“Fadliiii ... bangun nak!” Suara lembut dari Ibu Gue membuyarkan mimpi indah Gue yang tengah menari bersama para bidadari. Gue mengerjap, lalu membuka sebelah mata dengan malas
“Jam berapa Bu??” Gue berusaha mengumpulkan nyawa, sambil menggisik mata
“Sudah jam setengah lima, di tunggu Ayah, kita shalat berjamaah ya sayang” Ibu mengelus rambut gue lembut
“Hmmhhtt ...” Gue menganggukan kepala, lalu beranjak menuju kamar mandi, sementara Ibu hanya tersenyum, lalu berlalu dari kamar Gue.
Setelah selesai membenahi diri, secepatnya Gue bergabung dengan Ayah dan Ibu, untuk melaksanakan shalat shubuh. Dengan di Imami oleh Ayah.
“Sayang, ini hari pertama kamu kuliah kan??” Tanya Ibu sambil mengusap kepala Gue, yang kini tengah rebahan di pangkuannya. Selepas kami saling bersalaman setelah selesai berdo’a.
“Iya Bu, hari ini Fadli kuliah, masih acara ospek sih” Jelas Gue manja. Huh ... kalo di hadapan Ibu, gue selalu jadi cowok manja, tapi, bukan cuman Gue aja cowok yang suka manja sama Ibu, Ayah juga. Bahkan Ayah suka lebih manja dari Gue. He
“Mau di bikinin sarapan apa nak??” Tanya Ibu lembut
“Apa aja Bu” Jawab Gue, sambil bangkit dari pangkuan Ibu. Berdiri, kemudian berjalan menuju kamar kesayangan. Berniat untuk mempersiapkan segalanya di hari pertama OSPEK
Papan nama yang terbuat dari kardus, harus di gantung di leher, baju yang terbuat dari karung terigu, dan segala pretelan lainnya. Emang bener bener senior Gue, kayaknya niat banget mau nyiksa hidup Gue. Huh ... tapi, sebagai anak baru, Gue harus nurut dong yaaaa
“Fadli, sarapan duluuuu!!!” Kali ini teriakan khas dari Ayah
“Iya Yah ...” Jawab Gue singkat, segera keluar dari kamar setelah siap dengan kostum yang di perintahkan oleh yang maha berkuasa.
“Hah??? Bhhhaahahaha ...” Ayah menutup mulutnya, menahan tawa, kala ngelihat dandanan Gue
“Ayah ... please, jangan ngetawain” Pinta Gue, sambil duduk di kursi makan, tempat biasa Gue duduk
“Fadli, apa kamu harus berpenampilan seperti itu??” Tanya Ayah sambil geleng geleng kepala
“Yah ... udah jadi peraturan Yah” Jawab Gue males.
“Sementara, kalau di jalan jangan di pakai dulu aja atributnya Fadli, nanti kalau udah nyampe kampus, baru kamu pakai” Lerai Ibu. Ibu emang malaikat tak bersayap Gue.
“Ah, iya juga ya ...” Gue manggut manggut, sambil membuka papan nama itu.
“Minum susunya sayang ...” Ibu menyodorkan segelas susu pada Gue.
“Bu, Fadli udah mau kuliah lho, kok masih di bikinin susu sih??” Protes Gue
“Terus kamu maunya apa??” Tanya Ibu menatap mata Gue
“Koffee” Jawab Gue semangat
“No!” Ibu membentikkan telunjuknya
“Teh deh” Jawab Gue cepat
“No!, minum susunya, jangan protes!” Peringat Ibu sambil menyodorkan secangkir koffee hitam pada Ayah
“Yah ... Ibu,” Gue mencebik kecewa, Gue sempat ngelirik Ayah, tapi yang di lirik malah mengedikkan bahunya. Hish ... Ayah dan Ibu sama aja.
Akhirnya kami makan dengan tenang. Setiap pagi, seperti inilah rutinitas hidup kami, begitu damai dan menyenangkan.
“Fadli, hati hati di jalannya, inget jangan ngebut ngebut bawa motornya!” Peringat Ibu, sambil menyodorkan helm fullface berwarna hitam
“Iya Bu, Ibu itu udah dua puluh tiga kali lho, bilang kayak gitu di pagi ini” Gue mengerucutkan bibir, Ibu selalu aja cerewet.
“O ya??” Ibu mengerutkan keningnya, dengan bola mata berada di atas
“Iya, kalau di satuin sama kemaren, jadi genap tujuh puluh lima kali” Gue terkekeh
“Dasar kamu, ini uang saku kamu, jangan jajan sembarangan ya” Lagi lagi Ibu peringatin Gue
“Bu, Fadli bukan anak SD, Fadli mahasiswa” Gue merengut kesal
“Iya, iya, Ibu tau Fadli. Tapi, seberapapun usia kamu sekarang, bagi Ibu, Fadli itu masih anak anak” Jawab Ibu sambil mencubit pipi Gue, gemesss
“Fadli berangkat ya Bu” Secepat kilat, gue menarik kartu sakti yang di berikan Ibu, lalu menaiki motor, menggunakan helm, dan segera menstater motor gede pemberian Ayah. Kado ulangtahun dari Ayah waktu umur gue tujuh belas tahun kemaren.
“Hati hati sayang” Lagi lagi Ibu memperingati
“Iya Ibu, muach ...” Gue cium pipi Ibu, lalu segera berlalu, kalo gak ginih pasti bakalan banyak banget drama selanjutnya.
Perjalanan dari rumah ke kampus, hanya memakan waktu sekitar tiga puluh menit, kalau gue naik motor dengan kecepatan sedang.
Gue, melajukan motor dengan kecepatan cukup tinggi. Eeemmhh ... keren gak sih?? Cowok yang suka melajukan kecepatan motornya dengan kecepatan kayak gituh?? Tapi, bukan berarti ngebut lho ya.
Dari jauh, sempat Gue lihat, seorang perempuan, dengan tubuh mungilnya, sedang berdiri di pinggir jalan. Tak lama Gue lihat dia melambaikan tangannya ke arah gue. Kenapa dia?? Etapi, sebentar kok dia menggunakan papan nama dari kardus juga sih?? Apa dia juga calon mahasiswa di kampus gue ya??
Setelah Gue sempat melewatinya, akhirnya Gue memutuskan untuk menolongnya. Sempet gue lihat, jalanan di depan macet parah.
“Bang! Ojek Bang!” Teriaknya
“Mau kemana??” Tanya Gue sarkis, ya kali Gue di panggil Abang ojek?? Please deh, kata Ibu juga, gue ini ganteng. Masa iya di kira tukang ojek? Berani juga ni cewek
“Ke kampus Harapan Bangsa Bang, bisa??” Tanyanya, tampak terlihat panik, terlihat berkali kali dia melirik jam tangannya.
“Oh, gak bisa” Jawab Gue, kok Gue jadi nafsu banget ya?? Di panggil Abang ojek
Sempat gue lihat, dia ngelirik motor Gue, kayaknya dia baru ngeuh deh
“Bang, tolong anterin dong, plese nanti aku bayar” Mohonnya, dengan mengiba. Kasihan juga dia
“Lo berani bayar berapa??” Tanya Gue dengan nada sedatar mungkin, berharap dia mau mengganti panggilannya ke Gue.
“Emmhh ... ya selayaknya aja, emang Abang mau di bayar berapa??” Tanyanya lagi, bibir mungilnya terlihat semakin imut.
“Satu juta, Gue anterin Lo sampai kampus, tanpa telat” Jawab Gue sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanan.
“Hah?? Mahal amat?? Ini namanya pemerasan!!” Teriaknya membahana. Cerewet juga dia
“Satu juta??? Atau kesiangan di hari pertama ngampus??” Tawar Gue. Kok Gue seneng ya? Bisa ngerjain ni cewek
“Kok, Abang tau kalau ini hari pertamaku ngampus??” Tanyanya polos
“Lihat penampilan Lo” Jawab Gue, sambil menatap papan namanya, yang terbuat dari kardus itu.
“Ah, iya ya, hhee” Dia cengengesan, sambil menggaruk rambut gelombangnya, yang udah agak berantakan terkena angin.
“Jadi gimana??” Tanya Gue lagi
“Eeeehhh ... iya iya, nanti nyampe sana aku bayar!” teriaknya menahan laju motor Gue
“Oke, naik!” Pinta Gue sambil mengedikkan wajah
Sepanjang jalan sempat beberapa kali Gue mencuri pandang sama cewek ini, lewat kaca sepion. Bibir tipis berwarna pink alami, kulit putih, rambut gelombang yang di ikat asal, tapi sama sekali tidak mengurangi kelucuannya. Jarak yang Gue tempuh menuju kampus sama sekali gak berasa. Entah kenapa?? Mungkin karena ada makhluk cantik yang nemplok di belakang Gue.
Setelah melewati tikungan terakhir, akhirnya Gue tiba di kampus.
“Turun!” Perintah Gue, menyadarkannya yang tengah asyik berada di balik punggung Gue
“Iya, iya, aku bakalan turun, judes amat si Abang” Dia mengerucutkan bibirnya, sambil turun dari motor
“Mana bayarannya???” Pinta Gue, sambil menengadahkan tangan. Padahal Gue cuman niat bercandain dia lho. Lucu aja lihat wajah paniknya.
“Iya, bentar” Jawabnya, sambil merogoh tasnya hingga paling dalam.
“Inih” Dia menyodorkan uang senilai dua puluh ribu rupiah ke tangan Gue.
“Hah??? Ini dua puluh ribu, bukannya sejuta!” Teriak Gue tak percaya, sumpah ni cewek gokil juga
“Eh, yang janji mau ngasih sejuta siapa?? Aku kan cuman bilang, mau bayar kalo udah nyampe!” Teriaknya sambil berlari menjauhi Gue.
Gue, cuman bisa senyum, sambil memarkirkan motor, sempet Gue lirik dia menoleh ke arah Gue, sambil berlari.
Tiba di depan kelas, sempet gue lihat, dia lagi berjinjit sambil mengintip keadaan kelas dari kaca jendela. Tak lama dia masuk duluan kedalam kelas.
Sambil menahan senyum, Gue pun ikut masuk kedalam kelas.
Tok ... tok ... tok ...
Gue, mengetuk pintu dulu, sebagai adab masuk kedalam ruangan. he
“Kamu hampir kesiangan!!” Ucap seorang dosen killer di kelas Gue. Tapi, ini baru gosip lho. Eh setelah ketemu, ternyata itu bukan gosip lagi, tapi nyata.
“Maaf pak saya kesiangan!” Pinta Gue sambil menunduk.
“Oh, tidak apa apa, silahkan duduk, karena tidak ada lagi bangku kosong, kamu boleh duduk di sana” Pak dosen menunjuk bangku yang ada di belakang, tepatnya di sebelah cewek tadi. Huh ... kalau rizky tuh gak akan kemana? Ya kan?? Hhee ... becanda.
“Elu, masih punya hutang sembilan ratus delapan puluh ribu lagi sama Gue” Bisik Gue. Entahlah, silahkan panggil gue apapun. Tapi, beneran Gue seneng banget ngisengin ni cewek.
“Hah?? Abang ojek??” Teriaknya sambil menatap wajah Gue, berkali dia mengedip ngedipkan matanya tak percaya. Iya, mungkin dia gak percaya kalau si Abang ojek ini, sangat tampan. Uupppss ... he
“Jangan panggil Gue abang, Gue bukan Kakak Loe! Dan Gue juga bukan tukang ojek!” Ucap Gue tegas.
“Kenapa ribut ribut???” Teriak Pak Dosen menatap kami, di iringi tatapan teman teman lainnya.
“Eh, gak apa apa Pak” Jawabnya gugup
“Ya sudah perkenalkan dulu diri kalian! Di mulai dari kalian berdua yang kesiangan!” Perintah pak dosen. Dia berdiri untuk memperkenalkan dirinya.
“Hay semuanya ... perkenalkan namaku Pelangi, Pelangi Amadia Zain” Tegasnya sambil tersenyum
“Oke Pelangi, selanjutnya kamu!” Perintah Pak dosen, sambil menunjuk Gue
“Hay ... namaku Fadli, Muhammad Fadli Anwar” Jawab Gue lantang.
“Oh, nama lo Fadli” Dia ngelirik Gue, sambil duduk kembali
“Iya, Pe-la-ngi!” Jawab Gue sambil mengeja namanya
“Ish ... dasar tukang ojek!” teriaknya sarkis
“Lo kok gak ada terimakasihnya si sama Gue, udah Gue tolong juga, dan inget Lo masih punya utang sama Gue!” Peringat Gue dengan gemas
“Idih ... sorry. Utang gue udah lunas!”
“Kapan Lo bayarnya??”
“Tadi, waktu di parkiran! Masa lo gak ngerasa??”
“Gue minta sejuta, lo bayar dua puluh ribu!”
“Bodo amat! Yang penting Gue udah bayar ... wwwweee” Dia menjulurkan lidahnya, ish ...
“Ih ... dasar Loe....”
“Kalian berdua!!!! Keluar dari kelas saya!!!” Tiba tiba teriakan itu melingking memenuhi isi kelas
“Hah?? Ma maaf pak” jawab kami kompak
“Kalian berdua!!! Saya hukum!!!!”
“Hah ???? ......................”
Bersambung ................
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya readers ... tekan tombol likenya, beri komentar, lalu beri rating bintang lima, dan beri vote juga. Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Diwi 727
udah kompak aja bau bau nya jodoh nih .
2023-08-30
0
Hilya Safa
😁😂
2020-12-07
1
Mey Zhiean Fitria
jadi hot dady zain
2020-08-11
1