Menikahi Janda 2

Warga Kembang Sore menjadi saksi pernikahan antara Fahmi dengan Saras yang digelar di rumah pak Rt selepas maghrib. Saras tak dibekali apa pun di pernikahannya yang kedua ini. Jangankan make up, ganti baju saja tidak. Dengan daster kucel sebagai penampilan seadanya ia bersanding dengan sang dokter tampan.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Saras Angela dengan mas kawin uang 500 ribu dibayar tunai!" ucap Fahmi dengan dipandu seorang ulama yang termasuk warga sekitar juga.

"Bagaimana para saksi? Sah?" pak Burhan menyapu pandangan semua orang yang hadir.

"Sah!" seru yang lain.

Saras tak menyangka dengan statusnya sebagai janda dari Joni Andriano telah menjadi istri sah seorang pria asing yang sama sekali tak ia kenal. Mungkin Saras lupa, Fahmi pernah sekali mampir ke warungnya untuk membeli nasi goreng karena banyaknya pembeli kala itu.

Deguban jantungnya tak menentu, ini perasaan yang aneh tapi nyata. Ia merasa dunianya seolah berubah ketika datangnya malaikat yang berwujud pria yang kini sah menjadi suaminya itu. Ia tidak tahu harus bagaimana bersikap setelah ini.

Paling tidak, statusnya kini berubah menjadi istri seorang dokter. Terlihat saja dari penampilannya yang berkesan berada. Dan mungkin hidupnya akan lebih baik ketimbang tinggal di kontrakan.

Namun bagaimana dengan keadan Fahmi sekarang?

Pria berwajah putih bersih itu hanya menatap datar ke arah wanita yang duduk di sampingnya. Bahkan ia bersikap tanpa ekspresi saat Saras meraih punggung tangannya untuk ia salami. Dunianya seolah luruh seketika itu juga. Ia menahan rasa pedih di palung hatinya. Meski teramat sakit menjalani pernikahan dadakan ini, ia harus bertangung jawab dengan janji suci yang sudah ia lontarkan di depan penghulu. Lalu bagaimana ia harus menjelaskan semua ini pada keluarga dan juga Sesil tunangannya ? Seminggu lagi ia akan menikahinya. Pantaskah jika ia menghancurkan impian sang tunangan. Tunangan yang sudah amat lama ia cintai dan ia dambakan akan kebersamaan.

Pikirannya terus berputar mencari solusi dari masalah ini namun masih kusut seperti benang yang ruwet. Ia pasrah pada sang Illahi mau di bawa kemana jalan takdirnya.

Dan lamunannya buyar setelah seseorang yang sejak tadi menatapnya kini memanggilnya dengan lembut.

"Mas Fah-mi," Meski rada terbata dan sedikit ragu Saras memberanikan diri untuk memanggil sang dokter, awalnya ia bingung harus memanggil siapa dan sematan kata mas menjadi pilihannya karena lebih terdengar sopan.

Fahmi melirik wanitanya lalu memaksakan senyum sebelum ia mengambil suara. "Ayo kita pergi!" Ia mulai berdiri lalu berjalan duluan, dan seakan lupa jika istrinya baru saja mendapatkan luka memar yang meradang yang membuat Saras kesulitan untuk berjalan.

Semua orang yang menyaksikan pernikahan mereka perlahan menghilang dan hanya menyisakan mereka bertiga dan pak RT.

"Bunda, biar aku bantu!" Pria kecil itu langsung sigap dan memapah tubuh ibunya yang memiliki bobot tubuh berlipat kali lebih besar darinya.

Mendengar itu Fahmi tersadar lalu berbalik menghampiri sang istri. Memberi isyarat agar Bagas menepi. Tubuh tipis itu terlihat memilukan. Fahmi sedikit membungkukkan tubuhnya membuat dahi Saras berkerut. Dan ...

"Aww!" Saras memekik ketika tubuh tipisnya bak triplek itu melayang terangkat ke udara dan berpindah dalam gendongan sang suami.

Fahmi membuang muka saat Saras menatapnya penuh tanya.

Lalu ia berjalan keluar dari rumah pak RT menuju mobil yang tak jauh dari sana. Bagas membawa tas berisi beberapa baju miliknya dan ibunya.

Kini mobil Fahmi meninggalkan komplek Kembang Sore dan entah mau dibawa kemana mereka.

Tak ada obrolan diantara dua orang dewasa itu hingga tercipta keheningan. Keduanya sama - sama diam sibuk dengan pemikiran masing - masing. Saras sendiri tak berani bertanya mau pergi ke mana.

"Bunda, kita naik mobil mau pergi kemana dan mengapa bawa tas juga?" tanya Bagas memecah keheningan. Pria yang belum punya dosa sama sekali itu memang tak mengerti situasi sekarang dan dengan siapa ia sekarang juga tidak tahu. Yang ia mengerti, bahwa ia bersama ibunya telah diusir dari rumah kontrakan.

Saras melirik sang pengemudi yang nampaknya tak merespon ucapan Bagas.

Saras membelai buah hati, "Bagas, untuk sementera bunda belum bisa jawab pertanyaan kamu. Kamu bisa kan bersabar untuk tidak bertanya apa pun kepada bunda?"

Bagas mengangguk mengerti, "Iya Bunda."

Sebenarnya Fahmi sengaja menulikan pendengarannya tadi. Ia sendiri juga bingung mau membawa Saras dan Bagas kemana. Ke hotel, itu tidak mungkin. Saras sekarang adalah istrinya dan tangung jawabnya, jika berada di sana siapa yang akan merawatnya sementara keadaanya sedang sakit. Ke apartemen, apa lagi. Tinggal satu pilihan yakni membawanya pulang. Ia akan menjelaskan nanti pada keluarganya.

Mobil yang dikendarai Fahmi berhenti di sebuah tempat makan.

Saras yang tertidur sepanjang perjalanan tadi merasa ada yang menepuk bahunya pelan.

"Bangunlah, kita makan dulu!" Sebisa mungkin Fahmi bersikap selayaknya seorang suami meski itu terpaksa.

Saras mengerjapkan matanya. "Pukul berapa sekarang?" pertanyaan pertama yang terlontar dari bibir manisnya.

"Pukul 8." Fahmi membantu Saras turun dari mobil selebihnya Saras menolak untuk digendong, ia mulai bisa berjalan sendiri meski tertatih. Bagas mengekor dari belakang.

"Ini restoran, Bunda ?" tanya Bagas begitu girang karena hampir selama hidupnya belum pernah beranjak ke tempat makan ini. Sang ayah hanya pernah membawanya ke warteg pinggir jalan.

Saras tersenyum sambil mengangguk.

Fahmi menggiring Saras dan Bagas ke sebuah meja lalu melakukan pesanan.

Sambil menunggu pesanan datang, Fahmi mengeluarkan ponselnya, ia sepertinya tampak sibuk. Lalu menghubungi orang rumahan.

"Kak, aku dalam masalah." ujar Fahmi memberi tahu sang Kakak.

Ambar yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak tinggal dengan orang tuanya. Ia yang menjadi wanita kantoran memang sangat sibuk, tapi untuk urusan keluarga ia yang maju paling duluan.

"Fahmi, kamu belum pulang juga? Dokter Bella bilang kamu sudah meninggalkan rumah sakit sore tadi." protes sang kakak.

Kebetulan saat dokter Bella belanja di supermarket berpapasan dengan Ambar dan mengatakan kalau sudah tidak ada jam operasi lagi.

Fahmi tampak kacau dan bingung mulai dari mana untuk menjelaskan.

"Aku terjebak. Tapi bukan dijalan raya. Ini masalah pernikahan. Aduh, aku bingung harus memulainya!" Fahmi gelagapan, sulit baginya untuk menjelaskan di telepon.

"Bagaimana aku bisa memahami masalahmu? Cepatlah, Ayu dan Bagus mulai rewel!" Ambar tengah menidurkan dua anak kembarnya yang berusia 4 tahun.

Fahmi mengusap wajahnya kasar. "Pokoknya, ketika aku pulang nanti jangan terkejut dengan apa yang aku bawa. Dan bantu aku untuk menjelaskan pada mama dan papa." Fahmi memutuskan panggilan secara sepihak.

Setelah pesanan datang, mereka bertiga makan bersama.

Di tengah - tengah makan malam, Fahmi memberitahu Saras jika ia akan membawa Saras tinggal dirumah orang tuanya.

Saras terdiam, ia bingung harus bicara apa. Detik kemudian, "Terimakasih, Mas Fahmi telah menolongku sejauh ini." Saras bingung merangkai kata yang tepat untuk ia sampaikan takut jika salah satu kata itu ada yang menyinggung perasaanya.

Fahmi hanya mengangguk samar.

Selesai makan di restoran, Fahmi melajukan mobilnya pulang ke rumah.

Dan seperempat jam kemudian, mobil Fahmi tiba di kediaman orang tuanya.

Saras begitu takut ketika akan menghadapi bagaimana reaksi keluarga Fahmi. Begitu pula dengan Fahmi, ia harus siap dengan segala amukan dari Hendra dan juga Amira.

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

next

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Renterner Datang
2 Fitnah Yang Keji
3 Menikahi Janda
4 Menikahi Janda 2
5 Membawa Pulang
6 Menerimanya Menjadi Menantu
7 Semakin Benci
8 Sarapan Bersama
9 Menemui Sesil
10 Sebuah Tamparan
11 Masakan Enak
12 Menjadi Buron
13 Pindah
14 Sadar Posisi
15 Pernikahan Yang Kedua
16 Rasa Itu
17 Sebuah Kerinduan
18 Nasi Goreng
19 Cemburu ? Itu Pasti.
20 Dia Hamil
21 Ketahuan Hamil.
22 Amukan Sesil
23 Bertemu Joni
24 Rekayasa
25 Kepanikan Fahmi
26 Kelicikan Sesil
27 Menjaga Bagas
28 Mencari
29 Bersama Bagas
30 Karena Kamu Adalah Istriku
31 Terbongkar
32 Terbongkar -2
33 Terbongkar - 3
34 Menemukan Bagas
35 Mengajak Berpisah
36 Kebebasan Amira
37 Sesil Keluar
38 Jangan Iri
39 Kasmaran
40 Joni Berhasil Kabur
41 Sigap
42 Siapa Saras ?
43 Tertangkap
44 Nego Berhasil
45 Nego Berhasil 2
46 Penangkapan
47 Tamu Tak Terduga
48 Jebakan Sesil
49 Siapa Bilang Kamu Bekas Orang Lain ?
50 Sakit Tak Berdarah
51 Alergi
52 Garis Dua
53 Kedatangan Joni
54 Menghasut
55 Marah
56 Berkunjung
57 Tak Sudi
58 Sulit Untuk didekati
59 Serangan Brutal
60 Menjadi Tahanan
61 Keguguran
62 Keguguran 2
63 Keajaiban
64 Titik Terang
65 Titik Terang 2
66 Mencari
67 Meminta Maaf
68 Persalinan
69 Lahiran
70 Sakila dan Sakira
71 Hasil Tes
72 Kecelakaan
73 End
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Renterner Datang
2
Fitnah Yang Keji
3
Menikahi Janda
4
Menikahi Janda 2
5
Membawa Pulang
6
Menerimanya Menjadi Menantu
7
Semakin Benci
8
Sarapan Bersama
9
Menemui Sesil
10
Sebuah Tamparan
11
Masakan Enak
12
Menjadi Buron
13
Pindah
14
Sadar Posisi
15
Pernikahan Yang Kedua
16
Rasa Itu
17
Sebuah Kerinduan
18
Nasi Goreng
19
Cemburu ? Itu Pasti.
20
Dia Hamil
21
Ketahuan Hamil.
22
Amukan Sesil
23
Bertemu Joni
24
Rekayasa
25
Kepanikan Fahmi
26
Kelicikan Sesil
27
Menjaga Bagas
28
Mencari
29
Bersama Bagas
30
Karena Kamu Adalah Istriku
31
Terbongkar
32
Terbongkar -2
33
Terbongkar - 3
34
Menemukan Bagas
35
Mengajak Berpisah
36
Kebebasan Amira
37
Sesil Keluar
38
Jangan Iri
39
Kasmaran
40
Joni Berhasil Kabur
41
Sigap
42
Siapa Saras ?
43
Tertangkap
44
Nego Berhasil
45
Nego Berhasil 2
46
Penangkapan
47
Tamu Tak Terduga
48
Jebakan Sesil
49
Siapa Bilang Kamu Bekas Orang Lain ?
50
Sakit Tak Berdarah
51
Alergi
52
Garis Dua
53
Kedatangan Joni
54
Menghasut
55
Marah
56
Berkunjung
57
Tak Sudi
58
Sulit Untuk didekati
59
Serangan Brutal
60
Menjadi Tahanan
61
Keguguran
62
Keguguran 2
63
Keajaiban
64
Titik Terang
65
Titik Terang 2
66
Mencari
67
Meminta Maaf
68
Persalinan
69
Lahiran
70
Sakila dan Sakira
71
Hasil Tes
72
Kecelakaan
73
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!