Bab 3

Setelah menempuh perjalanan 30 menit akhirnya Nana dan Keri sampai juga di kediamannya. mereka memasuki pekarangan rumah yang ternyata Mama Puspa sudah ada didepan rumah menunggunya. "Kalian kenapa telat pulang? Dari tadi Mama udah nungguin kalian!" Tanya Mama puspa dengan mendekat ke arah mereka.

"Ini gara-gara Bangke jemputnya lama, Nana nunggunya sampai lumutan, kaki Nana juga udah pegel banget gara-gara lama nunggunya." Protes Nana kepada Mama Puspa, kemudian Nana melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah dengan meninggalkan dua orang yang tengah menatap nya jengah.

"Itu adik kamu kenapa ngomel terus, kuping Mama sampai berdengung dibuatnya." Tanya Mama Puspa dengan memengang lengan anak sulungnya itu.

"Biasa Ma kalau aku jemputnya lama pasti dia bakalan ngomel terus, kalau udah cape juga bakalan diem." Ujar Keri lesu dengan berjalan beriringan bersama Mama Puspa masuk kedalam rumah sederhana mereka.

"Tadi Nadia dateng kesini bawa undangan! Apa kamu sudah tau kalau dia bakalan nikah?" Tanya Mama Puspa hati-hati takut melukai perasaan anaknya itu. Keri menatap Mamanya dengan sayang kemudian menggenggam tangannya, dia menghentikan langkahnya sementara kemudian berucap.

"Aku udah tau kalau Nadia mau nikah sama Riyan, tadi Riyan dateng ke tempat kerja Keri untuk kasih undangan pernikahan mereka. Mama tak perlu mengkhawatirkan Keri, mungkin ini sudah jalannya bahwa Keri dan Nadia emang ngak berjodoh. Walaupun Keri sudah menunggu Nadia selama 6 tahun. Tapi ternyata Keri sama Nadia nga di takdirkan bersama, Keri akan mencoba mengikhlasnya Ma."

"Mama tau ini nga muda buat kamu sayang, tapi Mama yakin kelak kamu akan mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya, karena anak Mama ini adalah pria yang sangat baik." Seru Mama Puspa menepuk punggung anaknya itu untuk memberikan semangat kepadanya.

"Aamiin. Ma!"

"Kamu mau datang ke nikahan mereka? kalau kamu nga bisa dateng, biar Mama sama Nana aja yang dateng."

"Keri bakalan datang Ma, kita semua bakalan dateng, Aku nga enak kalau nga dateng soalnya kita udah deket banget'kan sama keluarga Nadia. Mama tenang aja Keri nga apa-apa ko. Kalau gitu aku mau mandi dulu yah Ma," Ujar Keri tersenyum hangat kearah Mama tersayangnya.

Keri kemudian meninggalkan Mamanya menuju ke kamarnya, Mama Puspa hanya menatapnya dengan iba karena apa yang Keri usahakan selama ini untuk Nadia sia-sia belaka. Mama Puspa sangat tau perjuangan Keri untuk menikahi Nadia, tapi Nadia malah menikah dengan pria lain. Mama Puspa tak bisa menyalahkan Nadia atas keputusannya.

Mama puspa kembali ke dapur untuk menghangatkan makanan yang dibuatnya tadi siang. Sambil menunggu ke dua anaknya itu keluar dari kamar.

...****************...

Keesokan harinya, berhubung hari ini adalah hari libur. Makanya Nana bersama sahabatnya yaitu Renata pergi ke sebuah kafe di mana tempat dia selalu nongkrong di waktu senggang.

"Kamu tau ga kalau Mba Nadia mau nikah?" Tanya Renata kepada Nana dengan menyesap minuman yang telah di pesannya bersama dengan Nana.

"Emang ia, sama siapa? ko aku nga tau sih!!" Tanyanya penasaran. Karena setaunya Abangnya itu sangat cinta mati dengan wanita itu, Jika Nadia Memilih mati pasti Abangnya itu lebih memilih hidup, ngapain mati berdua. pikirnya.

"Sama Mas Riyan, emang kamu ngak tau kalau mereka bakalan nikah, minggu ini?"

"Seriusan...!!!" Serunya kaget. Dengan menatap intens ke arah Renata yang sedang mengunyah makanannya. "Tapi Bang... ke nga ngomong apa-apa loh sama Nana, apalagi ngebahas tentang Ban...dit?!" Lanjutnya.

"Emang kamu itu penting, apa-apa harus ngomong dulu sama kamu. " Jawab Renata cuek.

"Dasar Baret...!!!" Ucapnya kesal dengan mendelik tajam ke arah Renata dan memajukan bibirnya yang seksi menurutnya.

Renata yang di tatap seperti itu hanya mendengus kasar. Dia tak menyangka sahabat keponya ini akan ketinggalan informasi sepenting ini, apalagi ini berhubungan dengan Saudara tersayangnya.

Mereka kemudian melanjutkan makannya, tanpa Renata berniat menanggapi ocehan Nana, rasanya Renata lebih asyik menikmati makanan enak yang dihidangkan ini dari pada meladeni Nana yang terus mengoceh.

"Baret, itu bukannya Mas Zaidan, Tapi itu sama siapa?!" Tanya Nana penasaran dengan menunjuk ke arah dua orang yang tengah duduk dengan tenang. Nana kemudian mengguncang lengan Renata Agar Renata bisa beralih fokus kepada orang yang ditunjuknya. Mereka melihat Zaidan sedang menatap seorang wanita cantik berpakaian syar'i.

"Calon istrinya kali," Jawab Renata acuh.

"Baret'kan tau kalau calon istri Mas Zaidan itu aku, ko Gitu aja lupa sih,"

"Ya ampun Nana, kamu itu cuman dianggep adik sama Mas Zaidan, sadar dong Na, apa perlu aku getok dulu pala kamu biar cepet sadar."

"Dia cuman belum sadar aja sama perasaannya sama aku Baret, Mas Zaidan itu nganggep aku itu belahan jiwanya cuman dia nga enak aja sama Bangke makanya dia ngak mau jujur tentang perasaannya, takut Bang ke ngak setuju sama hubungan kita." Ujar Nana dengan begitu percaya dirinya jika Zaidan juga menyukai dirinya sama seperti dirinya.

"Serah kamu deh Na, aku udah ingetin tapi Namanya juga orang lagi jatuh cinta, susah dibilangin."

"Bodoh Amat...!!! Buruan makan Baret, abis itu kita samperin calon imam aku." Ujar Nana dengan percaya diri seperti biasa dan buru-buru menghabiskan makanan yang ada didalam piringnya karena sayang kalau ditinggal padahal bayarnya mahal.

Melihat Renata yang sangat lelet memakan makanannya membuat Nana menarik tangan sahabatnya itu. "Nana ini belum habis!" Tegur nya, tapi Nana tak menghiraukan nya, Ia memilih menghampiri meja Zaidan dan wanita itu.

"Mas Zaidan, kesini sama siapa? " Tanya Nana dengan duduk disamping pria itu sambil tersenyum ke arah mereka. Sedangkan Renata hanya menurut saja duduk kursi kosong dekat dengan wanita itu.

Zaidan yang kaget karena tiba-tiba kedatangan adik sahabatnya ini hanya tersenyum saja, dia sudah biasa melihat tingkah Nana yang tak punya malu dan selalu berbuat sesukanya.

"Aku sama Aisyah Na, kenalin Ais ini Nana adik sahabat Mas." Ujar Zaidan menanggapi perkataan Nana, sedangkan Aisyah langsung mengulurkan tangannya ke arah Renata dan Nana. Setelah mereka bersalaman Zaidan mengajak Nana dan Renata untuk makan bareng, karena Nana yang tak tau malu dan merasa mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Zaidan. Dia tentu saja dengan senang hati menerima ajakan Zaidan mana mungkin dia menolaknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aku calon istri Mas Zaidan!" Jawab wanita itu dengan tersenyum manis ke arah mereka semua.

Terpopuler

Comments

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

emang paling bener cari yang lain.

2024-06-11

1

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

sabar ya bang Zaid 😆

2024-06-01

0

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Tenang Ker, masih banyak gadis dan janda diluar sana yang menanti untuk kau pinang 🤭

2024-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!