Kerinduan si kembar

Jam makan siang tiba, Alva kembali ke ruangannya. Pria itu sangat lapar, dia mendudukkan dirinya di sebuah kursi dan meraih nasi bungkus yang dia ambil dari pekerjanya tadi. Sejenak, matanya menatap ragu ke arah nasi bungkus itu.

"Kenapa aku mengambil ini." Gumam Alva.

Tak ingin terlalu banyak berpikir, Alva menaikkan bahunya acuh. Dia lalu membuka bungkus nasi itu dan melihat apa saja isinya. Ternyata, hanya ada lauk tempe dan ayam balado saja. Sangat sederhana menurut Alva, tetapi bagi para pekerja mungkin terlihat sangat cukup.

"Apa aku harus memakannya dengan tangan?" Gumam Alva, dia tak terbiasa makan dengan tangan.

Cklek!

Alva mengalihkan pandangannya, dia melihat asistennya datang dengan nasi bungkus yang sama seperti miliknya. "Kamu ambil nasi bungkus juga?" Tanya Alva dengan heran.

"Eh, iya Tuan. Kata para pekerja nasi bungkusnya enak, makanya saya penasaran. Apalagi ayam pedasnya, sekelas chef rasanya!" Seru asistennya itu dengan semangat.

"Masa sih?" Ragu Alva seraya menatap ke arah makanan miliknya.

Penasaran, Alva segera mengambil sedikit dari bagian ayam itu dan memakannya. Perlahan, dia mengunyah dan merasakan rasa ayam balado pedas itu. Matanya berbinar terang, pria itu tersenyum senang.

"Enak sekali, rasanya seperti buatan ...."

Degh!

Senyuman Alva luntur, dia teringat sesuatu. Pria itu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dan memastikan rasa yang ada. Ia sangat yakin, rasa masakan itu sangat familiar untuk nya. Jantungnya berdegup kencang, tatapan matanya terlihat kosong.

"Kenapa? Apa tidak enak?" Tanya asistennya dengan ragu.

Alva menggeleng, dia mengangkat pandangannya dan menatap ke arah pria yang berdiri di hadapannya. "Daniel, apa kamu tahu nasi bungkus ini di ambil dari mana? Maksudku, siapa yang memasaknya?" Tanya Alva dengan cepat.

Daniel mengerjapkan matanya, "Eh itu ... saya enggak tahu, kata Pak Lurah dari warga di dekat sini. Katanya sih, janda anak dua." Terang Daniel.

"Janda anak dua." Gumam Alva.

"Memangnya kenapa? Apa anda mau menambah istri lagi tuan? Janda lebih menggoda loh." Ledek Asistennya dengan menaik turunkan alisnya.

Alva mendengus sebal, "Jangan membuatku kesal!" Desis Alva dan beranjak pergi, meninggalkan Daniel yang terbengong di buatnya.

"Gak di habiskan, sayang banget. Lumayan, rezeki jodohnya Lisa. Uhuy!" Saat Daniel akan bersiap mengambil nasi bungkus Alva, tiba-tiba saja bosnya itu kembali dan membungkus kembali makanannya.

"Eh, tuan!" Pekik Daniel tak terima. Baru saja dia akan mengambilnya sebagai tambahan, tetapi bosnya justru mengambilnya kembali.

"Enak saja! Ini jatahku!" Desis Alva dan pergi dari sana.

"Ish!" Desis Daniel dengan kesal.

.

.

.

Yara kembali ke rumah dengan perasaan bahagia, dia telah mendapatkan uang yang Pak Lurah berikan untuk membayar nasi bungkus yang ia buat tadi. Walaupun untungnya tak besar, tetapi Yara merasa cukup untuk kebutuhannya serta anak-anaknya.

"Bunda." Panggil Jovan yang datang menemui Yara di kamarnya.

"Kenapa? Jovan butuh sesuatu?" Tanya Yara dengan lembut.

Jovan mendekati Yara, bocah menggemaskan itu terlihat menundukkan kepalanya. Seakan, ada hal penting yang akan dia katakan. Hanya saja, Jovan terlihat ragu untuk mengatakannya.

"Bunda, Jovan boleh lihat foto Ayah? Hanya foto saja, apa boleh?" Pertanyaan Jovan membuat Yara terdiam. Wanita itu mencoba tersenyum dan mengontrol perasaannya.

"Jovan gak bahagia hanya tinggal dengan Bunda yah?" Tanya Yara seraya mengelus lembut kepala putranya.

Jovan menggeleng, "Bukan gitu Bunda, tapi Jovan mau tahu tentang Ayah." Ujar Jovan dengan sorot mata yang serius.

Yara menghela nafas pelan, "Jovan, dengar. Kamu tidak perlu tahu siapa dia, dan dimana dia. Cukup kamu tahu, Bunda disini bersamamu. Kalau perlu, lupakan dia dan anggap saja dia sudah tidak ada." Ujar Yara dengan sedikit emosi Wanita itu lelah, putranya malah menanyakan tentang pria yang kembali membuat Yara teringat akan cerita pahit kehidupannya.

"Jovan hanya mau tahu, Bunda." Teguh Jovan, tampaknya pria kecil itu sangat penasaran bagaimana rupa sang ayah.

Yara menghela nafas pelan, "Jovan, Bunda lelah. Bisakah kamu keluar dulu?" Usir Yara secara halus.

Jovan menatap sang bunda dengan mata berkaca-kaca, dia tak bermaksud membuat sang bunda marah. Namun, rasa penasarannya membuat Jovan kekeuh ingin tahu. Dengan perasaan sedih, Jovan pun beranjak pergi. Meninggalkan Yara yang memijat keningnya seraya meneteskan air matanya.

"Ibu, Yara rindu hiks ... Yara rindu hiks ... Yara gak kuat ibu. Yara gak kuat jadi seperti ibu hiks ... Yara gak kuat hiks ...." Isak Yara seraya menutup matanya.

Selama lima tahun, Yara sama sekali tak menghubungi keluarganya. Dia seakan hilang dari mereka yang memiliki hubungan dengannya. Yara takut, sangat takut jika Alva menemukan keberadaannya dan mengambil anaknya. Yara tidak mau itu terjadi, tetapi tak dapat di pungkiri jika dia merindukan ibu dan adiknya.

Perlahan, Yara membuka laci nakas. Dia mengambil ponselnya dari sana dan menyalakan layarnya. Wanita itu terlihat ragu untuk memencet salah satu nama kontak di panggilan yang selama lima tahun ini tidak dia sentuh.

Sementara itu, Vara sedang bermain bersama temannya di depan rumahnya. Gadis kecil itu tampak bahagia mendorong temannya yang sedang bermain sepeda. Walaupun Yara belum membelikannya sepeda, tetapi Vara bisa meminjam milik temannya.

"Eh lihat, aku baru di belikan boneka baru sama papaku kemarin." Seru seorang anak perempuan seraya menunjukkan mainannya pada Vara.

"Woah, bagus banget! Nanti aku mau minta di belikan ayahku juga lah!" Sahut yang lain.

Sementara Vara, dia hanya diam. Matanya terlihat berkaca-kaca, dia menatap boneka itu dengan tatapan sendu. Perlahan, Vara berbalik. Dia memasuki rumahnya dengan berlari kencang dan meninggalkan para temannya yang asik menyambut mainan baru milik yang lain.

"BUNDAAA HIKS ... BUNDAA!" Seru Vara yang mana membuat Yara terkejut. Dia segera menghapus air matanya dan keluar dari kamar untuk menghampiri putrinya.

Brugh!

"Ada apa?" Kaget Yara ketika putrinya langsung memeluk kakinya dengan erat.

Vara tak membuka suara, dia hanya memeluk kaki sang bunda dengan menangis lirih. Yara semakin khawatir, dia mencoba untuk menenangkan putrinya. Namun, tangisan Vara semakin kencang. Yara bingung mengapa putrinya jadi seperti ini.

"Vara, Vara kenapa sayang?" Tanya Yara dengan lembut.

Vara tak membuka suara, dia hanya bisa menangis. Tangisan Vara membuat Jovan keluar dari kamarnya. Pria kecil itu menatap kembarannya dengan tatapan penasaran. Melihat kehadiran putranya, Yara di tambah di buat sedih. Dia melihat mata sembab putranya yang terlihat sekali sehabis menangis. Ada apa dengan kedua anaknya? Mengapa hari ini hati mereka begitu sensitif. Apa Vara juga menangis karena persoalan ayahnya? Sama seperti Jovan?

"Bela di belikan boneka cama ayahna hiks ... Vala mau minta juga cama ayah hiks ... culuh ayah pulang Bunda!"

Deghh!?

Air mata Yara luruh, dia langsung berlutut di hadapan putrinya yang baru saja menjelaskan semuanya. Yara tak bisa berkata-kata, dia hanya memeluk erat putrinya dengan air matanya yang terus mengalir. Jovan yang tadinya terdiam pun turut memeluk keduanya. Isakan tangis dari tiga orang itu membuat siapapun yang mendengarnya pasti merasa sedih.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Yara menghentikan tangisnya, dia melepas pelukannya pada kedua anaknya dan menghapus cepat air matanya. "Sebentar yah, Bunda lihat siapa yang datang. Jovan, tolong ajak adiknya minum dulu." Pinta Yara sebelum beranjak untuk membukakan pintu untuk sang tamu.

Cklek!

"Ya, ada perlu a ...,"

Degh!

Tubuh Yara lemas, matanya membulat sempurna. Rasanya, jantungnya terasa berhenti berdetak. Kedatangan pria di hadapannya, membuat Yara mematung. Dia tak bisa berkata-kata lagi, selain menjatuhkan kembali air matanya dengan tatapannya yang kosong.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

alva kah yang datang?

2025-02-06

3

🌹Erna 2 🌹

🌹Erna 2 🌹

Wow... langsung ketemu ya dgn Bapaknya anak2...
Segitu mudahnya yaa

2024-11-20

0

Merica Bubuk

Merica Bubuk

Cie ileh, ya pake tanganlah, masa pake kaki 🤦‍♀️🤦‍♀️

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!