PMR 3

"Lepassss, tolong. Siapapun tolong aku," teriak seorang gadis di dalam sebuah ruangan gelap, tangannya juga terikat dengan kain.

Ya, gadis itu Kinara Saqeel Ardav. Ia dibawa paksa hingga tak sadarkan diri .

Flasback on...

"Gua cabut, Ca!" ucap Kinara berlari meninggalkan acara di gedung itu.

Sesosok mata tajam yang tadi sempat bersitubruk dengan Kinara juga ikut berlari. Mengikuti langkah kaki gadis itu dari pintu sebelah.

"Akh.. Apa- apaan ini? Kalian siapa?" bentak Kinara ketika dengan tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tangannya dengan erat. Kinara kesakitan, namun pria berjas hitam itu tak sekalipun menggubrisnya.

"Lep___"

  Ucapan Kinara terhenti ketika tubuhnya sudah limbung. Bahkan pria yang tadinya mencekal pergelangan Kinara dengan gesit menggendongnya ala karung beras.

Kinara memberontak, meskipun tak sekalipun di gubris oleh orang yang tak dikenalnya. Entah siapa yang membawanya, wajah itu nampak asing di matanya kala tadi ia melihat sekilas wajah pria berjas hitam itu.

"Lepaskan aku bajingan," teriak Kinara ketika tubuhnya sudah dimasukkan kedalam mobil dengan kasar. Matanya menatap marah ke arah pria itu tanpa rasa takut.

Mppp...

Tanpa disadari oleh Kinara, ternyata dibelakangnya terdapat seseorang yang tak suka mendengar ocehan gadis itu. Dengan sekali bekapan sosok Kinara sudah tidak sadarkan diri.

Flasback off...

 Kinara berusaha sekuat tenaga melepas ikatan itu dengan sisa tenaganya. Ia tak mau disini, Ia ingin pergi dari jeratan pria yang tak dikenalnya.

Hingga dibeberapa menit kemudian, pergelangan Kinara sudah berhasil lepas dari ikatan. Meskipun tangan mulusnya menjadi lebam, namun tak menyurutkan niat Kinara untuk kabur dari ruangan gelap itu.

"Kenapa dia menculik ku," gumam Kinara yang sudah turun dari ranjang, gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya. Atas dasar apa, pria itu menculiknya!.

Cteekk....

Kinara terjingkat kaget saat lampu diruangan itu tiba-tiba menyala. Matanya membulat sempurna ketika matanya menangkap sosok yang tak asing di ingatannya.

Dia Edgar Regantara, mantan kekasihnya dulu. Seorang pria kaya raya dan terkenal kejam. Diusia yang terbilang muda, pria itu mampu memikul kerajaan bisnis yang dikelola oleh Regantara.

Lalu, Kenapa pria itu ada disana pikir Kinara yang masih setia dengan tampang terkejutnya.

"Masih mengingatku?" tanya Edgar yang berjalan mendekat ke arah Kinara.

Gadis itu mematung dengan nafas tercekat, matanya memanas ketika mata tajam Edgar bersitubruk dengan mata berairnya.

"Mau kemana kamu?" sentak Edgar ketika Kinara membalikkan badan, Edgar berhasil menarik tangan Kinara dengan kasar. Tubuh gadis itu terhuyung hingga menabrak dada bidang Edgar.

 Mata keduanya nampak bersitubruk kembali dengan begitu dekat, Kinara sendiri merasakan detak jantungnya yang sudah memburuh ketika Edgar menyorotnya.

Bahkan tenggorokannya tercekat ketika mata tajam Edgar seperti menguliti dirinya. Kinara sendiri sedari tadi diam karena bingung dengan situasi yang seperti ini.

"Sa-kitt! lepas, Edo." Kinara merasakan panas di pergelangan tangannya. Ia yakin jika Edgar memegang tangan itu dengan sangat erat hingga ia bisa merasakan sakit.

"Jangan harap kamu bisa lepas lagi dari genggamanku , Kinara Saqeel Ardav. Kamu harus membayar semuanya," sentak Edgar dengan tatapan penuh emosi dan jangan lupakan senyuman smirknya.

"Ap-a salahku?"

"Kamu masih bertanya salahmu dimana? Apa duniamu membuatmu begitu bahagia hingga melupakan hal yang sudah kamu lakukan padaku, Rara?"

"Pliss, lepasin. Ini sa-kitt." Timpal Kinara berusaha lepas dari jeratan tangan Edgar. Air matanya luruh secara sempurna ketika mendapati sifat Edgar yang seperti itu.

"Jangan harap bisa lepas, karena kamu sudah menjadi milikku mulai malam ini dan selamanya ,Rara. Nikmatilah hidupmu setelah ini."

Degg...

Jantung Kinara berdegup kencang mendengar penuturan Edgar. Meskipun ia berucap dengan nada santai namun sorot mata itu menampakkan raut kebengisan.

Dan apa tadi katanya, miliknya? Maksudnya apa yang diucapkan pria itu.

"Aku tak sudi menjadi milikmu, Edgar." Kinara berucap dengan menepis kasar tangan Edgar meskipun usahanya gagal.

Setelah berucap demikian, tiba-tiba layar televisi diruangan itu hidup. Terlihat ruangan yang sekarang dipijak olehnya disana.

Dengan seksama, Kinara menatap layar itu dengan memasang pendengarannya dengan matang. Matanya sontak membulat ketika mendengar suara ijab kabul dengan menyebut namanya. Hatinya semakin tak karuan ketika pria yang tengah menyebut namanya adalah pria yang kini tengah menatapnya dengan senyuman smirk.

Kinara kesusahan menelan ludahnya sendiri ketik layar televisi itu mati. Bagaimana bisa Edgar melakukan hal itu padanya? Apalagi dalam keadaan dirinya yang tak sadar.

"Tidak, Edo. Semua itu tidak benar, itu tidak sah asal kamu tau!"

"Semuanya sudah jelas ,Rara."

"Kamu gila." Kinara berteriak dengan frustasi, ia tak menyangka jika Edgar akan segila itu padanya.

"Akhh.."

Kinara tiba- tiba terpekik ketika Edgar dengan sarkasnya menangkup dagunya dengan kasar. Kinara meringis menahan sakit disekitar dagu itu.

"Lihat mataku, Rara. Bukannya kamu senang melihatku seperti ini, Berhenti menangis ,Jalang." Edgar membentak Kinara ketika air mata gadis itu luruh. Tak ada kasihan untuk Kinara saat ini, Ia terlampau sakit hati atas ulah yang dilakukan gadis itu di masa lalu.

"Ingat! Nasibmu sekarang ada di tanganku. Menurutlah," pekik Edgar menepis kasar wajah Kinara hingga gadis itu menoleh dengan keras. Edgar sungguh keterlaluan malam ini.

"Kamu jahat, Edo."

Brakk...

"Akhh.. Ma-u apa kamu!" Teriak Kinara ketika Edgar sudah berhasil melempar tubuh Kinara diatas ranjang dengan kasar. Gadis itu berusaha bangkit namun secepat kilat pria itu menggagalkannya. Edgar mengukung tubuh mungil Kinara dengan bertumpu kedua tangannya.

"Bajingan kamu ,Edo. Lepas." teriak Kinara lagi mendorong dengan keras dada bidang Edgar, namun tak ada hasil. Tubuh Edgar tak sekalipun bergerak.

"Apa meminta hal pada istri bisa disebut bajingan? Padahal kamu sudah keseringan melayani pria yang bukan suamimu." ucapan Edgar membuat Kinara merasa tersayat hatinya. Begitu teganya Edgar menilai dirinya seperti itu, apa selama ini pria itu menganggapnya sebagai wanita penghibur.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bunda

Bunda

Kanaya apa kinara

2024-06-28

1

Rahmawati

Rahmawati

sebenernya apa yg terjadi dj masa lalu

2024-06-14

3

🌈Pelangi

🌈Pelangi

kau akan mnyesal Edgar

2024-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!