Siapa wanita itu??

Karena dua minggu ini Anga selalu bangun subuh, karena harus menunaikan sholat subuh bersama Aditya, Anga jadi sudah terbiasa bangun sekitar jam lima pagi.

Anya lebih dulu terbangun sepertinya, karena Aditya belum membangunkannya. Anga mengerjakan matanya, memaksa kelopak mata yang masih lengket itu untuk terbuka.

Tapi rasanya masih berat karena tidurnya terlampau nyaman malam ini. Kipas angin yang terus menyala sepanjang malam ternyata membuat tubuhnya mulai dingin di saat pagi hari seperti ini, hingga Anga terus mencari kehangatan dengan semakin meringsek ke dalam selimut dan gulingnya.

Tapi tunggu!!!

Anga merasakan gulingnya beda, lebih keras dan hangat. Bantalnya juga keras namun terasa nayaman di kepala Anga.

Dengan sangat tegas Anga memerintah matanya untuk terbuka saat ini juga.

Yang pertama kali menyambut mata Anga terbuka di pagi ini adalah pahatan wajah tampan suaminya. Hidung mancung yang biasa Anga lihat kini terlihat tinggi jika di lihat dari samping seperti ini.

Anga yang baru menyadari posisinya saat ini langsung membekap mulutnya. Matanya melotot melihat posisi Aditya yang ini tanpa ada jarak dengannya.

Bahkan dengan begitu nyamannya, Anga tidur di lengan Aditya. Tangannya juga sempat memeluk perut Aditya yang terbentuk dengan sempurna.

Perlahan Anga menjauhkan kepalanya, ingin terlepas dari suaminya tapi Aditya justru menarik tubuh Anga hingga merapat kembali kepadanya.

"Selamat pagi istriku" Aditya meletakkan dagunya di pucuk kepala Anga.

Laki-laki mana yang bisa-bisanya membuat istrinya tersipu malu di pagi buta seperti ini kalau bukan Aditya.

Pria itu bahkan belum sempat membuka matanya tapi sudah berhasil membuat anak orang terkena serangan jantung.

"P-pagi Mas" Bukan hanya hati Anga yang di buat berdesir. Tapi seluruh tubuh Anga juga di buat membeku tak berdaya karena jelas-jelas di dekap dengan erat oleh Aditya.

"Nanti kita pergi ke makam Kakak kamu ya??"

"Beneran Mas??"

"Iya, kita berangkatnya pagi aja. Sekalian sarapan di luar. Mau kan??"

"Mau Mas, Anga juga pingin banget ke makam Kak Angga"

"Ya udah, sekarang kita sholat dulu terus siap-siap"

"Iya Mas"

Aditya melepaskan pelukannya membiarkan Anga keluar dadi kamar lebih dulu untuk mengambil air wudhu.

🍀🍀🍀

Mereka berdua berangkat pukul setengah tujuh pagi menuju makam Angga. Jarak yang mereka tempuh cukup jauh sekitar satu jam, tapi ini hari minggu jadi jalanan tak sepadat hari kerja.

Anga duduk di belakang memegang jaket Aditya di bagian pinggangnya. Rasanya masih malu untuk melonggarkan tangannya ke pinggang Aditya.

Tapi sekarang, berkat setiap hari naik motor di antar jemput Aditya saat ke kampus, Anga jadi mulai terbiasa naik motor. Helm di kepalanya juga sudah mulai nyaman di pakai, tidak seperti pertama kalinya.

"Mau sarapan apa Dek??" Tanya Aditya sedikit menoleh ke belakang.

"Bubur ayam kalau nggak nasi uduk aja Mas"

"Ya udah, nasi uduk aja mau nggak?? Mas ada tentang langganan yang enak"

"Boleh"

Anga sebagai seorang istri hanya bisa menurut karena memang dia merasa hanya di titipkan pada Aditya.

Mendengar ucapan Diah kemarin, Anga tidak seharusnya banyak menuntut.

Sepeda motor Aditya berhenti di depan sebuah ruko yang emperannya ada sebuah gerobak penjual nasi uduk.

Dari banyaknya antrian dan orang-orang yang sedang makan di sana, Anga sudah bisa menebak kalau rasanya pasti enak. Makanya tak salah kalau Aditya menjadikan tempat itu sebagai langganan.

"Dua ya Mpok" Pesan Aditya.

"Eh Mas Adit ya?? Udah lama ngga ke sini makin ganteng aja. Gimana, udah menikah sama Mbaknya itu?? Kok nggak kasih undangan sama Empok??"

Anga yang sejak tadi di samping Aditya langsung menatap ke arah suaminya dengan bingung.

"Mbaknya?? Siapa?? Apa pacar Mas Adit??" Pikiran Anga mulai penuh tanya.

"Jadi Mas Adit sering datang ke sini sama wanita itu??" Anga mendadak merasa sedih.

Sepertinya memang ada yang salah dengan hati Anga. Apa memang benar kalau dia mulai ada rasa dengan Aditya??

Karena hanya mendengar penjual Nasi uduk sampai hafal dengan wanita yang datang bersama Aditya sana hatinya sakit.

"Ini istri saya Empok, kami baru menikah dua minggu ini" Aditya merangkul bahu Anga di depan penjual nasi uduk itu.

"Eh, maaf ya Neng" Penjual nasi uduk itu tampak tak enak pada Anga.

"Iya Mpok" Jawab Anga masih bisa menunjukkan senyumnya.

"Ayo cari tempat duduk aja Dek"

Anga mengekor di belakang Aditya, mencari tempat duduk yang masih kasusnya.

Mereka berdua tampak hanyut dengan pikirannya sendiri. Kalau Anga tentu masih memikirkan omongan penjual nasi uduk itu. Anga penasaran siapa wanita yang di maksud itu.

Anga benar-benar tidak tau apapun tentang suaminya. Masa lalunya, bahkan keluarganya. Di rumah tanahnya yang berjalan selama dua minggu ini, Aditya tidak pernah menyinggung tentang keluarganya sama sekali.

Lebih dari sepuluh menit pesanan mereka belum datang, selama itu juga mereka tidak ada yang bersuara.

Anga menatap Aditya yang ada di sampingnya. Anga kira suaminya itu akan menjelaskan maksud dari penjual nasi uduk tadi. Ternyata suaminya itu memilih diam. Anga jadi banyak berpikir tentang bagaimana pesanan Aditya kepadanya.

"Apa aku memang tidak ada artinya buat kamu Mas, makanya kamu nggak mau terbuka sama aku??"

Kalau seandainya Aditya memang mempunyai orang lain, dan kelak akan meninggalkannya. Lalu bagaimana degan dirinya. Hanya Aditya yang Anga punya sekarang ini. Kalau Aditya pergi, apa dia akan menjadi sebatang kara?? Apa Bunga Kenanga hanya akan menjadi satu-satunya nama yang tersemat di kartu keluarga miliknya tanpa ada Nama Aditya di atasnya sebagai kepala keluarga.

"Hufffftt, nama panjang kamu aja aku nggak tau Mas" Keluh Anga dalam hati.

"Kenapa Dek, ada yang mau kamu tanyakan??"

"Emmm" Anga tampak berpikir.

"Siapa wanita yang di maksud Empok itu Mas??"

"Sebenarnya orang tua Mas Adit masih ada apa enggak??"

Sayangnya pertanyaan pertama itu tertahan di tenggorokan Anga dan hanya pertanyaan ke dua yang Aditya terima dari Anga.

"Mas hanya punya Ibu sekarang. Kalau Bapak sudah meninggal sebelum Mas masuk kuliah. Maaf ya, Mas belum bisa ajak kamu ketemu sama Ibu. Tapi nanti Mas cari waktu yang tepat untuk bawa kamu pulang ke rumah Ibu"

"J-jadi Mas mau bawa Anga ketemu sama keluarga Mas??"

"Iya dong Dek, kamu kan istri Mas. Tapi Mas mohon sabar sebentar ya??"

"Iya Mas, Anga nggak buru-buru kok" Anga sebenarnya juga belum siap untuk bertemu dengan Ibu mertuanya.

Obrolan mereka terhenti saat nasi uduk mereka datang. Keduanya menikmati sarapannya kemudian menuju ke makam Angga yang jaraknya sudah lumayan dekat.

Terpopuler

Comments

Eka Novariani

Eka Novariani

sabar Anga... semua akan jelas nantinya...

2025-04-05

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Satu persatu nanti akan terkuak... Dit

2024-11-28

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

aku nya juga penasaran dgn kehidupan masa lalu Adit..

2024-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bunga Kenanga
2 Dunia yang hancur
3 Kamu punya aku, suamimu
4 Jalani dengan ikhlas
5 Ganteng nggak??
6 Jangan di lepas
7 Menerima dengan ikhlas
8 Suami sempurna
9 Saran dari Caca
10 Istri titipan
11 Istri yang baik
12 Hujan perhatian
13 Kedatangan malapetaka
14 Pelukan dan kecupan pertama
15 Siapa wanita itu??
16 Mas milik kamu
17 Kawin
18 Masalah baru
19 Dua wanita ular
20 Jatuh cinta
21 Bekal makan siang
22 Malam mingguan
23 Ditinggal suami
24 Pap dari suami
25 Langkah yang Anga ambil
26 Aditya pulang
27 Matang dan tampan
28 Bantuan Caca
29 Rasa bersalah
30 Mas tunggu di rumah!!
31 Dingin
32 Penyesalan Anga
33 Kejujuran
34 Ngurusin suami
35 Mas Adit
36 Kemarahan Aditya
37 Tentang lidah
38 Kedatangan Mayang
39 Tidak ada rasa
40 Hak suami
41 Rencana Anga
42 Tidak bisa berhenti
43 Seperti drakula
44 Kilasan masa lalu
45 Sama-sama beruntung
46 Mantan pacar suami
47 Penjelasan Aditya
48 Uang tak bisa membeli cinta
49 Kejutan untuk suami
50 Kejutan yang gagal
51 Peringatan Aditya
52 Penjelasan Aditya
53 Noda membandel
54 Permintaan Anga
55 Belajar mencintai
56 Obat mujarab
57 Kedatangan tamu
58 Hanya takut
59 Ketakutan Anga
60 Ungkapan perasaan
61 Ngidam
62 Berbohong demi kebaikan
63 Pelajaran untuk Angel
64 Terlalu indah
65 Ibu hamil yang senstif
66 Berkunjung ke makam
67 Hampir kehilangan
68 Pelaku
69 Ungkapan tanpa sadar
70 Minta obat
71 Perasaan Diah
72 Butuh kepastian
73 Tante Malini
74 Jalan keluar
75 Hadiah dari suami
76 Permintaan maaf
77 Suami sombong
78 Datang ke Jogja
79 Acara penting
80 Jelaskan!!
81 Baru sadar
82 Kenapa??
83 Dua pilihan
84 Jangan menghinanya
85 Syarat
86 Mendapat restu
87 Tak berubah
88 Pergilah!!
89 Pamit
90 Syarat yang sebenarnya
91 Kenapa Bu??
92 Jangan pergi!!
93 Kekecewaan Aditya
94 Maaf
95 Sudah sejak dulu
96 Menemui Ajeng
97 Pesakitan Ajeng
98 Perubahan Ajeng
99 Keputusan Ajeng
100 Sama-sama beruntung
101 Toping cincin ( Mulai kisah Ajeng dan Raka)
102 Kepergian Ajeng
103 Kabar untuk mertua
104 Pura-pura bahagia
105 Tiga bulan
106 Utang
107 Kangen
108 Ancaman Raka
109 Tak peduli
110 Keterkejutan Raka
111 Mengakhiri
112 Dikokop
113 Marah
114 Terbakar cemburu
115 Pergilah temui dia!!
116 Menemui Ratna
117 Hilang kepercayaan diri
118 Kemarahan Aditya
119 Masih halal
120 Perubahan Raka
121 Sampai di rumah
122 Cemburu
123 Di salahkan
124 Pergilah!!
125 Meyakinkan perasaan
126 Sultan
127 Dua wanita
128 Cemburu
129 Takut kecewa
130 Pria tanpa identitas
131 Mencari Raka
132 Menjadi penguntit
133 Ngidam
134 Wanita pengganggu
135 Nggak cemburu
136 Pria misterius
137 Ajeng menyerah
138 Maafkan aku
139 Ancaman Ajeng
140 Kembali bersama
141 Ngaak mungkin!!
142 Ketulusan Ajeng
143 Kamu bisa Mas!!
144 Aku nggak marah!
145 PROMO NOVEL BARU
146 Pingin punya anak
147 Tujuh bulanan
148 Hamil??
149 Bahagia tiada tara
150 Empat kelinci lucu
151 Melahrikan
152 Akhir
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Bunga Kenanga
2
Dunia yang hancur
3
Kamu punya aku, suamimu
4
Jalani dengan ikhlas
5
Ganteng nggak??
6
Jangan di lepas
7
Menerima dengan ikhlas
8
Suami sempurna
9
Saran dari Caca
10
Istri titipan
11
Istri yang baik
12
Hujan perhatian
13
Kedatangan malapetaka
14
Pelukan dan kecupan pertama
15
Siapa wanita itu??
16
Mas milik kamu
17
Kawin
18
Masalah baru
19
Dua wanita ular
20
Jatuh cinta
21
Bekal makan siang
22
Malam mingguan
23
Ditinggal suami
24
Pap dari suami
25
Langkah yang Anga ambil
26
Aditya pulang
27
Matang dan tampan
28
Bantuan Caca
29
Rasa bersalah
30
Mas tunggu di rumah!!
31
Dingin
32
Penyesalan Anga
33
Kejujuran
34
Ngurusin suami
35
Mas Adit
36
Kemarahan Aditya
37
Tentang lidah
38
Kedatangan Mayang
39
Tidak ada rasa
40
Hak suami
41
Rencana Anga
42
Tidak bisa berhenti
43
Seperti drakula
44
Kilasan masa lalu
45
Sama-sama beruntung
46
Mantan pacar suami
47
Penjelasan Aditya
48
Uang tak bisa membeli cinta
49
Kejutan untuk suami
50
Kejutan yang gagal
51
Peringatan Aditya
52
Penjelasan Aditya
53
Noda membandel
54
Permintaan Anga
55
Belajar mencintai
56
Obat mujarab
57
Kedatangan tamu
58
Hanya takut
59
Ketakutan Anga
60
Ungkapan perasaan
61
Ngidam
62
Berbohong demi kebaikan
63
Pelajaran untuk Angel
64
Terlalu indah
65
Ibu hamil yang senstif
66
Berkunjung ke makam
67
Hampir kehilangan
68
Pelaku
69
Ungkapan tanpa sadar
70
Minta obat
71
Perasaan Diah
72
Butuh kepastian
73
Tante Malini
74
Jalan keluar
75
Hadiah dari suami
76
Permintaan maaf
77
Suami sombong
78
Datang ke Jogja
79
Acara penting
80
Jelaskan!!
81
Baru sadar
82
Kenapa??
83
Dua pilihan
84
Jangan menghinanya
85
Syarat
86
Mendapat restu
87
Tak berubah
88
Pergilah!!
89
Pamit
90
Syarat yang sebenarnya
91
Kenapa Bu??
92
Jangan pergi!!
93
Kekecewaan Aditya
94
Maaf
95
Sudah sejak dulu
96
Menemui Ajeng
97
Pesakitan Ajeng
98
Perubahan Ajeng
99
Keputusan Ajeng
100
Sama-sama beruntung
101
Toping cincin ( Mulai kisah Ajeng dan Raka)
102
Kepergian Ajeng
103
Kabar untuk mertua
104
Pura-pura bahagia
105
Tiga bulan
106
Utang
107
Kangen
108
Ancaman Raka
109
Tak peduli
110
Keterkejutan Raka
111
Mengakhiri
112
Dikokop
113
Marah
114
Terbakar cemburu
115
Pergilah temui dia!!
116
Menemui Ratna
117
Hilang kepercayaan diri
118
Kemarahan Aditya
119
Masih halal
120
Perubahan Raka
121
Sampai di rumah
122
Cemburu
123
Di salahkan
124
Pergilah!!
125
Meyakinkan perasaan
126
Sultan
127
Dua wanita
128
Cemburu
129
Takut kecewa
130
Pria tanpa identitas
131
Mencari Raka
132
Menjadi penguntit
133
Ngidam
134
Wanita pengganggu
135
Nggak cemburu
136
Pria misterius
137
Ajeng menyerah
138
Maafkan aku
139
Ancaman Ajeng
140
Kembali bersama
141
Ngaak mungkin!!
142
Ketulusan Ajeng
143
Kamu bisa Mas!!
144
Aku nggak marah!
145
PROMO NOVEL BARU
146
Pingin punya anak
147
Tujuh bulanan
148
Hamil??
149
Bahagia tiada tara
150
Empat kelinci lucu
151
Melahrikan
152
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!