Belum selesai Aleya melayangkan segala pertanyaannya sampai tuntas. Hingga keinginan untuk meminta Arivin menjelaskan dengan rinci bagaimana semua penyamarannya tersebut bisa langsung dikenali.
Aleya sudah mengatup mulutnya dengan kedua tangan ketika ia melihat adanya sesuatu yang begitu mengejutkanya.
Menatap sebuah spanduk besar yang mungkin itu adalah spanduk yang dimaksudkan oleh Arivin. Aleyan langsung berteriak dengan kasar.
"Apa kau bercanda???!!! Kau yang menjadi modelnya???" ucap Moncia luar biasa tidak percaya. Kini Aleya semakin mengerti bagaimana pria ini bisa begitu mudah dikenali. Hingga terpampang begitu jelas bagaimana dia menunjukkan keberadaannya dengan sempurna.
Arivin sudah menatap kemana arah pandang Aleya melihat. Arivin kemudian menatap Aleya kembali dengan perasaan bersalah hingga perasaan tidak enak.
"Itulah sebabnya aku mengakui kesalahanku. Aku lupa bahwa mantel unik ini aku dapatkan setelah aku menjadi icon dalam taman bermain ini. hingga profil diriku begitu terpampang dengan sangat jelas di sana. Inisial 'K' pada jubah ini adalah bukti identitasku,"
Aleya beberapa kali melihat spanduk besar itu dan Arivin secara bergantian. Pria yang ada di dalam spanduk itu jelas mengenakan mantel yang sama dengan yang dikenakan oleh Arivin. Bahkan tidak hanya bordirannya tapi juga inisial besar yang berada di lengan kirinya.
Arivin ingin membuat semacam lelucon untuk dirinya sendiri?
Aleya merasakan kesabaran dan emosinya begitu diuji.
Entah ini sudah keberapa kalinya, Aleya harus menahan kesabaran yang ekstra hingga tekanan darah yang berusaha ia kontrol dan jaga untuk tetap normal.
Aleya sudah mengutuki Arivin kuat-kuat dalam hatinya dan berucap. Pria itu jelas tidak seharusnya bermain-main dengannya.
"Bisa kau jelaskan lebih rinci situasi apa yang sebenarnya terjadi ini? Kau datang ke tempat yang menjadikan foto besarmu terpampang dimana-mana dan kini kau ingin aku percaya bahwa kau tidak sengaja melakukannya? Hingga memaafkanmu karena kesalahan besar yang tidak kau sengaja ini?" ucap Aleya dengan segala perkataan panjangnya.
Yang mungkin sebenarnya bisa buat lebih panjang bila dia menginginkannya. Namun Aleya berusaha menahannya. Arivin masih membela diri.
"Aku katakan sekali lagi bahwa ini ketidaksengajaan. Karena aku lupa bahwa mantel yang aku gunakan ini adalah mantel yang sama. Hingga ketika aku asal saja menariknya dari properti. Aku baru menyadarinya setelah mereka mengejarku,"
Aleya memang mengakui bahwa ketika penyamarannya tersebut diketahui oleh seseorang dan mereka dalam proses pengejaran. Arivin terdengar beberapa kali sempat mengucapkan beberapa kata makian dengan sangat perlahan. Hingga bahkan hampir tidak terdengar sama sekali karena situasi saat itu sangat ribut.
"Dan aku sudah katakan padamu bahwa aku artis yang cukup terkenal. Apa kau masih sulit untuk percaya?"
Arivin sudah mengeluarkan ponselnya. Dan dengan cepat langsung mengetik namanya dalam jejaring internet. Hanya dalam hitungan detik. Foto, biodata dan berita apapun tentang namanya langsung terpampang dengan sangat jelas pada halaman pertama.
Bahkan tersedia juga dalam bentuk wikipedia yang menyebutkan bahwa pria yang merupakan pria kelahiran tahun '99 tersebut adalah seorang artis masa kini dan masa depan yang melejit namanya berkat sebuah photoshoot yang menampilkan kharisma dan ketampanannya yang luar biasa.
Artis muda oriental yang tampan sejak dari lahir itu tenyata juga telah memenangkan banyak penghargaan dan mengikuti berbagai casting di banyak stasiun tv. Hingga membuat namanya semakin melambung dan menjadi salah satu artis muda berbakat yang memiliki jumlah fans atau followers mencapai 1triliun pengikut.
Apa? 1 trillion??
Aleya terdiam di tempatnya ketika ia membaca semua pemberitaan tersebut. Ia agaknya masih sulit untuk percaya. namun semua pemberitaan itu jelas tidak direkayasa karena disertakan juga buktinya.
Hingga fakta bahwa semua pemberitaan tersebut muncul di situs yang menjanjikan dan terpecaya, tidak bisa Aleya sangsikan lagi.
Wajahnya seolah tertampar pada kenyataan yang kembali menjatuhkannya.
"Kau sebut ini cukup terkenal?" tanya Moncia.
Dan tanpa menunggu jawabannya. Aleya sudah menambahkan.
"Ini namanya bukan hanya cukup terkenal. Tapi benar-benar terkenal! Kau sedang bercanda denganku?" ucap Aleya yang luarbiasa terkejut menerima serangkaian fakta bahwa calon pasangannya kali ini adalah seorang artis papan atas.
Dan dia, masih menyebut dirinya cukup terkenal??!
Aleya menyentuh kepalanya yang mulai terasa berat. Ibunya benar-benar nekat dengan menjodohkannya pada seorang artis yang punya 1triliun pengikut. Luar biasa..
Arivin kemudian menatap dengan serius untuk membalas Aleya.
"Bagaimana? Jadi sekarang kau benar-benar percaya padaku?" tanya Arivin mengabaikan serangkaian tatapan tidak percaya dan terkejut yang dilayangkan Aleya padanya.
Sehingga, bagaimana Aleya masih bisa mengatakan bahwa dia tidak percaya dan pria itu hanya berbohong semata?
Aleya mau tidak mau menjawabnya dengan malas menggunakan tatapan sinisnya.
"Aku malah sangat percaya," ucap Aleya dengan intonasi yang tajam.
Aleya lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Arivin karena ia merasa sudah tidak ada lagi yang pelru mereka bicarakan dan katakan. Arivin akhirnya terpaksa mengejar Aleya dengan terburu-buru.
"Wait! Hei.." teriak Arivin memanggil Aleya dan berusaha mendahului Aleya.
Tapi langkah Aleya yang terlalu panjang tidak seusai dengan apa yang ia perkirakan. Sehingga Arivin terpaksa langsung berteriak disela-sela waktu larinya mengejar kecepatan jalan Aleya.
"Hei!! Kenapa kau tidak bisa menungguku sejenak? Kenapa kakak juga jadi marah? Aku 'kan sudah menjelaskan semuanya dengan sangat rinci dan jujur. Aku bahkan juga sudah meminta maaf. Apa penjelasan semacam itu saja tidak cukup?" ucap Arivin yang merasa pusing karena tindakannya tidak pernah mendapatkan tanggapan dan balasan yang baik dari Aleya.
Di mata wanita itu dirinya selalu buruk. Tidak pernah benar dan tidak pernah menguntungkan dirinya. Hingga Arivin harus beberapa kali membujuk dan mengalah. Apa di mata Aleya, dirinya ini begitu tidak menyenangkan?
Aleya berulang kali mengipas wajahnya yang mendadak jadi panas akibat berlarian. Ia kemudian mengeluarkan statement yang mengecewakan Arivin.
"Kalau begitu kita sudahi saja kencannya," ucap Aleya yang jujur dalam hatinya sedang berpuas hati karena bisa menggunakan kesempatan ini untuk mempercepat waktu dating mereka.
Arivin dengan cepat langsung menolak dan menyanggahnya.
"Tidak bisa! Apa-apaan ini? Mengapa harus sampai seperti itu? Kita 'kan belum selesai menghabiskan waktu bersama dan jam operasionalnya pun masih lama. Kenapa kita harus menyudahinya?" ucap Arivin penuh protes.
Aleya langsung menatapnya sinis.
"Siapa yang menyuruhmu untuk membuat keributan dengan mengajakku kemari? Padahal kau tahu akan ada banyak pengunjung fanatikmu yang hadir. Kini kau masih tawar-menawar denganku?"
Arivin langsung terdiam di tempatnya.
Ia merasakan serangan Aleya tersebut cukup menohoknya. Dimana kesabaran Aleya juga ternyata ada batasnya dan telah mencapai ambang batas. Arivin pun memilih untuk mengalah.
"Baiklah. Aku mengakuinya. Aku bersalah dan aku yang seharusnya dipersalahkan," ungkap Arivin memutuskan untuk menyerah.
"Tapi kini bisakah kau memaafkanku? Dan melanjutkan kembali dating kita yang sempat tertunda? Hingga juga berkurang waktunya karena kita terlalu banyak berdebat sejak tadi dan terus dikejar-kejar seperti sepasang buronan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments