PMR 5

"Tangkap dia," teriak Edgar pada kedua pengawal yang berjaga di depan pintu. Keduanya sontak menoleh dan berlari mengejar Kinara yang semakin jauh.

Gadis itu hanya memakai kemeja kebesaran milik Edgar. Dan itu-pun sangat membuat hati Edgar terusik.

"Awas kau," ujar Edgar dengan tangan terkepal, ia juga ikut berlari mencari keberadaan Kinara.

"Tuhan, tolong aku.Jangan biarkan dia menemukanku," seru Kinara dengan nafas terengah-engah, Ia berusaha berlari sekuat tenaga.

"Akhh ...."

Brakkk....

Kinara terjatuh diatas aspal dengan dahi yang sudah berdarah. Gadis itu berusaha bangkit lagi meskipun tubuhnya sudah semakin lemah. Tujuannya hanya satu, terlepas dari jeratan sosok Edgar.

"Anda tidak apa-apa, Nona."Teriak pengemudi itu ketika melihat Kinara menjauh, gadis itu terlihat ketakutan sembari berlari dengan kaki pincangnya.

"Kenapa dia?" gumam si pengemudi yang masih setia melihat ke arah Kinara .

 Hingga dipersekian detik munculah dua orang berpakaian hitam yang berlari juga. Keduanya celingukan seperti tengah mencari sesuatu .

"Tuan, apa anda melihat gadis memakai kemeja putih," tanya salah satu pengawal pada pengemudi yang baru saja menabrak Kinara.

"Ti-dak."

"Terimakasih, Tuan. Permisi."

Keduanya kembali mencari sosok Kinara. Mereka takut jika kembali pada Tuannya dengan tangan kosong, Sosok Edgar akan membunuhnya dengan senapan api koleksinya.

Apalagi mereka juta tau bagaimana bengisnya seorang Edgar pada semua musuhnya. Tak mengenal ampun dalam hal apapun.

Disisi lain, Kinara yang tengah berlari dengan keadaan lebam dimana- mana. Lagi dan lagi nasibnya tak beruntung ketika ada mobil yang menabraknya kembali. Air matanya meluruh dengan sempurna. Bahkan ia tak sanggup lagi menopang tubuhnya walau ia berusaha keras namun usahanya nihil. Gadis itu menangis menyayat hati, dimana dunianya hancur dalam hitungan menit.

"Hiks... Hiks... Mama, Aku mau ikut ,Mama." Tangisan Kinara terdengar begitu memilukan. Gadis itu memeluk kedua lututnya sembari menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut.

Didepan mobil dengan lampu yang masih menyala, Gadis itu menumpahkan kesakitan hatinya. Dimana tersangka utamanya adalah mantan kekasihnya sendiri dan pria yang masih bertahta dihatinya.

"Kinara, Itu lu!" ujar seseorang dengan suara yang seakan kaget.

Gadis yang baru saja keluar dari mobil itu membulatkan mata kala netranya melihat wanita yang ditabraknya. Dengan penampilan Kinara yang sudah berantakan tersebut. Mecca atau bisa dipanggil Caca sangat mengenali sang sahabat apalagi suara tangisan itu, ia yakin jika wanita itu adalah Kinara sahabatnya.

"Apa yang terjadi sama lu, Ra." Caca bertanya setelah berjongkok didepan Kinara. Gadis itu menyingkap rambut Kinara kebelakang telinganya.

Wajah kaget itu kembali muncul kala melihat wajah Kinara yang terdapat banyak luka lebam. Apalagi tangisan itu semakin menjadi kala Kinara tau siapa yang kini berada di depannya.

"Ca, bawa gua, Ca. Tolongg," Ucapan Kinara begitu menyayat hati. Tanpa bnyak bertanya lagi, Caca memapah tubuh ringkih Kinara masuk kedalam mobilnya.

Ia bertanya-tanya, Apa yang sebenarnya terjadi pada Kinara hingga membuat sahabatnya menjadi seperti itu.

Caca tak menyangka akan dipertemukan dengan Kinara yang sudah menjadi seperti ini. Karena sedari tadi ia mencari keberadaan Kinara diacara reuni tak membuahkan hasil. Dan kini ia bersyukur ketika sudah menemukan sahabatnya meskipun dengan keadaan yang terlampau tragis.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Caca sekilas melihat ke arah Kinara yang terdiam, namun air mata itu tak ada hentinya menetes dipipinya. "Siapa yang melakukan kekerasan padamu , Ra?" batinnya lagi ketika banyak luka di wajah bahkan sekitar tubuh Kinara.

Caca tak berani bertanya untuk saat ini, mungkin ia akan bertanya setelah keadaan Kinara membaik. Gadis itu mengambil Handphone di dasbor mobilnya, tangannya mengetikkan sesuatu kenomor seseorang. Ya, Caca mengirimkan pesan pada Ardav ayah dari Kinara. Ia mengetikkan bahwa Kinara akan menginap dirumahnya, melihat keadaan sahabatnya yang seperti itu.

"Ra!" panggil Caca ketika Kinara yang diam dengan air mata yang mengalir dipipinya.

Hening.

Tak ada jawaban dari Kinara, gadis itu masih terdiam seribu bahasa. Ralat, Apa Kinara masih bisa dipanggil seorang gadis ketika kesuciannya sudah direnggut oleh mantan kekasihnya dengan paksa?.

"Ra, Ayo turun!" ajak Caca ketika mobil yang tumpanginya sudah berhenti di depan kos milik Caca. Gadis itu membuka pintu mobil untuk Kinara ketika wanita itu masih terdiam.

"Ra, ayo aku bantu," ucap Caca lagi berusaha memapah lagi tubuh lemah milik Kinara.

Caca meringis melihat luka didahi Kinara dengan darah yang sudah mengering. Luka itu terlihat menganga hingga membuat siapapun yang melihatnya merasakan ngilu.

Dengan penuh kesabaran, Caca memapah kembali tubuh ringkih Kinara hingga masuk kedalam kosnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

yunidarwanti2

yunidarwanti2

untung ada caca deh🙁

2024-06-26

1

Teteh Lia

Teteh Lia

untungnya bertemu orang baik.

2024-05-25

3

Anindya 💦

Anindya 💦

Bawa kinara pergi jauh ca jangan sampai Edgar menemukannya lagi. kasian kinara yang harus menahan semuanya sendiri. 😭😭😭😭

2024-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!