Hampir bertemu

Jovan sibuk mencari adiknya yang tidak ada di rumah, dia pikir adiknya akan kembali ke rumah. Namun, ternyata Vara tak berada di sana. Jovan uring-uringan, teman-teman Vara bilang jika adiknya itu berkata ingin pulang. Namun, saat sampai rumah masih kosong.

"Awas kalau pulang, aku suruh cuci piring lagi dia." Gumam Jovan dan berniat akan mencari keberadaan sang adik.

Saat anak laki-laki itu akan memakai sandalnya, matanya justru menangkap sosok yang sedari tadi dia cari. Dengan santainya, bocah menggemaskan itu berjalan mendekatinya seraya menyeruput es dari plastik.

"Habis dari mana kamu?!" Seru Jovan yang mana membuat Vara terkejut.

"Eh, Abang. Hampil meledak jantungna Vala, napa cih! Macang muka cudah cepelti lap nda di cuci." Kesal Vara dan berlalu masuk, meninggalkan Jovan yang kesal di buatnya.

"Kalau kemana-mana bilang dulu! Abang capek nyariin kamu!" Omel Jovan.

Vara menghentikan langkahnya, "Vala nda kabul kok Abang, cuman beli es dogel aja. Tadi di beliin cama om ganteng, Abang cih nda ikut Vala tadi." Celoteh Vara.

Jovan menggeram kesal, "Bunda kan bilang! Kalau di kasih apa-apa sama orang asing, kita gak boleh ambil! Kalau kamu di culik gimana?!" Seru Jovan.

Vara terdiam, seakan bocah itu memikirkan sesuatu. "Kalau di culik ... Vala culik balik om na. Ganteng tau Abang," ujar Vara yang kembali membuat Jovan kesal.

"Kaauuu! hiii! Siang ini, kamu yang cuci piring pokoknya! Abang gak mau tahu!" Total Jovan dan berlalu pergi memasuki kamar mereka.

Brak!

Vara mengerjapkan matanya setelah Jovan menutup pintu kamar dengan sangat kencang. Tak peduli, Vara kembali meminum esnya dengan santai.

"Abang mana Dek?" Yara telah kembali pulang, dia hanya melihat putrinya asik dengan es nya.

"Biaca, malah. Kelual tandukna itu," ujar Vara dengan santai.

Yara menghela nafas pelan, "Kamu yang keluarin tanduk abang kan? Jangan sering buat abang marah, kasihan abang." Ujar Yara seraya mengelus lembut kepala putrinya. Dia lalu, berjalan menuju karpet dan duduk di sana.

"Nda buat abang malah, abangnya yang malah-malah." Protes Vara.

"Hais, yasudah. Duduklah dan makan, Bunda dapet nasi box dari hajatan." Ajak Yara.

Mendengar itu, senyuman Vara merekah. Dia segera menghampiri sang bunda dan duduk di hadapannya. Matanya berbinar terang menatap isi nasi box itu terdapat ayam kesukaannya.

"Ayam cemuuuull!" Seru Vara.

"Bukan semur, tapi kecap." Ujar Yara membenarkan.

"Cama aja, walnana cama-cama hitam. Ayo Bunda, Vala mau makan. Cuapin!" Pinta Vara dengan semangat.

"Bentar yah, Bunda panggil abangmu dulu." Yara bangkit, dia menghampiri putranya yang sedang merajuk di kamar. Sementara Vara, dia melanjutkan meminum es nya seraya menunggu sang bunda kembali.

Tak lama, Yara kembali. Dia datang seraya menggandeng tangan Jovan. Tampak, wajah pria kecil itu terlihat kesal. Apalagi, saat Vara menatapnya dengan tatapan polos tak bersalah. Yara pun mendudukkan Jovan di sebelah Vara, sementara dirinya di depan mereka berdua.

"Kenapa liat Vala begitu?" Tanya Vara dengan heran.

"Hais, sudah. Sini Abang, buka mulutnya." Yara menghentikan pertengkaran mereka yang mungkin sebentar lagi akan berlanjut.

Jovan membuka mulutnya, dia menerima suapan dari Yara. Begitu pun Vara, dia mendapat gilirannya sendiri. Setelah keduanya makan beberapa suap, Jovan menyadari sesuatu. Dia menatap sang bunda yang sedari tadi tak ikut makan bersama mereka.

"Bunda enggak makan?" Tanya Jovan. Vara turut menatap bunda mereka yang masih ingin menyuapi keduanya.

"Bunda nanti saja, nih masih ada satu. Nanti kalau kalian udah kenyang, Bunda baru makan." Terang Yara.

Jovan tak kembali bersuara, bocah menggemaskan itu menarik box yang sudah di makan dan membuka box yang baru. "Bunda makan aja, Jovan dan adek bisa makan sendiri." Pinta Jovan.

"Kan Vala ...,"

"Gak usah manja kamu! Makan, dan habiskan! Mau cuci piring apa makan sendiri huh?!" Omel Jovan pada adiknya yang akan protes.

Vara merengut sebal, dia akhirnya makan sendiri. Melihat adiknya yang makan sangat lambat ketika tidak di suapi, Jovan pun akhirnya gregetan sendiri. Dia mengambil nasi beserta lauknya dan menyodorkannya pada sang adik. Vara tersenyum, dia melahap suapan sang abang. Yara yang melihat itu tersentuh atas kedewasaan putranya.

"Sifat Jovan, sangat dewasa. Dia tidak suka membeli mainan, jajan, dan hal lain yang anak seumurannya sukai. Sampai-sampai, aku tidak tahu apa yang dia sukai sebenarnya." Batin Yara.

"Bunda, makan. Nanti kalau enggak, Bunda sakit." Tegur Jovan saat melihat bundanya malah melamun.

"Eh iya." Sahut Yara dan segera memakan nasi miliknya.

.

.

.

Jovan terbangun dari tidurnya saat mendengar suara alat masak yang saling beradu. Bocah menggemaskan itu segera duduk dan mengg4ruk kepalanya yang tak gatal. Di sebelahnya, sang adik tampak pulas tertidur dengan kakinya yang berada di bantal. Sedangkan kepalanya berada di bawah.

Jovan beranjak dari kamar, dia pergi keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Terlihat, sang bunda sedang sibuk dengan alat masaknya. Beberapa macam makanan sudah tersedia di sebuah tempat di meja dapur. kening Jovan mengerut dalam, makanan itu terhitung sangat banyak sekali. Seperti akan membuat acara besar saja.

"Bunda ngapain?" Tanya Jovan dengan suaranya yang lirih.

"Eh, gantengnya Bunda sudah bangun. Sebentar sayang, Bunda selesaikan dulu ini. Kamu mandi yah, nanti bantu Bunda buat antar yah." Sahut Yara dengan lembut.

Jovan mengangguk, dia segera mandi dan membantu Yara di dapur. Banyak sekali nasi serta lauk yang Yara siapkan, tapi tak membuat wanita itu menyerah. Dia bangun sangat pagi dan membuat makanan ini semua untuk para pekerja proyek. Syukurlah, dia mendapatkan amanah dari pak lurah untuk membuat makan siang pekerja proyek itu.

"Ini buat siapa Bunda? Kenapa banyak sekali?" Tanga Jovan dengan heran.

"Buat makan siang pekerja proyek, nanti kita antar ke sana yah." Ajak Yara. Dengan senang hati, Jovan menganggukkan kepalanya.

Keduanya pun pergi, meninggalkan Vara yang sengaja di biarkan tidur dalam kamar. Yara tak mengunci pintu, karena khawatir putrinya akan keluar untuk mencarinya. Sesampainya di lokasi, Yara segera menyerahkan sekantong plastik besar berisikan makanan yang sudah ia bungkus dengan kertas nasi.

"Terima kasih Bu, nanti saya sampaikan ke atasan." Ujar seorang pria yang terlihat lebih tua dari Yara.

"Sama-sama pak." Sahut Yara seraya tersenyum tipis.

"Ayo sayang." Ajak Yara seraya menggandeng tangan putranya pergi dari sana.

Pria itu masih menatap ke depan, dimana Vara dan Jovan berjalan menjauh. Lalu, dia menunduk dan melihat isi dari kantong plastik yang Yara berikan padanya itu. Namun, dirinya tiba-tiba saja di kejutkan dengan sebuah tepukan di bahunya.

"Eh Bos, ngagetin aja." Seru pria itu dengan wajah terkejut.

"Siapa wanita dan anak tadi? Apa mereka keluargamu?" Tanya Alva yang melihat Yara dan Jovan yang sudah berjalan menjauh.

"Eh bukan Bos, wanita tadi dan anaknya datang untuk bawakan pekerja makan siang. Kalau makanan Bos kan, beda sama kami." Sahut pria itu.

Alva berkacak pinggang, pria itu lalu mengulurkan satu tangannya ke dalam plastik dan mengambil satu bungkus makanan itu. "Saya ambil satu, kalau kurang beli saja di restoran terdekat." Ujar Alva dengan santai dan melenggang pergi begitu saja.

"Aneh banget, masa mau makan nasi bungkus begini. Padahal si bos bisa beli di Resto." Gumamnya dengan heran.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Firasat sepertinya makanannya enak, padahal memang enak orang istri sendiri yang masak..Wkwkwk
Eh mereka masih suami istri gak sih, tapi kalau lihat kelakuan Alva kebelakang gak pantas disebut suami.
Dayana masih hidup gak ya, kalau iya apakah masih terobsesi punya anak dari wanita lain, Terus Alva masih bersedia juga menikah lagi demi lahirnya seorang penerus🤔 btw Yara waktu itu buang tespeknya gak ya masih banyak teka-teki.. Wkwkwk

Semangatt lanjut nulisnya kak author..

2024-05-14

92

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

apakah masakan itu bisa mengingatkan alva pada yara?

2025-02-06

3

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

kasihan yara dan anak"nya🥺

2024-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2 Keputusan Yara
3 Si kembar yang menggemaskan
4 Hampir bertemu
5 Kerinduan si kembar
6 Kedatangan Azka
7 Keputusan Azka
8 Kembali pulang
9 Tragedi
10 Pertemuan yang tak terduga
11 Hubungan kita belum selesai
12 Hubungan kita selesai, Mas!
13 Lepaskan salah satunya!
14 Tingkah si kembar
15 Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16 Keputusan Yara
17 Di luar rencana
18 Berduka
19 OM ALPAAA!
20 Terungkapnya keberadaan si kembar
21 Balasan kecil dari Azka
22 Rindu Ayah
23 Lujaaaaakk!
24 Bertemu cucu
25 Kehebohan Grace
26 Kelakuan Alva yang meresahkan
27 Kita paloan yah
28 Kecemburuan Alva
29 Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30 Kediaman Elgard
31 Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32 Perdebatan Azka dan Alva
33 Perjanjian
34 Ajakan makan malam
35 Tak pantas mencintainya
36 Tamparan tak di sengaja
37 Kelakuan keluarga Elgard
38 akta si kembar
39 Ku cemburu
40 Pergi bersama
41 Suasana yang hangat dan haru
42 Keadaan hati
43 Jovan sakit
44 Selalu dengan kehebohan
45 Tangisan tanpa suara
46 Kepasrahan Alva
47 Rekam hati seorang anak
48 Andaikan
49 Kembali ke rumah lama
50 Akhir dari persyaratan
51 Jenguk cucu
52 Tidak siap berpisah
53 Kejutan di hari sidang
54 Bukan perpisahan yang diinginkan
55 Tak ingin kehilangan
56 Ingin bertemu ayah
57 Masih mencintainya
58 Hati yang terluka
59 Takut
60 Hanya ketakutan
61 Si kompor meleduk
62 Rindu yang tak bisa di jelaskan
63 Terbayang akan penyesalan
64 Mulai membaik
65 Bertemu lagi
66 Onty cama angkel ngapain?
67 Kebahagiaan yang di inginkan
68 Rumah baruuu
69 Dia yang sangat menggemaskan
70 Pertemuan tak sengaja
71 Aku percaya dengan Istriku
72 Pesanan Oma
73 Aku ingin kejutanku sayang
74 Akhirnya ....
75 Wajah berseri Alva
76 Kedatangan Tuan Arlo
77 Respon si kembar
78 Tentang Tuan Arlo
79 Tidak kalah pedas
80 Kejutan di luar Kejutan
81 Pilihan Alva
82 Ingin bertemu
83 Lebih takut kehilangan kalian
84 Ego Tuan Arlo
85 kelakuan si kecil
86 Mual~
87 Calon adik si kembar
88 Vara yang merajuk
89 Ketegasan Alva
90 Calon debay~
91 Keanehan Malven
92 Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93 Tendangan calon baby
94 Gara-gara si Owen
95 Copan kah begitu?
96 Pertama masuk sekolah
97 Mengidam
98 Paksu merajuk
99 Diresmikan
100 Gara gara Pr
101 Tuan Arlo
102 Obrolan santai
103 Jujur dan percaya kunci segalanya
104 Keposesifan Alva
105 Kehamilan Fanny
106 Gara gara kambing
107 Kehangatan keluarga
108 Penyesalan Tuan Arlo
109 Mencintaimu
110 Lahiran mendadak
111 Ezhar Zeroun Elgard
112 Ekstra part 1
113 Ekstra part 2
114 Ekstra Part 3
115 Ekstra part 4
116 Ekstra part 5
117 Ekstra part end
118 KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119 Bonchap
120 Bonchaaap
121 Bonchap MalVa
122 Bonchap MalVa
123 Bonchap MalVa
124 Bonchap MalVa
125 Bonchap MalVa
126 Bonchap MalVa
127 Bonchap MalVa
128 Bonchap MalVa
129 Bonchap MalVa
130 Bonchap MalVa
131 Bonchap MalVa
132 Bomchaap MalVa
133 Bonchap Malva
134 Bonchap MalVa
135 IF YOU COME BACK
136 KARYA BARU!
137 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Buku nikah di ruang kerja Mas Alva
2
Keputusan Yara
3
Si kembar yang menggemaskan
4
Hampir bertemu
5
Kerinduan si kembar
6
Kedatangan Azka
7
Keputusan Azka
8
Kembali pulang
9
Tragedi
10
Pertemuan yang tak terduga
11
Hubungan kita belum selesai
12
Hubungan kita selesai, Mas!
13
Lepaskan salah satunya!
14
Tingkah si kembar
15
Pertemuan pertama Alva dan Jovan
16
Keputusan Yara
17
Di luar rencana
18
Berduka
19
OM ALPAAA!
20
Terungkapnya keberadaan si kembar
21
Balasan kecil dari Azka
22
Rindu Ayah
23
Lujaaaaakk!
24
Bertemu cucu
25
Kehebohan Grace
26
Kelakuan Alva yang meresahkan
27
Kita paloan yah
28
Kecemburuan Alva
29
Jangan buat Bunda menangis, Ayah
30
Kediaman Elgard
31
Dua puluh tujuh hari sebagai syarat
32
Perdebatan Azka dan Alva
33
Perjanjian
34
Ajakan makan malam
35
Tak pantas mencintainya
36
Tamparan tak di sengaja
37
Kelakuan keluarga Elgard
38
akta si kembar
39
Ku cemburu
40
Pergi bersama
41
Suasana yang hangat dan haru
42
Keadaan hati
43
Jovan sakit
44
Selalu dengan kehebohan
45
Tangisan tanpa suara
46
Kepasrahan Alva
47
Rekam hati seorang anak
48
Andaikan
49
Kembali ke rumah lama
50
Akhir dari persyaratan
51
Jenguk cucu
52
Tidak siap berpisah
53
Kejutan di hari sidang
54
Bukan perpisahan yang diinginkan
55
Tak ingin kehilangan
56
Ingin bertemu ayah
57
Masih mencintainya
58
Hati yang terluka
59
Takut
60
Hanya ketakutan
61
Si kompor meleduk
62
Rindu yang tak bisa di jelaskan
63
Terbayang akan penyesalan
64
Mulai membaik
65
Bertemu lagi
66
Onty cama angkel ngapain?
67
Kebahagiaan yang di inginkan
68
Rumah baruuu
69
Dia yang sangat menggemaskan
70
Pertemuan tak sengaja
71
Aku percaya dengan Istriku
72
Pesanan Oma
73
Aku ingin kejutanku sayang
74
Akhirnya ....
75
Wajah berseri Alva
76
Kedatangan Tuan Arlo
77
Respon si kembar
78
Tentang Tuan Arlo
79
Tidak kalah pedas
80
Kejutan di luar Kejutan
81
Pilihan Alva
82
Ingin bertemu
83
Lebih takut kehilangan kalian
84
Ego Tuan Arlo
85
kelakuan si kecil
86
Mual~
87
Calon adik si kembar
88
Vara yang merajuk
89
Ketegasan Alva
90
Calon debay~
91
Keanehan Malven
92
Lindunya nanti dulu, Vala lapal
93
Tendangan calon baby
94
Gara-gara si Owen
95
Copan kah begitu?
96
Pertama masuk sekolah
97
Mengidam
98
Paksu merajuk
99
Diresmikan
100
Gara gara Pr
101
Tuan Arlo
102
Obrolan santai
103
Jujur dan percaya kunci segalanya
104
Keposesifan Alva
105
Kehamilan Fanny
106
Gara gara kambing
107
Kehangatan keluarga
108
Penyesalan Tuan Arlo
109
Mencintaimu
110
Lahiran mendadak
111
Ezhar Zeroun Elgard
112
Ekstra part 1
113
Ekstra part 2
114
Ekstra Part 3
115
Ekstra part 4
116
Ekstra part 5
117
Ekstra part end
118
KARYA BARU: BERONDONG PILIHAN SINGLE MOM
119
Bonchap
120
Bonchaaap
121
Bonchap MalVa
122
Bonchap MalVa
123
Bonchap MalVa
124
Bonchap MalVa
125
Bonchap MalVa
126
Bonchap MalVa
127
Bonchap MalVa
128
Bonchap MalVa
129
Bonchap MalVa
130
Bonchap MalVa
131
Bonchap MalVa
132
Bomchaap MalVa
133
Bonchap Malva
134
Bonchap MalVa
135
IF YOU COME BACK
136
KARYA BARU!
137
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!