Bab 4

Nana begitu percaya diri memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Zaidan, sedangkan orang yang mendengarnya hanya bersikap biasa saja. Bagi mereka Nana sudah biasa seperti ini. Tapi berbeda dengan Aisyah, dia sedikit terkejut mendengar pengakuan seorang gadis ceria itu.

"Kamu calon istri Mas Zaidan? " Tanya Aisyah kembali dengan melihat raut wajah Zaidan seperti biasa saja. Zaidan tak menyangkal maupun membenarkan perkataan Nana dia hanya diam saja dan tak merasa terusik sedikit pun.

"Iya Ka yah...! Aku calon istri Mas Zaidan." Jawabnya kembali dengan percaya diri dan tersenyum ceria seperti sebelumnya.

"Ka yah...?" Tanya Aisyah dengan heran.

"Ia nama kakak'kan Aisyah, makanya aku panggil Ka. yah aja biar menghemat waktu, dari pada manggilnya Kakak Aisyah, itu kepanjangan banget Kak, apalagi aku melihat Kakak lebih tua dari aku."

Aisyah yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya saja, ini pertama kalinya dia bertemu dengan manusia unik seperti Nana, sepertinya seru mempunyai teman sepertinya.

"Ia Kak, Nana emang suka singkat nama orang jadi Kakak harap maklum yah, dia emang punya kebiasaan yang aneh!" Seru Renata tiba-tiba menimpali percakapan mereka. Sementara Nana hanya acuh, tak memikirkan perkataan Renata yang menganggapnya aneh. Dia malah bahagia menanggapi perkataan Aisyah.

"Ka yah saudara jauhnya Mas Zaidan yah?!" Tanya Nana dengan tersenyum manis.

"Ia aku sepupu jauhnya Mas Zaidan Na, tapi kenapa kamu nga singkat Nama Zaidan juga seperti yang lainnya." Tanyanya heran.

"Ya nga mungkin di singkat lah Kak, ngak mungkin Nana mau singkat namanya Mas Zaidan. Katanya nama adalah doa dan pemberian orang tua, jadi nga paten kalau nama Mas Zaidan disingkat. Itu kata Nana Kak." Sela Renata yang malah menjawab pertanyaan Aisyah. Sedangkan Aisyah hanya tersenyum menanggapinya, Zaidan merasa tak terganggu sedikitpun akan obrolan mereka padahal yang dibicarakan adalah dirinya.

Setelah makan siang yang berujung Alot, mereka semua meninggalkan tempat tersebut. Zaidan pulang bersama Aisyah sedangkan Nana dan Renata pulang bersama. Walau banyak Drama yang di lakukan oleh Nana akibat ingin sekali ikut bersama Zaidan tapi Renata selalu menghalangi niatnya. Jadilah disini Nana berenggut kesal atas sikap Renata.

"Kamu kenapa sih Ba ret..! Suka baget ganggu kesenangan aku. Kamu tuh Jadi penghalang aku dekat sama Mas Zaidan tau." Serunya kesal.

"Bukannya gitu Nana, tapi kamu tau sendiri kan abis kita makan kamu janji mau temenin aku buat ke rumah tante aku. Tapi abis ketemu Zaidan malah putar balik maunya deket terus sama dia, Padahal kamu udah janji mau temenin aku."

"Ketemu tante kamu bisa kapan-kapan Baret, tapi ketemu sama Mas Zidan itu sulit, kamu ngerti nga sih...! Tau ahh aku kesel." Nana selalu menggerutu dimobil Renata, tak hentinya mengomel dari A - Z karena saking kesalnya. Renata yang mendengar itu hanya menulikan telinganya.

"Ba ret kamu denger aku ngomong nga Sih." Teriaknya kencang karena merasa tak dihiraukan oleh Renata.

"Nana Ayunda...! Bisa diem nga aku lagi nyetir." Jawabnya tak kalah nyaring. Nana yang mendengar itu terpaksa mingkem, seharusnya dia yang kesal kenapa malah sebaliknya.

Renata begitu fokus mengendarai mobil milik orang tuanya, dia sengaja meminjam mobil milik Ayahnya karena ingin kerumah tantenya karena lumayan jauh jika dia naik motor.

Setelah perjalanan hampir 1 jam lebih akhirnya Renata sampai juga ke rumah tantenya. Nana masih menampakkan muka kesalnya kepada Renata bahkan dia tak ingin keluar dari mobil itu. Dia tak ingin menemani Renata masuk ke rumah itu.

"Ayo turun ngapain masih disitu, katanya mau temenin aku?" Tegur Renata karena Nana tak mau keluar dari dalam mobil sedangkan Renata sudah keluar dari mobil, dan membuka pintu depan untuk Nana tapi orang yang ditunggu nya tak mau keluar, dia masih duduk manis di kursinya.

Nana yang mendengarnya mendengus kesal, dia terpaksa keluar dari mobil dan menemani Renata masuk kedalam rumah mewah tersebut.

"Renata... Kamu udah datang, tante pikir kamu ngak bakal dateng?!" Sapa Tante Rita mengajak ponakannya itu duduk dikursi sofa mewah itu. Ketika dia sudah masuk di dalam rumah megah itu dan langsung disambut oleh tante Rita

"Nga mungkin Rena nga dateng, tante'kan nyuruh Rena dateng, apalagi Mas Riyan mau nikah, maaf yah Ayah dan Ibu nga sempat dateng. Tapi nanti di hari pernikahan Mas Riyan, Ibu sama Ayah pasti bakalan dateng ko."

"Ia Tante ngerti sayang, Ini siapa Rena?" Tanya Mama Riyan kepadanya. Sambil mengulurkan tangannya agar berjabat tangan.

"Kenalin tante ini Nana sahabat Rena." Jawab Renata, Nana yang mendengar itu membalas uluran tangan Mama Riyan kemudian dia tersenyum ke arah wanita cantik itu. Nana tak menyangka jika Renata dan Riyan sepupuan, Renata tak pernah mengatakan apapun jika dia dan Riyan sodaraan dan ini sangat diluar dugaannya. Bahkan jika Riyan dan Renata bertemu mereka tak pernah bertegur sapa, mereka seperti tak kenal satu sama lain.

Pantas saja Renata mengetahui jika Riyan dan Nadia akan menikah ternyata mereka ber sodara Batin Nana.

Entah mengapa Nana menjadi pendiam sekarang, dia tak pernah bicara jika tidak diajak bicara, tidak seperti biasanya Dia lebih banyak diam.

Tak terasa hari sudah mulai sore, akhirnya mereka pulang juga dari tempat Tante Rita. Setelah mencium tangannya dengan takzim mereka pamit untuk pulang kerumah masing-masing.

Di dalam mobil, Nana terus saja diam dan tak mengatakan apa-apa. Membuat Renata menjadi bingung. "Kamu kenapa sih Nana, kamu nga kerasukan Jin Bisu'kan, soalnya dari tadi diem terus, padahal saat kita mau kesini kamu ngoceh terus dari tadi." Tegur nya dengan mengguncang lengan Nana, Karena Nana tak pernah menatap nya sedikitpun sehabis dari rumah tantenya membuat Renata menjadi bingung. dia lebih memilih menatap pintu jendela mobil dari pada mengajaknya bicara.

"Kamu kenapa nga pernah cerita kalau Mas Riyan itu sepupu kamu, bahkan kamu sama Mas Riyan seperti dua orang asing."

"Orang kamu nga pernah nanya juga!" Jawab Renata acuh.

"Walaupun aku nga pernah nanya Baret, kamu seharusnya cerita sama aku. Apa jangan-jangan kamu sengaja yah bikin mereka menikah biar Bang ke patah hati. Dan kamu bisa lebih leluasa deketin Bang ke'kan...! Aku tau kamu diam-diam suka sama Bang ke tapi dia nga pernah respon sedikitpun sama kamu, Kamu seharusnya sadar diri Renata. Bang ke itu nga pantes buat kamu. Dan kamu juga tau kalau Bang ke cinta banget sama Mba Nadia, tapi kenapa Bang ke malah ditinggalkan begitu saja sama Mba Nadia dan malah menikah sama Sepupu kamu itu...!" Tuduh Nana dengan menaikkan intonasi bicaranya.

Renata yang dituding seperti itu menjadi emosi, dia tak menyangka jika sahabat baiknya bisa berpikiran picik seperti itu kepada dirinya.

"Asal kamu tau yah Na, aku juga baru tau kalau mereka akan nikah, walau aku sepupuan sama Mas Riyan tapi aku sama dia ngak terlalu dekat. Aku juga nga tau kenapa mereka bisa menikah padahal Mbak Nadia punya hubungan sama Bang ke. Dan satu lagi, aku ngak nyangka kalau kamu bisa berpikiran picik seperti itu ke aku," Jedanya dengan menghentikan mobilnya kemudian menatap ke arah Nana.

"Ia benar aku memang mencintai Bang Keri, tapi aku ngak ada niat sedikitpun buat pisahin Bang Keri sama Mbak Nadia karena aku tau mereka saling cinta. Asal kamu tau Na, aku tuh ngak sejahat itu menghadirkan orang lain untuk menghancurkan hubungan seseorang. Dan aku juga sadar diri Na, aku nga pantes buat Bang Keri makanya aku nga pernah berharap lebih dengan dia. Kalau kamu mau nyalahin aku Na, salahin aku aja Na yang mencintai Abang kamu yang ternyata nga bisa aku gapai." Ujar Renata dengan menangis terseduh-seduh. Hati Renata begitu sakit karena dengan teganya Nana mengatakan itu kepadanya padahal selama ini dia tidak pernah macam-macam walau sedikit pun.

"Udahlah aku nga percaya lagi sama kamu, kamu itu munafik sama kaya sepupu kamu itu, katanya sahabat tapi malah menikung sahabatnya sendiri." Ujar Nana dan segera keluar dari dalam mobil Renata dengan membanting pintunya, kemudian mencari taxi dan meninggalkan Renata yang menangis seorang diri di dalam mobil.

Mohon dukungannya, berupa Like , koment dan yang lainnya. semoga suka sama ceritanya yah.

Makasih banyak 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Noerma_Nares

Noerma_Nares

sabar ya ba ret, 🥲

2024-06-08

1

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Nana jangan langsung suudzon dulu sama Renata. mungkin saja wanita itu memang bukan jodoh kakakmu.

2024-06-01

1

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Diceritakan juga gak penting kali Na 🤭

2024-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!