Laura segera kembali ke rumah, di tengah perjalanan ia memutuskan untuk singgah ke sebuah pusat perbelanjaan di sana.
"Pak Dorman, tolong berhenti di sana sebentar, saya ingin membeli sesuatu" ucapnya lembut pada Pak Dorman.
Mobil itu pun menepi. Laura segera turun dari mobil. Karena lahan parkir yang sudah penuh Laura menyuruh Pak Dorman kembali ke rumah lebih awal ia akan menggunakan taksi untuk kembali ke rumah.
Pak Dorman menuruti ucapan majikannya itu. Ia segera melajukan mobilnya.
Laura membeli kebutuhan dirinya. Kebetulan saat ini ia sedang datang bulan rasa nyeri yang selalu di alaminya membuat aktivitas nya terbatas.
Setelah selesai berbelanja Laura kembali menekan aplikasi berwarna hijau itu untuk memesan ojek online.
"Kamu?"
Terdengar dari depan suara pria menegurnya. Dia adalah Adrian. Laura menoleh sumber suara. Ia terkejut mendapati pria yang kemarin mengantarnya.
"Tuan?!"
Adrian merasa senang. Keinginannya untuk bertemu dengan Laura terwujud. "Kita bertemu lagi. Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Adrian kepada Laura.
"Saya sedang berbelanja sedikit" sahut Laura sambil menunjukkan kantong kresek berwarna putih di tangannya.
Adrian hanya mengangguk. "Oh ya, aku Adrian Alvaro, tapi cukup panggil aku Adrian saja" ucapnya sambil menyodorkan tangannya.
Laura menjabat tangan Adrian. "Laura Agatha, anda bisa memanggilnya saya dengan Laura saja" sahutnya sambil tersenyum tipis.
"Nama yang indah!" ucapnya pelan. Namun Laura masih bisa mendengarnya.
"Anda mengatakan sesuatu?" ucap Laura seketika.
Adrian menjadi kikuk. "Ah tidak! Namamu sangat indah" ucapnya memperjelas.
Mendengar itu Laura tersenyum tipis. Tak lama ojek yang ia pesan pun tiba.
"Nona Laura Agatha?" tanya tukang ojek itu. Laura mengiyakannya lalu ia segera pamit kepada Adrian yang masih mematung di sana.
Adrian hanya memandang kepergian gadis itu. Ia sangat menyukai Laura sejak pertemuan pertama dengan Laura.
"Laura!" gumamnya.
"Terima kasih, pak!" ucap Laura, kemudian ia turun dan masuk ke dalam rumah nya.
Setelah sampai di rumah, Laura tak menemukan ibu mertuanya.
"Bik Rum, kemana nyonya Laurent?" tanya Laura kepada pembantu di rumah itu.
Bik Rum menjelaskan bahwa sang nyonya sedang ada urusan di kota sebelah. Ia berpesan kepada Bik Rum agar menyampaikan perihal kepergian itu kepada Laura.
Laura sedikit cemas, ia khawatir akan dirinya sendiri. Dimana sudah sejak lama ia tak pernah di tinggal oleh mertuanya itu selama tinggal di rumah itu.
Laura segera masuk ke kamarnya. "Ya Tuhan bagaimana ini? Aku takut sekali" ucapnya pelan.
Laura mencemaskan dirinya ketika menghadapi suaminya. Setelah membersihkan tubuhnya Laura kembali ke dapur. Ia menyiapkan makan malam untuk putrinya nanti selepas pulang sekolah. Setelah selesai memasak Laura kembali membersihkan tubuhnya yang lengket. Ia segera menyusul putri kecilnya.
"Bik Rum, nanti saya akan pulang agak telat. Soalnya saya sudah janji pada Abel akan mengajaknya ke pasar?" ucap Laura pada bik Rum.
"Baik nyonya!" sahut bik Rum.
Laura segera berangkat menyusul putrinya. Ia kembali memanggil ojek karena pak Dorman pergi bersama mertuanya itu.
Kebetulan sekali baru saja sampai di depan gerbang sekolah anak-anak sudah pulang. Jadi Laura menyuruh tukang ojek itu untuk menunggunya.
"Pak, bisa kan anda menunggu sebentar saja?" ucap Laura lembut.
Tukang ojek itu pun mengiyakannya. Laura memasuki gerbang sekolah. Ia melihat kesana kemari sosok gadis kecil yang di carinya itu.
"Mama!!!" pekik Abel.
Laura segera mendekat sumber suara. Ia langsung menggendong tubuh mungil putrinya itu.
"Kau semakin berat sayang. Mama hampir tidak kuat lagi menggendong mu" canda Laura kepada Abel.
"Benarkah ma? Jika begitu turunkan Abel saja ma. Abel tak ingin mama kesakitan" sahut polos putrinya itu.
Laura tertawa mendengar ocehan Abel. Ia sadar gadis kecil ini semakin pintar saja. "Kau semakin pintar sayang. emuah" sahut Laura lalu ia mencium pipi gembul milik putrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Citraleka Dhami
bagus ceritanya aku suka🥰
2024-12-07
0