Pertemuan pertama Alva dan Jovan

Sore hari, Vara di izinkan untuk pulang. Bocah menggemaskan itu tentunya merasa bahagia, dia akan segera pulang dari tempat yang menurutnya sangat menakutkan ini. Namun, kebahagiaan tak berlangsung lama. Sebab, masih ada proses lain yang akan Vara jalani. Saat dokter akan mencabut selang infus Vara, anak itu menggeleng histeris.

"NDAAA! CAKIT LOOOOHH! PELAN TALIKNAAA!" Teriak Vara, padahal dokter belum menyentuh selang itu sama sekali.

Dokter yang menangani Vara pun saling pandang dengan kedua susternya, ketiganya bingung. Yara pun sudah mencoba membujuk putrinya, tetapi bocah menggemaskan itu justru semakin berteriak histeris.

"Janan di taliiikk! Nanti ... hmpp!"

Jovan membekap mulut sang adik, dia sedari tadi sudah gregetan karena Vara terus berteriak tanpa di sentuh sama sekali. Dokter yang melihatnya segera meraih tangan Vara dan melepas infusannya. Wajah Vara sudah sangat merah, sehabis ini mungkin dia akan kesal dengan abangnya itu. Setelah selesai, Jovan segera melepaskan bekapan tangannya dari mulut sang adik. Dengan cepat, dia turun dari brankar sebelum Vara melayangkan botol minum padanya.

BRUGH!

"CEMBALANGAAAANN! LIAT KALAU BALIK NANTIII! VALA JEWEL BIBILNAAA!" teriak Vara pada Jovan yang berhasil keluar dari ruangan.

Owen segera berlari mengejar Jovan, khawatir anak itu kesasar. Sementara Jovan, dia berusaha berlari menjauh. Kepalanya tetap menoleh kebelakang, sehingga dia tak sadar jika di hadapannya ada seorang pria yang berjalan ke arahnya.

"Ya, nanti filenya kirimkan ke Asisten Daniel. Saya harus menjemput adik sa ..."

Bugh!

Brak!

Jovan menabrak seorang pria yang sedang menelpon hingga membuat ponselnya terjatuh. Kepala Jovan terasa sakit, dia memegangi kepalanya seraya menatap ponsel milik pria yang ia tabrak. Dengan rasa bersalah, Jovan segera meraih ponsel itu dan mengeceknya. Ternyata, layarnya retak. Melihat itu, Jovan mendongak untuk menatap pria yang ia tabrak.

"Jovan!" Owen datang, dia segera meminta maaf pada pria yang baru saja di tabrak oleh keponakan temannya itu.

"Maafkan dia, dia enggak sengaja. Ponselmu, biar aku ganti." Ujar Owen seraya mengambil ponsel itu dari tangan Jovan.

"Gak perlu." Jawab pria itu tak lain adalah Alva. Dia lalu mengambil ponselnya dan melihat layarnya yang sudah retak. Tentunya, ponselnya bukanlah ponsel murah.

"Om, maaf. Jovan enggak sengaja, nanti Jovan bilang Bunda buat ganti ponsel Om yang Jovan rusak." Ujar Jovan seraya menundukkan kepalanya.

Alva tersenyum, dia berlutut dan mensejajarkan tingginya dengan bocah di hadapannya itu. Alva menatap lekat wajah Jovan, hatinya terasa bergetar. Seakan, dia merasa ada ikatan dengan anak itu. Namun, pria itu segera menepisnya. Dia kembali tersenyum, dan menatap Jovan dengan tatapan lembut.

"Hanya ponsel, Om bisa membelinya lagi. Tapi lain kali, lebih berhati-hati. Jangan sampai terulang lagi. Kalau kamu terluka bagaimana? Bunda dan ayahmu pasti sedih," ujar Alva memberi nasehat untuk anak itu.

Jovan mengerjapkan matanya, "Hanya Bunda yang sedih, ayah enggak." Ujar Jovan dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Alva mengerutkan dalam keningnya, dia tak mengerti maksud yang Jovan katakan. Saat dirinya akan kembali berjaya, tiba-tiba Owen menyelanya. "Ehm Tuan, biar saya ganti saja." Ujar Owen seraya mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.

"Tidak perlu, saya sedang ada urusan." Alva beranjak berdiri, dia menepuk pelan kepala Jovan sebelum beranjak pergi dari sana.

Owen mengerjapkan matanya, pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia memandang kepergian Alva seraya mengerutkan keningnya. Dia merasa familiar dengan wajah Alva, tetapi dia belum mengingatnya. Sementara Jovan, dia memandang kepergian Alva dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Om, ayo kembali." Ajak Jovan.

"Bentar, Om rasa ... Om kenal dengan dia. Siapa yah ... eum ...." Lama Owen mengingat, akhirnya pria itu ingat juga. Dia pernah melihat Alva di foto pernikahan kakaknya yang ia tunjukkan.

"Dia kan bapaknya si kembar?!" Pekik Owen dalam hatinya.

"Om ...,"

"Ayo balik!" Owen menarik Jovan pergi dari sana.

Sementara Alva, dia menghentikan langkahnya. Pria itu menoleh ke belakang sejenak, dimana tempat dirinya bertemu dengan Jovan. Namun, sayangnya. Jovan tak lagi berada di sana, dia tak bisa melihat anak menggemaskan itu lagi.

"Cepat sekali pergi nya." Gumam Alva. Pria itu menghela nafas sejenak. sebelum pandangannya kembali lurus ke depan. Wajah menggemaskan Jovan terngiang di pikirannya.

"Kenapa aku merasa ada hal yang berbeda saat menatap anak itu." Gumam Alva.

.

.

.

Azka baru menyelesaikan pekerjaannya, pria itu segera membereskan barang-barangnya dan berniat ingin pulang. Sebelum pulang, dia harua menjemput keponakannya yang telah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Raut wajah tampan itu begitu terlihat serius saat mengemasi barang-barangnya.

"Langsung pulang?" Tanya teman sekantornya.

Azka mengangguk seraya tersenyum, dia menepuk pelan bahu temannya dan menggendong tasnya berlalu pergi dari sana. Pria itu memasuki area parkiran, dia menaiki motornya dan menyalakannya. Satu-satunya kendaraan yang Azka punya hanyalah motornya ini. Motor hasil kerja kerasnya dari ia lulus sma. Motor sport berwarna merah itu melaju pergi, meninggalkan parkiran kantor.

Di pertengahan jalan, Azka melihat seorang remaja perempuan tengah mengalami kesulitan. Sepertinya ban mobilnya bocor, Azka berinisiatif untuk menghentikan mobilnya dan membantunya. Melihat Azka menghentikan motornya, sontak remaja itu menoleh.

"Kak Azka?"

"Zoe?" Azka terkejut karena dia mengenali remaja perempuan itu.

Zoe namanya, remaja cantik berkulit putih dengan hidungnya yang mancung. Gadis itu tersenyum, dia mendekat ke arah Azka dengan tatapan berbinar. Perlahan, Azka turun dari motornya. Dia menatap sejenak mobil putih milik gadis itu. "Apa ada masalah dengan mobilmu?" Tanya Azka.

Zoe mengangguk, "Bannya bocor, aku tidak bisa menggantinya dengan ban cadangan. Kebetulan, ponsel ku mati. Aku tidak bisa menghubungi siapapun saat ini." Ujar Zoe dengan lembut.

Azka mengangguk, dia lalu berjongkok dan memeriksa keadaan mobil Zoe. Sementara gadis itu, dia terlihat meloncat girang. "Mimpi apa gue ketemu kak Azkaaa!" Pekik Zoe dalam hatinya.

"Ban cadangannya mana?" Tanya Azka yang membuat Zoe terkejut.

"A-ada di mobil kak, sebentar." Zoe segera membuka bagasi mobilnya, Azka pun mengambil ban itu dan mengambil beberapa alat lainnya untuk mengganti ban mobil tersebut.

Saat sedang memasang ban mobil, Azka mendapat telpon. Pria itu segera mengambil ponselnya dari saku jaketnya dan menjepitnya dengan bahunya. Lalu, dia kembali fokus mengganti ban agar cepat selesai.

"Ya, halo " Seru Azka.

"OM DIMANAAAA! JAMULAN KITA NUNGGU OM DICINIII!" Teriakan Vara sampai di dengar oleh Zoe.

Azka tertawa kecil, "Sabar yah cantik, Om sedang ada masalah di jalan." Sahut Azka.

Zoe tertegun sejenak, dia menatap pria yang sedang tersenyum itu. Jantung Zoe berdegup kencang, tangannya segera terangkat dan memegangi d4d4nya. "Aduh, jantung aku." Batin Zoe.

Setelah Azka selesai menelpon, pria itu memasukkan ponselnya kembali ke tempat semula. Dia kembali fokus pada kegiatannya agar cepat menjemput ponakan lucunya.

"Tadi yang telpon, siapa?" Tanya Zoe mencairkan suasana.

"Keponakan, kebetulan baru saja di rawat dan sudah di izinkan pulang saat ini." Jawab Azka.

"Kamu sendiri, kenapa bisa ada di bandung?" Tanya Azka tanpa menatap wajah gadis itu.

"Aku ...,"

"Zoe!" Azka dan Zoe menoleh ke arah sebuah mobil yang berhenti di dekat mereka. Azka menghentikan kegiatannya saat melihat pria yang memanggil Zoe. Keduanya saling tatap dengan tatapan terkejut. Tak menyangka, Azka bisa bertemu kembali dengan Alva.

"Abang." Gumam Zoe menatap ke arah Alva yang berjalan mendekat ke arahnya.

Azka berdiri, dia beralih menatap Zoe dengan tatapan datarnya. "Zoe, sudah selesai. Kalau gitu, aku pergi dulu." Pamit Azka dan bergegas kembali ke motornya.

"Eh iya, makasih Kak!" Seru Zoe dengan tersenyum lembut.

Azka mengangguk, dia memakai helmnya dan segera melajukan motornya pergi meninggalkan Zoe dan Alva yang berada disisinya. Setelah Azka menghilang dari pandangannya, pria itu menoleh ke arah Zoe yang masih melihat ke arah kepergian Azka.

"Sayang sekali, awalnya aku ingin mengenalkannya pada kakak. Padahal ingin ngobrol sebentar, tapi keburu dia pergi menjemput ponakannya." Gumam Zoe yang mana membuat Alva terkejut.

"Ponakan? Sejak kapan Azka punya ponakan?" Kaget Alva dalam hatinya.

"Kenapa Abang terlihat kaget begitu? Bisa jadi kan ponakannya itu anak dari kakaknya atau adiknya." Sahut Zoe dengan memandang heran ke arah pria yang sedang mematung itu.

"Satu-satunya saudara yang Azka miliki hanyalah Yara, mungkinkah Yara ...."

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Alva sudah banyak mendapatkan clue tapi masih gak peka, Jangan pekalah Alva fokus aja sama kesembuhan sang Istri tercinta...
Papah Logan pernah bertemu Jovan dan langsung memgingatkan anak itu pada wajah Alva, apa beliau meyelediki tentang kehidupan Yara gak ya. Pak Logan lebih tegas sedangkan Alva lembekkk, aku kepo mau tahu sebenarnya perasaan Alva ke Yara gimna. waktu itu Dayana mengijinkan dia menikah lagi tapi kenapa Alva memilih Yara🤔

Semangatt lanjutnya kak author, semoga dimudahkan segalanya.. 💪

2024-05-18

76

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

ya mungkin saja alva. yara kan pernah menikah dulu. lupa? 😤

2025-02-07

3

bibuk duo nan

bibuk duo nan

berjaya ya thor bukan berkata, maaf 🙏 thor dr bab sebelumnya typo gak banyak kok makin kesini sering ada typo nya thor, mohon dikoreksi lg Thor

2025-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!