Season 3 [Kepikiran Ucapan Daniel]

Gendis pun sudah tiba di rumahnya, sepanjang perjalanan dari rumah bu Denayu. Gendis memikirkan ucapan yang Daniel sampaikan tadi, "Saran dari gue, kalau memang lo udah punya pacar. Mendingan lo putusin aja, karena nyokap gue lebih berkuasa dari yang lo kira!"

"Loh, kok sudah pulang?" tanya pak Bayu, yang langsung membuat Gendis tersadar dari lamunannya.

"Ayah ..." Gendis langsung memeluk pak Bayu, tanpa menjawab sapaan Ayahnya yang sedang mencuci motor di depan garasi rumahnya.

"Ayah cuci tangan sebentar, kita mengobrol di dalam." sela pak Bayu, mengkhawatirkan kondisi putrinya, yang ditanya bukannya menjawab, tapi malah langsung memeluk beliau.

Gendis mengiyakan sambil melepaskan pelukannya ke sang Ayah, lalu Gendis digandeng Ayahnya, masuk melewati pintu samping.

Di situ Gendis dan Ayahnya berpapasan dengan bu Ayu yang memang sedang menjemur pakaian, sambil ditemani Jingga yang sedang bersenandung.

"Bun, kerjaannya dijeda dulu. Ini sepertinya Gendis ada masalah," ucap pak Bayu, dan permintaannya pun langsung diiyakan istrinya.

Bu Ayu mengekori pak Bayu dan Gendis, nggak lupa juga bu Ayu mengajak Jingga ikut serta.

Ada apa lagi ini? begitulah batin bu Ayu, yang kembali dibuat was-was dengan kondisi putrinya.

Apalagi tadi Gendis belum lama dijemput ke rumah bu Denayu, dan biasanya jam 2 siang baru sampai di rumah. Sementara sekarang jam 12 sudah tiba di rumah, ditambah dengan raut wajah putrinya yang mengkhawatirkan.

Dan rasa penasaran bu Ayu pun terjawab, setelah mereka duduk di ruang tengah, dan mendengarkan penjelasan Gendis yang sampai menitihkan air matanya.

Jingga yang mau ikutan menenangkan kesedihan kakaknya, pun teralihkan dengan suara deringan telfon rumahnya.

"Biar Jingga aja Bunda ..." katanya, yang langsung menawarkan diri menjawab panggilan telfon, dan segera menaiki anak tangga karena telfon rumah diletakkan di ruang atas, supaya nggak jauh dari kamar.

"Selamat pagi ... mau cari siapa ya?" tanya Jingga dengan ramah, dan sabar menunggu balasan dari sapaannya tadi.

"Jingga, ini Mama Eloise. Mama tadi telfon ke handphone nya mbak Gendis, tapi tidak dijawab. Mbak Gendis belum bangun ya?"

"Oh ... Mama Eloise," ucap Jingga yang dijedanya sejenak, lalu duduk dan melanjutkan ucapanya, "Mbak Gendis lagi nangis, Ma. Tadi mbak Gendis cerita kalau mau ... mau apa tadi ya? Jingga lupa apa namanya, terus mbak Gendis nggak mau dan habis itu nangis." cicit Jingga, dengan antusiasnya sampai lupa alasan Gendis menangis, padahal tadi Gendis memang sudah menjelaskan kalau dia menangis karena ditawari mau dijodohkan dengan putra bungsu bu Denayu.

Bu Eloise lalu membalas ucapan Jingga, dan kemudian menutup sambungan telfon.

Jingga langsung turun dari lantai atas, melewati kedua orang tuanya yang masih menenangkan kesedihan Gendis.

Jingga berjalan ke luar rumahnya, lalu berdiri di depan pagar rumahnya.

Sekitar 5 menit kemudian, muncullah seorang wanita paruh baya yang nggak lain Mamanya Rezy.

Tadi saat di telfon, Jingga diminta menunggu bu Eloise di depan pagar rumahnya karena bu Eloise ingin bertemu dengan Gendis.

Tadinya bu Eloise mau mengajak Gendis jalan-jalan dengan Bruno, tapi setelah mendengar kondisi Gendis dari Jingga. Bu Eloise pun mengurungkan niat beliau, namun tetap mengajak Bruno ke rumah Gendis.

"Bruno ...." sapa Jingga dengan senang, sambil jongkok dan mengusap telinga si anjing berjenis Golden retriever.

Jingga senang melihat Bruno bisa ke luar rumah lagi, karena sudah cukup lama Jingga nggak diizinkan bertemu dengannya. Karena ditakukan Bruno menyerang Jingga, karena kondisi Bruno yang sedang galak dan nggak mau diganggu dan hanya mau bertemu dengan Gendis.

Bruno pun terlihat senang, saat Jingga mengusap telinganya, sambil Bruno mengibas-ngibaskan ekornya.

"Ayok Ma, ayok Bruno, kita masuk ke dalam." ajak Jingga dengan antusias, lalu putri kedua pak Bayu teralihkan dengan Bruno.

"Mama ... Bruno kok lucu banget sih, pakai sepatu." cicit Jingga, disela dengan tertawa dan menunjuk-nunjuk ke arah kaki Bruno.

"Iya, Bruno tadi sudah siap jalan-jalan sama mbak Gendis." bu Eloise menjawabi dengan tersenyum, lalu meminta anjing peliharaannya untuk berhenti sejenak, di depan pintu rumah Gendis.

Lucunya lagi, Bruno menurut saat sepatu yang dikenakannya dilepas sang majikan, lalu setelah keempat sepatunya terlepas. Bu Eloise meminta Jingga mengantarkan mereka untuk bertemu dengan Gendis, yang saat ini masih berada di ruang tengah dengan ditemani kedua orang tuanya.

Melihat Gendis ada di hadapannya, Bruno langsung menggonggong, seakan menyapa dan meminta perhatian Gendis agar teralihkan pada kedatangannya.

Gendis pun menoleh, mencoba tersenyum saat melihat kedatangan Bu Eloise, beserta anjing peliharaan kesayangan mendiang Rezy.

"Ekh ... Jeng, Eloise?" ucap bu Ayu, menyapa tamunya yang nggak pernah beliau perkirakan, kalau seorang bu Eloise yang super sibuk, bisa berada di rumahnya saat ini.

"Iya, tadi saya telfon ke handphone Gendis. Berniat mau mengajak Bruno main ..." dijelaskan bu Eloise, seperti yang sudah beliau jelaskan ke Jingga tadi.

Karena bu Eloise sudah datang dan melihat kondisi Gendis, pak Bayu pun akhirnya menjelaskan kenapa sampai putrinya menangis. Dan sekarang juga, raut wajah Gendis masih terlihat sedih, dan pipinya juga masih basah karena air mata.

"Ma ... Gendis nggak mau." timpalnya, sekalian mengadu ke Mamanya Rezy.

"Iya ... Mama mengerti, kamu masih trauma dengan keadaan yang belum lama ini terjadi. Dan Mama juga tau, kamu masih mengkhawatirkan banyak hal."

"Waktu terus berjalan sayang ..., sama halnya dengan ibu itu yang juga menantikan jawaban dari kamu. Karena kondisi kesehatannya, yang tidak ada yang tau kapan dia akan berpulang."

"Kamu coba renungkan baik-baik keinginan ibu Denayu, sambil main dengan Jingga dan juga Bruno di kamar kamu. Mama, dan kedua orang tua kamu akan cari cara, untuk membantu kamu dan pikirkan kapan bisa bertemu dengan bu Denayu untuk membicarakan tentang rencanya itu." sambung bu Eloise lagi, dan ucapan beliau dituruti Gendis.

Gendis lalu mengajak Jingga dan Bruno ke kamarnya, sementara bu Eloise berbicara dengan kedua orang tua Gendis.

...****************...

Setelah Gendis pulang dari rumahnya, Daniel tampak kesal berjalan masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ruang santai.

Nggak lama, fokus Daniel pun disela kedatangan seorang remaja laki-laki seusia dengannya, yang diam-diam masuk ke dalam kamar Daniel.

"Woi! segitu senengnya ketemu calon istri, sampai terbengong-bengong gitu." cicit remaja ini.

"Ekh ... lo. Dateng sama siapa?" timpal Daniel, sambil membetulkan posisi duduknya.

"Dateng sama nyokap dan kakak gue lah, dia mau ketemu sama Mami Denayu, mau izin kuliah."

Mendengar penjelasan remaja lelaki, yang nggak lain sepupunya ini. Daniel hanya anggukkan kepala, dan diselanya dengan helaan napasnya yang begitu berat.

"Gimana, katanya hari ini Mami Denayu akan bilang ke cewek itu, kalau kalian dijodohkan?" sela remaja ini, masih penasaran dengan kisah sepupunya.

"Kayaknya bakalan susah, dia tuh udah punya pacar dan pasti lebih memilih pacarnya daripada sama gue," kata Daniel dengan malas, disela lagi dengan hembusan napasnya yang begitu berat.

Remaja ini pun tersenyum sambil menepuk bahu Daniel.

"Bukannya bagus, dan lo bisa terbebas dari perjodohan. Siapa tau juga kan, lo bisa ajukan ke Mami Denayu supaya bisa dijodohkan sama cewek yang nolong lo waktu itu."

Kali ini Daniel menyunggingkan senyumannya, lalu suara baritonnya itu pun terdengar. "Oh iya, gue belum cerita ke lo ya? pas pertemuan pertama, gue tadinya ogah banget ketemu sama dia. Dan gue nggak nyangka Mon, ternyata cewek yang mau Mami jodohkan ke gue, ya cewek yang sama. Dia, cewek yang udah nolongin gue."

Sepupu Daniel pun ikut senang, mendengarkan penuturan yang Daniel sampaikan.

Itulah alasan Daniel, saat pertama kalinya dia bertemu dengan Gendis dan Gendis sengaja dibuat emosi, karena sikap dingin dan ketusnya Daniel.

Daniel sebenarnya udah punya gebetan, yang kepingin banget Daniel ajukan ke Maminya. Dan nggak taunya, gebetan yang dimaksud sama Daniel, ternyata malah datang sendiri ke rumahnya.

Tapi dibalik kebahagiaan, yang akhirnya dia ditemukan dengan tambatan hatinya. Daniel pun dihadapkan dengan masalah lain, kenyataan kalau Gendis udah punya pacar, yang membuat Daniel tadi sempat uring-uringan.

Padahal, kalau Daniel mau mendengarkan apa yang Gendis ucapkan tanpa menjeda. Daniel nggak perlu merasa kesal, atau cemburu dan sampai mengancam Gendis tadi.

"Daripada lo mikirin itu, lo seharusnya pikirin, gimana caranya bikin dia nerima perjodohan itu dan baik-baikin lah tu cewek. Minta bodyguard buat cari tau siapa cowoknya, dan udah berapa lama mereka jadian."

"Wah ... iya ya? nggak kepikiran gue. Nanti gue minta pak Toni aja, dia udah deket banget sama tu cewek." sahut Daniel, langsung berubah happy, setelah diberi saran dari sepupunya itu.

🔜 Next Part 🔜

Episodes
1 Season 3 [Diingatkan Tentang Teddy]
2 Season 3 [Diam-Diam Memantau]
3 Season 3 [Hadiah]
4 Season 3 [Gendis Dan Bruno]
5 Season 3 [Dibikin Bete, Dan Bingung Secara Bersamaan]
6 Season 3 [Penyesalan]
7 Season 3 [Kepikiran Ucapan Daniel]
8 Season 3 [Saran Dari Sahabat-Sahabat Gendis]
9 Season 3 [Persiapan Mental]
10 Season 3 [Daniel Dengan Segudang Idenya]
11 Season 3 [Jawaban Bu Denayu]
12 Season 3 [Wejangan]
13 Season 3 [Idenya Ranger Hijau]
14 Season 3 [Ternyata Lo, De!]
15 Season 3 [Diundang Makan Malam]
16 Season 3 [Pertemuan Dengan Keluarga Daniel]
17 Season 3 [Mak Comblang Dadakan]
18 Season 3 [Penghalang Perjodohan]
19 Season 3 [Penghalang di Depan Mata]
20 Season 3 [Jodoh Emang Nggak Kemana Ya?]
21 Season 3 [Perhatian, Romantis, Tapi Juga Cemburuan]
22 Season 3 [Ide Untuk Memisahkan Daniel Dari Gendis]
23 Season 3 [Terima Kasih]
24 Season 3 [Penasaran]
25 season 3 [Gue Punya Ide]
26 Season 3 [Pertemuan di Restoran]
27 Season 3 [Teguran, Ancaman, dan Kekhawatiran]
28 Season 3 [Mencekam]
29 Season 3 [Nggak Sadarkan Diri]
30 Season 3 [Murka]
31 Season 3 [Memaksakan Kondisi]
32 Season 3 [Di Perjalanan]
33 Season 3 [Lagi-Lagi Bram]
34 Season 3 [Kemana Maya?]
35 Season 3 [Dari Bram?]
36 Season 3 [Di Rumah Cindy]
37 Season 3 [Titip Gendis Ya?]
38 Season 3 [Perdebatan Ringan]
39 Season 3 [Trauma]
40 Season 3 [Yani dan Gitta Ketemu Daniel]
41 Season 3 [Sebelum Ke Garut]
42 Season 3 [Setelah Tau Siapa Daniel]
43 Season 3 [Tiba di Garut]
44 Season 3 [Di Pantai]
45 Season 3 [Tiba Di Bali]
46 Season 3 [Kita Satu Kamar?]
47 Season 3 [Cantik]
48 Season 3 [Licik]
49 Season 3 [Bertemu Pengganggu Lainnya]
50 Season 3 [Dia di Sini]
51 Season 3 [Tamparan Kedua]
52 Season 3 [Kamu Tidak Pantas di Sisi Daniel]
53 Season 3 [Hilangnya Gendis]
54 Season 3 [Gendis Ternyata ...]
55 Season 3 [Wujud Manusia Tapi Aslinya Ular Berbisa]
56 Season 3 [Kekompakan Teman-Teman Gendis]
57 Season 3 [Kekacauan di Terminal]
58 Season 3 [Tuduhan Daniel ke Alan]
59 Season 3 [Didesak Supaya Cerita]
60 Season 3 [Cegukan Yang Mengganggu]
61 Season 3 [Ancaman Anti Mainstrem]
62 Season 3 [Dinginnya Sikap Pak Bayu]
63 Season 3 [Kasihan Daniel]
64 Season 3 [Kondisi Bu Denayu Kritis]
65 Season 3 [Tidak Punya Hati]
66 Season 3 [Keputusannya ...]
67 Season 3 [Pembalasan Gendis Atas Perlakuan Danish]
68 Season 3 [Telfon Dari Katte]
69 Season 3 [Permintaan Terakhir]
70 Season 3 [Otousan]
71 Season 3 [Selebihnya Serahkan Ke Kami]
72 Season 3 [Masih Ada Rahasia Yang Gendis Simpan]
73 Season 3 [Pelaku Tadi Ketemu Juga]
74 Season 3 [Gendis Kabur Lagi]
75 Season 3 [Titip Gendis Ya?]
76 Season 3 [Ndis, Janji Sama Gue, Lo Harus Selamat!]
77 Season 3 [Kondisi Gendis Saat Ini ...]
78 Season 3 [Takut Daniel Berubah Pikiran]
79 Season 3 [Izin Mencintai]
80 Season 3 [Permintaan, Tantangan, Kerinduan, dan Kesedihan]
81 Season 3 [Lo Nangis Kenapa?]
82 Season 3 [Bimbang]
83 Season 3 [Perjanjian Sebelum ke Jepang]
84 Season 3 [Nggak Asing]
85 Season 3 [Baseball Cap dan Sapu tangan]
86 Season 3 [Kado Untuk Daniel]
87 Season 3 [Kasmaran]
88 Season 3 [Kedatangan Tamu Yang Bikin Panik]
89 Season 3 [Kenapa Rasanya Begini Ya?]
90 Season 3 [Serotonin, Endorfin, Dopamin]
91 Season 3 [Ada Apalagi Ini?]
92 Season 3 [Kok, Lo Bisa Ada di Sini?]
93 Season 3 [Merasa Dimata-matai]
94 Season 3 [Penemuan Yang Mengejutkan]
95 Season 3 [Minta Izin Adopsi]
96 Season 3 [Fokus Gendis Terbagi]
97 Season 3 [6 Bulan Kemudian]
98 Season 3 [I'm Your Parent]
99 Season 3 [Jadi Dia Yang Ada di Balik Rencana Ini!]
100 Season 3 [Akhirnya Hari Itu Pun Tiba]
101 Season 3 [Adik Untuk Natan]
102 Season 3 [Siasat Mr Tatsuya]
103 Season 3 [Kemungkinannya]
104 Season 3 [Non Gendis Menghilang]
105 Season 3 [Jangan Sentuh Aku!]
106 Season 3 [Benaran Bu Dokter?]
107 Season 3 [Pulang Ke Sini Lo, Rupanya!]
108 Season 3 [Teman Saya, Mau Bertemu?]
109 Season 3 [Reuni]
110 Season 3 [Lo Pikir Bisa Aman, Ndis?]
111 Season 3 [Akhir Kisah Gendis]
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Season 3 [Diingatkan Tentang Teddy]
2
Season 3 [Diam-Diam Memantau]
3
Season 3 [Hadiah]
4
Season 3 [Gendis Dan Bruno]
5
Season 3 [Dibikin Bete, Dan Bingung Secara Bersamaan]
6
Season 3 [Penyesalan]
7
Season 3 [Kepikiran Ucapan Daniel]
8
Season 3 [Saran Dari Sahabat-Sahabat Gendis]
9
Season 3 [Persiapan Mental]
10
Season 3 [Daniel Dengan Segudang Idenya]
11
Season 3 [Jawaban Bu Denayu]
12
Season 3 [Wejangan]
13
Season 3 [Idenya Ranger Hijau]
14
Season 3 [Ternyata Lo, De!]
15
Season 3 [Diundang Makan Malam]
16
Season 3 [Pertemuan Dengan Keluarga Daniel]
17
Season 3 [Mak Comblang Dadakan]
18
Season 3 [Penghalang Perjodohan]
19
Season 3 [Penghalang di Depan Mata]
20
Season 3 [Jodoh Emang Nggak Kemana Ya?]
21
Season 3 [Perhatian, Romantis, Tapi Juga Cemburuan]
22
Season 3 [Ide Untuk Memisahkan Daniel Dari Gendis]
23
Season 3 [Terima Kasih]
24
Season 3 [Penasaran]
25
season 3 [Gue Punya Ide]
26
Season 3 [Pertemuan di Restoran]
27
Season 3 [Teguran, Ancaman, dan Kekhawatiran]
28
Season 3 [Mencekam]
29
Season 3 [Nggak Sadarkan Diri]
30
Season 3 [Murka]
31
Season 3 [Memaksakan Kondisi]
32
Season 3 [Di Perjalanan]
33
Season 3 [Lagi-Lagi Bram]
34
Season 3 [Kemana Maya?]
35
Season 3 [Dari Bram?]
36
Season 3 [Di Rumah Cindy]
37
Season 3 [Titip Gendis Ya?]
38
Season 3 [Perdebatan Ringan]
39
Season 3 [Trauma]
40
Season 3 [Yani dan Gitta Ketemu Daniel]
41
Season 3 [Sebelum Ke Garut]
42
Season 3 [Setelah Tau Siapa Daniel]
43
Season 3 [Tiba di Garut]
44
Season 3 [Di Pantai]
45
Season 3 [Tiba Di Bali]
46
Season 3 [Kita Satu Kamar?]
47
Season 3 [Cantik]
48
Season 3 [Licik]
49
Season 3 [Bertemu Pengganggu Lainnya]
50
Season 3 [Dia di Sini]
51
Season 3 [Tamparan Kedua]
52
Season 3 [Kamu Tidak Pantas di Sisi Daniel]
53
Season 3 [Hilangnya Gendis]
54
Season 3 [Gendis Ternyata ...]
55
Season 3 [Wujud Manusia Tapi Aslinya Ular Berbisa]
56
Season 3 [Kekompakan Teman-Teman Gendis]
57
Season 3 [Kekacauan di Terminal]
58
Season 3 [Tuduhan Daniel ke Alan]
59
Season 3 [Didesak Supaya Cerita]
60
Season 3 [Cegukan Yang Mengganggu]
61
Season 3 [Ancaman Anti Mainstrem]
62
Season 3 [Dinginnya Sikap Pak Bayu]
63
Season 3 [Kasihan Daniel]
64
Season 3 [Kondisi Bu Denayu Kritis]
65
Season 3 [Tidak Punya Hati]
66
Season 3 [Keputusannya ...]
67
Season 3 [Pembalasan Gendis Atas Perlakuan Danish]
68
Season 3 [Telfon Dari Katte]
69
Season 3 [Permintaan Terakhir]
70
Season 3 [Otousan]
71
Season 3 [Selebihnya Serahkan Ke Kami]
72
Season 3 [Masih Ada Rahasia Yang Gendis Simpan]
73
Season 3 [Pelaku Tadi Ketemu Juga]
74
Season 3 [Gendis Kabur Lagi]
75
Season 3 [Titip Gendis Ya?]
76
Season 3 [Ndis, Janji Sama Gue, Lo Harus Selamat!]
77
Season 3 [Kondisi Gendis Saat Ini ...]
78
Season 3 [Takut Daniel Berubah Pikiran]
79
Season 3 [Izin Mencintai]
80
Season 3 [Permintaan, Tantangan, Kerinduan, dan Kesedihan]
81
Season 3 [Lo Nangis Kenapa?]
82
Season 3 [Bimbang]
83
Season 3 [Perjanjian Sebelum ke Jepang]
84
Season 3 [Nggak Asing]
85
Season 3 [Baseball Cap dan Sapu tangan]
86
Season 3 [Kado Untuk Daniel]
87
Season 3 [Kasmaran]
88
Season 3 [Kedatangan Tamu Yang Bikin Panik]
89
Season 3 [Kenapa Rasanya Begini Ya?]
90
Season 3 [Serotonin, Endorfin, Dopamin]
91
Season 3 [Ada Apalagi Ini?]
92
Season 3 [Kok, Lo Bisa Ada di Sini?]
93
Season 3 [Merasa Dimata-matai]
94
Season 3 [Penemuan Yang Mengejutkan]
95
Season 3 [Minta Izin Adopsi]
96
Season 3 [Fokus Gendis Terbagi]
97
Season 3 [6 Bulan Kemudian]
98
Season 3 [I'm Your Parent]
99
Season 3 [Jadi Dia Yang Ada di Balik Rencana Ini!]
100
Season 3 [Akhirnya Hari Itu Pun Tiba]
101
Season 3 [Adik Untuk Natan]
102
Season 3 [Siasat Mr Tatsuya]
103
Season 3 [Kemungkinannya]
104
Season 3 [Non Gendis Menghilang]
105
Season 3 [Jangan Sentuh Aku!]
106
Season 3 [Benaran Bu Dokter?]
107
Season 3 [Pulang Ke Sini Lo, Rupanya!]
108
Season 3 [Teman Saya, Mau Bertemu?]
109
Season 3 [Reuni]
110
Season 3 [Lo Pikir Bisa Aman, Ndis?]
111
Season 3 [Akhir Kisah Gendis]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!