Itulah awal mula pertemuan Ara dan Nathan. Pertemuan singkat yang memiliki kesan tersendiri bagi ke dua insan yang sedang di mabuk asmara.
Hari ini Ara menghadiri undangan yang di berikan oleh Nathan kemarin malam. Ia meminta Silvi untuk menemaninya.
"Sil, nanti sore ikut aku yuk !" rengek Ara.
"Kemana?" tanya Silvi.
"Ketemu Nathan, di Cafe," ucap Ara sembari menggelandot di lengan Silvi.
"Ciye ciye yang lagi jatuh cinta ... " goda Silvi.
"Apaan sih," Ara berdecak kesal, tapi seneng.
"Iya deh gue temenin. Tapi kamu mau bilang apa sama Mas Arga?" tanya Silvi,
"Emm, kamu bilang kita lagi ngerjain tugas bareng. Ya ... ya please !!" Rengeknya memohon dengan menelungkupkan tanganya ke dada.
"Iya iya, hemm baru kali ini melihat sahabatku jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta sama temen Abangnya sendiri. Berat tuh ujianya," sindir Silvi.
hehe, Ara terkekeh lalu memeluk sahabatnya.
****
Ara dan Silvi sudah sampai di Cafe Kenangan. Sesuai janji, mereka datang tepat pada jam yang di tentukan.
"Sil, gimana penampilanku? udah cantik belum?" tanya Ara sambil menghadapkan wajahnya ke Silvi.
Hhhh. Silvi menarik nafas panjang.
"Kamu udah tanyain itu sebanyak seribu kali," jawab Silvi sinis.
"Dengerin aku !" Silvi menarik kedua bahu Ara, menatap kedalam mata Ara.
"Kamu itu sudah cantik. C A N T I K !" Jelas Silvi.
Ara menyeringai, lalu memeluk sahabat satu-satunya.
"Terimakasih ya Sil, kamu adalah sahabat aku yang paaaling baik," ucap Ara sambil mencubit kedua pipi Silvi.
"Au sakit tau," erang Silvi.
"Sudah-sudah. Nanti riasanku jadi rusak." Silvi menarik kedua tangan Ara dari pipinya.
"Maaf," ucap Ara dengan wajah memelas.
Kemudian suara seseorang dari panggung kecil di Cafe tersebut menggema hingga ke seluruh ruangan, suara yang tak asing lagi bagi Ara. Yaitu Nathan.
"Mohon perhatianya sebentar," ucap Nathan dari atas panggung.
Sontak semua pengunjung di Cafe tersebut memusatkan perhatianya ke Nathan, termasuk Ara dan Silvi.
"Eh, Nathan tuh ... " Silvi menepuk tangan Ara.
"Sebelumnya saya ucapkan terimakasih untuk sahabat saya sekaligus pemilik Cafe Kenangan yaitu Rio. Tanpanya aku tidak bisa berdiri disini. Tepuk tangan untuk Mas Rio."
Suara riuh tepuk tangan dari semua pengunjung pun saling bersahutan.
"Mohon tenang !"
Seketika suara riuh kembali tenang saat Nathan kembali berbicara.
"Kita bertemu karena sebuah ketidak sengajaan. Bertemu kembali karena hujan.
Tetesan air dari langit menyirami benih cinta di hatiku, hingga tumbuh menjadi sebuah harapan.
Sejak pertama kali kita bertemu, hatiku sudah tertawan olehmu.
Aku tau pertemuan kita memanglah singkat, tapi aku tidak mau menjalin hubungan denganmu tanpa sebuah kepastian.
Ara, maukah kau menjadi istriku?"
Semua orang yang berada di dalam Cafe maupun yang di luar Cafe bersorak riang kepada Nathan, sebagian lagi mencari seorang wanita beruntung yang mendapatkan Pria romantis seperti Nathan.
Sekujur tubuh Ara seolah membeku, mulutnya bungkam tak bisa berkata apa-apa. Dia menatap Nathan tanpa berkedip, tak terasa air mata jatuh dari pelupuknya.
Dan itu adalah air mata kebahagiaan.
Nathan berjalan turun dari tangga, seorang teman memberikanya bucket bunga mawar putih lengkap dengan sebuah cincin di tanganya.
Ia berjalan perlahan mendekati Ara yang sedang mematung.
Semua orang bersorak ke arah mereka.
"Terima, terima, terima ... " teriak semua pengunjung di Cafe tersebut.
Ara berdiri, menyelaraskan tubuhnya sepadan dengan Nathan.
Kemudian Nathan setengah jongkong memberikan bunga di tanganya.
Ara pun menerimanya dengan sepenuh hati,
"Maukah kau menikah denganku?" ucap Nathan sambil menengadahkan cincin dari tanganya.
"Terima, terima, terima ... " suara riuh di Cafe tersebut semakin keras.
Kemudian saat Ara akan berbicara, seseorang menghentikan sorakan tersebut.
"Aku akan menjawabnya setelah keluargaku menyetujuinya."
Jawaban Ara mematahkan semangat orang-orang di sekitarnya.
Nathan sedikit kecewa dengan jawaban Ara, tapi pantang baginya untuk mundur.
****
Setelah kejadian di Cafe tadi sore, Nathan mengantar Ara pulang ke rumahnya.
Kedatangan mereka sudah di sambut oleh Arga dan Ibuk.
Dan kebetulan Mbak Nabila dan suaminya sedang berkunjung ke rumah Ibuk.
Semua keluarga berkumpul di ruang tamu.
Suasana menjadi hening, semua keluarga saling pandang satu sama lain.
"Sebelumnya kedatangan saya kesini untuk bersilaturahmi."
Keadaan menjadi serius tatkala Nathan mulai membuka pembicaraan.
Hhhh. Nathan menghela nafas panjang.
"Yang kedua, saya meminta restu Ibuk dan juga semua keluarga Ara." Ungkap Nathan.
"Saya ingin menjadikan Ara sebagai istri."
Keadaan yang awalnya hening kini mulai ada sedikit ke gaduhan, Ibuk hanya menunduk sesekali mengelap air mata yang menetes ke pipinya.
"Diam !" Seru Arga.
"Apa kaliann sudah ... " tanya Arga, menerka-nerka kenapa mereka bisa memutuskan hubungan secepat ini.
"Tidak, kami tidak pacaran." Jawab Nathan.
"Lalu?" tanya Arga kembali.
"Saya hanya tidak ingin Ara dimiliki oleh orang lain." Jawab Nathan sembari menatap Ara yang hanya diam menunduk.
"Apa kau tau kalau dia masih kuliah?" tanya Arga.
Nathan mengangguk. "Saya siap menunggunya sampai dia wisuda." Jawab Nathan tegas.
Kemudian pertanyaan beralih ke Ara.
"Ra, apa kamu tau soal ini?" tanya Arga pada Ara.
Ara mengangguk.
"Apa kamu menerima lamaranya?"
Ara terdiam, ia mengangkat kepalanya lalu menatap Nathan.
"Iya Mas, Ara menerima lamaranya."
Arga kembali menatap Nathan, sahabat sekaligus calon Adik Iparnya.
"Jika Ara sudah menerimamu, maka kami pun tidak bisa menolak." Jelas Arga.
Nathan menyambutnya dengan perasaaan bahagia.
"Tapi,"
Nathan menatap Arga sebagai calon Kakak Iparnya.
"Kamu boleh menikahinya setelah dia wisuda."
"Iya gak apa. Aku akan menunggunya."
****
Kegelapan malam mulai terkikis oleh pantulan Cahaya Matahari dari ujung Timur. Suara ayam berkokok kini berubah menjadi suara kicau burung yang saling bersahutan.
Ara menyanyi lagu bahagia dari dalam kamar mandi.
"Ra, cepetan napa. Mas sudah sakit perut nih." Gerutu Arga.
"Sebentar lagi Mas, tanggung ... " teriak Ara.
Arga menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, kemudian berjalan ke ruang tamu.
Sebuah motor yang tidak asing lagi bagi Arga berbelok ke halaman rumahnya.
"Assalamu'alaikum ... " ucap salam Nathan.
"Waalaikumsalam,"
Arga menghampiri Nathan di depan rumahnya.
"Pagi bener, mau jemput Ara?" tanya Arga penasaran.
Nathan mengangguk.
"Duduk sini dulu, Ara masih mandi." Jelas Arga.
"Iya, aku sudah janji sama Ara mau kenalin dia sama keluargaku." Ungkap Nathan.
"Oh ... " Arga hanya membulatkan bibirnya.
"Ntar gue tinggal dulu, kayaknya dia sudah selesai," ucap Arga kemudian beranjak meninggalkan Nathan sendiri.
"Ra, sudah belum?" teriak Arga dari luar kamar mandi.
Ceklek.
"Mas berisik ish, baru cuma limabelas menit di kamar mandi." gerutu Ara sembari menggosok rambutnya yang basah.
"Limabelas menit apanya? satu jam kamu di kamar mandi." Celetuk Arga.
Ara berdengus kesal pada Kakaknya.
"Nathan sudah nungguin di teras Ra ... " teriak Arga dari dalam kamar mandi.
Kemudian Ara bergegas masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap.
Ibuk menyambut Nathan dengan baik, lalu Mbak Nabila datang dengan secangkir teh hangat untuk Nathan.
"Tunggu dulu ya Nak Nathan, Ara memang anaknya agak lama kalau dandan." Kata Ibuk.
"Iya Buk gak apa," jawab Nathan.
Setelah lebih dari tigapuluh menit Nathan menunggu, akhirnya Ara selesai.
"Sudah, yuk berangkat ... " ucap Ara.
"Loh loh, mau kemana?" tanya Ibuk.
"Nathan mau ngajak Ara ke rumah Buk, mau ngenalin sama Mama." Jawab Nathan.
"Oh, ya sudah hati-hati. Jangan pulang malam loh Nak," pesan Ibuk kepada dua anak yang sedang di mabuk cinta.
"Iya Buk," jawab Nathan.
Kemudian mereka berdua mencium tangan Ibuk, berpamitan kepada Mbak Nabila dan juga Aryo.
Lalu, Arga muncul dari dalam rumah.
"Loh, sudah mau berangkat?" tanya Arga.
"Iya Ga, aku izin bawa Ara sebentar ya," pamit Nathan pada Arga.
"Ya sudah, hati-hati." Kata Arga.
"Ra, inget jaga jarak," pesan Arga.
"Iya-iya Mas, bawel ah." Ara berdecak kesal.
"Assalamu'alaikum," ucap salam Ara.
"Waalaikumsalam." Jawab serentak semua keluarga Ara.
Bersambung.
•
•
•
•
Hay, jangan lupa setiap selesai baca budayakan like, komen, vote sebanyak-banyaknya dan juga klik tombol love nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
lo gw
lanjut
2020-08-27
0
Ali Mustofa Boyadi
next nya di tunggu ya,, semangat,,,!!
2020-08-03
2