Di saat hati mulai mencintai kenapa harus melupakan begitu saja!
—Erick—
Erick melepas kepergian Sita yang mulai tidak terlihat lagi, mobil itu berangsur hilang dari hadapannya. Dia bersiap akan mengejarnya tetapi suara perempuan dari belakang membuat Erick mengurungkannya.
“Erick kamu mau ke mana? Bukankah kita ada janji dengan klien siang ini?”
“Kamu bisa sendiri, kan? Maaf aku ada urusan penting.” Erick segera meninggalkan perempuan yang masih tampak bingung itu.
Erick memukul, mengumpat di dalam mobil, lelaki itu menyalahkan dirinya sendiri atas ke tidak pengertiannya pada Sita, karena mengatakan akan membayarnya. Perempuan mana yang akan terima jika harga dirinya dianggap bernilai senilai uang.
Sekarang apa yang harus dia lakukan?
Sebenarnya Erick tidak ingin pergi ke kantor, melainkan lelaki itu ingin pergi ke kantor Raka menjalankan rencananya yang akan membuat dia dan Sita semakin dekat.
Setibanya di kantor Raka, Erick langsung masuk ke dalam ruangan tanpa permisi.
Raka yang sedang menatap benda layar digital itu seketika menaikkan pandangannya.
“Erick?” Raka menaikkan kedua alisnya.
“Raka, kamu harus menolongku.” setelah masuk Erick duduk di kursi hadapan Raka.
“Menolong untuk apa?” tanya Raka penasaran. Bola matanya mengekori wajah Erik yang tampak gusar.
“Bantu aku supaya bisa lebih dekat dengan Sita, Raka. Aku butuh dia untuk menjadi istriku—”
Raka yang mendengar itu seketika tersenyum mengembang tapi....
“pura-pura,” sambung Erick.
Mendengar itu membuat senyum yang mengembang kembali memudar. Ternyata kata-kata temannya itu hanya ingin istri pura-pura bukan istri sebenarnya.
Erick menyusun rencana, ia ingin menjadikan Sita sebagai sekretarisnya. Kebetulan sekretaris yang bekerja untuknya telah berhenti karena terbukti melakukan penggelapan uang dari perusahaan Erick. Setelah memencet sekretaris yang tidak jujur itu, Erick mau Sita yang menjadi sekretarisnya karena ia tahu Sita selalu bekerja keras tanpa mengenal lelah.
“Tapi bagaimana dengan aku, Rick? Perusahaanku juga membutuhkan dia.” Raka menghela napas memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.
“Please Raka bantu aku ....” pinta Erick memelas. Membuat Raka tidak tega melihatnya.
“Tapi dia orang kepercayaanku, Erick. Bagaimana mungkin aku memberikan Sita padamu.”
“Demi mama, biarkan aku menjalin kedekatan dengannya.”
“Erick, Sita perempuan normal yang ingin merasakan pernikahan yang sakral. Pilihan untuk membayarnya dengan uang karena ingin menjadikan dia istri pasti tidak akan diterima.”
“Lalu apa yang harus aku lakukan? Maka dari itu, aku mau lebih dekat dengannya. Raka, biarkan dia menjadi sekretarisku, supaya aku bisa lebih dekat dengannya.” Erick kembali menatap Raka dengan penuh permohonan.
Setelah mendengar permohonan Erick. Dipikir-pikir Raka tidak bisa memikirkan dirinya sendiri, dibalik semua itu ada perasaan Erick yang butuh dekat dengan Sita.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan Raka memutuskan.
“Baiklah, aku akan meminta Sita untuk jadi sekretarismu, tapi ... jangan kecewa kalau dia memutuskan tidak mau menerimanya.”
“Aku sangat mengharapkan bantuanmu, Raka.” Erick tersenyum merekah lalu berdiri dan menghampiri Raka memegang pundak Raka.
Setelah Erick pergi, Raka memanggil Sita. tidak selang berapa lama perempuan yang sudah lama menjadi teman istrinya itu datang. Raka mempersilahkan Sita duduk di sofa karena ada hal penting yang ingin ia katakan.
“Ada apa, kamu memanggilku, Tuan?” tanya Sita yang duduk di sofa dengan canggung.
“Aku hanya mengatakan dan memberi perintah, Sita. Sebenarnya aku berat untuk mengatakan ini. Tapi ... ini harus aku lakukan untuk kebaikan kita semua.” Raka berucap dengan ragu. “Maaf, Sita. Aku harus menempatkanmu ke kantor Erik. Kamu mau kan membantuku, Sita?” tanya Raka.
“Apa maksud Anda, Tuan? Aku gak ngerti sama sekali,” balas Sita masih ambigu dengan kata-kata Raka.
“Jadi begini Sita. Erik sedang membutuhkan seorang sekretaris. Dan kebetulan kamu adalah ceteria sekretaris yang dicari Erik.”
“Tapi, aku sudah pekerja di sini, bagaimana mungkin aku harus meninggalkan pekerjaan di sini hanya untuk pindah ke kantor tuan Erik?” Sita beranjak dari sofa dan meminta supaya Raka menjelaskan alasannya.
Raka tersenyum tipis. “Jangan sia-siakan kesempatan ini, Sita. Perusahaan Erick adalah perusahaan ternama di negara ini, gaji yang sangat besar membuat banyak orang yang ingin bekerja di sana. Tapi Erick selalu memilih seseorang yang tepat untuk bekerja di perusahaannya, dia akan membayar seseorang dengan gaji yang sangat tinggi sebagai imbalan karena sudah menjadi orang kepercayaannya.”
Sita terlihat memikirkan sejenak, ia bingung harus memberi keputusan apa. Di sisi lain ia membutuhkan gaji yang sedikit lebih banyak karena dia harus membiayai kuliah sang adik yang berada ada di Australia. Awalnya adik Sita kuliah di sana karena mendapat beasiswa, tapi entah kenapa beasiswa itu diputus oleh pihak Universitas.
Kini Sita harus bekerja lebih keras supaya bisa membiayai adiknya. Bagaimanapun caranya Sita harus bisa membuktikan kepada papanya itu kalau dia bisa sukses dan membuat adiknya lulus dari universitas ternama.
“Sita, aku tidak mau melarangmu untuk menjadi seseorang yang lebih sukses. Kamu tahu sendiri, bukan? Perusahaanku sedang tidak stabil, jadi aku akan mengadakan pengurangan karyawan. Maaf Sita, kamu mungkin salah satu karyawan yang akan terkena dampaknya,” kata Raka menghadap Sita lalu berbalik berdiri di depan jendela ruangan yang menembus pemandangan gedung-gedung tinggi.
“Tapi, kenapa harus aku? Apa pekerjaanku kurang baik selama ini, tuan? Kalau semua itu benar, kenapa Anda tidak mengatakannya semenjak dulu.” Sita berkata sambil menunggu jawaban yang tepat dari Raka.
Raka kembali berbalik menatap Sita tersenyum tipis terlihat menenangkan. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan ini pada Sita, tapi ini semua demi permintaan Erik. Membuat Sita merasa sedih karena menganggap kerjanya selama ini kurang memuaskan untuk perusahaan Raka Sanjaya. Hal itu membuat Raka merasa bersalah karena kenyataannya Sita adalah sesosok pekerja keras.
“Aku tahu, Sita. Hubunganmu dengan keluargamu sedang tidak baik. Zia sudah menceritakan semua padaku. Dan satu lagi, jangan pernah berpikir kalau pekerjaanmu tidak baik di sini, aku melakukan ini hanya untuk kebaikanmu, jadi pertimbangan ini dengan matang-matang. Ingat, kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya."
Komeng apa gitu biar othor semangat🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
semangat
2022-12-22
0
Mega Wati
jd il fel deh sm erik
2021-03-05
0
Bibit Iriati
menarik.....
2021-02-15
0