"Mah...bagaimana mungkin Amalia menikah dengan pria yang tidak di kenalnya?", ucap Dinda kesal.
"Dinda, itu tidak penting sekarang Pokoknya Amalia harus menyelamatkan kebun Ayah, Mamah tidak mau kita jadi gembel, dan kamu Dinda apa kamu mau jadi gelandangan seumur hidup?, bahkan jika kamu melamar pekerjaan tidak akan di terima karena apa?, itu karena Ayah kamu telah gagal, untuk mu itu sangat berpengaruh Dinda", ucap Jihan menangis. Dinda memeluk Jihan pikirannya kalut di lain sisi Dinda merasa bersalah karena telah gagal menjalankan usaha kebun, dan mengakibatkan Adiknya Amalia jatuh ke Pria yang tidak di kenalnya.
"Mah...apa Amalia mau dan sudah tahu masalah ini?", tanya Dinda Hati-hati, Jihan semakin membuat dirinya kelihatan menyedihkan.
"Mamah tidak tahu Nak?"
"Mah...mari kita pulang aku akan bicara dengan Amalia", Jihan senang akhirnya rencananya akan berhasil. Mereka kembali ke Rumah menjumpai Amalia yang lagi menangis di kamar pribadinya.
"Cklek...!", pintu terbuka dan Amalia melihat Jihan dan Dinda masuk dengan wajah kusut dan sembab sama dengan dirinya.
"Mamah...!", ucap Amalia lirih, Jihan memeluk Amalia begitu juga Dinda.
"Maafkan Mamah Nak"
"Amalia...kamu sudah dengar kabar Ayah?", Amalia mengangguk dan menghapus air mataya yang berkeluaran.
"Dinda bisa kamu ambilkan teh hangat untuk Amalia?", ucap Jihan
"Baik Mah...!", Dinda turun ke bawah dan tinggallah Amalia dan Jihan.
"Bagaimana kamu sudah membuat keputusan Amalia?", tanya Jihan lirih.
"Mah...aku...aku hiks...hiks...hiks...Amalia mau demi Ayah", ucapnya sesenggukan. Jihan memeluk Amalia sangat erat.
"Terimakasih kamu mau berkorban demi Ayah, Mamah akan memberitaukan kepada teman Mamah bahwa kamu telah siap di nikahi dengan putranya", Amalia mengangguk. Jihan keluar dan Dinda masuk.
"Amalia minum dulu teh ini", ucap Dinda.
"Iya kak, terimakasih", Amalia meminum teh hangat tersebut dan merasakan baikan sedikit. Dinda memperhatikan Amalia yang wajah sembab.
"Maafkan Kakak dek, jika karena bukan kakak kamu tidak akan mau berkorban demi Ayah dan kita, Mamah tadi memberitahukan kepada ku di luar kamu mau menikah dengan pria itu", Amalia memeluk Dinda dan menumpahkan air matanya di bahu Dinda.
Di tempat lain Nyonya besar keluarga yang sangat terpandang di Kota A tersebut, berdebat dengan putra satu\-satunya bahkan tidak segan\-segan akan mencoba bunuh diri jika putranya ini tidak mau menikah dengan gadis pilihannya ini, sebut saja Nyonya Samantha.
"Baiklah jika kamu tidak mau menikah, terus saja kau pikirkan wanita murahan itu, yang tidak pernah menghargaimu sedikit pun", emosi nyonya Samantha keluar bahkan suaranya sangat meninggi.
"Bunda...Ku mohon jangan seperti ini", pintanya
"Jika kamu tidak sayang lagi sama Bunda dan memilih wanita murahan itu, baik jangan harap melihat Bunda selamanya", ucap nyonya Samantha lemas dan ambruk di sofa sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
"Bunda hanya ingin kamu segera menikah, bukan jadi Seperti ini, gila bekerja", Peter berjongkok danam menyentuh kaki Samantha.
"Baik jika itu membuat Bunda bahagia Peter akan menikah dengan wanita pilihan Bunda", nyonya Samantha tidak bergeming dan tetap menangis melihat ke samping. Peter memeluk Samantha sangat erat. Walau tidak mengenal wanita ini Peter akan mencoba menjalinya, Peter tidak mau Bunda Samantha seperti ini rasanya sungguh sakit sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
👍👍👍
2020-11-19
2