Kembali pulang

Tak terasa, mereka telah sampai di tujuan. Yara menatap ke arah rumah di hadapannya yang terlihat berbeda dari terakhir kali dia mendatanginya. Beberapa bagian banyak di renovasi, bahkan rumah itu kini terlihat modern walaupun tak besar. Mata Yara berkaca-kaca, dia sangat merindukan rumah yang menjadi saksi tumbuh kembangnya.

"Ayo kak, ibu sudah menunggu di dalam." Ajak Azka.

Yara mengangguk, dia membangunkan putranya dengan lembut. Jovan yang mudah terbangun langsung membuka matanya, dia menatap ke sekeliling dan memastikan dimana keberadaannya saat ini. Tempat yang asing membuat Jovan memeluk erat lengan sang bunda.

"Bunda." Cicit Jovan, dia selalu takut dengan tempat yang asing baginya.

"Bunda disini, ayo keluar." Ajak Yara.

Yara keluar lebih dulu, agar dia bisa membantu putranya untuk turun. Perjalanan tadi sangat memakan waktu, langit sudah akan menunjukkan cahayanya. Perlahan, dia mengikuti Azka yang berjalan di depannya. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat pintu rumah terbuka lebar. Terlihat, seorang wanita paruh baya segera berjalan cepat ke arahnya dengan derai air mata di pipinya.

Yara yang tak kuat menahan dirinya pun turut berlari, dia langsung memeluk wanita yang telah melahirkan itu dengan erat. Tangis dua wanita berbeda usia itu pecah, Azka dan Jovan hanya melihat keduanya dengan pandangan berbeda.

"Putri ibu hiks ... kamu kembali hiks ... kamu kembali hiks ...." Isak Salma seraya menangkup pipi sang putri.

"Bu hiks ... Yara minta maaf hiks ...." Lirih Yara.

Salma menggeleng, "Kamu enggak salah, Nak." Salma kembali memeluk Yara, rasanya dia tak ingin melepas pelukannya pada putrinya itu.

Setelah puas melepas rindu, Salma melepas pelukannya. Dia menghapus air matanya dan menarik tangan Yara dengan lembut untuk mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Jovan yang merasa di tinggal oleh sang bunda pun merasa khawatir. Matanya terlihat berkaca-kaca, dia mer3mas ujung jaketnya dengan perasaan gusar.

"Bundaaa." Panggil Jovan dengan suara bergetar.

Mendengar panggilan Jovan, sontak Yara dan Salma menoleh. Jovan berlari kecil menghampiri sang bunda, lalu dengan gemasnya dia memeluk kaki Yara dan menyembunyikan wajahnya di sana. Salma tertegun, dia baru menyadari dua anak yang datang bersama putri dan putranya. Sebelumnya, Azka hanya mengabari jika dia pulang bersama dengan Yara saja.

"Dua anak ini ...,"

"Anak kembarku Bu," ujar Yara yang mana membuat Salma menutup mulutnya tak percaya.

"Mereka, cucu Ibu?!" Seru Salma dengan mata berkaca-kaca.

Yara mengangguk, dia mengelus kepala putranya dan membuat anak itu mendongak menatap sang nenek. Salma menatap lekat Jovan, wanita paruh baya itu menyadari sesuatu. "Dia mirip dengan ayahnya, persis." Ujar Salma seraya menatap sang putri yang mengangguk pelan.

Tak dapat Yara hindari, wajah putranya memang sangat mirip dengan Alva. Bahkan, bisa di bilang jika Jovan versi Alva kecil. Namun, sifat keduanya berbeda. Walaupun, ada beberapa yang mungkin Yara merasa keduanya sangat mirip dari segi kecerdasan dan sikap cueknya.

"Yasudah, ayo kita masuk dulu. Kasihan dua cucu ibu, pasti lelah sekali." Ajak Salma dengan perasaan bahagia.

Yara mengangguk, dia menggandeng tangan putranya masuk ke dalam rumah sang ibu. Setelah sampai di dalam, mereka memilih duduk lebih dulu di ruang tamu. Owen juga turut masuk, dia sudah biasa datang ke rumah Azka dan sesekali menginap. Jadi, dia merasa sudah akrab dengan ibu dari temannya itu.

"Tante, kopi buatan Tante itu sangat enak!" Seru Owen seraya menyeruput kopi yang Salma buatkan sebelumnya.

"Kamu nih, bisa aja mujinya." Sahut Salma yang sudah menganggap Owen seperti anaknya sendiri.

Suara Owen membuat Vara terbangun, dia menggeliat pelan sebelum membuka matanya. Semua orang yang ada di sana menatap ke arah Vara, sementara anak itu belum menyadarinya. Dia masih meregangkan otot-ototnya yang tampak pegal karena semalaman tidur di pangkuan Azka.

"Bunda, ada cucu nda? Vala lapel tapi nda mau makan." Cicit Vara seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bangun dulu coba Dek, lihat kita ada dimana." Seru Yara seraya menahan tawanya.

Vara mengerjapkan matanya, dia mempertajam penglihatannya dan mencoba untuk mengenali satu persatu orang yang ada di sana. Keningnya mengerut dalam saat melihat Salma yang duduk di sebelah sang bunda.

"Ini bukan lumah Vala, ini lumahna ciapa." Gumam Vara ketika menyadari rumah yang ia tempati.

"Ih, nyacal kita bunda. Bicanyaaa ...." Seru Vara dengan heboh.

"Heboh banget kamu ini! Kita itu ada di rumah Nenek, iya kan Bunda?!" Seru Jovan yang mana membuat Vara terkesiap.

"Nenek? Vala ada nenek? Mana nenekna?!" Ujar Vara dengan semangat.

Jovan menatap bingung ke arah Vara, apa kembarannya itu tak melihat keberadaan Salma? "Heh! Bangun makanya! Tidur terus! Ini siapa kalau bukan Nenek huh?!" Ujar Jovan seraya menunjuk sang nenek dengan memegang tangannya dengan lembut.

Vara menatap ke arah Salma, wanita paruh baya itu tersenyum padanya. "Eh, Nenek Vala telnyata. Vala pikil bukan, coalnya macih muda." Ujar Vara yang mana membuat mereka semua terkekeh.

"Pandai sekali menggombal, manisnyaaa ... persis kayak ibunya. Suka sekali menggombal," ujar Salma yang merasa terhibur dengan celotehan sang cucu.

Vara menunduk malu, "Nenek bica aja, Vala jadi malu." Ujar Vara seraya memegangi pipinya.

Owen mengerjapkan matanya, dia menatap Vara dengan jarak yang dekat. Merasa di tatap, Vara mengalihkan pandangannya tanpa menggerakkan kepalanya. "Apa liat-liat?!" Sewot Vara.

Owen menegakkan tubuhnya, dia menatap Azka yang malah menyunggingkan senyumnya. "Ponakan lo judes banget!" Ejek Owen.

"Heh! Cembalangaaan! Nda ya! Om tu ... om ciapa namanya?" Tanya Vara yang belum mengetahui teman dari om nya itu.

"Owen, nama Om Owen." Ujar Owen dengan santai.

Vara memiringkan kepalanya seakan mengejek teman dari om nya itu, "Bicanya nama na bulung hantu, untung mukanya ganteng cedikit." Cicit Vara yang mampu di dengar oleh Owen dan Azka. Owen, langsung memasang raut wajah kesalnya.

"Plis om, janan malah. Cuman belcanda gitu loh," ujar Vara dengan suaranya yang pelan.

.

.

Alva berlari di sepanjang koridor rumah sakit, raut wajahnya terlihat panik. Daniel pun mengejar bos nya yang berlari dengan sangat cepat, dia bahkan sampai ngos-ngosan di buatnya. Setibanya di depan pintu ruang rawat, Alva segera membukanya. Kedatangannya mengundang tatapan orang-orang yang ada di dalam ruangan itu. Mereka segera memberi Alva ruang untuk mendekat ke arah brankar.

Tatapan Alva tertuju pada seorang wanita yang terlihat sangat kurus. Wanita itu tertidur di atas brankar dengan banyaknya selang penunjang hidupnya. Melihatnya, d4d4 Alva terasa sesak. Seakan, tak ada oksigen yang dapat dia hirup saat ini.

"Dayana, Mas pulang." Lirih Alva seraya meraih tangan kurus wanita yang masih menjadi istrinya itu.

Seseorang menepuk bahu Alva, membuat pria itu menoleh. "Mom, bukannya Dayana baru saja melakukan kemo? Kenapa dia jadi drop seperti ini?" Ujar Alva dengan sendu pada wanita yang melahirkannya itu.

"Alva, Dokter berencana untuk merujuk istrimu ke rumah sakit lain." Ujar wanita itu.

"Rumah sakit mana?" Tanya Alva seraya menghapus air matanya yang berada di ujung matanya.

"Bandung."

Degh!

"Kenapa harus kesana? Kita bawa istriku ke Amerika, biarkan dia berobat lagi di sana. Aku ...,"

"Apa kamu tidak lihat kondisi istrimu? Tidak memungkinkan untuk membawanya ke sana sekarang! Di bandung, ada seorang dokter kanker yang sangat berpengalaman. Banyak sekali pasien pejuang kanker yang sembuh dibawah pengobatannya. Asal kamu tahu, dokter itu sebelumnya juga bekerja di rumah sakit Amerika. Kini, dia membangun rumah sakitnya sendiri di Bandung." Terang seorang wanita paruh baya pada Alva yang terdiam mencerna penjelasannya.

Alva menatap ke arah sang istri, tangannya menggenggam lembut tangan wanita yang terbaring lemah itu. "Apa dokter itu nantinya akan berkata hal yang sama seperti Dokter yang ada disini, sayang? Mereka menyerah terhadap kondisimu." Lirih Alva dengan matanya yang terlihat berkaca-kaca.

__

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Dayana mungkin sebenarnya dia wanita yang baik tapi cara dia ingin mendapatkan penerus sangaat salah..Tak suka sama kelakuan Dayana dimasalalu sampai2 Yara harus merasakan akibatnya..
Mungkinkah Dayana diberikan kesempatan kedua???
Entah harus hidup dalam rasa sakit yang terus menggerogoti atau rasa bersalah pada Yara karena telah mempermainkan kehidupannya.Yang pastinya Dayana pasti harus menyesali perbuatannya..

Alva nyewa mata2 gak ya untuk mantau keadaan rumah Ibunya Yara, tapi sekarang ada Azka yang siap jadi pelindung buat Yara dan siKembar, Mungkin dibandung bisajadi tempat mereka bertemu entah bagaimana caranya, yang pastiii Sikembar harus tetap bersama ibu kandungnya..

Btw rasanya aku mau nyulik Vala gemess bangeet ya anakk cadel.. Wkwkwk

2024-05-16

124

novi 99

novi 99

hukuman untuk Dayana ....

kok hebatan Azka dari pada Alva dalam mencari Yara .

persulit aja mereka untuk bersama … Aku yakin sekali mereka akan bersatu karena si kembar .

Dayana apa gak jujur saat pertama kali menikah sama Alva tentang rahimnya?
wanita jahat yang memikirkan dirinya sendiri dan melupakan perasaan wanita lain. pura-pura hamil dan adopsi anak tanpa memperalat wanita lain .


ku kira Alva menyesal dan mengabaikan Dayana .. ternyata masih bucin .. 🤮

2025-01-27

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

akhirnya yara kembali ke rumah ibunya

2025-02-06

3

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!