02. Bekerja di club malam

Keesokkan harinya, Nada menjalankan aktivitas seperti biasanya. Pagi hari ia akan membantu bu Mirna dan Hani.

Sisa waktunya hanya tinggal sejam lagi.ia sebenarnya ingin segera berpamitan. Namun, ia mengurungkannya karena pengunjung sedang ramai-ramainya. Akhirnya ia pun memundurkan waktunya sampai suasana kantin sudah lenggang.

Tiga orang mahasiswa baru saja duduk di salah satu meja dan langsung memanggil Nada.

"Hey, mbak-!" Dan dengan sigap Nada langsung bergegas menghampirinya.

"Iya, mas—mas nya mau pesan apa?" Nada telah siap dengan kertas dan penanya.Lalu menatap satu persatu untuk menanyakan dan mancatat pesanannya.

"Mbak–saya pesan soto daging dan minumnya es jeruk manis ya, semanis mbak nya!" Ardi tersenyum genit dengan menaik turunkan alisnya.

"Mas nya gombal? oke, kalau mas mau pesan apa?Nada menunjuk Deni yang juga tengah memandang Nada dengan tatapan menggoda.

"Kalau saya, samain saja ya mbak seperti teman saya yang genit ini! Mbak nya kok manis banget sih?"

"Oke, mas juga sama- sama genit seperti temannya itu!"

Dan kini tinggal orang yang terakhir. Nada menatap Asen yang perilakunya tampak berbeda dari kedua temannya. Pemuda itu hanya diam bahkan menatap dingin pada Nada.Namun, Nada sama sekali tak menghiraukannya.

"Ekhem...kalau anda mau pesan apa,mas?"

Diam sejenak, Nada menunggu laki-laki itu untuk mengatakan apa yang akan di pesannya.

"Oke, mas nya ternyata tidak mau memesan apa pun. Kalau begitu di tunggu ya mas–mas pesanannya!" Nada tak lupa tersenyum ramah pada setiap pelanggannya.Setelah itu ia beranjak menuju ke pantry untuk menyerahkan catatan pesanannya. Namun, baru saja ia berbalik suara seruan Asen menghentikan langkahnya.

"Hey, sombong sekali kamu?mentang-mentang kedua temanku ini menggodamu?sok kecantikkan, lihat saja jalannya saja pincang begitu! tahu diri dikit lah!" Asen berdecak kesal karena merasa di permalukan oleh Nada.

"Oh, kalau begitu maaf ya jika masnya tidak berkenan atas ucapan saya. Dan ya, kaki saya memang pincang. Memangnya kenapa? apa bagi anda ada masalah dengan hal itu? kaki kaki saya, mau berjalan pincang atau terseok-seok,kek! itu adalah hak saya dan tidak ada urusannya dengan anda.Permisi!" Nada sudah mulai kesal dengan sikap arogan Asen.

Ardi dan Deni menatap kepergian Nada dengan wajah menyesal. Lalu mereka melihat ke arah Asen dengan hanya menggelengkan kepala.

"Sen, lo kok tega banget sih ngomong seperti itu sama tu cewek? kasihan tahu! mulut loe tu sen dah kayak bon cabe level 100?ck, kelewatan loe!" Ardi berdecak sebal dengan sikap kasar Asen pada Nada.

"Iya, Sen. kasihan tahu! dia itu kan hanya melakukan pekerjaannya, melayani para pelanggannya dengan ramah. nah, elo malah nuduh dia kegenitan. loe, sehat kan Sen?" Deni menyentuh dahi Asen. Namun, langsung di tepis kasar olehnya.

"Sudah ah, mending gue pergi saja dari sini! illfeel gue liat tu cewek, sok kecakepan banget." Asen langsung berjalan meninggalkan kedua temannya yang masih menunggu makanannya.

"Woii—Sen, gitu aja ngambek loe?"

Di kejauhan Nada menatap jengah laki-laki yang sikapnya yang tak ada sopan-sopannya sama sekali. tepatnya sangat arogan. "mentang-mentang anak orang kaya seenaknya saja dia menghina orang."

Beberapa menit kemudian Nada mengantarkan pesanan Ardi dan Deni.

"Pesanan datang, selamat menikmati!" Meletakkannya di atas meja, dan tak lupa tersenyum ramah sebagai layanan yang terbaik kepada para pelanggan cafe.

"Terima kasih ya mbak. Boleh tahu namanya ngak mbak? soal teman kami yang tadi, maaf ya mbak dia memang orangnya agak aneh?" terkekeh

"Iya, ngak apa-apa mas. sudah terbiasa! nama saya Nada. mari mas, silahkan!"

"Terima kasih, mbak Nada!"

"Gila ya si Asen, masa' cewek manis dan ramah gitu di bilang kegenitan?" Ardi

"Sudahlah, biarkan saja!semua juga tahu kan gimana sifat ai Asen."

Dan merekapun mulai menyantap makanannya.

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00. Suasana kantin sudah tampak lenggang. Nada pun meminta izin untuk pulang cepat karena sudah ada janji dengan Nisa, temannya.

"Bu, Nada boleh minta izin pulang sekarang? soalnya sedang ada urusan penting."

"Ya, tentu saja boleh kok Nada. sudah sana, nanti telat!oh, ya ini uang kue-nya!" Nada pun menerimanya lalu beranjak pergi dengan menenteng keranjang kue nya yang sudah kosong.

"Terima kasih ya bu, assalamuallaikum!" Mencium punggung tangan bu Mirna.

"Wa'allaikumsalam. hati-hati ya nduk!"

"Iya, bu!" Melambaikan tangan

Nada duduk di halte bis di depan kampus sambil mengirimkan pesan singkat untuk Nisa. memberitahukan kalau ia agak telat datang.

Sebuah mobil sport melintas tepat do depan Nada.Ternyata sang pemilik mobil adalah Asen , pemuda yang pernah adu mulut dengannya di kantin tadi. Nada pun berpura-pura tak melihatnya dan membuang pandangannya ke arah lain. Hal itu membuat Asen bertambah kesal pada Nada.

"Dasar, cewek murahan!" Kesalnya

Tok tok tok

"Assalmuallaikum.Nisa!"

Kriett

"Wa'allaikumsalam. Eh, Nada...ayo, sini masuk! itu mbakku sudah nunggu dari tadi!" Nada mengikuti langkah Nisa menuju ke ruang tamu.

"Duduk Na, sebentar ya aku panggilkan mbak Santi nya!" Nada pun mengangguk

"Hai, kamu yang namanya Nada ya?" Mbak Santi duduk di sofa saling berhadapan dengan Nada, sedangkan Nisa datang membawa minuman, lalu ikut duduk juga di sebelah Nada.

"Iya, mbak.Saya Nada teman kerja Nisa di restauran."

"hmm...begini ya Nada.Kamu pasti sudah dengar kan dari Nisa, jenis pekerjaan yang akan kamu lakukan? ya, namanya juga pekerja malam jadi ya pasti ada saja resikonya? apa kamu sudah siap?"

"Iya, insyaallah saya siap mbak! pekerjaan apapun saya mau, yang penting halal.Soalnya saat ini saya benar-benar sedang butuh uang, mbak?" Mbak Santi mengangguk mengerti akan kesulitan ekonomi yang tengah di hadapi Nada.

"Oke, kalau begitu. Nanti malam kamu ikut mbak ke Club ya! mbak akan kenalkan ke manager.Tapi, kamu jangan khawatir! kamu bekerja hanya sebagai pelayan yang mengantarkan minuman untuk para tamu saja. Jadi, tidak usah takut."

"Baik mbak, terima kasih!'

"Kalau begitu, saya pamit dulu ya mbak mau berangkat ke restauran bareng Nisa!"

"Iya, mbak. Nisa sama Nada berangkat kerja dulu ya mbak! assalamuallaikum."

"Wa'allaikumsalam. hati-hati!"

 

Waktu pun berlalu begitu cepat, Nada dan Nisa sudah berada di halte bis seyelah jam kerja mereka usai.

"Kamu habis ini mau langsung ke Club, Na?" Nada pun mengangguk

"Apa kamu ngak capek Na?" Menatap temannya khawatir.

"Ya, ngak apa-apa lah Nis! memangnya kenapa? jangan khawatir ya!Yuk, itu angkotnya sudah datang!"

Dan kini Nada telah berdiri tepat di depan sebuah Clib malam yang bernama Club xxx.

"Permisi pak , saya mencari mbak Santi yang bekerja di sini."

Nada menghampiri petugas keamanan yang tengah bberjaga di depan Club.

"Oh, iya. Mbak langsung masuk saja, silahkan!"

Nada bergegas maauk ke dalam dan melihat suasana club sudah tampak ramai.Suara dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan dengan lampu yang temaram berkerlap kerlip. Ia menajamkan pandangannya ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Santi. Namun, tiba-tiba saja ada yang menarik kasar pergelangan tangannya...?

"Heh...sedang apa kamu di tempat ini, gadis

pincang?"

Bersambung

Episodes
1 01. Si gadis rajin
2 02. Bekerja di club malam
3 03. Girendra Asen Lugue
4 04. Sebuah tawaran
5 05. Bertemu Grandma Batari
6 06. Mengikat Nada
7 07. Bertemu Asen kembali
8 08. Calon Istri Reynar
9 09. Pertemuan tak sengaja
10 10. Kedatangan sahabat lama
11 11. Hari pertama bekerja
12 12. Sambal cabe hijau
13 13. Gara-gara si sambal cabe hijau
14 14. Kerumah Pribadi Reynar
15 15. Singkirkan tanganmu!
16 16. Tamu tak diundang
17 17. Terlalu menyiksa
18 18. Cemburu
19 19. Kita akan menikah sekarang juga
20 20. SAH
21 21.Patah hati
22 22. Rencana licik Grandma
23 23. Bagai Oasis ditengah padang pasir
24 24. Baru nanggung
25 25. Membuat baby
26 26. Akhirnya
27 27. Murkanya Grandma
28 28. Drama disore hari
29 29. Rencana Jahat Asen
30 30.Bertemu Jason Martin
31 31. Bertemu Claudia
32 32. Kekesalan Reynar
33 33. Masuk perangkap
34 34. Hancurnya hati seorang kakak
35 35. Keputusan Baskara
36 36. Kakak beradik miskin
37 37. Kekhawatiran Nada
38 38. Tak mau menikah
39 39. Keputusan akhir
40 40. Dielus-elus
41 41. Syarat dari suami
42 42. Suami posesif
43 43. Modus
44 44. Jangan dekat-dekat sama buaya
45 45. Memakan kamu sekalian
46 46. Munculnya Claudia
47 47. Pingsan
48 48. Tidak memiliki bukti
49 49. Kesedihan Nada
50 50. Sebuah bukti
51 51. Rindu
52 52. Mari kita berpisah
53 53. Pergi
54 54. Siapa dia?
55 55. Laki-laki brengsek
56 56. Rencana Nada
57 57. Garis dua
58 58. Janji Reynar
59 59. Kunjungan Zain
60 60. Pertemuan
61 61.Bertemu Anindya
62 62. Berteriaklah yang merdu
63 63. Tidak mau ditinggal
64 64. Daddy Rey
65 65. Tersesat bersama
66 66. Kecurigaan Ardi
67 67. Pulang
68 68. Mati kutu
69 69. Ditinggal Pergi
70 70. Manjakan dia,sayang!
71 71. Membawa Sekar
72 72. Modus ala Reynar
73 73. Acara Syukuran
74 74. Jadi kamu?
75 75. Nggak mau!
76 76.Kamu kenapa?
77 77. Hamil
78 78. Menjenguk Sekar
79 79. Undangan
80 80. Membawa Santi kerumah sakit.
81 81. Menghadiri pesta
Episodes

Updated 81 Episodes

1
01. Si gadis rajin
2
02. Bekerja di club malam
3
03. Girendra Asen Lugue
4
04. Sebuah tawaran
5
05. Bertemu Grandma Batari
6
06. Mengikat Nada
7
07. Bertemu Asen kembali
8
08. Calon Istri Reynar
9
09. Pertemuan tak sengaja
10
10. Kedatangan sahabat lama
11
11. Hari pertama bekerja
12
12. Sambal cabe hijau
13
13. Gara-gara si sambal cabe hijau
14
14. Kerumah Pribadi Reynar
15
15. Singkirkan tanganmu!
16
16. Tamu tak diundang
17
17. Terlalu menyiksa
18
18. Cemburu
19
19. Kita akan menikah sekarang juga
20
20. SAH
21
21.Patah hati
22
22. Rencana licik Grandma
23
23. Bagai Oasis ditengah padang pasir
24
24. Baru nanggung
25
25. Membuat baby
26
26. Akhirnya
27
27. Murkanya Grandma
28
28. Drama disore hari
29
29. Rencana Jahat Asen
30
30.Bertemu Jason Martin
31
31. Bertemu Claudia
32
32. Kekesalan Reynar
33
33. Masuk perangkap
34
34. Hancurnya hati seorang kakak
35
35. Keputusan Baskara
36
36. Kakak beradik miskin
37
37. Kekhawatiran Nada
38
38. Tak mau menikah
39
39. Keputusan akhir
40
40. Dielus-elus
41
41. Syarat dari suami
42
42. Suami posesif
43
43. Modus
44
44. Jangan dekat-dekat sama buaya
45
45. Memakan kamu sekalian
46
46. Munculnya Claudia
47
47. Pingsan
48
48. Tidak memiliki bukti
49
49. Kesedihan Nada
50
50. Sebuah bukti
51
51. Rindu
52
52. Mari kita berpisah
53
53. Pergi
54
54. Siapa dia?
55
55. Laki-laki brengsek
56
56. Rencana Nada
57
57. Garis dua
58
58. Janji Reynar
59
59. Kunjungan Zain
60
60. Pertemuan
61
61.Bertemu Anindya
62
62. Berteriaklah yang merdu
63
63. Tidak mau ditinggal
64
64. Daddy Rey
65
65. Tersesat bersama
66
66. Kecurigaan Ardi
67
67. Pulang
68
68. Mati kutu
69
69. Ditinggal Pergi
70
70. Manjakan dia,sayang!
71
71. Membawa Sekar
72
72. Modus ala Reynar
73
73. Acara Syukuran
74
74. Jadi kamu?
75
75. Nggak mau!
76
76.Kamu kenapa?
77
77. Hamil
78
78. Menjenguk Sekar
79
79. Undangan
80
80. Membawa Santi kerumah sakit.
81
81. Menghadiri pesta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!