Hari-hari Kinara saat ini hanya diisi dengan sebuah lamunan setiap harinya. Didalam rumah minimalis itu tak sedikitpun membuat hati Kinara bahagia. Meskipun sikap Edgar tak sekejam awalnya namun ia ingin sekali terbebas dari sosok mengerikan itu.
Apalagi setelah perdebatan itu, Edgar tak sekalipun menyapanya walau dengan kata- kata kasarnya. Pria itu abai padanya.
"Non, makan malam dulu. Sudah Bibi siapkan di meja." Bik Darmi berucap ketika netranya melihat sosok Kinara tengah duduk di ayunan, tepatnya di sebelah kolam renang.
"Iya, Bi. Nanti saja," ucap Kinara hanya sekilas menoleh ke arah Bi Darmi.
"Nona belum makan apapun dari pagi, Non. Nanti Nona sakit, Bagaimana?" Wanita paruh baya itu menyahut dengan tampang kekhawatirannya. Ia tak mau istri dari Tuannya itu sakit karena dirinya tak menjaga pola makannya yang sudah menjadi tugasnya.
"Biarkan saja, Majikan Bibi pasti senang aku sakit apalagi mati," timpal Kinara membuat Bi Darmi menggeleng pelan.
Wanita paruh baya itu tak membenarkan ucapan Kinara. Pasalnya yang ia tau, Tuannya tak sekeji itu.
"Tidak, Non. Tuan Edgar sangat baik, mana mungkin dia bertingkah seperti itu. Apalagi Nona istrinya." Bi Darmi berucap sembari menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat pada istri majikannya.
"Baik! Mungkin itu hanya berlaku pada istri pertamanya," sangkal Kinara dengan tatapan lurus kedepan.
Bi Darmi menghembuskan nafas kasar dengan perlahan sehingga Kinara tak mendengarnya. Bertahun-tahun bekerja dengan keluarga Regantara, membuatnya sangat tau tabiat seluruh marga tersebut tak terkecuali Edgar si putra tunggal Albert Regantara dan Regina Regantara.
"Non, boleh Bibi sedikit bercerita tentang suami Nona,Tuan Edgar." Bi Darmi melangkahkan kakinya semakin dekat dengan posisi Kinara duduk. Gadis itu mendongak menatap Bi Darmi yang sudah ada berdiri didepannya.
"Cerita aja, Bi. Meskipun semua itu takkan mengubah takdirku," ucap Kinara.
"Tuan Edgar itu sebenarnya pria yang baik, tapi setelah kejadian beberapa tahun lalu membuat Tuan jadi seperti itu. Suka mabuk, suka merokok, dan suka membantah ucapan orang tua." Bi Darmi mulai bercerita dengan mendudukkan dirinya didepan Kinara.
Awalnya Kinara abai, namun sedetik kemudian wanita itu menyimak meskipun seperti enggan mendengarkan.
"Ditambah lagi dia dijodohkan dengan Nona Berliana. Hari-hari Tuan Edgar menjadi kelam, dia selalu mengurung diri bahkan pernah hampir gila karena tekanan orang tuanya," paparnya lagi.
"Oh, jadi mereka dijodohkan, pasti sangat sulit sekali kamu menjalaninya ,Edo." batin Kinara dalam hati kecilnya merasa lega dan prihatin, namun ia teringat sewaktu direstoran beberapa hari lalu. Ketika Edgar dan Berliana ada di restoran dengan raut kebahagiaannya. Mungkin mereka sudah saling cinta pikir Kinara.
"Mmm Bi, kejadian apa yang membuat Edgar berubah!" tanya Kinara dengan keraguan, Entah mengapa ia sangat penasaran dengan berubahnya sifat Edgar.
"Apa anda berjanji tidak akan bilang ke siapapun, Non?" ucap Bi Darmi celingukan disana, ia takut terdengar oleh orang yang tak sengaja lewat atau bahkan menguping pembicaraannya.
Kinara hanya mengangguk sebagai jawabannya, Ia tak bersuara karena tak mau Bi Darmi berhenti bercerita.
"Saya dulu melihat Nyonya Regina memarahi habis-habisan kekasih Tuan Edgar bahkan Nyonya Regina mempermalukannya di depan umum ketika acara ulang tahun Tuan yang ke tujuh belas tahun." Bi Darmi berucap lirih sembari mendekatkan diri ke arah Kinara.
Jantung Kinara berdegup kencang mendengar penuturan Bi Darmi. Hatinya mencelos dengan gamblangnya tanpa disuruh. Ingin menangis namun ia menahannya, ia tak mau terlihat lemah disini.
"Bi-bi tau siapa kekasih Edo mm maksudnya Edgar?" tanya Kinara penuh ke was-wasan.
"Tau, Non." ucap Bi Darmi terkekeh geli, ia mengira jika Kinara tengah menahan rasa cemburunya pada kekasih majikannya dulu. "Tenang saja, Non. Dia tidak mungkin mengganggu rumah tangga kalian. Dia anaknya baik lemah lembut lagi, tapi sayang Nyonya tidak menyukainya karena perbedaan kasta." Bi Darmi berucap dengan tatapan sendunya ketika mengingat wajah polos kekasih majikannya dulu.
Ppfuhhhh...
Terdengar helaan nafas kasar disana, Kinara pikir jika Bi Darmi akan tau sosok masa lalu Edgar. Yang membuat perubahan drastis pada diri Edgar majikannya.
"Tuan juga jarang datang kemari, Dulu dia membangun rumah minimalis ini karena mmm Nona jangan berkecil hati ya. Tuan sengaja membangun rumah minimalis ini karena kekasih Tuan yang mendesainnya,"tambahnya lagi.
Deggg ...
Kinara membatu, ia menoleh ke kanan dan kekiri memastikan sesuatu. Pantas saja ia merasa familiar dengan bangunan ini.
"Ayo makan , Non. Bibi nanti dimarahin kalau Tuan datang dan Nona masih belum makan . Apalagi nanti Tuan Edgar mabuk bisa- bisa kita dibantai, Non." celetuk Bi Darmi dengan cemas ketika Kinara masih keras kepala.
"Mabuk!"
"Iya, Non."
Kinara tak pernah tau jika Edgar kembali selalu dalam keadaan mabuk. Sudah satu bulan berada disini tak membuat Kinara hafal bagaimana kelakuan Edgar. Pasalnya ia abai, selalu mengurung diri sebelum dan setelah Edgar kembali.
💙💙💙💙💙💙
Disisi lain, mata tajam Edgar berkilat api kemarahan kala apa yang membuatnya janggal kini sudah terkuak sedetail-detailnya.
Pria itu tak menyangka bahkan tak habis pikir atas apa yang sudah dilakukan orang yang begitu disayanginya bahkan dipercaya.
"Bangsat, bagaimana bisa dia berbuat hal seperti itu ketika aku tak sanggup menerimanya. Setega itu dia padaku," Sentak Edgar membuang barang-barang yang ada di atas meja kebesarannya.
Brakk ...
Brakk ...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
yunidarwanti2
next
2024-07-12
0
Vivo Smart
apalagi ini miskah
2024-06-19
0
Anindya 💦
Apa mungkin jika di tanah umum sikap Edgar tak sebengus ketika sedang berdua. dahlahhh si Edgar pandai banget memanipulasi 🥺🥺🥺
2024-05-09
1