Bab 2 lamaran pekerjaan

Seminggu berlalu setelah kematian bapaknya, hari pertama bagi Leona yang akan memulai kerja di cafe teman bapaknya.

"Ci Lo serius mau kerja di cafenya teman bapak Lo " tanya Kania sebenarnya dia tidak begitu tega membiarkan sahabatnya bekerja sedangkan anak di usianya masih pada menikmati uang orang tuanya termasuk dirinya.

" Iya be gue kan butuh makan" jawab santai Leona

" Ye makan kan di rumah gue juga bisa lagian Lo tinggal sama gue aja ngapa ?"

" Nggak deh nyusahin aja gue, kan gue juga sering main rumah Lo Be"

" tapi__-"

"Udah ah gue pergi dulu"

Kania menatap Leona perlahan menjauh yang menaiki motor metiknya, dia tidak habis pikir apakah sang sahabat mampu bekerja jika dipikir-pikir sahabatnya itu cukup malas seperti dirinya.

*********~~~**********

café cwn

setelah memarkirkan sepeda motornya Leona hendak masuk ke dalam tetapi dia belum berani antara malu disertai takut. Malu karenanya takut diusir sih sebenarnya.

Dengan membaca basmalah dia memantapkan langkah kakinya menuju sang pemilik tempat tersebut guna melamar pekerjaan.

"Assalamualaikum, mbak pak Roy nya ada?" Tanya sopan Leona pada kasir cafe

" Ada, bentar saya panggilkan silahkan duduk" jawab si wanita yang menduduki kursi kasir.

" Iya mbak"

5 menit

Saat kedatangan Roy terlihat, Leona berdiri, dan memandang Roy dari atas sampai bawah.

Lumayanlah, 7 untuk seumuran om om. Penilaian dalam hati Leona

" Eh silahkan duduk, kamu Leona kan ?" Kata Roy

"Iya" Jawab singkat

nih anak cantik juga, pantesan mama keukeh jadiin mantu

" Kata orang tuaku kamu akan bekerja setelah pulang sekolah sampai jam 8 malam, sebagai pelayan, dan gaji kamu sekitar 2 jutaan itu sudah bersih"

"Ok, kapan?"

"Apanya?"

"Mulai"

"Okh, sekarang juga bisa emmm terserah kamu sih karena kamu masukan dari orang tua ku "

"Ok, sekarang saja,saya harap anda memperlakukan semua sama" ucap datar Leona.

"Sil tolong atar Leona ganti pakaian" gila formal banget, emang gitu kali ya sopan santun nya anak SMA dasar labil, lagian siapa yang akan memperlakukan dia spesial sih pede amat perintahnya pada Sisil

"Siap bos, ayo mbak"

********~~***

setelah menunggu Leona, Sisil datang membawa satu setel seragam cafe lalu memberikan pada Leona. Lantas Leona segera ganti baju ke ruang ganti.

"Ok ini baju kamu, setelah ganti nanti saya akan perkenalkan pada yang lain"

"Ok terimakasih mbak"

5 minutes later

"Mbak udah selesai?,ayo " ajak Sisil

" Panggil Leona aja mbak, kayak nya tuaan mbak deh"

"Hehehe iya ya"

Selesai ganti pakan Leona Dan Sisil menuju sebuah ruangan agak kecil yang lumayan nyaman, tempat itu di rancang untuk rapat kecil bagi karyawan semacam briefing sekaligus sebagai tempat istirahat juga.

"Hai guys, mohon perhatiannya"

"Siapa itu sil?" Celetuk salah satu wanita pegawai cafe

" Anak baru, silahkan perkenalkan nama lo"

"Hai namaku Leona Graccia, umur 17 tahun mohon bimbingannya" ucap Leona dengan gugup dan membungkukkan badan.

Leona selalu gugup jika harus berada di tempat ramai atau yang bersifat umum, dia lebih berani kalau hanya beberapa orang walaupun tidak bisa beladiri setidaknya kalau melarikan diri kan harus memilih jalan yang mudah. Apalagi di hari pertama pasti akan ada orang yang tidak suka atau iri terhadapnya walaupun itu udah hal biasa tetapi itu menjadi ketakutan tersendiri yang selalu ada kala pertama kalinya memulai sesuatu.

" Wah masih sekolah ya ?" Tanya Sisil yang baru menyadari bahwa Leona masih SMA

" Hehehehe iya Mbak"

Cantik. Gumam laki laki diantara mereka

"Ya sudah silahkan lanjutkan kerja masing-masing"

" Le tugasmu memberikan pelayanan pada pelanggan di lantai 2 ya"

" Beda ya mbak?"

" Sedikit beda sih le, kamu di rekomendasikan langsung oleh bos jadi kamu di taruh di lantai 2, disana tempatnya sebagian VIP jadi lebih mudah"

"Okh gitu, terimakasih mbak"

***********~~~~~********

Hari mulai gelap dengan sinar rembulan yang remang dan lampu jalan menyorot wajah orang orang yang melintasi jalanan serta angin terasa dingin menusuk kulit tubuh gadis belia yang mengendarai motor metiknya. Dengan kecepatan sedang Leona menerjang jalan sambil melihat lihat pemandangan sekitar.

Sepasang mata Leona kini menatap sebuah gerobak bakso berwarna biru dengan penjual yang sudah tua, tampak kelelahan yang terlukis dari raut wajahnya. Mungkin baksonya belum habis kali ya atau sang penjual lagi nahan BAB pikir Leona.

Dengan perut yang keroncongan ditambah ingin makan makanan yang satu itu Leona segera menepi dari jalan dan memarkirkan motornya, lalu berjalan menghampiri sang penjual.

" Huh dingin, gak bawa jaket lagi, makan dulu deh" gerutu Leona di setiap perjalan

" Pak bakso sama es teh 1"

" Siap Neng"

Sambil menunggu Leona merogoh tasnya mengambil benda persegi panjang yang pipih, lalu membukanya dan mencari nama sahabatnya, kemudian menghubungkan panggilan bernama 'Bebe'

" Halo be, Lo ngapain?"

"Udah selesai kerja Lo dari tadi gue hubungi juga"

"Kenapa Lo, dirumah gue?

"No bukan gue tapi pangeran monyet Lo"

"Hah?"

"Iya si Kenan "

"Ngapai itu orang?"

Makasih pak" ucap Leona pada pedagang bakso disertai senyum dan anggukan yang dibalas hal sama oleh pedagang bakso.

"Dimana Lo ci sama bapak bapak Lo ya ?"

" Eh, gue lagi makan bakso Lo kesini gih"

"Ogah gue kerumah Lo langsung aja mau nginep"

"Ok gue akan pulang setelah ini, jangan lupa bawa camilan sama laptop Lo nanti kita nonton fast and furious"

"Idih mrintah aja Lo " kesal Kania langsung menutup panggilan sepihak

Setelah makan bakso Leona pulang, sampai di rumah belum melihat sang sahabat jadi Leona membersihkan diri dan sholat isya terlebih dahulu.

"Lah Lo dah pulang Ci?" Ucap Kania

" Kebiasaan deh Lo kalau kerumah orang nggak pakai permisi"

" Ye ini kan rumah Lo, hehehehe kan seperti rumah gue sendiri"

"Idih kata siapa ini rumah gue kali"

"Kan bapak Lo selalu bilang 'anggap aja rumah sendiri' ya gue anggap rumah gue lah"

"Udah ah yuk nonton" ajak Leona menuju kamarnya

sesampainya di tempat tidur Leona mereka menonton di laptop sambil rebahan, serta berceloteh ria.

"Eh, Be sumpah capek deh gue kerja seharian ini pijit dong" kata Leona memecahkan keheningan.

"Idih nggak mau gue, panggil tukang pijit sono"

" Nggak deh be nanti kakek kakek genit lagi hiiiii"

"Ye bilang aja nggak ada uang"

"Itu tau, be mending gue lebih baik jadi investor deh, gak usah kerja, tidur pun dapat uang"

"Yeeee emang Lo bisa, tidak semudah yang Lo bayangkan kali ci"

"Iya ya gue gak ada modal lagi" kata Leona

"Udah ah tidur aja yuk besok sekolah " lanjut Leona

" Bentar deh ci nanggung nih belum selesai"

"Tau ah gue tidur dulu"

Leona memposisikan tubuh hendak tidur tapi belum mengantuk.

" lah katanya mau tidur"

" nggak bisa be, belum ngantuk" Leona duduk kembali sambil menatap sang sahabat yang masih fokus pada layar laptopnya.

" be.." level pertama

" hemmm"

" be." level kedua

" hemmm"

"bebek" level ketiga sudah mencapai batas kesabaran paling puncak.

"apa sih panggilannya ih nggak banget"

"lagian cuma heemmm doang, nengok dong becca, mau curhat nih"

" apaan gue dengerin nih"

" be gue udah nggak tahan hidup kayaknya deh "

" jangan gila Lo, Lo mau bunuh diri" seketika Kania menoleh pada sang pembicara. Apakah sudah gila sahabatnya yang satu ini?pikir Kania

" enggak gue lelah aja hidup sendirian gak ada gunanya,banyak dosa pula kenapa tuhan nggak ambil gue aja dari pada bapak gue hiks hiks rasanya baru tadi bapak gue meninggal hiks hiks"

" sabar kan masih ada gue, mama, papa kami kan keluarga Lo, seharusnya Lo harus kuat buat memenuhi janji Lo pada bokap Lo kalau Lo bisa sukses ye kan, dah yuk tidur besok sekolah jangan sampai telat"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!