Bab 19

Perjalanan Surabaya Jakarta memakan waktu hampir dua jam. Pesawat landing dengan sempurna di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Sesampainya di Bandara, jam sudah menunjuk angka enam dan tujuh. Fawwaz teringat jika dirinya belum melaksanakan Shalat Maghrib.

"Ra, Mas mau Shalat dulu di Masjid." Kata Fawwaz.

Ara mengangguk.

"Apa kamu tidak akan Shalat?" tanya Fawwaz.

Ara menggeleng, "Ara sedang datang bulan." Jawabnya dengan wajah datar.

"Baiklah, Mas tinggal dulu ya. Kamu gak apa kan disini sendiri?" Fawwaz mengkhawatirkan keadaanya.

Ara menggeleng.

Kemudian Fawwaz bergegas pergi ke Masjid.

Tempat ini tidaklah asing bagi Fawwaz, jadi dia tau dimana letak Masjidnya.

****

“Selamat datang kembali Den Fawwaz & Neng Ara.” Sambut Bibik.

"Terimakasih Bik," jawab Fawwaz dengan wajah lesu.

Kemudian Fawwaz membersihkan diri di kamar mandi ruang kerjanya, sedangkan Ara kembali ke kamarnya.

Sepekan sudah berlalu. Ara dan Fawwaz menjalani hari-hari seperti biasanya.

Sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.

Fawwaz sibuk dengan pekerjaan dan juga mengembalikan mental Ara sedangkan Ara sibuk meratapi dirinya sendiri.

Namun ada yang berbeda hari ini.

Setelah Fawwaz berangkat ke Kantor. Ara melakukan aktifitas lain dari hari-hari sebelumnya.

Ara membersihkan seluruh ruangan kamarnya, merapikan semua pakaianya dan yang lebih mengejutkan dia memindahkan pakaian suaminya. Dari yang sebelumnya berada di lemari ruang kerja, kini ia pindahkan ke lemari kamarnya.

Bibik tercengang melihat tingkah Ara yang bisa dikatakan Ubsurd.

Bola matanya mengikuti kemana Ara melangkah.

"Neng, ada yang bisa Bibik bantu?"

Ara tidak menggubris ucapan Bibik. Dia sangat sibuk dengan aktifitasnya.

Kemudian langkah Ara terhenti tepat di depan Bibik.

"Bik, dimana letak sprei?" tanya Ara santai.

"Ada di ... " Bibik menunjuk ruang tempat penyimpanan pakaian lama. Dan di ruangan tersebut juga ada banyak tumpukan sprei dan selimut.

Ara bergegas mencari barang yang ia butuhkan. Sedangkan Bibik hanya diam mematung tanpa melakukan aktifitas apapun.

Jam sudah menunjukan angka satu lebih. Bibik yang awalnya hanya diam mematung, kini Ara memintanya untuk membantu membereskan barang-barang kotor dari kamarnya.

"Bik, saya mau Shalat dulu. Sebentar lagi temani saya memasak." Pinta Ara sembari bergegas pergi ke kamar mandi.

"I ... iya Neng." Sahut Bibi dengan suara terbata-bata.

****

Matahari sudah berada sejengkal di atas kepala. Panas terik dari pantulan sinarnya membuat siapa saja merasa gerah saat berada di ruang terbuka.

Fawwaz merasa bosan setelah menjalani hari-harinya dengan suatu aktifitas yang monoton.

Bekerja, Meeting, pulang tanpa sambutan, tidur di ruang terpisah.

Hhhhh. Fawwaz menghela nafas besar.

Bahkan untuk kebutuhan Sex saja tidak bisa terpenuhi. Padahal dengan uang yang ia miliki sekarang tidak akan ada wanita yang menolaknya apalagi ia memiliki paras yang tampan.

Namun ia tidak mau melakukan hal yang di benci oleh Tuhanya. Dia memilih sabar, menikungnya di sepertiga malam bahkan saat ketulusanya tidak terbalas ia tidak merasa kecewa.

"Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan." Kata-kata yang selalu menguatkan hatinya.

Fawwaz tidak menyerah, tapi ia hanya lelah.

Kemudian ia berjalan keluar dari ruangan.

"Mau kemana Pak?" tanya Ribka, sekertaris Fawwaz.

"Mau buat kopi." Jawab Fawwaz dengan wajah suntuk.

"Biar saya buatkan saja Pak."

"Tidak usah, saya buat sendiri." Sahut Fawwaz sembari berjalan menuju dapur kantor.

Karena ini masih jam kerja, suasana dapur kantor sangat sepi.

Fawwaz menarik kursi dari bawah meja lalu menyruput kopi ditanganya.

"Wih, Bapak Wakil Direktur sedang membuat kopi sendiri." Goda Alfin, sahabat Fawwaz.

Fawwaz hanya meliriknya malas.

"Kenapa wajah lu di tekuk gitu?" tanya Alfin penasaran.

"Gak apa." Jawabnya malas.

"Ya sudah kalau gak mau jawab, saya pergi dulu ya Bapak Wakil Direktur." Alfin menekankan kalimat terakhirnya, lalu beranjak keluar dari dapur Kantor.

"Fin."

Langkah Alfin terhenti seketika saat Fawwaz memanggil namanya.

Alfin memundurkan langkahnya lalu menyeringai.

"Temani gue ke Cafe ya nanti malam," ujar Fawwaz.

"Emmm, gimana ya?" Alfin manaikkan keningnya, berpura-pura seperti sedang memikir sesuatu.

"Iya-iya. Gue yang traktir." Fawwaz menebak apa yang Alfin pikirkan.

"Nah gitu dong, Ok." Sahut Alfin kemudian meninggalkan Fawwaz di dapur kantor sendiri.

****

Matahari sudah condong ke barat. Membuat cuaca tak terlalu terik. Namun panas masih di rasakan oleh Fawwaz, pasalnya Fawwaz masih terjebak dalam kemacetan Kota Jakarta.

Fawwaz dan Alfin berada di mobil yang berbeda menuju tempat yang sama.

Setelah bersabar, akhirnya ke duanya bisa terbebas dari kemacetan tersebut.

Mereka sampai di Cafe semasa kuliahnya.

"Kita lama ya gak kesini." Alfin memandang ke setiap sudut ruangan. Tak banyak perubahan setelah hampir empat tahun mereka tidak mengunjungi Cafe tersebut.

"Mau sampai kapan lu mantengin tuh papan?"

sindir Fawwaz.

Kemudian Alfin setengah berlari mengejar Fawwaz.

Sembari menunggu pesananya di antar, Fawwaz dan Alfin berbincang. Bernostalgia saat mereka masih berada di bangku kuliah.

Kemudian datang sepasang suami istri yang tidak asing lagi bagi Fawwaz maupun Alfin.

"Waz, si Leo tuh sama mantan lu," ujar Alfin.

"Sudah santai saja. Gak usah ladeni mereka. Gampang kan !" Jawab Fawwaz santai.

Tak disangka, Leo dan mantan Fawwaz yang kini sudah menjadi istri Leo menghampiri meja mereka.

"Hey bro apa kabar ?" sapa Leo kepada Alfin.

Meski dengan malas tapi Alfin berusaha tenang menyambut kehadiran mereka.

"Eh lu Yo, baik. Lu apa kabar?" sahut Alfin dengan nada malas.

"Gue baik." Sahut Leo, "ini bukanya Fawwaz kan !" Leo menebak orang di sebelah Alfin.

Fawwaz hanya mengangguk malas.

"Bukanya ini mantan kamu ya sayang?" tanya Leo kepada istrinya yang bernama Angelie.

Angelie pun menyeringai.

Sejak detik pertama Angelie melihat Fawwaz, tatapanya tidak lepas memandangnya.

"Gue boleh gabung sama kalian kan !" Seru Leo.

Dengan terpaksa Alfin dan Fawwaz mengiyakan tawaran Leo.

"Sayang, kamu pesan makanan gih." Perintah Leo.

Angelie mengangguk lalu beranjak dari meja tersebut.

Setelah beberapa menit, Angelie kembali bergabung dengan suami dan teman-temanya. Dia membawa gelas berisi soda di tanganya.

Kemudian dia berlenggak-lenggok, membuat mata lelaki tidak berhenti memandangnya.

Trrrttt trrrttt.

Fawwaz manarik ponselnya dari saku celana, lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Sebentar," ucap Fawwaz.

Namun saat ia hendak berbalik, Angelie menabraknya, air soda yang berwarna merah membekas di kemejanya.

"Maaf-maaf aku tidak sengaja." Kata Angelie sambil menarik tisu dari sembarang meja, lalu mengusap noda di kemeja Fawwaz.

Bukanya menghilang, noda tersebut malah merata.

"Aduh maaf. Aku akan mencucinya,"

Angelie hendak menarik kemeja Fawwaz tapi Fawwaz menampiknya.

"Tidak perlu, aku akan membersihkanya sendiri." Jawab Fawwaz lalu berjalan ke kamar mandi.

Setelah Fawwaz keluar dari kamar mandi, Angelie sudah berada di hadapanya.

Fawwaz melewatinya begitu saja tapi Angelie justru mengejarnya

"Waz maafin aku !" Serunya.

"Aku sudah memaafkanmu." Jawab Fawwaz lalu melanjutkan langkahnya.

"Bukan untuk noda di kemejamu," tambah Angelie.

Fawwaz menghentikan langkahnya. Lalu menatap tajam ke mata Angelie.

"Aku minta maaf sudah meninggalkanmu."

"Aku sudah melupakanya."

Fawwaz menjawabnyan dengam ketus lalu meninggalkan Angelie sendiri di kamar mandi.

Fawwaz melihat dering ponsel di tanganya sudah terhenti, lalu ia kembali ke meja nya.

Bersambung.

Jangan lupa setelah membaca di like ya, komen juga, dan kasih vote biar Author lebih semangat lagi.

Klik juga tombol lovenya biar gak ketinggalan sama cerita selanjutnya.

Rate 5 juga ya.

See you 😙.

Terpopuler

Comments

lo gw

lo gw

aduh

2020-08-27

0

kastrol liwet

kastrol liwet

di sana udah part 51,,,,deuh lammaa😢😢😢😢

2020-08-04

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!