XII

Hari masih pagi ketika suara gaduh dari dapur terdengar. Cila, yang masih meringkuk di balik selimut, hanya bergumam pelan sambil menarik selimut lebih rapat.

"Cilaaa! Bangun! Telur kita meledak di dapur!"

"MELEDAK??"

Cila langsung bangkit seperti zombie yang disiram air suci. Dengan rambut acak-acakan dan mata setengah terbuka, dia berlari ke dapur hanya untuk menemukan mamanya sedang mengipasi wajan sambil batuk-batuk kecil.

"Ma, ngapain goreng telur kayak nyerang alien?"

"Kompor kamu ketinggian panasnya, jadi telurnya meletus! Aku kira kamu mau bantuin, tapi ternyata kamu malah molor!"

Cila mengerang sambil memegangi kepala. "Baru juga jam tujuh..."

"Jam tujuh itu bukan subuh, anak perawan! Cepetan mandi, kampus tuh nggak akan nunggu kamu drama."

Dengan langkah lunglai, Cila menyeret diri ke kamar mandi. Setelah mandi kilat dan dandan ala kadarnya, dia turun ke ruang makan.

"Mama bikinin roti isi telur tadi, tapi telurnya gosong dikit ya. Anggap aja efek karamel," kata mamanya sambil menyodorkan piring.

Cila mengambil roti itu, mengintip isinya, lalu tersenyum lemah. "Makasih ya, Chef Mama."

Sambil makan di meja, HP cila berbunyi.

"Mak lampir nelpon, tolong angkat," terdengar bunyi ringtone hanphone

**Keyla:** "Cilaaaa, dosen kita ganti jam jadi jam sembilan!"

**Keyla:** "lu udah OTW belom?"

Cila langsung bangkit. "Ma, aku harus berangkat sekarang! Jam kuliah dimajuin!"

"Lho roti nya belum habis!"

"Nanti aku makan di jalan!" serunya sambil mencomot roti dan kunci motor.

Sesampainya di kampus, Cila langsung disambut oleh terik matahari dan wajah kesal Keyla.

"Lu kemana aje? Gue udah nunggu dari tadi tau!"

"Mak gue meledakin dapur," jawab Cila dramatis sambil menunjukkan noda minyak di bajunya.

"Astaga. Itu kenapa bajumu kayak habis ikut lomba nyebur wajan?"

"Ssst, diem, yang penting kita belum telat. Ayo ke kelas sebelum dosennya berubah jadi Ultraman."

Mereka berdua masuk ke ruang kuliah dengan langkah cepat. Namun begitu duduk, drama pun dimulai.

Dosen mereka, Bu Lestari, berdiri di depan dengan wajah serius.

"Cila, kamu sudah dua kali tidak mengumpulkan tugas mingguan. Kamu pikir ini sanggar tari? Ini kampus."

Cila melongo. "Eh bu, saya udah kirim kok lewat email. Mungkin nyasar ke spam?"

"Saya cek semua folder, termasuk spam. Nggak ada."

Keyla ikut membisik, "Lu yakin udah ngirim?"

"Gue... kayaknya baru niat ngirim deh. Astaga..."

Bu Lestari menatap tajam. "Saya beri kamu waktu sampai malam ini. Kalau tidak, nilai kamu kosong."

"Baik, Bu. Siap laksanakan. 17 Agustus kapanpun," jawab Cila kaku sambil memberi hormat.

Keyla mencubit lengan Cila. "Gila! Jangan bercanda dong di depan Bu Lestari!"

"Refleks... maaf."

Setelah kuliah selesai, Cila dan Keyla duduk di taman kampus.

"Cil, lo tuh kadang nyebelin ya. Udah tahu dosennya killer, masih juga ngelawak."

"Sorry, kebiasaan. Tapi tadi aku beneran panik. Nggak nyadar belum kirim tugas."

Keyla mendesah. "Terus malam ini lo harus ngerjain dari awal dong?"

"Iya. Malam ini aku janji bacain dongeng buat Gio juga. Duhh, hidup gue penuh tanggung jawab."

Keyla mendelik. "Gio lagi, Gio lagi. Cil, lu sadar nggak sih akhir-akhir ini gue kayak jadi nomor dua setelah anak kecil itu."

Cila menoleh cepat. "Eh? Kok lo ngomongnya kayak gitu? Nggak gitu maksud gue."

"Lo sibuk banget sama urusan di rumah Gevan, sampe-sampe kalo gue ngajak jalan atau curhat, lo ngilang."

"Maaf, Key. Tapi gue beneran nggak sengaja. Kayaknya gue harus belajar bagi waktu."

"Yaudah deh. Gue nggak mau drama juga. Tapi... jangan lupakan sahabat lo ya. Gue juga butuh Cila yang dulu."

"Deal. Malam ini abis bacain dongeng, gue telpon lo. Kita curhat sampe pagi."

Keyla tersenyum. "Oke. Tapi jangan ketiduran di tengah-tengah, ya."

Setelah drama kampus selesai, Cila pulang ke rumah. Belum juga sampai di depan pintu, mamanya sudah berdiri di sana dengan tangan di pinggang.

"Cila, kamu tadi ngilangin sabun cuci piring ya? mama nyari-nyari nggak ada di tempat."

"Lho, kan mama yang terakhir nyuci piring?"

"Kamu jangan suka membalikkan fakta! Liat nih!"

Mamanya menunjukkan botol sabun kosong.

"Mungkin tadi pas aku ngambil air, botolnya tumpah. Maaf deh, Ma. Nanti aku beli lagi."

"Kamu janji terus tapi lupa mulu. Kapan kamu jadi anak yang bisa diandalkan?"

Cila terdiam. Kata-kata itu menyengat lebih dari tumpahan sabun cuci.

"Ma, aku juga berusaha kok. Tadi di kampus kena semprot dosen, berantem kecil sama sahabat, terus sekarang..."

"Iya, iya. Semua orang punya masalah. Tapi jangan sampai kamu jadi orang yang selalu cari alasan."

Cila menghela napas. "Ma, aku capek. Aku cuma butuh mama percaya kalo aku bisa."

Mamanya mendesah. "Yaudah, mandi dulu sana. Jangan lupa bacain dongeng buat Gio, kan kamu janji."

Malam harinya, Cila menyalakan laptop dan HP secara bersamaan. Di layar HP, wajah Gio muncul dengan pipi tembem dan mata bulat berbinar.

"ataaaa! Mana onyengnya!"

"Siap, Pangeran Gio. Hari ini kita akan baca kisah tentang Kerajaan Mangga Ajaib dan Pasukan Laler Galak."

Gio langsung cekikikan. "ayer jayak tu apa, ta?"

"Itu lalat-lalat penjaga mangga yang kalau diganggu, bisa ngebanyol sampai bikin orang pusing!"

"Hihihi. Ceyitaaaa!"

Cila membacakan dongeng sambil menirukan suara raja, ratu, bahkan lalat dengan gaya dramatis. Gio ketawa terus sampai pipinya pegal.

"Sekarang waktunya bobok, ya?"

"au iyum dulu... muachhh!"

"Muach juga sayang. Bobok ya, mimpi indah."

Setelah Gio tidur, Cila membuka laptop dan mulai mengetik tugasnya. Mata sudah berat, tapi semangat masih nyala.

Sambil mengetik, dia sempat mengirim pesan ke Keyla:

^^^21.42^^^

^^^"Key, gue baru kelar dongengin Gio. Sekarang mulai ngetik tugas. Nanti kalo ngantuk, tolong telepon ya." ✅️✅️^^^

21.44

"Siap, pejuang malam. Semangat!"

Malam pun berjalan dengan tenang, dan walau hari itu penuh drama, Cila merasa... dia masih bisa berdiri tegak. Dengan lelah, dengan tawa, dengan air mata. Tapi tetap Cila yang tak menyerah.

Dan esok hari, dia siap menjalani lagi—entah akan se-heboh apa.

-♡-♡-♡-

Salam Othor❤️❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!