintai Bang Alva. Tapi, keadaan tak memungkin kakak untuk memilikinya seutuhnya." Batin Azka.

Yara lebih dulu bertanya pada resepsionis tentang ruangan Dayana. Beruntungnya, resepsionis mengatakan jika Dayana masih di rawat di rumah sakit itu. Yara segera bertanya kamar dimana istri pertama Alva itu di rawat. Setelah mendapatkan nomor ruangannya, Yara segera pergi ke ruangan yang di tuju.

Langkahnya terhenti setibanya di di ruang rawat yang bertuliskan VVIP. Sejenak, Yara menarik nafasnya dan menghembuskan dengan perlahan. Matanya menatap ke arah gagang pintu ruangan itu. Perlahan, tangan Yara terangkat. Dia ingin memegang gagang pintu tersebut. Namun, sebelum dia menyentuhnya. Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam, yang membukanya tak lain dan tak bukan adalah Alva.

Cklek!

"Yara? Ka-kamu disini?!" Kaget Alva.

"Mas, aku perlu bicara denganmu dan Mba Dayana." ujar Yara dengan tatapan

_____

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Ya ampun kak tanggung bangeet😭
Alva dan Dayana egois, tapi bodohnya Yara jatuh cinta pada si Alvabet.. Jangan pake hati Yara gunakan logikamu, kamu juga harus egois mempertahankan anak2mu sekarang kamu tidak sendiri ada Azka dan Ibumu yang siap mendukungmu dan melindungi sikembar..
Jangan goyah Yara karena melihat kondisi Dayanan nanti, kamu harus kuatt cukup 5 tahun ini kamu menderita, Jangan sampai kehasut sama omongan pasutri itu..

Aku heran sama Alva niat gak sih dua nyari Yara,nyewa mata2 untuk mencari Yara tapi aneh tidak menempatkan mereka di dekat rumah ibu Salma..

Semangatt lanjut nulisnya kak author, sehat2 semoga dipermudah segalanya💪

2024-05-18

70

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

semangat yara.

2025-02-07

3

🌹Erna 2 🌹

🌹Erna 2 🌹

sebenernya tanpa suratpun kan udah jatuh talak. Kan Yara cuman nikah siri mana udah 5 thn gkda nafkah kan.

2024-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!