"Kalian baru kembali?" ucap nyonya Laurent begitu melihat menantu dan cucu nya itu masuk ke dalam rumah.
"Maaf ma, kami terlambat" sahut Laura.
Sementara Abel masih tertidur di pangkuan Laura. Ia segera membawa masuk bocah itu ke kamarnya.
"Siapa yang mengantarmu?" tanya Damian seketika. Tentu saja hal itu membuat Laura terkejut.
Laura membalikkan tubuhnya, namun dia enggan menjawab pertanyaan itu. Laura dengan cepat melanjutkan langkahnya dan membaringkan tubuh mungil itu di atas ranjang.
Merasa di acuhkan Damian mengikuti langkah Laura ke dalam kamar Abel.
"Kau mengabaikan ku! Berani sekali kau!" ketusnya seraya menarik lengan Laura erat.
Laura merasa kesakitan. "Apa yang anda lakukan? Lepaskan tanganku?" ucap Laura sehingga mengusik tidur Abel.
Mendengar teriakan Laura, Damian merasa kikuk. Ia langsung melepaskan pegangan nya.
"Apa anda peduli? Aneh sekali!"sambungnya Laura lagi lalu ia segera keluar dari kamar itu.
Damian hanya memandang kepergian Laura itu. Ia merasa malu dengan sikap nya.
" Ya Tuhan! Apa aku sudah keterlaluan?"gumamnya.
***
Di tempat lain pria yang baru saja mengantar Laura itu merasa kesal karena ia lupa menanyakan nama gadis itu.
"Oh my God!Kenapa aku lupa menanyakan namanya? Bodohnya aku!" gerutunya.
Pria itu adalah Adrian Alvaro. Pria berusia 30 tahun seorang pengusaha muda di negara tetangga. Kedatangan ke kota itu adalah untuk pertama kalinya. Ia sedang melakukan perjalanan bisnis di kota tersebut.
Selesai membersihkan tubuhnya Adrian membaringkan tubuhnya di ranjang. Baru kali ini ia melihat seorang gadis seperti Laura. Gadis baik lemah lembut dan tentu saja memiliki paras yang cantik.
"Oh God, aku tak berhenti memikirkan nya! Aku berharap dapat bertemu dengannya sekali lagi" ucapnya sambil memandang langit-langit kamarnya.
***
Hari ini Damian berangkat ke kantor lebih awal. Ia akan menemui klien yang akan bekerjasama dengan perusahaan.
"Kau sudah bersiap?" ucap nyonya Laurent kepada putranya itu.
Damian hanya menatap wanita tua itu sekilas. Lalu ia segera pamit meninggalkan kediamannya itu.
"Aku berangkat!" ucap Damian singkat.
Tak lama Laura dan Abel turun dari kamarnya. Abel merasa sedih karena sang ayah tak pernah memperdulikan nya. Melihat raut wajah sendu itu Laura mencoba menghiburnya.
"Sayang, selesai sekolah, maukah kau ikut mama ke pasar?" ucap Laura tentu saja Abel kembali ke mode ceria.
"Tentu saja! Apakah oma mengizinkan nya?" sahut bocah itu.
Laura lalu mengangguk pelan dengan senyum tipis di bibirnya. Mereka segera menuju meja makan.
"Morning oma!" ucap Abel
"Morning honey!" sahut nyonya Laurent.
Mereka segera menyantap makanan yang telah tersedia di atas meja tersebut. Sedetik kemudian Laura meminta izin untuk mengajak Abel ke pasar bersamanya.
"Ma, Laura ingin mengajak Abel ke pasar. Apakah mama mengizinkannya?" tanya Laura pelan.
"Tentu saja sayang, Abel adalah tanggung jawabmu. Kau boleh membawa nya bersama mu kemana pun kau mau" sahut nyonya Laurent.
Mendengar ucapan mertuanya itu membuat Laura menjadi senang. Nyonya Laurent sangat mempercayai Laura sebagai pengganti ibu dari cucunya itu.
"Hore! Ma, Abel ingin beli boneka. Apakah mama mengizinkannya?" ucap Abel. Laura hanya mengiyakannya dan mengangguk pelan.
Laura mengantar Abel ke sekolah, mereka diantar oleh pak Dorman. Sopir pribadi nyonya Laurent.
"Pak, pulang nanti kita bisa singgah ke pasar?" tanya Laura.
"Tentu saja nyonya! Kemana pun akan saya antar" sahutnya.
Sebenarnya Laura merasa risih jika pak Dorman memanggilnya dengan sebutan "nyonya".Namun sudah berkali-kali Laura melarangnya tapi tetap saja Dorman tak bisa melakukannya. Karena saat ini Laura istri dari anak majikannya itu.
Damian telah sampai di sebuah restoran tempat ia akan mengadakan pertemuan dengan kliennya.
" Selamat pagi Tuan!"ucap Toni asisten pribadi Damian.
"Mereka sudah datang?" tanya Damian.
"Belum Tuan! Saya rasa mereka terkena macet" sahutnya. Damian hanya menganggukkan kepalanya. Ia membenarkan ucapan asisten itu.
Tak menunggu lama akhirnya klien yang ditunggu nya tiba.
"Maafkan kami Tuan Damian, kami terlambat!" ucap salah satu dari mereka.
"Tak apa, saya bisa memaklumi nya! Silahkan duduk tuan" ucap Damian.
"Kenalkan ini adalah pemilik perusahaan A2 Group, Tuan Adrian Alvaro" ucap asisten Adrian kepada Damian.
Damian dan Adrian saling berjabat tangan keduanya saling berkenalan.
"Senang bertemu dengan anda tuan Damian" ucap Adrian.
Damian menyambut dengan senyum simpul. "Senang bertemu dengan mu juga tuan Adrian" sahutnya.
Setelah berbincang cukup lama akhirnya mereka berhasil menjalin kerjasama.
"Baiklah tuan, jika sudah tidak ada yang ingin di sampaikan saya undur diri" ucap Adrian.
Damian mempersilahkan rekan bisnisnya itu untuk meninggalkan dirinya di sana. Setelah kepergian Adrian. Damian merasa tak asing dengan pria itu. Ia merasa pernah bertemu dengannya sebelumnya.
"Sepertinya aku pernah melihat pria itu!" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Febby Fadila
waa damian kamu acuh trus itu istru kamu udah ada yg mengaguminya...
2024-08-07
2
Rini Musrini
rebutan laura dech nanti
2024-07-02
4