Find Love

Find Love

Bab 1 Duka Leona

Sinar matahari nampak menerobos masuk ke sela sela lubang lubang yang ada di dinding.

Sebuah gubuk kecil berada di sebuah desa yang tidak jauh dari kota.

" Emmmm udah pagi " seorang gadis nampak mengeliat sambil mengerjapkan matanya.

"Jam setengah 7 " melirik jam weker yang berada di atas nakas.

" Astaga aku hari ini piket " gumamnya sambil lari terbirit-birit menuju kamar mandi tak lupa membawa seragam sekolahnya.

Setelah selesai bersiap siap langsung berlari keluar dari kamar dan segera berangkat ke sekolah.

" Bapak pasti dah berangkat " tanpa sarapan gadis itu langsung menaiki motor yang selalu di bawanya ke sekolah.

*******~~~~

Tiba di tempat parkir seorang gadis cantik itu langsung menuju gerbang yang mana terdapat 2 gerbang yang ada di sekolah tersebut, gerbang utama saat memasuki gedung sekolah dan gerbang ke 2 saat hendak memasuki area kelas. Saat sampai di gerbang ke 2 gadis tersebut terkejut dengan sesorang yang memanggil namanya.

"LEONA..........." teriak seorang gadis sebayanya.

LEONA GRACCIA

Ya, Yang di panggil adalah si pemeran utama seorang gadis cantik yang memiliki body ideal yang dikagumi seorang laki laki normal. Dengan mata hitam khas Wanita Asia.

Kania Valeria Rebecca

Sahabat si pemeran utama yang memiliki sifat biasa tetapi hidup dengan berbagai harta kekayaan keluarga. Cantik tentu saja itu adalah kata yang selalu melekat pada wanita, tinggi, dengan kecerdasan yang standar pada usia tingkatannya.

Kenan Putra Seregar

Tampan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang pria hidung mancung,bibir sexsi dengan alis yang tebal. Memiliki tinggi badan sekitar 172 cm dan postur tubuh atletisnya membuat kaum hawa tanpa kedip.

Lucas Aditya Miller

Setatus seperti layaknya Kania Valeria Rebecca yang memiliki darah keturunan dari 2 negara. Tetapi kecerdasan melebih gadis

cerewet itu. Memiliki paras tampan dengan wajah baby face, tinggi badan 170, di juluki si pintar atau si jenius karena memiliki IQ di atas rata-rata seperti Leona. Karena sebagai murid yang teladan, disiplin, dan dapat di percaya.

Lexi Kiara Zivanna

Gadis cantik,cuek, tomboy tapi jago masak. Memiliki sisi feminim yang tak di ketahui orang.

Tania Widia Astuti

Pemeran antagonis yang memiliki paras cantik, tinggi standard cewek pada umumnya.

Serril Andini

Sahabat pemeran antagonis yaitu Tania Widia Astuti.

Next

"Apaan?" Mengernyitkan dahi sambil melirik seorang gadis di sebelahnya.

" Heheh gak ada, cuma ingin jalan bareng aja" jawabnya sambil cengengesan.

"Tumben amat lho sudah sampai?"

"Tumben apaan, sudah jam 7 kurang 15 menit kali"

" Oh iya, lupa gue"

"Lupa?" Tanya heran Kania

"Iya kan gue mesti piket hari ini"

" Hey are you kidding me?, sejak kapan Lo perduli piket?" Sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Leona

" Hish, gak jadilah, udah hampir masuk" menepis kasar tangan Kania

"Hahaha niat aja dari rumah sampai jalan udah kesambet setan"

"Yee,gue kan mau insaf, TOBAT" menekan kalimat terakhirnya

"Insaf apaan gak mungkin dah, Lo itu Tibot bukan tobat yang ada"

" Apaan itu tibot?"

"Tidak Berhenti bacot"

"Garing"

"Enak dong krispi hihihi"

Keduanya berjalan menuju kelas dengan bercakap cakap banyak hal sampai di depan kelas. Mereka langsung menuju tempat duduknya yang sebangku itu.

"Eh si sexsi, ini kelas sudah bersih aja " puji Kania sekaligus menyapa

"Heemmm" hanya dibahas deheman oleh sang lawan bicara karena tidak penting.

"Irit amat" kesal Kania

"Le Lo buang tu sampah di depan" perintah si Lexi

"Ok" sambil melangkah pergi keluar kelas

" Mbak Lo kenapa?"tanya Lexi heran mendekati Kania. Pasalnya dia tak pernah melihat Leona yang bersih bersih apalagi mau di perintah oleh siswa.

"Wah Lo bisa ngomong" binar mata Kania

"Eh Lo ngatain gue bisu?"

"Enggak, Lo kan irit kata"

"Leona kenapa? Nggak biasanya di perintah nurut macam anak a*****"

"Entahlah,kesambet kali"

Bel masuk pun berbunyi nyaring menandakan waktunya pembelajaran di mulai.

Tok tok tok

"Dari mana kalian" tanya guru yang berusia sekitar hampir kepala 4.

"Habis buang sampah Bu"ucap santai Leona

"Dan kamu?" Leona menoleh yang di tunjuk guru yang ada didepannya yang mengarah di belakangnya.

" Saya ikut juga Bu"jawab laki laki yang di tunjuk

"Benar begitu Leona?"tatap Bu guru yang bername tag Rahayu

"I-i-iya Bu Kenan tadi ikut hehehehe" menetralkan kegugupannya dengan cengengesan.

"Thank you cantik" bisik Kenan

"Ya sudah duduk di tempat kalian masing masing"

"Siap Bu" jawab serempak Kenan dan Leona

Pelajaran telah usai bel pun berbunyi nyaring menandakan istirahat bagi manusia di sekolah SMA Cahaya Petunjuk.

"Kantin kuy" ajak Leona

"Tumben amat Lo, nggak bawa bekal?"

"Iya nih belum sarapan juga"

"Yuuup capcuss" ucap si cuek tiba tiba melangkahkan kakinya

"Eh si sexsi kesambet apaan tuh" bisik Leona tapi masih kedengaran yang bersangkutan

"Tau tuh dari pagi setelah perintah Lo, orangnya juga gitu"

"Masa sih "

"Iya dia malah yang nanyain Lo kenapa? Eh taunya dia yang kesambet"

"Enak aja Lo pada ngatain gue kesambet" langkahnya terhenti saat mendengar gosipan tentang dirinya semakin menjadi jadi kemudian menoleh dan berbalik kebelakang.

"Hehehe enggak kok cuma kaget aja udah normal, iya nggak Le?"

"Heheheh iya ***"

"Ngapain Lo pada manggil gue *** sih jijik tau gak? Nih nama gue Lexi Kiara Zivanna not *** or sexsi panggilnya Kiara aja biar gak jijik" jelas Kiara panjang kali lebar

"Wowww tanggal berapa nih Le?"

"Ngapain nanyain tanggal Lo"

"Kali aja ini hari spesial seorang sexsi..... Eh maksudku Lexi ah iya Kiara, dia bicara panjang kali lebar gitu "

"Kenapa?"tanya Leona pada Kiara

"Enggak, cuma mau berteman dengan kalian,lebih dekat gitu"

Kania dan Leona hanya ber 'o' ria

Sesampai di kantin mereka duduk di dekat pohon yang rindang area luar kantin.

"Eh mau pesen apaan ?"

"Biasa samain punya Lo aja" jawab Leona pada Kania

"Lo Si?"

"Kiara, bukan si" jelas Kiara

"Ah iya, maksud gue itu"

"Samain"

Kemudian Kania pergi menuju ke penjual makanan di kantin dan kembali lagi membawa makanan. Dan di ikuti oleh dua cowok tampan yang bertubuh atletis.

"Eh, ciwi ciwi cantik pada makan ya?" Ucap Kenan langsung menggeser duduk Kania yang berada di samping Leona.

Sedangkan Lucas berada di samping Kiara dengan santainya.

"Hish mengganggu aja Lo" kesal Kania pada Kenan yang menggesernya.

"Eh, cantik tadi terima kasih ya bantuannya" ucap Kenan tulus

"Heemmm" dijawab deheman dari Leona yang mengunyah makanannya.

"Ini yang bayar nanti gue deh sebagai ucapan terima kasih"

Lucas beranjak dari kursi ingin memesan makanannya dan sang makhluk playboy itu. Suasana terasa hening di bangku Meraka karena masih khusu' makan sampai makanan habis masuk dalam lambung lambung mereka walaupun kantin nampak sangat ramai.

"Eh udah selesai nih,ayo balik kekelas" ucap Kania memecah keheningan

"Tunggu gue belum selesai nih, mau beli camilan dulu " Tanya Kiara

"Udah gak usah tuh ada nenek sihir" tunjuk Kania pada 2 orang siswi yang menghampiri mereka

"Ya udah, yuk Le" Kiara sambil menarik tangan Leona

"Tunggu kok gue ditinggal sih" Kenan hendak mengejar Leona dan temannya

" eh beb mau kemana? ayo duduk sini makan sama ayang Tania"

"hiii ayo le pergi aja ada nenek sihir" ucap Kenan sambil menarik lengan Leona

awas aja Lo ja**** sumpah serapah Tania dalam hati

*********~~~~~*********

Malam harinya nampak seorang pria paruh baya yang berjalan menuju sebuah kursi kayu tua namun terlihat masih kokoh. Si pria paruh baya itu duduk sambil mengatur nafas yang hampir habis, sesak itulah yang dirasakannya saat ini. Dan melihat sang gadis baru memasuki pintu dan memijakkan kaki ke dalam rumah yang jauh dari kata mewah.

"Bapak, Kenapa? Apakah kabuh lagi? Astaga ayo cepat pak kita ke dokter" kekhawatiran sang gadis sudah pada level puncak

"Ti - dak - us- sah - Ci, hufffth" ucap Wiji ayah Leona sambil mengatur nafas yang terlihat sangat sulit karena asma yang dideritanya.

" Ayo cepat pak kali ini mohon ikutlah saran Cia" tangis Leona yang sudah tidak dapat membendung air bening yang terus mengalir dari matanya.

Tanpa kata apapun keduanya menuju ke dokter.

*******~~~~~*****

"Ci kalau Bapak menyusul Ibu mu kamu bahagia ya disini, jaga diri baik-baik, udah besar harus rajin, yang pintar supaya bisa mencapai impian, kan impian Cia ingin jadi CEO, Presdir atau Investor ya sejenis itulah, kan itu juga harus memiliki otak yang cerdas, Nanti teman bapak akan memberi bantuan kepadamu Ci, nggak papa kan kalau kamu mesti sekolah sambil kerja?" Ucap pria paruh baya yang terbaring lemah disamping tabung oksigen dengan lembut bahkan sampai hampir hilang suaranya.

"Bapak jangan katakan seperti itu Cia mohon, Cia tidak punya siapa-siapa selain bapak saat ini, ok Cia akan sekolah sambil kerja dan bapak harus sembuh dan santai di rumah tapi jangan tinggalkan Cia sendiri, Ci-ci-ci-a nggak punya siapa-siapa lagi hiks hiks hiks hiks hiks hiks" pinta Leona sambil nangis sesenggukan.

" Jangan nangis dong, Cia kan anak yang kuat sudah dewasa lagi tidak malu hemmm" ucap Wiji disertai senyuman lemahnya

" Aku sayang Bapak, tetaplah disini sampai aku bisa membahagiakan bapak "

" Bapak juga sayang Cia, Bapak sudah bahagia jika melihat Cia bahagia, bapak ha- harus per-gi, ku -kuatlah da-dan baha-gi-gia se-la-lu....." Ucapan Wiji saat menghadapi sakaratul maut. Dan kemudian mengucapkan doa atau dua kalimat syahadat dan doa lainya yang tak bisa didengar Leona karena hanya terlihat gerakan bibir tanpa suara dan lebih keras suara tangisannya saat sakaratul maut sang bapak . Sampai tiba sebuah monitor berbunyi.

Tiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

"Bapak bangun pak Cia mohonnnn jangan tinggalkan Cia sendiriiiii hiks hiks hiks" terik Leona dan kemudian para tenaga medis masuk dan mengecek denyut nadi pasien. Seketika pandangan Leona gelap dan jatuh pingsan

*********~~~*******

" Adek sudah bangun, apa ada yang sakit?"

Leona menggelengkan kepala dan dia sadar masih dirumah sakit tandanya jenazah bapaknya masih di rumah sakit

"Bapak bapak hiks hiks hiks hiks" tanpa menghiraukan pertanyaan sang dokter Leona bergegas menuju bapaknya yang terbaring dan kini sudah tidak bernyawa.

" Dek sebaiknya kamu meminta anggota keluarga mu yang lain untuk mengurus jenazah orang tuamu agar segera di makamkan"

"I-i-iya dok" jawabnya sambil sesenggukan

Kemudian Leona menelfon Kania karena hanya Kania yang masih ada untuk bisa diandalkan dalam situasi apapun.

" Bek,bek ka hiks hiks hiks "

"Ada apa Ci? Kenapa menangis?" terdengar suara Kania yang meninggi bukan marah tapi khawatir.

"Bapak ku hiks hiks mening - gal hiks hiks hiks"

"Astaga,turut berduka cita ya? Ok gue akan minta tolong bokap nyokap gue untuk mengurus proses pemakaman bapak Lo sesuai agama Lo ya, Lo harus kuat ok aku akan selalu ada buat Lo"

"Ma - ma - kasih bek Lo selalu ada buat gue hiks hiks hiks"

" Ok sudah ya Lo yang tenang gue akan ke rumah Lo ngurus semuanya"

"Iya bek gue akan bawa jenazah bapak gue hiks hiks hiks pulang hiks hiks"

Seketika saluran telepon putus Leona segera lari untuk mengurus proses pemulangan jenazah meskipun dia masih agak kebingungan syarat - syaratnya tapi dia berusaha memenuhinya dan membawa jenazah bapaknya pulang

**********~~~~*****

Sesampainya di rumah nampak sangat ramai karena warga berkumpul untuk melakukan beberapa proses yang harus dilakukan sebelum pemakaman. Jenazah di keluarkan dan di baringkan di sebuah dipan karena hari sudah gelap maka pemakaman dilakukan pagi hari sehingga malam ini hanya memandikan jenazah lalu membacakan doa-doa.

Matahari sudah bersinar dari arah timur tandanya sudah pagi dan prosesi pemakaman akan dilanjutkan serta menunggu tempat terakhir sang jenazah dibumi ini yaitu di bawah tanah telah selesai di buat.

Tangis Leona tidak henti-hentinya di pelukan sang sahabatnya karena kehilangan sosok ayah yang merangkap menjadi ibu beberapa tahun ini. Sesudah kehilangan sang nenek yang sangat di cintai lalu kehilangan ibunya dan kini kehilangan ayahnya, sungguh kenapa harus ada kematian? Kenapa harus ada kesedihan? Pikir Leona

" Bek kenapa semua orang meninggalkan gue hiks hiks hiks hiks apa Lo akan meninggalkan gue juga hiks hiks hiks, kenapa harus secepat ini bapak gue pergi bahkan gue merasa baru kemarin ibu gue pergi hiks hiks hiks mereka pergi selamanya bek gue sendirian di sini hiks hiks hiks lebih baik gue ikut mereka bek hiks hiks hiks"

" Tenang Ci mungkin Tuhan lebih sayang sama kedua orang tua Lo, dan ya Lo harus kuat seperti keinginan bapak Lo, Lo nggak sendiri Ci ada gue, mama gue,papa gue kami selalu ada buat Lo Ci"

"Makasih bek hanya Lo yang ada buat gue sekarang meskipun Lo berbeda sama gue hiks hiks hiks"

"Kita tidak berbeda kita sama saja kok jangan sungkan gitu sama gue,ok kita kan saudara"

Jenazah ditaruh di sebuah keranda dan di solati setelah itu memintakan permohonan maaf untuk jenazah selama hidupnya.

Leona kini tengah mengikuti proses terakhir dimana tempat terakhir sang bapaknya.

Pemakaman dilakukan sampai selesai.

" Bapak maafin Cia yang selalu membangkang,selalu berkata kasar, dan tidak bisa membahagiakan bapak, Cia akan bahagia kok sesuai keinginan bapak, dan semoga bapak tenang disana bersama ibu, Cia akan berusaha ikhlas"

" Ayo ci kita pulang ada teman bapak mu yang menunggumu di rumah"

" Ya sudah ayo"

Dengan langkah lesu dan menunduk, Leona berjalan menuju tempat parkir kendaraan.

****

"Assalamualaikum" salam Leona

" Leona saya Raharja teman bapak mu, bapak mu menitipkan kamu pada saya jadi saya mohon kamu mau untuk tinggal bersama saya" ucap bapak Raharja teman ayah Leona.

"Okh iya bapak saya juga sudah berpesan agar saya bekerja bersama pak Raharja tapi bapak saya tidak mengatakan bahwa saya harus tinggal bersama anda pak, jadi saya akan tetap tinggal di rumah saya sendiri, terimakasih atas tawarannya pak saya tidak mau merepotkan" tolak halus Leona dengan menjaga tutur katanya agar tidak menyinggung perasaan teman bapaknya.

" Ayolah Leona kamu akan kesepian disini sendiri" pinta ibu Tari istri dari bapak Raharja

"Nggak papa kok Bu terimakasih sekali lagi, tapi maaf saya ingin mengenang kenangan di rumah ini"

" Ok baiklah, kamu akan bekerja di cafe kami kapan kamu akan memulainya?"

"Mungkin sekitar seminggu lagi baru akan saya bisa, apakah boleh?"

" Tidak perlu sungkan nak,nanti Roy akan menjemputmu"

"Tidak perlu repot-repot pak"

"Tidak kok, ya sudah kita pulang dulu"

Setelah kepergian sepasang suami istri itu Kania Rebecca menghampiri sahabatnya yang masih dalam suasana duka.

"Are you ok sist? tanya Kania

"Gue baik kok, oh ya bokap nyokap Lo mana?"

"Udah pulang tadi nggak sempet pamit ke Lo jadi hanya nitip salam saja"

"Okh, kok Lo nggak ikut?"

"Gue akan menemani Lo"

" Makasih bek, gue sayang sama Lo deh" ucap Leona menghambur ke pelukan sahabatnya.

"Gue juga sayang Lo kok,jadi jangan merasa kalau Lo sendirian,ok"

"Ok"

"Ya udah yuk istirahat dari kemarin Lo belum istirahat" ajak Kania Rebecca dia tahu bahwa sahabatnya tidak bisa tidur kemarin dan saat ini mungkin lelah karena terus menerus menangis, akan lebih baik jika di Istirahatkan sejenak

Keduanya sudah menyusuri alam mimpi indah mereka masing-masing. Berbeda di kediaman Raharja yang nampak memikirkan sebuah cara untuk mengajak gadis cantik nan manis ke kediamannya.

" Bagaimana caranya agar Leona mau tinggal di sini ya ma?" Tanya binggung pak Raharja.

"Lebih baik jodohkan saja sama Roy pa" saran ibu Tari

"Tapi ma Roy kan sudah punya kekasih"

"Kekasihnya gak bener pa, lagi pula juga Roy gak pernah cinta sama wanita manapun"

"Terserah mama saja " kata pak Raharja pada sang istri dan dibalas dengan senyum puas yang terbit di wajah wanita yang berumur kepala 4 itu dan membayangkan hal hal yang menarik menurutnya.

Setelah Raharja tidak terlihat yang sudah masuk di kamar tidur miliknya dan sang istri kini terlihat pemuda tampan, berotot dan bertubuh atletis mengenakan celana selutut disertai kaos putih yang membentuk tubuh yang sempurna.

" Malam ma, kenapa senyum-senyum gitu" heran sang pemuda sambil duduk di sebrang ibunya dan meneguk segelas air putih.

" Kamu akan nikah dengan Leona" ucap to the points Tari

"Uhuk uhuk uhuk" Roy tersedak air minumnya.

"Biasa aja lah Roy,jangan mati dulu ya sebelum mama punya cucu"

" Hish mama apaan sih aku kan sudah punya pacar, lagian sudah gak jaman pakai jodoh jodohan kebanyakan menonton sinetron sama baca bole novel nih mama"

"Gak ada penolakan kamu harus putusin pacarmu itu"

" Astaga ma baru 3 bulan yang lalu aku jadian"

" Biarin lah lagian kan kamu nggak serius kan sama pacarmu itu"

" Kali ini aku serius ma sama dia, lagian aku gak kenal sama cewek yang mama sebut tadi"

"Kenalanlah,dia mau kerja di tempat kamu, kalau kamu serius sama pacar kamu kenapa nggak diajak kesini kenalin sama mama nanti mama akan nikahkan sekalian"

" Tuh kan main nikah aja, kita belum siap lagian sama-sama sibuk juga ma " melas Roy agar sang mama memahami raut wajahnya yang dibuat-buat itu

" Udah, gak ada penolakan" berjalan menuju kamarnya meninggalkan Roy yang masih syok

" Ya kali gue nikah, ah tau dah pusing"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!