Tingkah si kembar

Alva sedang membantu istrinya sarapan, pria itu dengan telaten menyuapkan istrinya bubur yang suster berikan. Dayana melahapnya tanpa nafsu, dia sudah sangat bosan dengan bubur rumah sakit. Wanita itu menegakkan tubuhnya yang terasa pegal, tangan kurusnya berusaha untuk menggeser tubuhnya.

"Mau apa?" Tanya Alva dengan peka.

"Pegal." Lirih Dayana.

Alva mencoba membantu membenarkan posisi istrinya. Setelah dapat, Dayana. menganggukkan kepalanya. Wanita itu menatap lekat suaminya yang kembali akan menyuapinya. "Apa Mas sudah menemukan keberadaan Yara?" Tanya Dayana yang mana menghentikan kegiatan Alva. Pria itu diam, dia bingung ingin mengatakan apa.

"Aku ingin bertemu dengan Yara, aku ingin meminta maaf padanya. Penyakitku ini sudah semakin parah, aku tidak tahu kapan aku harus berpulang."

"Jangan bicara seperti itu! Aku tidak suka!" Tegur Alva dengan tatapan tajam.

Dayana menghela nafas pelan, dia meraih tangan suaminya dan menggenggamnya dengan lembut. Mata sendu Dayana menatap lekat mata tajam pria di sebelahnya saat ini. Pria yang menemaninya selama bertahun-tahun lamanya. Pria yang dengan sabar dengan segala kekurangan yang dia miliki.

"Kondisimu sudah membaik, kita bisa berobat ke Amerika lagi. Kamu pasti sembuh," ujar Alva seraya melunakkan tatapannya.

"Aku tidak mau, aku tidak mau lagi kembali kesana. Aku lelah, kamu harus mengerti jika aku lelah. Aku lelah dengan semua pengobatan yang aku jalani selama empat tahun ini. AKu tersiksa Mas, aku tersiksa." Isak Dayana dengan menahan sesak di dadanya.

Alva membuang pandangannya, mata pria itu memerah menahan air mata. Tangannya menggenggam balik gangan sang istri tak kalah kuat. Tak sadar, air matanya menetes. Alva segera mengusap matanya dengan bahunya.

"Kita akan kembali ke Amerika, kamu harus berobat kesana." Ujar Alva yang kembali menatap sang istri.

"Aku tidak mau, Mas! Disini saja, lagian disini ada dokter yang sebelumnya pernah bekerja di rumah sakit Amerika kan kata kamu tadi. Banyak pejuang kanker yang sembuh karena pengobatannya." Ujar Dayana mencoba meyakinkan pria itu.

"Aku tetap ingin membawamu kesana sebelum kamu kembali drop!" Kekeuh Alva.

"Mas." Dayana menggenggam tangan suaminya, mata wanita itu menatap lekat ke arah mata pria yang di cintainya itu.

"Kalau kita kembali kesana, kapan kamu mencari Yara? Sudah lima tahun, dan kamu belum menemukannya. Jangan kamu pikir, aku tidak tahu Mas. Kalau kamu ...,"

Cklek!

Alva segera menarik tangannya dari genggaman sang istri, pria itu segera menghapus air matanya dengan terburu-buru. Sementara Dayana, dia tersenyum saat melihat pria paruh baya masuk ke dalam ruang rawatnya.

"Papa." Seru Dayana.

"Putri Papa, syukurlah kondisimu membaik." Balas pria itu yang tak lain adalah Reyhan. Dia memeluk putri semata wayangnya dan melabuhkan sebuah k3cup4n hangat di keningnya. Setelah mendengar kabar jika putrinya sadar, Reyhan segera datang untuk bertemu dengan putri semata wayangnya itu.

"Oh ya, mana mertuamu? Bukankah semalam mereka disini?" Tanya Reyhan ketika tak mendapati keberadaan besannya.

"Daddy dan Mommy sedang berada di hotel Pa, mungkin sebentar lagi kesini." Jawab Alva.

Reyhan mengangguk, dia beralih menatap menantunya itu. Sejenak, Reyhan memastikan sesuatu. "Kamu habis nangis Alva?" Tanya Reyhan ketika mendapati mata menantunya yang memerah.

Alva kelabakan, "Eng-enggak Pa, cuman kurang tidur aja." Seru Alva dengan malu.

Senyuman terbit di bibir pucat Dayana, papanya selalu bisa mencairkan suasana. Reyhan terus meledek Alva, pria paruh baya itu senang sekali meledek menantunya yang menurutnya sangat kaku.

"Mas Alva ingin aku ke Amerika Pa, tapi aku enggak mau. Aku ingin disini aja, lagian dokter disini juga bagus bukan?" ujar Dayana.

Reyhan menghela nafas pelan, "Kalau Papa, setuju dengan suamimu. Tapi, kalau kamu maunya disini ... Papa bisa apa? Yang terpenting, kamu tetap semangat berjuang untuk sembuh." Putus Reyhan mendukung putrinya.

Cklek!

"Selamat pagi,"

Ketiganya mengalihkan pandangan mereka, terlihat seorang pria memakai jas dokternya baru saja masuk menemui mereka. Reyhan dan Alva langsung menyambut dokter itu dengan ramah. "Selama pagi juga dok," sapa Reyhan.

"Kenalkan, saya dokter James. Dokter spesialis kanker yang akan menangani putri anda." Terang dokter itu pada Reyhan yang berdiri di hadapannya.

"Terima kasih dokter James, saya harap ... anda bisa dapat menyembuhkan putri saya." Ujar Reyhan dengan tersenyum ramah.

Dokter James tersenyum, "Boleh saya memeriksa keadaan pasien?" Izin dokter itu.

"Oh, silahkan dok!" Sakit Reyhan

Dokter itu berjalan mendekat pada Dayana, dia menyapa pasiennya itu. Seorang suster yang ikut bersamanya menyerahkan dokumen kondisi tubuh Dayana. Dokter James pun melihatnya dan membacanya dengan seksama. Sesekali, dia melirik ke arah Dayana seraya menganggukkan kepalanya.

"Kankernya sudah stadium akhir, dan sudah melakukan Kemo kesekian kalinya di rumah sakit sebelumnya tapi belum ada perkembangan. Sebelumnya pernah berobat di Amerika, dan memutuskan untuk berobat di dalam negri. Mengapa? Bukankah keadaanmu justru membaik di sana?" Tanya Dokter itu dengan heran.

Dayana hanya tersenyum, dia tak ingin menjawab pertanyaan dari dokter itu. Karena tak mendapat jawaban, Dokter James beralih menatap Alva. "Bisa anda jelaskan?"

"Istriku yang meminta, aku tidak bisa melarangnya. Dia ... sangat keras kepala dok." Ujar Alva dengan tersenyum tipis.

Dayana turut tersenyum, matanya menatap ke arah sang suami yang kembali berbicara pada Dokter James. Setelah dua tahun berobat di Amerika, Dayana meminta suaminya untuk kembali. Ada satu hal yang membuat Dayana memutuskan untuk kembali, dan sampai sekarang Dayana masih tetap ingin keinginannya itu terwujud.

"Jika aku terus di sana, kapan kamu akan mencari Yara Mas. Kamu tidak bisa hanya mengandalkan orang bayaranmu saja untuk mencarinya. Tapi, kamu juga harus mengandalkan dirimu sendiri." Batin Dayana.

.

.

.

Saat Ini, Vara sedang meniup luka yang Jovan dapatkan barusan. Bocah menggemaskan itu terlihat sedih saat melihat kembarannya terluka. Padahal, Jovan tak merasa sakit. Tapi, adiknya sedih seakan dirinya mendapat luka yang sangat serius. Yara awalnya khawatir, tapi melihat putranya baik-baik saja dia pun mencoba untuk tenang.

"Bunda hiks ... lukana abang di jait juga bial nda beldalah hiks..." Pinta Vara dengan isakannya.

"Heee anak sapi! lemakmu yang di jait aja tuh!" Seru Jovan dengan panik, dia menarik tangannya dan menyembunyikannya.

Tangisan Vara terhenti, raut wajahnya yang tadi sedih berubah datar. "Abang nda bica di ajak celius yah! Belcanda aja keljana! Vala anak capi abang apa? Kelbo!" Kesal Vara.

"Yang bercanda siapa? Kamu kan! Kunti cadel dasar." Desis Jovan.

Mendengar dirinya di panggil seperti itu, Vara tak terima. Dia mengangkat tangannya yang tak diinfus dan meraih rambut tebal Jovan. Benar saja, anak itu menjambak kuat rambut sang kembaran karena sudah terlanjur kesal.

"HUAAA BUNDAAA!" Seru Jovan merasa kesakitan.

"LACAKAAANN! BILANG LAGI KUNTI CADEL, BUKAN CUMAN LAMBUT YANG VALA TALIK! GIGI ABANG JUGA NANTI VALA TALIK!" Seru Vara dengan nafas memburu, dia kesal karena Jovan malah meledeknya seperti itu.

"Pedes banget itu pasti." Ringis owen saat melihat keributan yang si kembar buat. Namun, yang baut dia kagum. Jovan sama sekali tak membalas, hanya berusaha lepas dari tarikan sang adik.

Sedangkan Yara, dia sudah biasa melihat seperti itu. Jika satunya di bela, satunya akan menangis. Yara yakin, jika Jovan tak akan tega melawan dan berusaha menjauh. Jadilah dia hanya diam menatap kedua anaknya tanpa ekspresi. Sedangkan Salma, dia tertawa. Seakan, wanita paruh baya itu mengingat tentang kejadian lucu.

"Ibu jadi ingat, dulu kamu sama Azka lebih parah. Kamu kalau kesal, bawanya panci Ibu sambil kejar Azka yang berlari ketakutan sambil teriak, IBUU! Hahaha. Mereka menurun darimu, jadi ... jangan protes dengan sifat mereka." ujar Salma seraya tertawa lepas.

Yara tersenyum, "Ibu masih inget aja." Cicit Yara dengan malu.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Hari ini enaknya crazy up kali yah🤔

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Crazy up kakk.. 😍💪

Sepertinya Dayana merasa kalau Alva sudah menaruh hati pada Yara, kok bisa ya jatuh cinta kembali bukankah cinta Alva sudah habis di Dayana.. Apa mungkin Alva hanya mencintai Dayana sebagai seorang istri (tanggung jawab)bukan seperti laki2 jatuh cinta pada seorang wanita.. 🤔

Dayana ingin bertemu Yara karena sudah menyesali perbuatannya.. tpi tak segampang itu dayana pergi membawa luka yg telah mendarah dagingg..
Alva juga harus kena kurma kak author jangan mau enaknya doang .. Wkwkwk

2024-05-18

63

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

alva sudah cinta yara. dayana tau itu

2025-02-07

3

LuckyOne

LuckyOne

Alva ga sadar sama perasaannya

2024-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!