Ep. 3

" Terimakasih, kak. Terimakasih.. Kakak memang yang terbaik " ucapnya dengan riang.

" Baiklah, kalau begitu kakak akan kembali melanjutkan tidur siang kakak yang terganggu. " Ucapnya dengan kesal yang dibuat-buat.

Feli segera berbalik dan keluar dari kamar queen. Kini sosok wanita hamil itu sudah menghilang dibalik pintu seiring dengan suara pintu yang tertutup.

Queen kembali melompat kegirangan. Dia sedikit merasa lega karena kini dia sudah memiliki sekutu untuk meluluhkan hati kakaknya.

" Semoga saja kak afa mengijinkannya "

**

Malam harinya.

Kini seluruh anggota keluarga Mark telah melakukan makan malam bersama. Kini queen sungguh merasa tidak tenang. Sesuatu telah mengganggu pikirannya.

" Sayang kamu kenapa, Hem ?? Kug makanannya diaduk-aduk terus. Lagi mikirin apa ?? " Tanya Rafa dengan tiba-tiba

" Eh.. Ehmm.. Gak mikirin apa-apa kuk.. " Elaknya

" Yasudah kalau gitu dimakan dong makanannya " Titah Rafa.

Pasalnya sejak tadi dia memperhatikan adiknya itu tampak murung, tidak seperti biasanya.

Queen mulai menyantap makanannya. Walaupun dia tidak begitu selera tapi dia harus tetap memakannya, agar sang kakak tidak merasa khawatir padanya.

Beberapa menit telah berlalu, kini nampak Feli sudah mulai beranjak dari duduknya. Rafa dan Allan juga mulai beranjak. Queen menatap kearah kakaknya dengan takut. Tapi hatinya sudah tidak bisa menahannya lagi.

" Kak, queen ingin bicara sesuatu " Ucap queen dengan tiba-tiba.

Rafa menatap lekat wajah adiknya itu yang saat ini terlihat kacau. Rafa mengernyitkan keningnya.

" Mau bicara apa ?? Katakan saja !! " balasnya lembut.

" Kita bicara di ruang keluarga saja, agar lebih nyaman " usul queen

" Baiklah.. "

Kini keduanya melangkah pergi menuju dimana ruang keluarga berada.

Dari kejauhan, Feli tersenyum tipis melihat keduanya. Tapi tidak lama kemudian dia segera mengajak Allan untuk kembali menuju kamarnya. Mungkin setelah anaknya tidur dia akan kembali turun untuk ikut serta dalam perdebatan diantara adik kakak yang mungkin akan terjadi.

Di ruang keluarga.

Rafa tampak duduk sembari menatap lekat wajah cantik adiknya dengan menyimpan segudang tanda tanya.

" Katakan, sayang ! Apa yang ingin kamu bicarakan " ucap rafa

" Ehmm.. Begini, queen mau bertanya. Apa kakak sudah tahu jika queen telah mengajukan permohonan resign dari perusahaan "

Rafa mengangguk kecil.

" Kakak sudah menunggu penjelasan darimu sejak seminggu yang lalu. Katakan, apa alasannya ?? "

Queen meremas kuat ujung baju yang dikenakan olehnya. Saat ini adrenalinnya sedang berpacu. Tatapan mata yang terpancar dari kakaknya Sungguh membuat dirinya membeku.

" Ehmm.. begini "

Queen menarik nafas dan

menghembuskannya kasar.

" Queen Sudah beberapa kali melamar sebagai model diperusahaan besar yang ada di Paris. Dan tadi pagi setelah queen melihat e-mail baru. Ternyata queen diterima, kak. " Ucapnya dengan melemparkan seutas senyum bangga.

Namun senyuman itu memudar ketika menatap wajah kakaknya yang biasa saja.

Rafa masih menatap queen yang saat ini sedang berbicara tanpa berniat ingin menanggapinya.

" Ehmm.. Queen ingin sekali menjadi model, kak. Queen ingin menerima kontrak kerja tersebut. Apa kakak mengijinkan, jika queen akan menjadi model ?? " lanjutnya. Saat ini sungguh jantungnya berdegup dengan kencang.

" Jika kamu ingin menjadi model. Kamu bisa menjadi model di butik milik kak Feli, tanpa harus bekerja pada perusahaan orang lain, sayang " Jawabnya setelah sekian menit menimang setiap kemungkinan besar yang akan terjadi.

" Kakak tidak akan mengijinkanmu untuk bekerja di perusahaan orang lain. " lanjutnya

Tanpa menunggu lagi Rafa segera beranjak dari duduknya. Namun langkahnya terurungkan ketika queen lebih dulu menahannya. Dia tidak segan berlutut di depannya.

" Kak, sekali saja queen mohon. Tolong ijinkan queen untuk menerima tawaran itu. !!Queen sungguh menginginkannya. Untuk apa queen sekolah modeling jika tidak untuk meraih mimpi queen menjadi model terkenal. "

" Kak, sekali ini saja. Please !! "

Queen memohon dengan berlutut sembari mengatupkan kedua tangannya. Dalam hati berharap jika kakaknya akan luluh. Akan mengiyakan permintaannya.

Rafa menatap tajam kearah queen yang sedang berlutut didepannya. Dia meraih tubuh adiknya itu dan membantunya untuk berdiri.

" Sayang, kamu bahkan belum pernah pergi jauh dari kakak selama ini. Kakak sungguh tidak bisa membayangkan sesuatu hal yang buruk akan terjadi sama kamu. "

Saat ini perasaannya telah hancur. Yang dia inginkan bukanlah meminta sebuah mobil mahal atau pesawat jet. Dia hanya menginginkan hidup mandiri dan menjadi seorang model. Namun kakaknya sama sekali tidak memberikan kebebasan padanya.

Queen tidak bisa menahan dirinya lagi. Kini air matanya telah luruh. Dia sungguh sangat menginginkan pekerjaan itu.

" Kak, sekali ini saja. Queen hanya ingin hidup mandiri. Queen ingin meraih cita-cita queen sendiri tanpa bantuan dari kakak. " ucap queen dengan menangis sesenggukan.

" Hei.. hei.. jangan menangis sayang !! Semuanya kakak lakukan karena kakak sayang sama kamu. Kakak tidak pernah ingin kamu jauh dari pandangan mata kakak, sayang. " jelasnya

" Umur queen sudah menginjak 25 tahun, tapi kakak masih saja menganggap queen sebagai anak kecil. Mau sampai kapan aku harus bersembunyi dibelakang kakak. Bahkan sebesar ini queen sama sekali tidak memiliki teman karena kakak selalu saja melarangku untuk pergi sendiri walau ada Ben yang selalu menjagaku " ucap queen dengan amarah yang mulai memuncak.

Dia sungguh sangat kesal saat ini. Kehidupannya selalu saja diatur oleh sang kakak. Bahkan diusia 25 tahun dia sama sekali tidak memiliki teman karena memang Rafa terlalu membatasi kegiatannya diluar rumah. Walaupun dia juga memiliki seorang bodyguard, namun Rafa masih saja tidak menginginkannya untuk pergi terlalu jauh.

Saat ini Rafa menegang. Hatinya seakan merasa sedih mendengar keluh kesah sang adik kecilnya. Rasa sayangnya telah membutakan hatinya. Dia begitu takut jika akan membiarkannya bergabung bersama dengan lingkungan diluar sana.

" Sayang, maksud kakak bukan seperti itu. Kakak hanya ingin melindungimu. kakak.... "

" Queen juga ingin hidup bebas seperti mereka. Queen ingin menjadi layaknya remaja lain yang bisa dengan bebas bersosialisasi. Bahkan queen tidak pernah menolak keinginan kakak apapun itu. Sekali ini saja, queen sungguh sangat menginginkannya " tukasnya dengan menangis tanpa henti.

" Sayang.. " panggil Rafa ketika melihat queen berlari meninggalkannya.

Rafa mematung ditempatnya. Hatinya sungguh hancur melihat keadaan adiknya. Namun entah kenapa rasanya dia sungguh tidak menginginkan queen untuk pergi jauh darinya.

Suara pintu yang tertutup dengan keras telah menyadarkan lamunannya. Kini sosok wanita hamil yang tidak lain adalah istrinya sedang berjalan perlahan mendekatinya.

" Ada apa ?? " Tanya Feli dengan lembut. Dia sudah berjanji akan membantu adiknya itu. Mungkin inilah waktu yang tepat.

Rafa tampak kacau. Kini istrinya telah menggiringnya untuk kembali duduk di atas sofa.

" Ada apa, sayang ?? Kalian sedang bertengkar ?? " tanyanya kembali dengan lembut

Rafa mengusap wajahnya kasar.

" Dia ingin menjadi seorang model. "

Rafa Menghela nafas.

" Aku sungguh tidak bisa melepaskannya. Aku hanya tidak ingin dia pergi jauh dariku " ucapnya dengan bibir bergetar karena menahan tangis

" Hei, jangan menangis !! " Tutur Feli tanpa ragu dia segera memeluk suaminya.

Sebenarnya dia pun juga tidak ingin memberikan ijin. Namun, kenyataannya memang benar. Mau sampai kapan mereka akan mengurung gadis itu disana.

" Sayang, sebaiknya kamu berikan dia kesempatan untuk hidup sesuai dengan keinginannya. Terkadang aku juga merasa kasihan padanya yang selalu berada dirumah Ketika remaja lainnya telah bepergian bersama dengan teman-temannya " ucap Feli dengan lembut. Tangannya membelai sayang puncak kepala sang suami.

" Biarkan Ben ikut bersamanya. Dia telah lama bermimpi untuk menjadi seorang model. Sudah saatnya kamu memberikan dia sedikit kebebasan untuknya " Lanjutnya

Kini Rafa seakan terhanyut oleh buaian kata yang terucap dengan lembut. Hatinya sungguh tersentuh mendengarnya. Dia memang terlalu keras pada adiknya itu.

Rafa meleraikan pelukannya. Lelaki itu kemudian mengangguk kecil.

" Baiklah, aku akan memberikan kesempatan untuk princess meraih mimpinya " Ucapnya lirih. Namun hal itu dapat membuat wanita hamil itu tersenyum lebar diikuti oleh hatinya yang merasa lega.

" Aku akan menghubungi Al terlebih dulu. "

Tanpa menunggu lagi, kini lelaki itu beranjak dari duduknya. Dia segera mengajak istrinya untuk kembali ke kamarnya. Saat ini tujuannya adalah menghubungi adik keduanya untuk menanyakan pendapat darinya.

Tbc

Terpopuler

Comments

HP Gunardi Rakasiwi

HP Gunardi Rakasiwi

❤️❤️❤️

2020-08-30

0

Mama'y Nico

Mama'y Nico

suami syg istri kyak nya

2020-08-07

0

ayyona

ayyona

lagi yg banyak kk 😍

2020-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!