Persyaratan Ke-tiga

“Tapi ... apa enggak ada pilihan lain, Tuan?” tanya Sita menunduk.

“Oh, iya. Ada satu lagi persyaratan yang belum aku katakan tadi.”

Satu persyaratan lagi? Yang sebelumnya saja Sita belum menyetujui di tambah lagi persyaratan lagi. Pasti Erick merencanakan yang aneh. Apa pun yang terjadi Sita hanya diam, pasrah dengan apa yang dikatakan Erick. Dari pada ia harus berurusan dengan hukum.

“Persyaratan apa yang belum, kamu katakan, Tuan?” tanya Sita malas.

“Jadi begini.” Erick berdehem memastikan suaranya sudah pas untuk mengatakan. “Jadi, aku mau ... kamu mulai sekarang harus memanggilku Mas—Erick.” Ia mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Sita.

“Mas?” Sita tertawa lepas menertawakan kata ‘mas'. Bahkan ia melupakan rasa bersalahnya dan rasa hormat saat mendengar kata itu.

“Kenapa tertawa? Apa yang lucu?”

Sita menghentikan tawanan ia menjawab, “Aku hanya merasa lucu, saja, Tuan. Mas itu bukannya panggilan seorang yang sudah menikah? Tapi kenapa aku harus memanggilmu Mas?”

“Kamu lupa ya? Sebentar lagi kan aku akan menjadi suamimu.” Ucapan Erick berhasil membungkam Sita seketika.

Seketika bibir Sita seperti di kunci rapat saat mendengarnya. Ia seolah tidak teringat lagi dengan kesepakatannya dengan Erick yang sebentar lagi akan menikahinya. Ya, sebentar lagi ia akan menikah karena status di negara ini supaya terbebas dari belenggu sang ayah.

“Sita, kamu mendengarku, kan?” Erick memandang Sita yang bertatapan kosong.

“Sita.”

“Hemm apa?” tanya Sita menaikkan sebelah alisnya.

“Apa kamu mau menerima persyaratanku, Sita?”

Sita menghela napas. “Iya, iya ... aku terima.” Sita berucap dengan nada malas. Tidak dia hanya berharap Erick setiap hari makan hanya di restoran biasa. Eh, tunggu-tunggu. Sita teringat dengan sesuatu ucapan Erick.

“Sebentar, Tuan. Apa yang anda maksud aku harus mentraktir makan setiap hari dalam sebulan?” tanyanya memastikan.

Erick mengangguk samar dan menyunggingkan bibir. “Iya,” jawabnya santai.

“Aku tidak terima, Tuan.”

Mata Erick memandang tajam. “Apa kamu lupa Sita, apa persyaratan yang ke-tiga tadi?”

“Oke, Mas.” Sita menggeram tangannya mengepal di bawah meja tidak terlihat oleh Erick.

Kenapa lelaki di hadapannya menjadi menyebalkan seperti itu sih!

“Bagus ....” jawab Erick.

“Tapi aku enggak terima, M-a-s.” Sita sengaja mengejanya. “Aku tidak terima kalau aku harus mentraktir makan siangmu setiap hari.”

Erick terkekeh entah kenapa dia ingin membuat Sita semakin tersudut ia ingin menggoda perempuan itu lebih lagi. “Aku tau, pasti kamu enggak punya uang kan?” Ia terkikik melihat ekspresi Sita.

“Aku punya satu syarat supaya kamu terbebas dari semua tuntutan dan syarat yang baru saja aku katakan tadi.”

“Apa?” tanya Sita antusias. Wajah perempuan itu seketika berbinar. Ini pasti kabar baik, Erick pasti memberinya persyaratan yang mudah.

Tiba-tiba Erick beranjak setengah duduk mendekatkan bibirnya ke arah telinga Sita lalu berkata dengan lirih, “Beri aku satu ciuman.” Lalu ia meninggalkan wajah Sita yang terlihat syok itu kembali duduk tegap di kursi.

Tidak, tidak, ini konyol bahkan ini terdengar gila. Sepertinya Sita sepulang dari sana harus banyak minum obat sakit kepala. Erick benar-benar membuatnya stres kali ini. Bagaimana bisa seseorang harus membayar dengan ciuman hanya karena menghindari supaya tidak tersandung pasal. Lagi pula ia tidak bermaksud untuk menghina Erick tadi. Perkataan yang ia ucapkan hanya bercanda saja.

“Apa kamu bersedia, Sita?” Kekeh Erick.

Sita hanya memandang malas. Ia tidak menyangka, ternyata laki-laki di hadapannya tidak berbeda jauh dari lelaki lainnya. Ternyata semua lelaki sama saja.

Sedangkan Erick memandang bibir Sita tidak berkedip. Sehingga membuat si pemilik bibir menjadi salah tingkah.

“Tuan, aku mohon jangan pandang aku seperti itu. Aku tidak suka,” desis Sita.

Namun Erick tetap menatap bibir Sita seolah lebah yang mengincar bunga. Bibir Sita berhasil membuatnya terpesona membuatnya ingin mengklaim itu adalah miliknya.

Merasa ucapannya tidak didengar Sita segera meraih tasnya yang terletak di meja lalu membawanya beranjak.

“Mulai besok aku akan mentraktirmu, Mas Erick yang terhormat.” Tanpa menunggu jawaban lelaki itu ia segera pergi dari sana. Sita tidak ingin berurusan terlalu lama dengan Erick yang akan membuatnya semakin gila.

Sedangkan Erick tampak memandang punggung Sita yang berlalu dari sana dengan senyuman. Entah kenapa akhir-akhir ini setiap melihat Sita ingin rasanya selalu menggoda. Walau gadis itu merasa kesal tapi ia senang setidaknya jarak di antara mereka sedikit terkikis.

***

“Rick, sini!” seru mama Lisa dari kursi kepada Erick yang hendak memasuki kamar.

“Ada apa, Ma?” balas Erick setelah menghampiri Lisa.

“Duduk, Rick.”

Sesuai perintah sang mama, Erick duduk di sofa dekat mama Lisa. Dengan masih lengkap mengenakan pakaian kerjanya duduk santai.

“Rick, kapan kamu dan Sita memesan cincin pertunangan. Mama sudah tunggu kabar dari kalian tapi tidak ada pembahasan. Kamu tidak sedang ada masalah dengan Sita, kan Rick?” tanya Lisa karena merasakan keanehan pada hubungan mereka berdua.

“Mama tanya apa, sih? Tentu saja tidak terjadi apa-apa, Ma. Justru hubungan kami semakin dekat.” Erick tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi siang.

“Baguslah kalau begitu, Mama ikut senang dengarnya. Oh, ia Rick, mama punya kenalan desainer perhiasan dan Mama sudah janji dengan dia, kalau kamu akan membawa Sita ke sana besok.” Lisa meletakkan majalah yang setelah ia baca ke atas meja.

Erick mengusap wajah kasar. Kenapa harus dia? Lagi pula siapa sih, yang membuat aturan pertunangan seperti itu. Erick tidak suka hal-hal yang membuatnya sakit kepala.

“Kenapa harus aku, Ma? Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan besok. Lagi pula mama bisa pesan buat kami lalu Sita tinggal memakainya,” ucapnya menentang perintah mama.

“Kamu ini, Rick. Jadi laki-laki enggak romantis banget. Mama enggak mau tau, besok kamu harus bawa Sita untuk memesan cincin pertunangan kalian,” kekeh mama Lisa.

Kalau mama Lisa berkehendak tidak bisa diganggu gugat. Mau tidak mau Erick harus menurutinya. Dengan terpaksa setelah mendapat perintah dari sang mama Erick membatalkan semua jadwal pertemuan dengan para klien. Walau berat ia harus rela meninggalkan rapat investasi yang senilai miliaran rupiah hanya demi mengantar Sita memesan cincin.

Setelah menelepon para staf Erick menekan ponselnya kembali. Ia ingin menghubungi Sita.

**

Setibanya di apartemen Sita menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang empuk hingga tubuhnya memantul matanya menatap langit-langit kamar. Memikirkan perjanjiannya yang baru saja ia sepakati. Ini memang konyol, ini memang gila. Hanya karena mendapat status sebagai seorang istri ia harus menikah sandiwara dengan Erick.

Setelah merasakan di tempat itu Sita segera beranjak menuju balkon. Saat ia akan melangkah tiba-tiba ponselnya yang terletak di atas nakas berdering. Ia pun segera menggeser tombol hijau lalu mendekatkan ke telinga.

Jenny Minta jangan lupa kasih tekan bintang 5 buat author ya.. terima kasih🙏

Terpopuler

Comments

Iin Setiaari

Iin Setiaari

wah trnyata ibu tiri sita adalah mantan erick

2021-02-04

1

Aries_01

Aries_01

Erick mulai jatuh cinta pada Sita begitupun sebaliknya 😂😂😂

2021-01-04

4

Yetti Hendra

Yetti Hendra

lanjuuuuttt 👍👍👍👍😎

2020-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Nyaman Sendiri
3 Bertamu Calon Mertua
4 Tidur di kamarnya
5 Tidur Dengannya
6 Mulai Ada Rasa
7 Menjenguknya
8 Kejujuran Raka
9 Kejujuran_Tertunda
10 Kejujuran_Tertunda ll
11 Perintah_Mama
12 Menikahlah_Denganku
13 Tawaran_Menyulitkan
14 Keputusan_Pasti
15 Kesepakatan
16 Rahasia Arini
17 Terjerat Pasal
18 Persyaratan Ke-tiga
19 Hukuman berlaku
20 Hukuman Berlaku ll
21 Bukan Karena Uang
22 Terikat dengannya
23 Pertemuan Bersama
24 Bukan Barang
25 Bukan Barang ll
26 Hari Pernikahan
27 Hari Pernikahan #2
28 Akhirnya Sah!
29 Pertama Kali Merasakan
30 Terenggut
31 Khawatir
32 Menyadarinya
33 Menyesal Telah Mengenalnya
34 Pergi Dari Hidupnya
35 Penyesalan Terlambat
36 Kedatangan Sherena
37 Mama Lisa Sakit
38 Kehidupan Baru
39 Menutup Hati
40 Mobil Mogok
41 Kesalahan Bab!
42 Dipertemukan_Walau_Menghindar
43 Apakah Kau Menganggapku?
44 Menjelaskan Salahpaham
45 Persyaratan
46 Kertas Kosong
47 Meninggalkan Noda
48 Salon-Salonan
49 Aku Mencintaimu
50 Makan_Malam
51 Bahagia Atau Sebaliknya?
52 Pengumuman!
53 Minikmati Sentuhannya
54 Cemburu?
55 Apakah Semua Berakhir?
56 Flash back
57 Keputusan Akan Berubah?
58 Sita Pingsan
59 Kabar Bahagia
60 Memperbaiki Semua
61 Konflik Pelik telah usai
62 LS 2 chapter 1
63 LS2 Suap-suapan
64 LS2 Makan Malam
65 LS2 Kemarahan Keysia
66 LS2 Menginap Bersama
67 LS2 Menjelaskan Pada Keysia
68 LS2 Memecat Nara
69 LS2
70 LS2 Kecelakaan
71 LS2 Mengantar Nara
72 LS2 Membantu Nara
73 LS2 Selisih Sita dan Erick
74 LS2 Bertemu Di Restoran.
75 LS2 Bicara Serius
76 LS2 Meluruskan Semua
77 LS2 Menyogok Security
78 LS2 Main Bola
79 LS2 Bicara Bersama
80 LS2 Periksa Kandungan
81 LS2 Berlibur (part 1)
82 LS2 Berlibur (part2)
83 LS2 Berlibur (Part 3)
84 LS2 Berlibur (part 4)
85 LS2 Will you marry me?
86 LS2 Orang Asing
87 LS2 Orang Asing (part 2)
88 LS2 Melanggar Perjanjian
89 LS2 Ketakutan
90 LS2 Ketakutan (Part 2)
91 LS2 Kedatangan Erick dan Sita
92 LS2 Menghukum Johan!
93 LS2 Menghukum Johan (part 2)
94 LS2 Kejutan Karel
95 LS2 Bulan Madu
96 LS2 Bulan Madu (part 2)
97 LS2 Main Nyamuk-nyamukan
98 LS2 Mimpi Buruk
99 LS2 Kedatangan di Rumah
100 LS2 Yang Sebenarnya
101 LS2 Pre-wedding
102 LS2 Malu Dengan Nyamuk
103 LS2 Cemburu
104 LS2 Ingin Es krim
105 LS2 Erick kenapa?
106 LS2 Erick Sakit
107 LS2 Pulang ke rumah
108 LS2 Last Chapter
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Nyaman Sendiri
3
Bertamu Calon Mertua
4
Tidur di kamarnya
5
Tidur Dengannya
6
Mulai Ada Rasa
7
Menjenguknya
8
Kejujuran Raka
9
Kejujuran_Tertunda
10
Kejujuran_Tertunda ll
11
Perintah_Mama
12
Menikahlah_Denganku
13
Tawaran_Menyulitkan
14
Keputusan_Pasti
15
Kesepakatan
16
Rahasia Arini
17
Terjerat Pasal
18
Persyaratan Ke-tiga
19
Hukuman berlaku
20
Hukuman Berlaku ll
21
Bukan Karena Uang
22
Terikat dengannya
23
Pertemuan Bersama
24
Bukan Barang
25
Bukan Barang ll
26
Hari Pernikahan
27
Hari Pernikahan #2
28
Akhirnya Sah!
29
Pertama Kali Merasakan
30
Terenggut
31
Khawatir
32
Menyadarinya
33
Menyesal Telah Mengenalnya
34
Pergi Dari Hidupnya
35
Penyesalan Terlambat
36
Kedatangan Sherena
37
Mama Lisa Sakit
38
Kehidupan Baru
39
Menutup Hati
40
Mobil Mogok
41
Kesalahan Bab!
42
Dipertemukan_Walau_Menghindar
43
Apakah Kau Menganggapku?
44
Menjelaskan Salahpaham
45
Persyaratan
46
Kertas Kosong
47
Meninggalkan Noda
48
Salon-Salonan
49
Aku Mencintaimu
50
Makan_Malam
51
Bahagia Atau Sebaliknya?
52
Pengumuman!
53
Minikmati Sentuhannya
54
Cemburu?
55
Apakah Semua Berakhir?
56
Flash back
57
Keputusan Akan Berubah?
58
Sita Pingsan
59
Kabar Bahagia
60
Memperbaiki Semua
61
Konflik Pelik telah usai
62
LS 2 chapter 1
63
LS2 Suap-suapan
64
LS2 Makan Malam
65
LS2 Kemarahan Keysia
66
LS2 Menginap Bersama
67
LS2 Menjelaskan Pada Keysia
68
LS2 Memecat Nara
69
LS2
70
LS2 Kecelakaan
71
LS2 Mengantar Nara
72
LS2 Membantu Nara
73
LS2 Selisih Sita dan Erick
74
LS2 Bertemu Di Restoran.
75
LS2 Bicara Serius
76
LS2 Meluruskan Semua
77
LS2 Menyogok Security
78
LS2 Main Bola
79
LS2 Bicara Bersama
80
LS2 Periksa Kandungan
81
LS2 Berlibur (part 1)
82
LS2 Berlibur (part2)
83
LS2 Berlibur (Part 3)
84
LS2 Berlibur (part 4)
85
LS2 Will you marry me?
86
LS2 Orang Asing
87
LS2 Orang Asing (part 2)
88
LS2 Melanggar Perjanjian
89
LS2 Ketakutan
90
LS2 Ketakutan (Part 2)
91
LS2 Kedatangan Erick dan Sita
92
LS2 Menghukum Johan!
93
LS2 Menghukum Johan (part 2)
94
LS2 Kejutan Karel
95
LS2 Bulan Madu
96
LS2 Bulan Madu (part 2)
97
LS2 Main Nyamuk-nyamukan
98
LS2 Mimpi Buruk
99
LS2 Kedatangan di Rumah
100
LS2 Yang Sebenarnya
101
LS2 Pre-wedding
102
LS2 Malu Dengan Nyamuk
103
LS2 Cemburu
104
LS2 Ingin Es krim
105
LS2 Erick kenapa?
106
LS2 Erick Sakit
107
LS2 Pulang ke rumah
108
LS2 Last Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!