Bab 17

"Bagian terberat dari sebuah perjalanan adalah perpisahan. Kesediaan meninggalkan masa lalu yang tiada di masa depan. Belajarlah dari semua yang telah terjadi dan mengertilah. Bahwa jawaban adalah tak akan selalu dengan terus bertahan, melainkan dengan melepaskan genggaman untuk sebuah kesempatan baru di masa depan."

• • • • •

Satu tahun berlalu. Satu hari lagi Ara selesai menempuh pendidikanya dan juga Ara siap melepas masa lajangnya.

Ara bersiap untuk pergi ke kampusnya.

Ditemani Nathan dan keluarganya.

"Buk, Ara berangkat sama Nathan ya." teriaknya sembari membetulkan jilbab phasminanya.

"Loh, kamu gak berangkat sama kita, Pakai mobil," sahut Mbak Nabila yang sedang mempercantik wajah Ibuk.

"Aduh, lama Mbak. Nathan sebentar lagi sudah sampai,"

Ara menarik tas selempangnya dari gantungan.

"Assalamu'alaikum." ucap salam seorang Pria dari teras.

"Wa'alaikumsalam." Pekik Ara sembari berpamitan kepada Mbak Nabila dan juga Ibuk.

"Tuh kan, sudah datang orangnya. Ara berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Jawab Ibuk dan Mbak Nabila.

Kemudian Nathan juga berpamitan kepada keduanya.

"Mas Aryo, Ara berangkat dulu ya ... " pekiknya sambil melambaikan tangan ke Kakak Iparnya yang sedang mengelap mobilnya.

Kemudian Nathan melajukan motornya.

"Ra, Mas Arga gak ikut?" tanya Nathan.

"Ikut, katanya nanti ke Kampus kalau urusanya sudah selesai." Jawab Ara.

"Oh ... " Nathan hanya membulatkan bibirnya.

Setibanya di Kampus, Silvi sudah menyambut kedatangan sahabatnya.

"Ara ... " Silvi berlari menghampiri Ara, begitupun dengan Ara.

Lalu keduanya berpelukan.

"Orang Tuamu datang?" Ara melirik ke sekitar, melihat keberadaan Orang Tua Silvi.

Silvi mengangguk.

"Katanya mereka datang jam sembilanan." Silvi menyeringai,

"Alhamdulillah," sahut Ara.

"Kalau gitu, yuk kumpul sama yang lain." Ajak Silvi, lalu menarik tangan Ara.

"Sebentar, aku mau bilang dulu sama Nathan."

Ara beranjak dari hadapan Silvi, ia menghampiri Nathan yang sedang duduk di bangku Taman Kampus Ara.

Ara mengendap-ngendap berjalan di belakang Nathan dan kemudian "duarrrr ... "

"Astaghfirullah Ra, kamu mau kalau aku jantungan terus mati." Nathan berdecak kesal, tapi Ara malah cekikian.

"Iya iya maaf ... " ucap Ara memelas.

"Gak di ulangi lagi," Ara memanyukan bibirnya dan mengatupkan kedua tanganya di depan dada.

Kali ini gantian Nathan yang terkekeh.

Kemudian dari kejauhan Silvi melambaikan tanganya ke Ara.

"Than aku tinggal sebentar ya. Nanti kalau sudah selesai aku temani kamu." Kata Ara.

"Iya, sudah sana pergi." Pekik Nathan

"Kamu gak apa kan disini sendiri," kata Ara.

"Iya gak apa. Emang ada yang mau nyulik aku," jawab Nathan sembari menyunggingkan senyum.

"Ya kali, kan disini banak hantunya ... " goda Ara, "hantu sexi maksudnya. Hahaha ... " tambah Ara kemudian setengah berlari ke arah Silvi.

Nathan hanya menyeringai, matanya mengikuti kemana Ara melangkah.

Ara berjalan mundur sembari melambaikan tanganya ke Nathan. Nathan pun membalas Ara dan ia menyeringai.

****

Acara wisuda pun selesai.

Ara, Nathan dan keluarga Ara berkumpul dalam satu tempat. Sedangkan Silvi berkumpul di tempat lain bersama kedua Orang Tuanya.

"Ra, kamu mau pulang sama siapa?" tanya Arga.

"Sama Nathan lah Mas ... " jawab Ara sembari melingkarkan tanganya ke lengan Nathan.

"hehhh, itu tangan lepas. Belum Muhrim." Pekik Arga. Ia melepas paksa tangan Ara dari lengan Nathan.

"Ish, Mas Arga ih ... " Ara berdecak kesal.

Ara memasang wajah kesalnya.

"Toh besok juga Ara sudah jadi istrinya Nathan," ucap Ara sambil melipat tanganya di atas perut.

"Ra, apa yang di katakan Mas mu benar. Kalian belum Muhrim." Pungkas Ibuk.

"Sabar dulu, kalau sudah sah tidak ada yang melarang kalian bermesraan." Tambah Ibuk.

"Iya-iya. Ara tau," jawab Ara dengan sinis.

"Yasudah, Ibuk mau pulang dulu." Pamit Ibuk, di susul dengan saudara-saudara Ara.

"Iya. Dada Ibuk, semuanya. Emuach ... " ucap Ara sambil melambaikan tanganya ke arah mobil Aryo.

"Mas juga pulang dulu," Arga menghidupkan mesin motornya.

"Than, gue titip adik gue yang manja ini." Pesan Arga pada Nathan.

Nathan terkekeh, "Oyi, siap Bos !"

"Ra, jangan macam-macam. Jangan pulang kesorean, besok kalian akan menikah." Pesan Arga pada adik bungsunya tersebut.

"Siap Mas," jawab Ara.

Kemudian Arga berlalu meninggalkan mereka.

Setelah semua keluarga Ara pulang, tersisa Ara dan Nathan.

"Sil, aku balik dulu ya." Pekik Ara dari kejauhan. Ia juga melambaikan tanganya ke arah Silvi.

Silvi hanya mengangkat jempol tanganya.

"Sekarang kita mau kemana Than?" tanya Ara penasaran.

"Aku antar pulang kamu saja ya," jawab Nathan.

"Loh. Kok pulang ... " mendengar jawaban Nathan, Ara memanyunkan bibirnya.

"Kamu harus istirahat. Besok kan kita akan menghadapi hari yang sangat sibuk." Jelas Nathan.

"Hemm," Ara berdehem.

"Iya deh gak apa. Toh kalau aku sudah jadi istri kamu, aku akan punya banyak waktu bersama kamu." Ara senyum-senyum sendiri membayangkan hari-harinya bersama orang yang ia cintai.

Tapi Nathan tidak menggubris ocehan Ara.

"Than, kamu kok diam ... " Ara mencubit perut Nathan.

"Au, sakit Ra ... " erang Nathan.

"Biarin saja. Suruh siapa mengabaikanku." Jawab sinis Ara.

"Iya-iya aku minta maaf." Kata Nathan.

Diam-diam Ara melingkarkan tanganya ke perut Nathan, lalu dia memeluknya dari belakang.

Nathan terdiam, dia sengaja membiarkan Ara menikmati punggungnya.

Ara memejamkan matanya, membayangkan hari yang sudah ia nanti-nanti selama satu tahun.

Batin Ara, "toh besok dia sudah jadi suamiku jadi apa salahnya jika aku memeluknya sekarang."

Sesampainya di belokan rumah Ara, Ara segera melepas pelukanya.

"Than terimakasih ya. Jangan lupa besok tampil yang keren." Pesan Ara pada Nathan.

Nathan hanya tersenyum tipis.

"Aku masuk dulu ya, dada ... " Ara melambaikan tanganya ke Nathan.

baru beberapa langkah Ara beranjak, Nathan memanggilnya.

"Ra,"

Ara menoleh dengan senyum dari bibirnya.

"Aku minta maaf ya jika selama ini mengecewakanmu." Kata Nathan dengan wajah gelisah.

Ara segera menghampiri Nathan kembali.

"Kamu ngomong apa? jangan mulai deh. Kita besok mau nikah loh ... " gerutu Ara.

Nathan hanya tersenyum.

"Berjanjilah untuk selalu tersenyum, apapun yang terjadi." Pesan Nathan dengan senyum lebar di bibirnya.

"Berjanjilah untuk selalu menemaniku dalam suka maupun duka." Jawab Ara dengan senyum menyimpul di bibirnya.

Nathan terdiam, dia tidak menjawab atau pun tersenyum mendengar ucapan Ara.

"Ya sudah kamu pulang gih, aku akan melihatmu pulang," ucap Ara.

Nathan menggeleng.

"Kali ini aku yang akan melihatmu masuk ke dalam rumah." Nathan menyunggingkan senyum dari bibirnya.

"Iya deh, aku masuk ya ... " Ara melangkah kan kakinya dengan sangat lambat, satu langkah dia menoleh ke Nathan, dua langkah dia menoleh ke belakang sampai dia masuk ke dalam rumahnya.

Kemudian setelah Ara sampai di dalam rumahnya, Ara melambaikan tanganya ke Nathan. Nathan pun tersenyum kemudian mulai melajukan motornya.

****

Nathan melajukan motornya dengan kecepatan normal. Sejak perjalanan pulang bersama Ara, dia merasakan sakit di bagian kepalanya, tapi ia bertahan karena tidak mau membuat Ara celaka. Itu juga alasanya kenapa Nathan tidak menjawab ocehan Ara saat di perjalanan tadi.

Kali ini sakit di kepalanya bertambah parah, ia tidak bisa menahanya lagi bahkan pandanganya menjadi buram dan ia kehilangan kendali.

Kemudian, bruuakkk !!!

Sebuah truk menghantam motor Nathan hingga membuat Nathan terpental sejauh lima puluh meter.

Keadaan rumah Ara yang awalnya ceria karena pernikahanya akan dilaksanakan besok, kini semuanya hanya akan menjadi angan. Semua orang sedang berduka.

Setelah mendengar kabar jika Nathan mengalami kecelakaan setelah mengantarnya pulang, Ara tidak bisa menahan dirinya. Dunianya serasa runtuh. Ia tidak sadarkan diri sudah hampir lima jam.

Dan setelah bangun dari tidur panjangnya, Ara menjadi sesosok yang berbeda.

Jangan lupa like nya, komen, vote juga ya jangan lupa. Dan klik tombol love nya.

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

😭😭😭😭
Kasihan

2020-12-14

0

lo gw

lo gw

😭

2020-08-27

0

Maria Hardi

Maria Hardi

penasaran dgn critanya,,blum ada episode berikutnya ya?

2020-08-03

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!