Calon Mertua Lumpuh

"Kau tidak apa-apa, Nyonya?" lirih Sofia khawatir seraya meringis, menahan beban kursi roda nyaris terjungkal ke arah eskalator yang aktif bergerak.

Sosok yang dipanggil Nyonya itu malah memejamkan kedua mata, menangis tanpa mengeluarkan sepatah kata. Dengan bersusah payah, belah ranumnya terdengar seperti mengucapkan kata terima kasih tetapi tak terlalu jelas diikuti dengan gerakan tangan seperti bahasa isyarat.

Kasihan sekali. Apakah ibu ini bisu? Sofia membatin seraya menatap iba ke arah sosok di hadapannya.

"Oh my God! Tante Jihan!" Sosok sang penelepon yang abai terhadap wanita paruh baya tadi kini berteriak khawatir sembari menghampiri penuh urgensi. "Maafkan aku, Tante. Klien penting menelponku tadi," sesal sosok gadis muda.

Tatapan kesedihan wanita paruh baya bernama Jihan berganti datar seakan kecewa saat mendengar permintaan maaf gadis telah mengabaikannya demi urusan telepon tadi.

"Lain kali, tolong jaga anggota keluarga Anda dengan baik, Nona. Ibu ini hampir celaka," ketus Sofia beranjak dari posisi berlututnya. Beruntung, Sofia berhasil menghentikan laju kursi roda walau benda besi itu sempat menabrak bagian perutnya.

Wanita sialan! Beraninya dia mempermalukanku di depan calon mertuaku yang lumpuh.

SRET!

Jihan menarik ujung baju si gadis muda dan memberi kode tulisan dari ponselnya.

...Segeralah ucapakan terima kasih....

...Dia sudah menolongku....

"Ah, baiklah, Tante." 

Dengan segala kerendahan hati diselimuti kepalsuan, sang gadis menurunkan egonya dengan menundukkan singkat kepala, mengucapkan terima kasih yang terlihat kentara tak tulus.

"Kalau begitu. Aku permisi dulu, Nyonya." Sofia turut menundukan kepala di hadapan Jihan sebelum akhirnya melesat pergi.

"Tunggu? Bukankah dia ... Sofia Wilson?" guman sang gadis muda seraya tertohok setelah menyadari bahwa sosok Sofia lah yang telah menyelamatkan Jihan.

"Sial! Bagaimana kalau sampai dia membocorkan kejadian ini pada Jayden?" Nyatanya, gadis muda yang kini beraut pucat imbas ketakutan adalah Azyla sang manager General affairs Baldwin Enterprise dan Jihan merupakan ibu dari Jayden sang CEO.

Beberapa saat kemudian.

Air muka Sofia terlihat sesekali meringis kesakitan sembari memegangi perut imbas kejadian di dalam supermarket tadi. Ditemani dua kantung belanjaan berisi bahan makanan yang tergeletak di sisi kanan, sang puan kini duduk di halte yang berada tak jauh dari supermarket untuk menunggu bus.

"Sofia ... apa kau baik-baik saja?" Suara pria tiba-tiba menyapa dengan nada cemas.

Oh, tidak! Suara ini ....

Kepala yang tadinya tertunduk sontak mendongak, merasa familiar dengan suara bertipe bass milik sang sosok.

DEG!

Ah, mata teduh itu. Sepasang netra dengan iris hitam pekat yang selalu membuatnya rindu. Netra yang dahulu hanya menatap untuk Sofia seorang. Namun, kini telah sepenuhnya beralih. Tak hanya itu saja, segala hal tentang sosok yang masih belum sepenuhnya enyah dari hati itu mungkin sudah dipusatkan untuk belahan jiwanya yang baru.

"Uhm, Crish. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sofia seraya melerai angan.Tak ingin terlihat lemah, sang wanita pun buru-buru menegakkan gestur. Walaupun raut pucatnya tak bisa berbohong.

"Uhm, aku kebetulan lewat dan melihatmu seperti kesakitan. Kau tidak baik-baik saja?" Dapat terlihat dengan jelas raut Crish berganti sendu, mengisyaratkan rasa kekhawatiran berlebih pada mantan kekasih di hadapannya. Ia bahkan menghentikan mobil sembarang dengan tanda lampu darurat di depan halte bus.

Bagi Crish, segala hal yang menyangkut tentang Sofia akan selalu mengalihkan atensinya walaupun pria itu telah resmi berstatus suami orang.

"Aku baik-baik saja. Aku harus pergi," ketus sang puan.Tak ingin berlama-lama, tangan Sofia lantas menyambar dua tas penuh barang untuk segera pergi dari sana. Namun, tangan Crish sukses bergerak lebih cepat menyambar mantan kekasih yang hendak beranjak

"Tidak. Kau tidak pandai berbohong, Sof. Kau pucat dan kau sedang ham—"

"Stop! Berhentilah pura-pura peduli dan tinggalkan aku. Kehamilanku bukanlah urusanmu," bentak Sofia menatap sengit ke arah lawan bicara. Tak ingin perisai yang sudah dibangun dalam hati runtuh begitu saja.

Sofia lantas mengibaskan kasar lengan yang dipegang oleh sang mantan. Tungkainya sontak mundur satu langkah. Rasa muak tergambar jelas di raut wanita bersurai hitam kecoklatan itu.

"Jangan begitu, Sof. Setidaknya, ayo kita ke rumah sakit untuk memastikan kau baik-baik saja," pinta Crish setengah memohon, tungkai jenjangnya maju satu langkah mendekati Sofia.

"Apa kau tuli! aku—"

"Permisi, Nona Sofia. Kemana saja kau? Aku sudah menunggumu dari tadi. Bahkan aku sudah menghubungimu tapi kau tidak membalas," cicitan suara jenis bariton menyeruak tak terduga di tengah percakapan Crish dan Sofia.

"Kau siapa?" tanya Crish sembari menautkan alis curiga.

"Aku?" Sosok si pria berdecih seraya menyeringai. "Aku hanya supir taksi online yang di pesan atas nama Sofia."

Pak Jayden?

"Ayo, Nona Sofia. Waktu adalah uang. Aku harus mendapatkan pelanggan lain lagi untuk menyambung hidup," desak Jayden kepada Sofia.

Ternyata sosok Jayden lah yang menginterupsi momen Sofia dan mantan kekasih. Entah apa maksud CEO berpenampilan necis semi formal itu melakukan sandiwara pura-pura menjadi supir taksi online untuk Sofia. 

Tanpa menghiraukan sang puan yang masih terperangah tak percaya, Jayden bergerak cepat mengambil dua tas belanjaan milik Sofia dan langsung menggiring tubuhnya untuk masuk ke dalam kursi penumpang di bagian depan.

"Apa yang kau lakukan, Pak Jayden?" bisik Sofia menahan pintu depan yang dipegangi Jayden.

"Aku berusaha menyelamatkanmu di sini. Cepat masuklah!" Jayden merespon dengan suara pelan disertai ulasan senyum pura-pura agar tidak membuat curiga Crish yang menatap aksi keduanya.

Walaupun merasa aneh, Sofia terpaksa mengikuti permainan Jayden. Lagipula, dirinya membutuhkan alasan untuk enyah secepatnya dari hadapan Crish. Tak lama, kendaraan besi mewah berwarna merah mengkilat milik Jayden melaju cepat meninggalkan halte bus.

Aneh! Tidak mungkin mobil taksi online semewah itu. Dan juga, supir taksi online mana yang bergaya seperti seorang eksekutif? Crish membatin curiga seraya masih terpaku di tempat. Ia yakin pria yang membawa Sofia pergi bukanlah supir taksi online.

Di sisi lain.

"Kau bohong, Crish. Kau masih mencintai mantanmu, bukan?" gumam seorang wanita yang tak lain adalah istri sah dari pria bernama lengkap Crish Emanuel. Dari kejauhan, Ivy menatap penuh kepedihan serta amarah ke arah aksi suaminya dan Sofia beberapa saat tadi.

"Kau bilang jika kau sudah melupakannya, hiks." Ivy terisak sesak sembari mencengkeram kuat kemudi mobilnya. Sorot matanya mengawang jauh kembali ke ingatan beberapa hari lalu saat sebuah fakta keji terungkap. 

Beberapa hari sebelum pernikahannya dengan pria yang sangat ia cintai, Ivy melihat Crish beradu tatap dengan sang mantan di depan butik baju miliknya. 

Hatinya resah, ia tahu wanita yang berhadapan dengan Crish bukanlah wanita biasa melainkan mantan yang dulunya sangat dicintai oleh sang kekasih. Tak ingin menjadi seorang pengecut, Ivy beranjak memberanikan diri menghampiri keduanya.

"Aku ingin memberitahu hal yang sangat penting, Crish. Aku mohon," pinta Sofia saat itu.

"Bicaralah, aku juga ingin mendengarnya." Bukan Crish, tetapi Ivy yang menimpali permohonan Sofia. "Ah, maaf jika terkesan tak sopan. Antara aku dan Crish tak akan pernah ada rahasia lagi karena lusa kami akan menikah," lanjut Ivy seraya menyusupkan tangan kanan di sela lengan kekar prianya, bermaksud mengklaim bahwa Crish adalah miliknya seorang.

"Baiklah. Akupun tak ingin menyesal di masa depan." Sofia menghela napas panjang sebelum melanjutkan kalimat. "Aku hamil dan Crish seratus persen ayah dari bayi ini."

Mendengar hal itu, dunia Ivy seketika runtuh. Namun, akal sehatnya segera menepis semua anggapan negatif sebelum mengkonfirmasi lebih lanjut dengan calon suaminya.

Terlebih, Sofia tak meminta Crish untuk kembali padanya saat itu. Wanita itu bahkan mendoakan yang terbaik untuk pernikahan sang mantan. Sofia pun pergi setelahnya tanpa sempat Crish memberi tanggapan.

Beberapa saat kemudian, keributan besar terjadi antara Crish dan Ivy. Barang-barang hancur berserakan di ruang kerja Ivy menjadi saksi pertengkaran hebat antara keduanya akibat amarah sang gadis yang meluap bagai banjir rob.

Ivy jelas murka. Gadis itu teramat sangat mencintai Crish bahkan mendekati sebuah obsesi. Terlebih, keduanya akan menikah lusa. Ingin rasanya Ivy menghancurkan dunia atau mati saja jika sampai pernikahan impiannya batal.

Namun, sikap Crish yang berlutut di kakinya dan mengakui perbuatan one night stand bersama sang mantan membuat Ivy berubah gamang. Crish juga berkilah bahwa tidak mungkin bayi yang dikandung Sofia adalah hasil dari hubungan saat itu karena mereka melakukannya belum lama dan Sofia pun telah bersuami. Sang pria juga berkilah malam panasnya dengan sang mantan murni sebuah hasrat belaka. Tak ada cinta di sana.

Setelah mengalui segala kesalahan, Crish lantas meminta kesempatan kedua dengan bersungguh-sungguh sembari masih berlutut. Meski begitu, ia menyerahkan segala keputusan pada Ivy untuk melanjutkan atau menyudahi rencana pernikahan lusa nanti.

"Apa kau bisa berjanji hanya ada aku di hatimu mulai saat ini?" tanya Ivy lirih. Ingin mengetahui kesungguhan calon suaminya.

"Sejak saat Sofia meninggalkanku, Aku sudah membuang jauh perasaanku padanya. Jadi, jawabanku adalah iya, Vy. Hanya kau satu-satunya wanita di hatiku sejak saat pertama kita bertemu hingga kini dan selamanya," ujar Crish penuh kesungguhan.

Orang bilang, cinta itu buta. Tak dapat melihat atau peka terhadap apa yang ada di pelupuk mata sekalipun. Ivy sedang mengalaminya. Tanpa mempertimbangkan apapun lagi, dengan hati terbuka ia memaafkan perbuatan Crish karena telah mengatakan kejujuran. Mereka pun berakhir berdamai dalam ikatan janji suci pernikahan.

Namun, sayang. Pada hari ini atau bertepatan tiga hari setelah pernikahannya dengan Crish, wanita itu harus menyaksikan hal yang sangat menyakitkan di depan mata.

"Waspadalah, Sofia. Kau hanyalah toxic bagi suamiku yang sepertinya harus dimusnahkan," batin Ivy seraya menyeringai licik penuh dendam.

Terpopuler

Comments

Sunflower_drm

Sunflower_drm

Tegangnya momen ketika Sofia harus menyelamatkan calon mertuanya yang lumpuh, mengungkapkan bahwa kebaikan hati sering kali datang dengan risiko dan konsekuensi yang tak terduga."

2024-05-10

3

Ciola

Ciola

eh eh.. kau yg toxic kalee

2024-05-09

2

Ciola

Ciola

eihhh kzell ma nih makhluk/Panic/

2024-05-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!