Kedatangan Azka

"Kakak." Ujar seorang pria berwajah tampan yang tadi baru saja mengetuk pintu rumah Yara. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Azka.

"Azka." Lirih Yara dengan tatapan tak percaya, dia tak pernah mengira jika Azka dapat menemukan keberadaannya.

Brugh!

Azka memeluk erat Yara, dia tak peduli apapun saat ini. Begitu pun Yara, dia membalas pelukan sang adik tak kalah kencang. Keduanya menangis, melepas kerinduan yang selama ini tertahan. Hubungan persaudaraan keduanya begitu kuat, hingga Azka dapat menemukan keberadaan sang Kakak.

"Aku sudah berjanji pada ibu untuk menemukan kakak, dan aku menepati janjiku hiks ... aku menemukan keberadaan kakak hiks ..." Isak Azka.

Yara melepas pelukan mereka, wanita itu mengelus wajah sang adik yang semakin dewasa. Wajar saja, keduanya tak bertemu selama lima tahun. Azka sudah besar, pria itu menjadi semakin tampan saat ini.

"Apa kamu tidak membawa kendaraan?" Tanya Yara ketika dirinya tak melihat kendaraan yang Azka bawa.

Azka menggelengkan kepalanya, "Aku kesini naik bus." Jawab Azka.

"Masuklah, kita bicara di dalam." Ajak Yara.

Azka mengangguk, dia masuk ke dalam rumah kakaknya. Tatapannya mengarah ke segala penjuru rumah, dia mengamati bangunan sederhana yang menjadi tempat bernaung kakaknya saat ini. Tak ada yang istimewa, rumah sederhana yang hanya memiliki dua kamar.

"Ini rumah kakak atau ...,"

"Sewa, tapi sewanya murah. Duduklah, kakak ambil kan kamu minum dulu." Pinta Yara.

Azka mengangguk, dia melepas tas punggungnya dan mendudukkan dirinya di sofa yang terlihat usang. Pria itu masih mengamati rumah Yara yang terbilang sangat kecil. Tatapannya terhenti pada sosok bocah menggemaskan yang hanya memunculkan kepalanya saja dari balik gorden kamarnya. Siapa lagi kalau bukan Vara, dia begitu penasaran dengan siapa yang datang ke rumahnya.

"Nih minumnya, maaf hanya air putih. Di rumah tidak ada teh atau kopi," ujar Yara dan meletakkan segelas air itu.

"Kak, siapa anak itu?" Unjuk Azka pada Vara yang masih memunculkan kepalanya.

Yara menoleh, dia tersenyum mendapati putrinya yang mengintip. Tak lama, wajah Vara di tarik dari dalam oleh Jovan. "Sudah aku bilang, jangan mengintip! Tidak sopan! Mau matamu bisulan?!" Omel Jovan.

"Janan begituuu! Olang penacalan juga! Penacalanna yang biculan!" Sahut Vara dengan kesal.

"Kak." Azka menatap Yara, dia meminta jawaban dari apa yang dia dengar dan lihat. Melihat tatapan Azka, Yara mengerti.

"Mereka anak kembar kakak," tetang Yara yang mana membuat Azka membulatkan matanya.

"Anak kembar? Apa disini kakak nikah lagi?! Bukannya Bang ...,"

"Tidak, kakak tidak menikah lagi. Mereka, anak kakak dengan Mas Alva." Lirih Yara.

Azka menggelengkan kepalanya, dia tak menyangka jika sang kakak telah memiliki anak. Pria itu mengusap wajahnya, matanya berkaca-kaca. Dia baru tahu, jika statusnya sudah berubah. Senyumannya merekah, dia menatap kakaknya dengan tatapan berbinar. "Waahh, panggil mereka Kak! Bilang, jika Om nya ini datang!" Seru Azka.

Yara tersenyum, "Sebentar, biar kakak panggil mereka." Sahut Yara dan beranjak dari duduknya untuk memanggil kedua anaknya.

.

.

.

Malam hari, Azka terlihat sedang memangku Vara. Keduanya asik melihat film di dalam ponsel Azka. Mereka memiliki hobi yang sama, Vara dan Azka sangat menyukai tontonan anak kembar tanpa rambut itu. Tak perlu banyak waktu untuk Vara dan Azka saling kenal, berbeda dengan Jovan yang sulit berkenalan dengan orang baru. Om dan ponakan itu kini terlihat sangat serius, sampai-sampai Yara menggelengkan kepalanya.

"Vara, sudah malam. Ayo tidur, " Ajak Yara.

"Cebental Bunda, ini kepala botakna lagi belanja di walung." Rengek Vara.

"Varaa, nanti Bunda gak izinin nonton lagi loh." Tegur Yara.

Vara merengut sebal, dia akhirnya turun dari pangkuan Azka dengan tak rela. "Om becok jangan pulang yah pokoknya. Belum celecai itu pilemna, kalau ndaa ... maju nanti gigina om pokoknya." Peringat Vara sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar.

Yara menggelengkan kepalanya, dia duduk di sebelah Azka yang masih menatap kepergian Vara hingga menghilang dari pandangannya. Lalu, Azka menoleh. Dia menatap kakaknya yang sangat berbeda dari lima tahun sebelumnya. Saat ini, kakaknya terlihat sangat kurus dan tidak terawat. Kulitnya yang dulunya selalu mulus dengan perawatan yang mahal, kini tampak biasa saja. Rambutnya yang dulu panjang bergelombang, kini hanya di bawah bahu saja dan terlihat rusak dan kaku.

"Apa kakak tidak hidup dengan baik selama ini?" Tanya Azka dengan tatapan sendu.

Yara menggeleng, "Kehidupan kakak sangat baik, apalagi sejak si kembar lahir. Mereka kebahagiaan kakak, penyemangat kakak. Mengapa kakak tidak bahagia bersama mereka hm?" Sahut Yara dengan cepat.

Azka menghela nafas pelan, "Aku sudah hampir putus asa mencari keberadaan kakak. Untungnya, aku mengikuti komunitas anak motor. Aku meminta mereka untuk membantuku mencari kakak. Kebetulan, salah satu dari mereka rumah neneknya di dekat daerah sini dan dia melihat kakak. Makanya, aku datang untuk memastikannya. Dan ternyata benar, kakak yang selama ini aku cari." Terang Azka mengenai kedatangannya yang secara tiba-tiba.

Yara tersenyum, dia mengusap lembut bahu adiknya. Dia yakin, Azka tak berhenti untuk mencarinya. Perjuangan adiknya, kini berhasil. Mereka bertemu setelah sekian lama, Yara sungguh bahagia. "Bagaimana kabar ibu?" Tanya Yara dengan penasaran.

"Ibu ... dia tidak baik-baik aja setelah kepergian Kakak. Kenapa kakak pergi begitu saja dalam keadaan hamil? Seharusnya, kakak pulang saja. Bang Alva telah menipu kakak, kita bisa menuntutnya. Kenapa kakak harus kabur?" Azka mencoba untuk mencari jawaban atas kepergian kakaknya selama ini.

Yara menghela nafas berat, dia mencoba untuk menyakinkan dirinya saat ini. Setelah yakin, Yara pun bercerita tentang apa yang terjadi lima tahun sebelumnya. Dimana, dirinya bertemu dengan Dayana dan mengetahui jika nantinya bayi yang ada di dalam kandungannya akan di ambil darinya.

Brak!

"Benar-benar kurang aj4r!" Sentak Azka seraya menggebrak meja bambu itu dengan kuat.

"Azka, kakak sudah lepaskan dia. Kakak tidak ingin ada di posisi sulit. Tapi, Mas Alva adalah penerus keluarga Elgard. Jika dia mengambil paksa si kembar dengan kekuasaan yang dia miliki bagaimana?! Kakak gak akan mampu lawan dia di persidangan." Lirih Yara.

Azka menggeleng, "Kakak tidak perlu khawatir, pernikahan kakak dan Bang Alva tidak resmi secara negara. Itu artinya, Bang Alva tidak berhak atas anak kalian. Si kembar milik ibunya dan keluarga ibunya, Bang Alva tidak bisa menggugat itu di pengadilan " Terang Azka.

"Benarkah? Tapi ... mereka akan mengambil anak kakak, bagaimana mereka benar-benar mengambilnya? Jovan, mereka pasti akan mengambil Jovan sebagai penerus. Kakak enggak mau Jovan di ambil oleh mereka." Kepanikan Yara membuat Azka berusaha untuk menenangkannya sang kakak.

Tok!

Tok!

Keduanya di kejutkan dengan suara ketukan pintu, Azka dan Yara kompak menoleh ke arah pintu itu. Ketukan tak berhenti, membuat Yara akhirnya beranjak berdiri. "Mungkin tetangga." Gumam Yara seraya berjalan mendekati pintu.

Azka mengikuti sang kakak dari belakang, hingga dia berdiri di sisi jendela. namun, kebetulan gorden jendela itu sedikit tersingkap. Azka bisa melihat siapa orang yang mengetuk pintu rumah sang kakak. Terlihat, di depan pintu satu pria paruh baya dan dua orang pria yang belum terlihat wajahnya. Namun, saat salah satunya menoleh, Azka langsung mengenalinya.

"Kak, jangan kak!" Bisik Azka saat Yara akan membuka pintunya.

"Ada apa?!" Kaget Yara.

Azka memberi isyarat agar Yara diam, keduanya menatap ke arah pintu dengan jantung berdegup kencang. Yara pikir, orang jahat Yang Azka maksud. Tak tahu saja, jika yang datang bahkan lebih berbahaya untuk nya.

"Maaf Tuan Alva, seperti nya sudah tidur. Maklum, punya dua anak kecil."

"Apa tidak bisa sekarang?" Sahut Alva dengan cepat.

Degh!

Yara membulatkan matanya, jantungnya berdegup sangat kencang. Suara pria yang lima tahun ini tidak dia dengar, kembali memasuki gendang telinganya. Suara berat itu, yang dulunya selalu Yara tunggu. Tapi sekarang, suara itu seakan menjadi ancaman tersendiri untuknya.

"Mas Alva?! Kenapa bisa dia disini?!" Batin Yara.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Ternyata yang datang Azka, tapi sekarang Alva datang beneran... Tak segampang itu Alva ketemu sikembar, Sekarang ada Azka yang siap membantu dan melindungi Yara.. Go Azka bawa kakakmu pergi jangan biarkan Alva mengetahui keadaan sikembar..

Gimana Yara tak terurus selama 5 thn ini dia fokus ke sikembar banting tulang demi menghidupi mereka, kasih ibu sepanjang masa😭🤧

vala dan jovan mengingatkan anak temanku, kembar beda bulan dan tahun.. kakaknya bicaranya dah lancar adiknya cadel kaya Vala .. 😍😂

2024-05-15

84

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

masakanmu menuntun alva mencarimu yara. 🥺

2025-02-06

3

LuckyOne

LuckyOne

alva rindu ga yah sama yara? /Sob/

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!