Setelah melalui hari-hari yang berbunga, fase baru pun dimulai. Pada fase ini, kami mulai saling mengenal satu sama lain namun lebih dalam, mulai mengenal dari beberapa sisi baik dan buruknya seorang pasangan. Sama seperti sebuah masakan, kalau ingin masakan yang enak bumbunya pun harus pas. Jangan berlebihan dan tidak boleh juga kurang.
Ini adalah fase terberat dalam suatu hubungan. Sampao pada akhirnya kami menemukan Bumbu yang pas dan tepat untuk makanan yang nantinya akan kami nikmati bersama.
Story of every Anniversary
Sebuah keajaiban Alma bisa pacaran sampe 1 bulan. Karena yang sudah dijalani sebelumnya dengan adam hanya 2 minggu. Dan dengan Pram lumayan lama sih, 3 minggu. Tapi ntah kenapa kalau sama Tama meskipun satu bulan rasanya seperti baru satu hari. Namanya juga anak remaja yang hatinya sedang berbunga-bunga, apapun itu akan terlihat sempurna.
Seperti biasa tengah malam kami memang seringkali face time. Tapi malam ini aku tidak mengira bahwa Tama ingat hari jadi kami. Bahkan akupun hampir lupa, kalau Tama tidak mengucapkannya. “Happy Anniversary sayang..” begitu ujarnya ditengah perbincanganku yang sedang membahas tentang Alien. Sedikit kaget, baru kali ini aku mengenal pria yang hobbynya motong pembicaraan tapi gak bikin aku kesal, malah bikin aku senyum-senyum tipis dan gak karuan.
“Emang iya ini hari jadi kita?” Salah tingkah sedikit “hmm kamu lupa” aku ingat bagaimana dia sedikit bete karena aku yang tidak ingat dengan tanggal bersejarah itu “aku ngirim paket kerumah kamu. Kayaknya besok baru sampe deh, nanti kamu buka yaa” aku hanya mengangguk saja masih dengan senyuman tipis tanda bahagia.
“Tam.. aku sedikit nemuin persamaan kamu sama Ayahku. Ayahku tipe cowok yang selalu menghargai setiap tanggal-tanggal bersejarah dalam hidupnya” setiap malam kami memang selalu ngobrol melalui telpon. Tentang apapun itu, sebuah obrolan yang dalam dan liar.
“Oyaa? Tanggal bersejarah apa aja tuh?” Dari nadanya terdengar penasaran “dia pernah cerita, dia inget tanggal lahir orang tuanya, dia inget tanggal pertama kali dia masuk kerja, dia inget tanggal dia kenal sama ibuku, dia juga inget tanggal lahir ibuku dan tanggal pernikahan mereka. Dan tiap tanggal-tanggal bersejarahnya itu, dia selalu rayain” jawabku, dari ujung telpon dengan suara sedikit mengantuk
“tapi ini kali pertama juga loh aku punya tanggal bersejarah selain hari ulang tahun. Gak tau juga kalo bukan sama kamu, mungkin gak akan ada tanggal-tanggal bersejarah” ujar Tama menghangatkan dari ujung telpon “eh udah hampir jam 1, kamu mau tidur?” Pertanyaan itu menggantung diujung telpon, aku ingat malam itu aku yang tertidur lebih awal. Meskipun samar, aku masih mendengar suaranya “pasti ketiduran lagi???.. hmm yaudah, aku gak akan matiin telponnya. Good night Alma” mungkin, dulu aku seperti menyepelekan perkataan Tama. Menganggap kalau yang dia ucapkan bisa jadi dia ucapkan juga ke wanita lain. Namun, setelah tumbuh dewasa dan menjadi tua rasanya sebuah dukungan dari pasangan sangat diperlukan. Aku merindukan hal yang sudah bukan milikku lagi.
Ajaibnya, ketika pagi aku terbangun dan melihat ke layar handphone ku telpon dari Tama masih menyambung dan sudah hampir 9 jam berlalu
”halooo.. Tam? Kamu udah bangun?” Aku tau banget Tama pasti pake earphones “hmmm” jawabnya “tam.. aku matiin duluan yaa.. aku harus sekolah. Bye. See youu when you wake up” kebiasaan kami yang sederhana namun melekat diisi kepala.
Masih dihari yang sama, setelah pulang sekolah aku lihat ada sebuah kotak didepan kamarku “bii.. itu apa?” Tanyaku ke Bibi yang bantu-bantu ibu dirumah “gatau kak, tadi ada paket. Katanya untuk Kak Alma” begitu jawabnya, seketika aku ingat percakapan bersama Tama semalam.
Masih dihari yang sama, aku langsung menelpon Tama setelah aku memegang hadiah yang dia berikan. Namun belum kubuka, aku ingin membukanya sambil face time dengan Tama
“iya sayang? Sorry aku baru sampe kostan” setelah beberapa menit dia baru mengangkatnya “it’s oke.. aku mau kasih tau paketnya udah sampe, aku buka yaaa” sambil membuka paket yang ternyata dalamnya berisikan album foto, Tama tau aku sangat suka membaca disana dia mencoba menuliskan cerita bagaimana awalnya kita bisa berjumpa. The best gift ever. Over and over again, Tama jadi orang pertama yang memberikan hadiah berkesan padaku. Tama memberikan Gelang yang ternyata couple-an dengan yang dia pakai. He’s sweeter than a sugar! Sederhana, but priceless.
Aku mengira kalau ucapan anniversary ini hanya berlaku dibulan pertama saja. Tapi tidak, bulan kedua Tama mengirimiku paket lagi. Kali ini kaset yang isinya adalah lagu-lagu favorit kita berdua, didalam kasetnya ada kertas yang sengaja Tama sempilkan didalam kertasnya bertuliskan bagaimana kita berdua bisa memiliki selera musik yang sama. Yups Secondhand Serenade, Coldplay, Oasis, Air supply, Blink 182 dan masih banyak lagi. Kasetnya masih kusimpan, malah sesekali aku memutar ulang lagu lama yang pernah menjadi soundtrack dalam perjalanan kisah cinta kita.
Dibulan ketiga, Tama masih manis, dia memberikanku hadiah Spatu dan Kaos yang bertuliskan lyric lagu Taylor Swift — Long Live, because he know im obsessed with TS. Mulai dibulan ke tiga, aku membalas hadiah yang dia berikan. Aku memberikan beberapa cemilan dan pajangan berupa miniature motor favorite nya. Dengan harapan cemilannya bisa menemani dia saat mengerjakan tugas lalu lulus tepat waktu dan bisa merubah miniature motor yang aku belikan menjadi motor asli, hehe. Tidak lupa ada surat cinta didalamnya untuk Tama yang sedang berkelana di kota orang, mencari ilmu sendirian. Yang aku sampaikan dalam surat itu agar Tama tetap selalu semangat disana meskipun ditimpa ratusan tugas dengan deadline yang cukup menyiksa. But if youu remember, aku selalu ada disana, disetiap begadangmu saat mengerjakan tugas dan gelisah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments