Aku terbangun dari tidur ku, entah lah sudah jam berapa ku rasa matahari semakin tinggi, aku mengerejabkan mata ku lalu melihat ke jam di dinding kamar ku, saat ku lihat ternyata sudah jam 09.35 WIB.
Aku berangat lalu berjalan ke kamar mandi, untuk membersihkan diri, sebelum masuk kamar mandi aku baru ingat ternyata Mas Raka belum pulang juga. Kemana dia, itu lh yang ada di fikiran ku saat ini.
Aku melihat ponsel ku di atas nakas, lalu mengecek nya namun ternyata tidak ada kabar dari Mas Raka. Karna tidak mau hanyut dalam fikiran negatif tentang Mas Raka aku pun pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri dengan mengguyur badan ku dengan air dingin.
Setelah selesai mandi, aku pun bersiap-siap untuk bersantai di luar tapi sebelum itu aku mau makan dulu mengisi cacing-cacing yang ada di perut ku ini.
Ku buka pintu kamar, aku pun keluar menuju dapur, aku duduk dan membuka tudung saja. Ternyata Ibu belum membereskan nya aku pun makan, selesai makan piring kotor nya ku cuci terlebih dulu.
Setelah itu aku berjalan ke ruang tamu, rumah ini sederhana saja, aku tinggal bersama Ibu, Daffa anak ku dan juga Mas Raka sebenar nya sih sebelum nya kami tinggal bertiga. Karna aku menikah lagi akhirnya kami tinggal berempat.
Di rumah ini ada kamar tiga, ruang tamu dan dapur. Aku bersyurkur dengan tempat tinggal kmi ini menurut ku tempat kami ni sangat bagus, ini adalah peninggalan Ayah.
Di ruang tamu Daffa dan juga Ibu duduk menonton TV dan memakan cemilan, aku pun ikut bergabung bersama mereka.
"Ibu baru bangun? ". Tanya Daffa pada ku sambil melihat ke arah ku.
" Iya sayang, Ibu capek jadi kesiangan! ". Jelas ku pada Daffa.
Daffa pun tersenyum manis mendengar penjelasan ku, lalu ia fokus lagi menonton TV.
" Yu, suami mu belum juga pulang? ". Tanya Ibu pada ku.
Saat aku hendak menjawab, dari luar pintu ada yang menotok, aku berdiri Ibu hanya melihat saja sedangkan Daffa tak begitu peduli. Saat ku buka pintu ternyata Mas Raka baru pulang.
Mas Raka pun masuk ke dalam, dengan santai nya ia melewati ku, dan juga melewati Ibu.
Aku menutup kembali pintu rumah, aku pun menyusul Mas Raka ke kamar, di dalam kamar aku bertanya, " Dari mana saja Mas? ".Tanya ku, ku lupakan masalah kemarin, karna biar bagaimana pun aku dan Mas Raka sudah menikah.
" Dari luar". Jawab Mas Raka, ia pun merebahkan badan nya di kasur.
"Ngpain kamu? ".Tanya ku lagi sedikit menahan emosi ku.
" Sudah lah Yu, aku capek, aku mau tidur dulu! ". Ujar Mas Raka.
Jawaban dari Mas Raka membuat ku murka aku pun meluapkan emosi ku tampa berfikir panjang dengan suara ku yang kedengaran sampai ke luar, aku tak memikirkan itu saat ini karna emosi ku.
" Kamu bilang capek, memang kamu dari mana Mas!! ". Intonasi suara ku meninggi.
Karna suara ku yang keras membuat Mas Raka duduk di pinggir kasur, tatapan nya juga tajam sedang mengarah menatap ku.
Aku takut melihat tatapan Mas Raka yang seperti itu, ku fikir ia akan balik marah pada ku, tapi ternyata aku salah Mas Raka pergi lagi dari rumah entah lah kemana ia pergi.
" Mas...tunggu dulu, Mas...". Panggil ku pada Mas Raka namun dia tidak peduli ia keluar dengan membanting pintu rumah dengan kencang, membuat kami terkejut dan memejamkan mata.
Tampa sadar, kelakuan kami di lihat oleh Ibu dan juga Daffa yang masih berada di ruang tamu.
Aku pun duduk di sofa, menyandarkan badan ku lalu memejam kan mata ku sejenak.
"Nek Ibu dan Om itu kenapa? ". Tanya Daffa dengan hati-hati, melihat ke nenek dan bergantian melihat Ibu nya.
" Swuittt, Daffa anak baik kan? ". Tanya Ibu Nila pada cucu nya.
Daffa pun menganggukkan kepala nya.
"Daffa main di kamar saja ya sayang! ".Perintah Ibu pada Daffa, Daffa pun setuju ia pun pergi dari sana menuju kamar nya.
Di ruang tamu kini tinggal aku dan Ibu saja.
" Yu". Panggil Ibu.
Mendengar suara Ibu, aku pun membuka mata lalu melihat beliau dengan raut wajah khwatir.
"Yang sabar Yu". Ujar Ibu lagi menenangkan ku.
Aku pun diam, menganggukkan kepala melihat Ibu.
Ibu pun tersenyum mengarah pada ku, aku pun membalas senyum manis Ibu.
Di lain sisi.
" Wah...Mas ada apa? ". Tanya Widia istri pertama Mas Raka.
Mas Raka diam dengan raut wajah yang sangat kusut, lalu ia duduk di sofa menyandarkan badan nya lalu memejam kan mata nya.
Jika di lihat Widia seperti nya Mas Raka sedang bertengkar dengan istri baru nya.
" Bertengkar kah? ". Ujar Widia terus berusaha berbicara pada Mas Raka.
Raka membuka mata nya, lalu melihat ke arah Widia, " Aku capek jadi jangan ganggu aku! ". Ucap Raka dengan tatapan tajam nya.
" Huh...sialan kamu Mas! ". Kesal Widia. padahal ia sudah berusaha menjadi lebih baik untuk menarik perhatian Raka lagi, tapi ternyata masih saja seperti biasa kata-kata nya ketus.
Widia pergi ke luar, karna jujur sana ia males sekali jika harus melihat wajah Raka, jujur saja sebenar nya ia masih mencintai Raka jadi bagai mana pun cara nya ia akan merebut lagi milik nya.
Namun lagi-lagi respon yang di berikan Raka pada nya, membuat Widia kesal jika harus berlama-lama berada bersama Raka.
" Apakah istri baru nya Mas Raka, apa jadi nya jika ia tahu kalau Mas Raka dari semalam tidur bersama nya, walapun tidak satu ranjang tapi tetap menyakitkan bukan jika ia tau kalau Mas Raka bersama ku". Ucap Widia pada diri nya sendiri.
"Lo kenapa Wid? ". Tanya Puji pada teman sekaligus sahabat nya itu.
Widia tersenyum lalu ia berkata, " Kemarin Mas Raka tidur di rumah ku, dan sekrang dia ada di rumah ku juga. " Ucap Widia dengan bangga nya pada Puji.
"Hah". Puji kaget mendengar tuturan dari Widia.
" Lo mudah banget terima dia Wid, setelah apa yang dia lakukan sama lo". Kata Puji kesal karna ternyata Widia masih mempunyai rasa pada Raka yang jelas-jelas menduakan nya dan lebih parah nya lagi Raka dengan tega menikah lagi dengan perempuan lain.
"Dia harus merasakan sakit nya karna tidak di pedulikan. " Ucap Widia menahan emosi nya, karna perlakuan Mas Raka dari awal dia menikah tapi Raka tidak pernah memperlakukan dia dengan baik.
"Wid, saran gw. lepaskan dia untuk apa juga kamu bertahan sama Raka yang jelas-jelas tidak menganggap keberadaan mu". Ucap Puji menasehati teman nya itu, Puji merasa kasihan pada Widia, Puji tau betul lika liku rumah tangga Widia dan Raka.
Namun Widia tetap kekeh berharap suatu saat Raka akan berubah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments