Season 3 [Diundang Makan Malam]

Senyum Daniel yang manis, dan tatapan matanya yang seketika berbinar-binar. Membuat Mikhaela ikut memperhatikan, karena jarang banget bisa lihat Daniel tersenyum seramah itu.

Sementara Simon yang ada di sebelah kanan Ade, ikut menguping percakapan Daniel dengan Ade. Dan memperhatikan juga raut wajah Daniel, yang semringah seperti saat Daniel cerita mengenai cewek pujaan hatinya.

"Apa jangan-jangan cewek itu Gendis?" monolog Simon dalam hatinya, sambil terus menatap wajah sepupunya, yang masih menampakkan wajah bahagia.

Senyum semringah Daniel, teralihkan bunyi panggilan telfon dari ponselnya, dan gegas Daniel mengambil ponselnya sebelum memulai mengerjakan tugasnya.

Daniel izin ke luar, untuk menerima telfon supaya nggak ada yang mendengarkan percakapannya.

"Iya pak Toni, ada informasi apa?" bisik Daniel dengan antusias, langsung menyapa si penelfon.

"Kamu ada di mana Niel? Nyonya tadi menelfon, untuk kabarin kamu kalau malam ini ada pertemuan keluarga. Nyonya minta saya untuk jemput kamu, karena saya juga lagi menemani Gendis yang sedang main di rumah temannya." sahut pak Toni, menjelaskan informasi itu pada anak majikannya.

"Saya ada di tempat yang sama dengan Gendis, pak." dijawabi Daniel dengan senyuman semringah.

Sementara pak Toni, dari balik telfon tengah keheranan dengan ucapan Daniel.

"Nanti pokoknya bapak jangan muncul dulu, sebelum temen-temen saya pergi. Dan nanti saya kabarin lagi ya pak?"

Pak Toni iya aja, meskipun masih bingung dengan penuturan yang Daniel sampaikan.

"Jodoh ...," gumam Daniel semringah banget, setelah mematikan sambungan telfonnya dengan pak Toni.

Sementara itu dengan Gendis, yang padahal lagi bete banget karena ulahnya Ade. Malah makin dibikin bete, karena menerima telfon dari bu Denayu.

Seperti yang tadi disampaikan sama pak Toni ke Daniel, Gendis juga diajak pertemuan keluarga sekaligus makan malam di kediaman bu Denayu.

Setelah bu Denayu mematikan sambungan telfon, Gendis kembali dengan kesibukannya. Ngobrol sama Didot, ditemani Widi dan juga Bejo.

Setelah 1 jam lebih, obrolan Gendis dengan para power rangers nya pun disudahi. Begitu juga dengan Daniel, dan kawan-kawannya yang sudah menyelesaikan tugas kelompok mereka.

"Daniel, lo pulang sama gue aja yuk. Kan Simon sama Riyan," ucap Mikhaela, masih berusaha buat mendekati Daniel.

"Gue lebih suka naik angkutan umum, daripada naik mobil pribadi." tolak Daniel dengan tegas, lalu wajahnya mengarah ke Ade.

"Gue numpang ke kamar mandi, De." Daniel sengaja mengalihkan, karena malas berkomunikasi dengan Mikhaela.

Sampai di depan kamar mandi, Gendis, Bejo dan Widi baru aja menuruni tangga dan lagi ngajak Gendis bercanda supaya raut wajahnya yang kesal bisa berubah.

"Ndis!" Daniel sengaja menyapa Gendis, supaya teman-teman Gendis teralihkan dan berhenti ngeledekin calon tunangannya itu.

Gendis mencari sumber suara, dahinya pun mengerut setelah melihat wajah Daniel yang berada di bawah tangga, tepat di depan kamar mandi rumah Ade.

"Lo ngapain di sini?" tanya Gendis bernada sengol, sambil berjalan menuruni anak tangga.

"Gue ada kerja kelompok. Lo sendiri, ngapain di sini?" balas Daniel, supaya terus berinteraksi dengan Gendis.

"Gue ...," ucapan Gendis terjeda sambil memperhatikan kedua power rangers nya, yang lagi memperhatikannya.

"Siapa Ndis?" tanya Bejo, supaya mengalihkan Gendis yang mulai curiga.

Diikuti Widi juga, "Nggak lo kenalin ke kita nih?"

Gendis pun menghela napasnya, lalu mengenalkan Daniel.

"Ini Daniel, anaknya bu Denayu."

"Owh ... Dia tunangan lo itu?" sahut Widi, pura-pura nggak tau.

"Tunangan?" gumam Daniel dengan suara kecil, terdengar bahagia.

Tapi langsung diralat sama Gendis. "Belum sah, ya!"

Daniel langsung menyela, dan nggak mempedulikan ocehan Gendis tadi.

"Lo jangan pulang dulu ya, tunggu gue sebentar. Gue mau ke kamar mandi, nanti kita pulang bareng."

Nggak menunggu respon Gendis Daniel langsung merangsek masuk ke kamar mandi di rumah Ade, karena memang dari tadi Daniel membutuhkan ruangan itu.

...****************...

Setelah memastikan teman-teman Daniel pulang, dan nggak ada yang menguntitnya. Gendis berjalan bersama Daniel, ke tempat pak Toni memarkirkan kendaraan roda empatnya.

Kedua remaja ini pun berkomunikasi, lebih tepatnya Gendis terpaksa menjawabi setiap pertanyaan yang Daniel berikan.

"Lo temenan sama Ade, dan dua cowok tadi dari kecil?"

"Iya, sama 1 lagi. Tapi tinggal di Garut," ucap Gendis menjawabi dengan terpaksa, sambil membuka ponselnya untuk mengabari Bundanya, karena lagi-lagi Gendis akan pulang telat.

"Kok bisa temenan sama yang lainnya, gimana ceritanya Ndis?" tanya Daniel lagi, sementara Gendis belum menjawab pertanyaan Daniel, karena masih sibuk mengetik pesan ke Bundanya.

Daniel juga sabar banget nunggu Gendis jawab, meski Daniel duduk di depan, dia tetap merhatiin kesibukannya Gendis dengan gawainya itu.

Setelah selesai mengabari Bundanya, Gendis lalu menjawabi pertanyaan Daniel.

"Tanya sendiri aja deh sama Ade. Gue lagi males jawab pertanyaan, kepala gue pusing banget." sela Gendis, selain memang Gendis nggak mau ngobrol panjang lebar sama Daniel. Gendis juga masih bete, karena ulahnya Ade yang lagi-lagi mengulang kejadian yang sama di saat mereka mau video call sama Didot.

Daniel terlihat murung karena nggak ditanggapi sama Gendis, tapi langsung dialihkan sama pak Toni.

"Kita mampir ke warung makan sebentar ya? Kamu mungkin butuh minuman hangat, atau mau makan sesuatu Ndis, supaya nggak pusing lagi?"

Maksud pak Toni pun langsung dipahami Daniel, supaya Daniel lebih perhatian lagi ke Gendis. Ketimbang sakit hati karena responnya Gendis, yang memang dari awal nggak suka sama Daniel.

"Kita ke rumah sakit aja kalau gitu pak, biar Gendis sekalian diperiksa." timpal Daniel.

"Nggak usah pak Toni, Gendis cuma butuh pejamin mata sebentar kok." selanya, supaya pak Toni nggak mengikuti saran dari Daniel.

"Kita ke apotek aja kalau gitu pak," ucap Daniel, langsung memerintah pak Toni.

"Nggak usah Niel, tadikan gue udah bilang, kalau gue cuma butuh pejamin mata."

"Kalau lo kenapa-kenapa, bukan gue yang diomelin Ndis. Tapi pak Toni, lo mau pak Toni diomelin sama nyokap gue karena nggak merhatiin lo yang pusing?"

"Udah, nurut aja nggak usah berdebat. Lo kalau mau tidur silahkan. Nanti gue bangunin, kalau kita udah sampai di rumah gue." timpal Daniel lagi.

Gendis nggak melawan lagi, karena mendengar penjelasan Daniel mengenai pak Toni yang bisa kena marah bu Denayu karena lalai, padahal Gendis sendiri cuma mau menenangkan emosinya karena masih kesal sama Ade.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Daniel, Gendis beneran tidur. Sampai nggak sadar, kalau pak Toni tadi berhenti di apotek dan membelikan beberapa macam obat sakit kepala, untuk Gendis pilih nantinya.

Dan selama perjalanan menuju rumah bu Denayu, Gendis sempat bermimpi. Saking kepikiran dengan pembahasannya tadi, sama Didot waktu video call tanpa kehadirannya Ade.

Gendis kaget bangun, dan menatap Daniel yang baru mau membangunkan Gendis.

"Lo mimpi tadi, badan lo juga anget Ndis. Mendingan kita masuk sekarang, mumpung ada bokap gue, nanti biar sekalian diperiksa."

"Kita udah sampai di rumah lo Niel?" tanya Gendis memastikan.

Daniel anggukkan kepalanya, sambil berdiri di samping tempat duduk Gendis.

"Lo mimpi apa, sampai manggil-manggil nama gue tadi?" tanya Daniel penasaran.

Gendis menghela napasnya, sambil memperhatikan raut wajah Daniel yang cemas.

"Lo bernasib sama kayak mantan gue." Gendis berucap, sambil menundukkan kepalanya.

"Tadi, gue sempet bahas soal cowok itu ke temen-temen gue. Niel, bisa pastiin nyokap lo nggak? Untuk batalin perjodohan kita, karena gue nggak mau lo bernasib sama kayak mantan gue." masih sambil menunduk, Gendis was-was banget Daniel dalam bahaya. Meskipun hanya mimpi, dia dan Daniel mengalami kecelakaan persis, seperti yang Gendis alami sama Rezy. Tapi tetep aja, rasa takut itu masih membekas di benak Gendis.

"Itu cuma mimpi Ndis, ayok turun biar lo bisa langsung diperiksa sama bokap gue," ucap Daniel, sambil menggenggam pergelangan tangan Gendis.

Gendis ikuti kemauan Daniel, dan sampai di luar mobil, Gendis langsung memberhentikan langkahnya. "Jangan lo anggap remeh Niel, kak Bram bukan anak SMA biasa. Kak Bram udah pernah merencanakan pembnuhan, untuk memisahkan kakaknya sama cewek yang ditaksirnya."

"Kejadiannya sama persis, kayak yang gue alami sama mantan gue. Yang nggak lain sahabatanya, dan masih banyak kejahatan lainnya yang dilakuin sama kak Bram, Niel."

"Kakak dan sahabatnya aja tega dia lukain, apalagi lo yang bukan siapa-siapanya." sambung Gendis lagi.

"Ndis ..." belum sempat Daniel berucap, kemunculan seseorang membuat ucapan Daniel terjeda.

"Permintaan kamu, akan saya sampaikan ke Mami!" suara itu tiba-tiba mengalihkan fokus Daniel dan Gendis.

🔜 Next Part 🔜

Episodes
1 Season 3 [Diingatkan Tentang Teddy]
2 Season 3 [Diam-Diam Memantau]
3 Season 3 [Hadiah]
4 Season 3 [Gendis Dan Bruno]
5 Season 3 [Dibikin Bete, Dan Bingung Secara Bersamaan]
6 Season 3 [Penyesalan]
7 Season 3 [Kepikiran Ucapan Daniel]
8 Season 3 [Saran Dari Sahabat-Sahabat Gendis]
9 Season 3 [Persiapan Mental]
10 Season 3 [Daniel Dengan Segudang Idenya]
11 Season 3 [Jawaban Bu Denayu]
12 Season 3 [Wejangan]
13 Season 3 [Idenya Ranger Hijau]
14 Season 3 [Ternyata Lo, De!]
15 Season 3 [Diundang Makan Malam]
16 Season 3 [Pertemuan Dengan Keluarga Daniel]
17 Season 3 [Mak Comblang Dadakan]
18 Season 3 [Penghalang Perjodohan]
19 Season 3 [Penghalang di Depan Mata]
20 Season 3 [Jodoh Emang Nggak Kemana Ya?]
21 Season 3 [Perhatian, Romantis, Tapi Juga Cemburuan]
22 Season 3 [Ide Untuk Memisahkan Daniel Dari Gendis]
23 Season 3 [Terima Kasih]
24 Season 3 [Penasaran]
25 season 3 [Gue Punya Ide]
26 Season 3 [Pertemuan di Restoran]
27 Season 3 [Teguran, Ancaman, dan Kekhawatiran]
28 Season 3 [Mencekam]
29 Season 3 [Nggak Sadarkan Diri]
30 Season 3 [Murka]
31 Season 3 [Memaksakan Kondisi]
32 Season 3 [Di Perjalanan]
33 Season 3 [Lagi-Lagi Bram]
34 Season 3 [Kemana Maya?]
35 Season 3 [Dari Bram?]
36 Season 3 [Di Rumah Cindy]
37 Season 3 [Titip Gendis Ya?]
38 Season 3 [Perdebatan Ringan]
39 Season 3 [Trauma]
40 Season 3 [Yani dan Gitta Ketemu Daniel]
41 Season 3 [Sebelum Ke Garut]
42 Season 3 [Setelah Tau Siapa Daniel]
43 Season 3 [Tiba di Garut]
44 Season 3 [Di Pantai]
45 Season 3 [Tiba Di Bali]
46 Season 3 [Kita Satu Kamar?]
47 Season 3 [Cantik]
48 Season 3 [Licik]
49 Season 3 [Bertemu Pengganggu Lainnya]
50 Season 3 [Dia di Sini]
51 Season 3 [Tamparan Kedua]
52 Season 3 [Kamu Tidak Pantas di Sisi Daniel]
53 Season 3 [Hilangnya Gendis]
54 Season 3 [Gendis Ternyata ...]
55 Season 3 [Wujud Manusia Tapi Aslinya Ular Berbisa]
56 Season 3 [Kekompakan Teman-Teman Gendis]
57 Season 3 [Kekacauan di Terminal]
58 Season 3 [Tuduhan Daniel ke Alan]
59 Season 3 [Didesak Supaya Cerita]
60 Season 3 [Cegukan Yang Mengganggu]
61 Season 3 [Ancaman Anti Mainstrem]
62 Season 3 [Dinginnya Sikap Pak Bayu]
63 Season 3 [Kasihan Daniel]
64 Season 3 [Kondisi Bu Denayu Kritis]
65 Season 3 [Tidak Punya Hati]
66 Season 3 [Keputusannya ...]
67 Season 3 [Pembalasan Gendis Atas Perlakuan Danish]
68 Season 3 [Telfon Dari Katte]
69 Season 3 [Permintaan Terakhir]
70 Season 3 [Otousan]
71 Season 3 [Selebihnya Serahkan Ke Kami]
72 Season 3 [Masih Ada Rahasia Yang Gendis Simpan]
73 Season 3 [Pelaku Tadi Ketemu Juga]
74 Season 3 [Gendis Kabur Lagi]
75 Season 3 [Titip Gendis Ya?]
76 Season 3 [Ndis, Janji Sama Gue, Lo Harus Selamat!]
77 Season 3 [Kondisi Gendis Saat Ini ...]
78 Season 3 [Takut Daniel Berubah Pikiran]
79 Season 3 [Izin Mencintai]
80 Season 3 [Permintaan, Tantangan, Kerinduan, dan Kesedihan]
81 Season 3 [Lo Nangis Kenapa?]
82 Season 3 [Bimbang]
83 Season 3 [Perjanjian Sebelum ke Jepang]
84 Season 3 [Nggak Asing]
85 Season 3 [Baseball Cap dan Sapu tangan]
86 Season 3 [Kado Untuk Daniel]
87 Season 3 [Kasmaran]
88 Season 3 [Kedatangan Tamu Yang Bikin Panik]
89 Season 3 [Kenapa Rasanya Begini Ya?]
90 Season 3 [Serotonin, Endorfin, Dopamin]
91 Season 3 [Ada Apalagi Ini?]
92 Season 3 [Kok, Lo Bisa Ada di Sini?]
93 Season 3 [Merasa Dimata-matai]
94 Season 3 [Penemuan Yang Mengejutkan]
95 Season 3 [Minta Izin Adopsi]
96 Season 3 [Fokus Gendis Terbagi]
97 Season 3 [6 Bulan Kemudian]
98 Season 3 [I'm Your Parent]
99 Season 3 [Jadi Dia Yang Ada di Balik Rencana Ini!]
100 Season 3 [Akhirnya Hari Itu Pun Tiba]
101 Season 3 [Adik Untuk Natan]
102 Season 3 [Siasat Mr Tatsuya]
103 Season 3 [Kemungkinannya]
104 Season 3 [Non Gendis Menghilang]
105 Season 3 [Jangan Sentuh Aku!]
106 Season 3 [Benaran Bu Dokter?]
107 Season 3 [Pulang Ke Sini Lo, Rupanya!]
108 Season 3 [Teman Saya, Mau Bertemu?]
109 Season 3 [Reuni]
110 Season 3 [Lo Pikir Bisa Aman, Ndis?]
111 Season 3 [Akhir Kisah Gendis]
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Season 3 [Diingatkan Tentang Teddy]
2
Season 3 [Diam-Diam Memantau]
3
Season 3 [Hadiah]
4
Season 3 [Gendis Dan Bruno]
5
Season 3 [Dibikin Bete, Dan Bingung Secara Bersamaan]
6
Season 3 [Penyesalan]
7
Season 3 [Kepikiran Ucapan Daniel]
8
Season 3 [Saran Dari Sahabat-Sahabat Gendis]
9
Season 3 [Persiapan Mental]
10
Season 3 [Daniel Dengan Segudang Idenya]
11
Season 3 [Jawaban Bu Denayu]
12
Season 3 [Wejangan]
13
Season 3 [Idenya Ranger Hijau]
14
Season 3 [Ternyata Lo, De!]
15
Season 3 [Diundang Makan Malam]
16
Season 3 [Pertemuan Dengan Keluarga Daniel]
17
Season 3 [Mak Comblang Dadakan]
18
Season 3 [Penghalang Perjodohan]
19
Season 3 [Penghalang di Depan Mata]
20
Season 3 [Jodoh Emang Nggak Kemana Ya?]
21
Season 3 [Perhatian, Romantis, Tapi Juga Cemburuan]
22
Season 3 [Ide Untuk Memisahkan Daniel Dari Gendis]
23
Season 3 [Terima Kasih]
24
Season 3 [Penasaran]
25
season 3 [Gue Punya Ide]
26
Season 3 [Pertemuan di Restoran]
27
Season 3 [Teguran, Ancaman, dan Kekhawatiran]
28
Season 3 [Mencekam]
29
Season 3 [Nggak Sadarkan Diri]
30
Season 3 [Murka]
31
Season 3 [Memaksakan Kondisi]
32
Season 3 [Di Perjalanan]
33
Season 3 [Lagi-Lagi Bram]
34
Season 3 [Kemana Maya?]
35
Season 3 [Dari Bram?]
36
Season 3 [Di Rumah Cindy]
37
Season 3 [Titip Gendis Ya?]
38
Season 3 [Perdebatan Ringan]
39
Season 3 [Trauma]
40
Season 3 [Yani dan Gitta Ketemu Daniel]
41
Season 3 [Sebelum Ke Garut]
42
Season 3 [Setelah Tau Siapa Daniel]
43
Season 3 [Tiba di Garut]
44
Season 3 [Di Pantai]
45
Season 3 [Tiba Di Bali]
46
Season 3 [Kita Satu Kamar?]
47
Season 3 [Cantik]
48
Season 3 [Licik]
49
Season 3 [Bertemu Pengganggu Lainnya]
50
Season 3 [Dia di Sini]
51
Season 3 [Tamparan Kedua]
52
Season 3 [Kamu Tidak Pantas di Sisi Daniel]
53
Season 3 [Hilangnya Gendis]
54
Season 3 [Gendis Ternyata ...]
55
Season 3 [Wujud Manusia Tapi Aslinya Ular Berbisa]
56
Season 3 [Kekompakan Teman-Teman Gendis]
57
Season 3 [Kekacauan di Terminal]
58
Season 3 [Tuduhan Daniel ke Alan]
59
Season 3 [Didesak Supaya Cerita]
60
Season 3 [Cegukan Yang Mengganggu]
61
Season 3 [Ancaman Anti Mainstrem]
62
Season 3 [Dinginnya Sikap Pak Bayu]
63
Season 3 [Kasihan Daniel]
64
Season 3 [Kondisi Bu Denayu Kritis]
65
Season 3 [Tidak Punya Hati]
66
Season 3 [Keputusannya ...]
67
Season 3 [Pembalasan Gendis Atas Perlakuan Danish]
68
Season 3 [Telfon Dari Katte]
69
Season 3 [Permintaan Terakhir]
70
Season 3 [Otousan]
71
Season 3 [Selebihnya Serahkan Ke Kami]
72
Season 3 [Masih Ada Rahasia Yang Gendis Simpan]
73
Season 3 [Pelaku Tadi Ketemu Juga]
74
Season 3 [Gendis Kabur Lagi]
75
Season 3 [Titip Gendis Ya?]
76
Season 3 [Ndis, Janji Sama Gue, Lo Harus Selamat!]
77
Season 3 [Kondisi Gendis Saat Ini ...]
78
Season 3 [Takut Daniel Berubah Pikiran]
79
Season 3 [Izin Mencintai]
80
Season 3 [Permintaan, Tantangan, Kerinduan, dan Kesedihan]
81
Season 3 [Lo Nangis Kenapa?]
82
Season 3 [Bimbang]
83
Season 3 [Perjanjian Sebelum ke Jepang]
84
Season 3 [Nggak Asing]
85
Season 3 [Baseball Cap dan Sapu tangan]
86
Season 3 [Kado Untuk Daniel]
87
Season 3 [Kasmaran]
88
Season 3 [Kedatangan Tamu Yang Bikin Panik]
89
Season 3 [Kenapa Rasanya Begini Ya?]
90
Season 3 [Serotonin, Endorfin, Dopamin]
91
Season 3 [Ada Apalagi Ini?]
92
Season 3 [Kok, Lo Bisa Ada di Sini?]
93
Season 3 [Merasa Dimata-matai]
94
Season 3 [Penemuan Yang Mengejutkan]
95
Season 3 [Minta Izin Adopsi]
96
Season 3 [Fokus Gendis Terbagi]
97
Season 3 [6 Bulan Kemudian]
98
Season 3 [I'm Your Parent]
99
Season 3 [Jadi Dia Yang Ada di Balik Rencana Ini!]
100
Season 3 [Akhirnya Hari Itu Pun Tiba]
101
Season 3 [Adik Untuk Natan]
102
Season 3 [Siasat Mr Tatsuya]
103
Season 3 [Kemungkinannya]
104
Season 3 [Non Gendis Menghilang]
105
Season 3 [Jangan Sentuh Aku!]
106
Season 3 [Benaran Bu Dokter?]
107
Season 3 [Pulang Ke Sini Lo, Rupanya!]
108
Season 3 [Teman Saya, Mau Bertemu?]
109
Season 3 [Reuni]
110
Season 3 [Lo Pikir Bisa Aman, Ndis?]
111
Season 3 [Akhir Kisah Gendis]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!