Seal of King

Bab 03

Brugh...! Sosok lelaki berbadan tegap itu terlempar seperti karung pasir dan jatuh bergedebug di atas tanah berbatu kerikil.

Lelaki yang mengenakan rompi tentara tanpa kemeja itu menyeringai menatap kearah Falcon. Tapi dia tidak berani berkata apa-apa, karena dia tau kekuatan lelaki yang terlihat biasa-biasa saja itu sebenarnya sangat mengerikan. Bisa muncul seperti hantu dan tiba-tiba melakukan serangan saja sudah membuktikan bahwa pemuda bernama Falcon itu bukanlah makanan empuk baginya.

Tidak lama kemudian, muncul dua orang wanita yang diketahui adalah dua gadis yang berada di sisi Pangeran.

Falcon tidak berkata apa-apa. Sebaliknya, dia hanya memperhatikan saja kedua gadis yang baru tiba itu dengan tatapan mata dingin.

Suara merdu menyapa telinga Falcon begitu kedua gadis itu menghampirinya.

"Falcon. Tidak perlu tegang begitu. Kita adalah satu team. Jadi, jangan menaruh kecurigaan kepada kami!" Tegur salah satu dari kedua gadis itu dengan nada lembut.

Falcon tidak menjawab kata-kata dari gadis tadi. Sebaliknya, dia bersandar di sebatang pohon besar, mengeluarkan rokoknya, kemudian menyalakannya dengan pemantik api.

"Husssssy...!" Terdengar suara hembusan nafas Falcon disertai gumpalan asap dari mulut dan hidungnya.

Kedua gadis itu tidak tersinggung dengan tingkah Falcon. Mereka hanya tersenyum, lalu menatap ke arah lelaki yang masih terduduk di tanah, lalu berkata. "ini adalah pelajaran berharga untuk mu, Bison! Lain kali, jaga sikap mu di depan panglima tertinggi. Ingat! Hanya kaisar yang mampu membuat lelaki itu berlutut!"

Lelaki berbadan tegap itu mendengus mendengar teguran dari gadis tadi. Namun, didalam hatinya dia juga mengakui bahwa pemuda yang tampak biasa-biasa saja itu mengandung aura yang mengerikan ketika marah. Bahkan, kekejaman Falcon belum ada apa-apanya dibandingkan dengan tatapan menusuk dari pemuda itu. Aura seperti itu tidak bisa direkayasa, sebaliknya itu terbentuk secara alami di Medan peperangan. Tidak terbayangkan berapa puluh ribu nyawa yang telah dia renggut untuk mencapai titik mengerikan seperti itu. Dia merasa beruntung bahwa Pangeran telah menyelamatkan nyawanya. Andai tidak ada pangeran, mungkin lehernya telah lama terkoyak oleh belati milik Falcon.

Di dalam tenda, pangeran masih memainkan gagang cawan miliknya yang terbuat dari batu pualam berwarna hitam kehijauan. Dari bibirnya tersungging senyuman walaupun tatapan matanya terlihat berapi-api.

Di sisi lain, Rey, sang Panglima tertinggi pasukan, juga tidak kalah tenangnya. Dia mengeluarkan sebungkus rokok dengan bungkus berwarna hijau, mengeluarkan sebatang isinya, kemudian melemparkan bungkusnya di atas meja.

Pangeran melirik, kemudian mengulurkan tangannya mengambil bungkus rokok tadi, kemudian melakukan hal yang sama, yaitu mengeluarkan sebatang isinya.

Rey buru-buru mengeluarkan pemantik api, kemudian menyalakan rokok yang terselip di bibir sang Pangeran, kemudian melakukan hal yang sama pada dirinya.

"Husssssy...!" Terdengar dua suara hembusan nafas diikuti dengan kepulan asap sehingga ruangan di dalam tenda tentara itu berkabut.

"Apa lagi yang indah selain kedamaian, ketentraman, dan ketenangan? Ada banyak orang yang terlihat kaya, namun jauh dari kata ketenangan. Dan mereka hanya sedikit menikmati kebahagiaan," celetuk sang Pangeran sembari menghisap rokoknya sekali lagi, kemudian menghembuskan asapnya.

Rey menatap sedikit ke arah pangeran, kemudian menyunggingkan senyumnya diikuti dengan anggukan samar.

"Kau tau apa yang sangat meresahkan?" Kemudian pangeran kembali membuka suara dengan pertanyaan.

"Ada berbagai hal yang sangat meresahkan, menurut cara pikir setiap orang. Namun, bagi tentara seperti saya, hal yang paling meresahkan adalah ketika ketenangan seperti bom waktu yang akan memicu badai yang lebih besar," jawab Rey dengan mulut berasap seiring kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Pangeran menunjuk-nunjuk ke arah Rey dengan telunjuk tangannya. "Betul!" Katanya kemudian.

Suasana hening sesaat sebelum pangeran memecahkannya dengan kata, "jika ada yang mengatakan bahwa peperangan telah usai, maka orang itu salah besar. Peperangan belum usai, tapi baru saja di mulai. Apakah menurutmu perjuangan hanya dengan mengangkat senjata? Bahkan, mengangkat pena pun juga perjuangan. Mereka yang kalah akan mengubah metode serangan mereka dengan berbagai skema. Aku tidak akan menjelaskan panjang lebar, karena kau pasti sudah mengetahuinya,"

Kali ini wajah Rey menjadi sangat serius. Dia menatap wajah pangeran lekat-lekat. Kemudian dia mendesah panjang seakan-akan dia tau tantangan dan bahaya seperti apa yang kelak akan dia hadapi di depan.

"Negara kita ibarat seekor rusa gemuk di tengah-tengah pemburu. Masing-masing ingin memperebutkan negara ini demi kepentingan mereka. Kekayaan sumber daya yang kita miliki membuat setiap orang meneguk ludah. Aku tidak khawatir jika setiap orang di negara ini memiliki rasa nasionalisme seperti dirimu yang rela berdarah-darah demi mempertahankan kedaulatan rakyat dan negara. Diluar sana, ada orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadi yang rela mengkhianati negara demi diri dan koloni mereka. Makanya aku katakan, peperangan ini baru saja di mulai. Kau! Sebagai panglima tertinggi dan ribuan kali menggagalkan rencana mereka adalah target langsung dari mereka. Mereka pasti akan mengincar mu sebagai target utama. Kau tidak akan bisa menghindari ini, akan tetapi, kau bisa meminimalisir dampak dari itu semua. Kuncinya, kau harus menguasai skema mereka,"

Pangeran berhenti sejenak. Dia menyesap teh di cawan miliknya, kemudian meneruskan. "Saat ini negara sedang mengalami krisis yang bisa meruntuhkan kedaulatan negara. Di perbatasan, tentara musuh berusaha untuk memasuki negara dengan senjata. Di dunia korporat, mereka berusaha untuk menguasai pasar, di istana pula, kita akan menghadapi pengkhianat dan pengkhianat ini jauh lebih berbahaya. Jika tidak mengkhawatirkan keadaan ini, apa menurut mu aku akan datang menemui mu?"

"Lalu, apa rencana yang mulia seterusnya?" Tanya Rey sekadar ingin mengetahui pandangan pangeran kedepannya.

Pangeran memberikan isyarat dengan tangannya yang hanya diketahui oleh Rey saja. Kemudian dia bertanya. "Bagaimana dengan rencana mu dengan keluarga Clifford?"

Mendengar pertanyaan dari pangeran, Rey menghembuskan asap rokoknya dengan kuat. Dia perlahan menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak pernah berambisi untuk merebut tahta di keluarga Clifford. Bagiku, biarkan mereka seperti itu. Selagi mereka tidak mengusikku, aku akan membiarkan mereka. Selama ini, aku tidak pernah tertarik untuk menjadi kepala keluarga selanjutnya. Bagiku, asalkan keluarga Clifford masih ada, itu sudah cukup," jawab Rey yang tidak ingin menambah kekeruhan. Karena walau bagaimanapun, keluarga Clifford adalah keluarga terbesar yang mengendalikan hampir setengah perekonomian negara. Jika sesuatu terjadi pada keluarga Clifford, bukan hanya negara saja yang mengalami kerugian, bahkan negara lain juga akan mengalami dampaknya mengingat seberapa luasnya pengaruh keluarga Clifford yang bukan hanya di dalam negeri, melainkan manca negara.

"Aku tau apa maksud mu. Baiklah, hanya saja, ada satu hal yang akan aku tekankan kepadamu. Mulai saat ini, kau harus low profil! Ada ratusan organisasi yang menginginkan kematian mu. Kau adalah tulang punggung negara Erosia. Hanya pastikan kau hidup dan mampu memberi perintah, tujuh ribu pasukan serigala, dan beberapa resimen pasukan lain akan bangkit. Tidak perlu turun lapangan, karena dengan perkataan mu saja mampu membalikkan gunung. Sembunyikan identitas mu sedalam mungkin. Karena yang kita hadapi bukan hanya musuh dari luar, melainkan juga dari dalam. Satu lagi, sifat pemarah mu itu harap dikendalikan. Jangan terlalu pusing menanggapi lalat. ingat! identitas mu sangat sensitif. Sekali musuh tau identitas mu, mereka akan melacak keberadaan mu. Karena, bagi mereka, hanya ketika kau dikendalikan maka kekaisaran ini dapat sepenuhnya mereka taklukkan. Kau mengerti maksud ku?"

"Hamba mengerti!" Jawab Rey singkat, namun penuh pemahaman.

"Ingat! Hanya pemenang yang menulis sejarah. Di sini kita belum apa-apa.

Oh ya, kaisar telah memerintahkan kepadaku untuk menyerahkan ini," pangeran mengeluarkan kotak kecil berukir dua ekor naga dan burung Phoenix yang saling mengitari, kemudian menyerahkannya kepada Rey.

Rey menerima kotak itu dengan tangan gemetar. Lalu, dengan perlahan dia membuka kotak tersebut.

Di dalam kotak, dia mengeluarkan topeng naga yang terbuat dari emas namun berwarna hitam, sebuah cincin berukir kepala naga, serta segel kekaisaran dan beberapa medali yang dengan salah satu dari medali tersebut mampu menggerakkan sebuah pasukan besar. "Pangeran, ini..,"

"Kau adalah dewa perang Erosia, saat ini. Kaisar telah lama mengangkat mu setelah kemenangan hampir berada di depan mata ketika itu. Dengan segel itu, seluruh angkatan pasukan di Erosia akan mematuhi perintah mu. Mereka tidak kenal wajah, mereka hanya mengetahui segel yang dikenal sebagai Seal of King," kemudian, pangeran mengeluarkan beberapa keping kartu berwarna hitam, lalu menyerahkan kepada Rey. "uang bagimu hanyalah angka. Di dalam beberapa kartu itu berisi milyaran Dollar yang diperoleh dari negara-negara yang memberikan kompensasi akibat kalah. Perjanjian damai dan memberikan kompensasi adalah jalan keluar bagi mereka jika tidak ingin negara mereka hancur. Sekarang semuanya milikmu sebagai modal untuk melakukan peperangan yang lebih besar. Tidak mengapa jika kau tidak menginginkan Tanta di keluarga Clifford, karena kau sudah diangkat menjadi raja di Utara oleh kaisar. seseorang yang terpercaya dan yang paling setia telah menunggu mu di sana. Aku yakin kau mampu merintis jalan mu sendiri,"

Rey menerima pemberian dari sang Pangeran, kemudian dia mengangguk.

Tidak berkata apa-apa lagi, Pangeran meninggalkan ruangan itu. Namun, sebelum pergi, dia menatap ke arah Rey dengan sorot mata penuh peringatan.

Rey sangat mengerti apa maksud dari tatapan sang Pangeran. "Gosok selagi panas!" Setidaknya itulah yang tersirat dan hanya mereka berdua yang mengerti apa maksudnya.

Terpopuler

Comments

Sri Juliani

Sri Juliani

memang tak ada duanya,setisp kata dan kalimst buat hanyut dalam meresapi..

2024-05-06

3

Edison

Edison

ini namanya raja dan pangeran yg bijak terhadap bawahan yg memperjuangkan negara dan bangsa

2024-05-29

0

Imam Sutoto

Imam Sutoto

good luck thor lanjut

2024-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Alkisah bermula di sini
2 Bertemu dengan Pangeran
3 Seal of King
4 Kota Utara
5 Ke Pasifik Hotel
6 Memanjat dinding
7 Akuisisi perusahaan
8 Dimana kau berpihak
9 Nasehat Sopir taksi
10 Tiba di kantor Sky provider
11 Rapat yang tidak menyenangkan
12 Pembangkangan
13 Azab untuk Baskara
14 Orang lain hanya tau hasilnya, tidak dengan prosesnya
15 Kesempatan ke dua
16 Kisah Falcon
17 Kebencian Falcon
18 Berangkat
19 Bertemu lagi dengan Pangeran
20 Suasana di kota kekaisaran
21 Lion
22 Raja Utara
23 Obrolan dengan Kaisar
24 Kau hanyalah salah satu dari bidak
25 Kedatangan Ryden ke kantor Sky provider
26 Ancaman Jacob untuk Tuan Marlon
27 Kembali ke Utara
28 Aku ingin peperangan
29 Ryden merasa dipermainkan
30 Perampok yang dirampok
31 Magdalena Brownson
32 Pelatihan
33 Istana Utara
34 Misteri lukisan
35 Genus yang perkasa ternyata penakut
36 Kematian Penguasa Utara
37 Penjaga Utara
38 John Larsson yang banyak tau
39 Fitnah Lion
40 Kabar Diana Wilmar
41 Memaksa perjodohan
42 Laporan dari kedua pengintai
43 Ingin menjadi Mahasiswa
44 Pertemuan
45 Shannon yang menjengkelkan
46 Memperkenalkan diri
47 Masalah pertama di kampus
48 Sandiwara yang sangat sukses
49 Menyatakan perasaan
50 Mencari masalah dengan Harry Parker
51 Meminta bantuan Thunder
52 Melumpuhkan Harry Parker
53 Laporan dari Steve
54 S3 bajingan
55 Hukuman untuk tiga begundal
56 Rey sekarang punya kelemahan
57 Mempermalukan Rey
58 Pembalasan Rey
59 Kekesalan Magdalena
60 Pelatihan
61 Sky provider mulai melancarkan serangannya
62 Uang memang perlu, tapi koneksi jauh lebih diperlukan
63 Menargetkan Tuan Marlon
64 Black owl telah tiba
65 Tuan Marlon memang layak
66 Mengganti Target
67 Kesulitan hidup Karl
68 Janji pembuktian
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Alkisah bermula di sini
2
Bertemu dengan Pangeran
3
Seal of King
4
Kota Utara
5
Ke Pasifik Hotel
6
Memanjat dinding
7
Akuisisi perusahaan
8
Dimana kau berpihak
9
Nasehat Sopir taksi
10
Tiba di kantor Sky provider
11
Rapat yang tidak menyenangkan
12
Pembangkangan
13
Azab untuk Baskara
14
Orang lain hanya tau hasilnya, tidak dengan prosesnya
15
Kesempatan ke dua
16
Kisah Falcon
17
Kebencian Falcon
18
Berangkat
19
Bertemu lagi dengan Pangeran
20
Suasana di kota kekaisaran
21
Lion
22
Raja Utara
23
Obrolan dengan Kaisar
24
Kau hanyalah salah satu dari bidak
25
Kedatangan Ryden ke kantor Sky provider
26
Ancaman Jacob untuk Tuan Marlon
27
Kembali ke Utara
28
Aku ingin peperangan
29
Ryden merasa dipermainkan
30
Perampok yang dirampok
31
Magdalena Brownson
32
Pelatihan
33
Istana Utara
34
Misteri lukisan
35
Genus yang perkasa ternyata penakut
36
Kematian Penguasa Utara
37
Penjaga Utara
38
John Larsson yang banyak tau
39
Fitnah Lion
40
Kabar Diana Wilmar
41
Memaksa perjodohan
42
Laporan dari kedua pengintai
43
Ingin menjadi Mahasiswa
44
Pertemuan
45
Shannon yang menjengkelkan
46
Memperkenalkan diri
47
Masalah pertama di kampus
48
Sandiwara yang sangat sukses
49
Menyatakan perasaan
50
Mencari masalah dengan Harry Parker
51
Meminta bantuan Thunder
52
Melumpuhkan Harry Parker
53
Laporan dari Steve
54
S3 bajingan
55
Hukuman untuk tiga begundal
56
Rey sekarang punya kelemahan
57
Mempermalukan Rey
58
Pembalasan Rey
59
Kekesalan Magdalena
60
Pelatihan
61
Sky provider mulai melancarkan serangannya
62
Uang memang perlu, tapi koneksi jauh lebih diperlukan
63
Menargetkan Tuan Marlon
64
Black owl telah tiba
65
Tuan Marlon memang layak
66
Mengganti Target
67
Kesulitan hidup Karl
68
Janji pembuktian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!