Bab 15

Ara dan Arga sudah sampai di rumah tepat pukul empat sore.

"Assalamu'alaikum Buk." Ara melepas tas selempangnya di kursi ruang tamu lalu melempar tubuhnya ke sofa.

"Waalaikumsalam, kalian sudah pulang?" Sambut Ibuk.

Ara mengangguk, lalu mencium tangan Ibuk, diikuti oleh Arga.

"Oh iya, tadi temen Mas katanya mau kesini tapi kan dia gak tau alamatnya. Gimana dia bisa kesini?" Arga bergumam sendiri.

"Dia tau alamat rumah kita kok." Celetuk Ara dengan wajah merah jambu.

Entah kenapa setiap ada yang membicarakan Nathan, wajahnya selalu tersipu.

"Kamu tau darimana?" tanya Arga curiga.

"Feeling saja." Jawab Ara, ia beranjak dan pergi ke kamarnya.

Arga mengetuk pintu kamar adiknya,

"Ra, kamu kenal sama teman Mas tadi?"

Ara tidak beegeming, dia mengunci pintu kamarnya lalu melemparkan tubuhnya ke kasur.

Dia tidak menggubris ocehan Arga yang meneriakinya dari depan kamar. Ara tida bisa membayangkan bagaimana dirinya nanti malam bisa menghadapi Nathan.

"Buk," Ara mendekati Ibunya yang sedang memasak makan malam untuk keluarganya.

"Hemb," Ibuk berdehem.

"Ibu tau gak Pria yang mengantar Ara tadi malam."

"Tau. Dia anaknya sopan dan manis." Jawab Ibu sambil mengerjakan aktifitasnya.

"Ibuk tau namanya gak?"

Seketika Ibuk menghentikan aktifitasnya, lalu berfikir sejenak.

"Iya ya. Ibuk lupa menanyakan namanya." Jawab Ibu kemudian melanjutkan aktifitasnya.

Ck ...

Kemudian Arga beranjak dari dapur meninggalkan Ibuk sendiri.

****

Usai Shalat Maghrib berjamaah di Masjid, Arga melihat sebuah motor berbelok ke halaman rumahnya.

Arga setengah berlari menghampiri Pria tersebut.

"Nathan," pekik Arga.

Nathan langsung menoleh ke sumber suara.

Dan mereka bersalaman layaknya seorang Pria.

"Duduk dulu," Arga mempersilahkan Nathan duduk di kursi teras. "Gue tinggal ke dalam sebentar," tambah Arga sambil masuk ke dalam rumah.

"Siapa Ga?" tanya Ibuk.

"Temen Arga Buk." Jawab Arga sambil membuatkan minuman untuk tamunya.

"Kamu mau ngapain?"

"Mau buat kopi Buk." Jawab Arga.

"Biar Ibuk saja, kamu temenin dia ngobrol gih," pinta Ibuk, kemudian Arga keluar menemui Nathan.

Sementara itu di dalam kamar, sejak Nathan sampai di rumahnya, Ara tidak henti-henti nya meliriknya dari balik jendela. Detak jantungnya berdegup sangat kencang. Ara tau Nathan datang ke rumahnya bukan untuk Arga, tapi untuk untuknya. Namun ia takut jika Arga marah.

Kemudian dia tau bagaimana supaya ia bisa bertemu dengan Nathan walau pun hanya sekilas.

Ara berjalan menghampiri Ibuk di dapur.

"Buk, mau dibawa kemana?" tanya Ara.

"Ibuk mau kasih ini ke tamunya Mas mu," jawab Ibuk dengan membawa nampan berisi dua cangkir kopi di tanganya.

"Biar Ara saja Buk." Ara menarim nampanya dari tangan Ibuk.

Ibu berdecak heran. "Tumben," Ibuk melirik Putrinya penuh curiga.

Ara hanya menyeringai, dia malu mengakui jika tamu yang bersama Arga adalah Pria yang ia sukai.

Dengan perasaan gerogi, Ara berjalan ke teras.

"Silahkan di minum," ucap Ara.

"Tumben kamu yang kasih Ra?" Arga mengangkat keningnya, dia menatap curiga adik bungsunya tersebut.

Ara tidak menggubris pertanyaan Arga, dia kembali meletakkan cangkir di hadapan Nathan.

"Terimakasih ... " ucap Nathan dengan gerogi.

Ara menyeringai, pipinya berubah seperti tomat dan jantungnya berdegup sangat kencang.

Kemudian Ara kembali masuk ke dalam rumah. Lalu ia mengendap-ngendap mengintip Nathan dari balik jendela.

Saat Ara sedang asyik mengintip Nathan dari balik tirai, Ibuk menepuk pelan bahu Ara.

"Apa sih," gumamnya.

Lalu Ibuk coba menepuk kembali bahu Ara, kemudian Ara rerkejut melihat Ibuk sudah berada di belakangnya.

"Eh Ibuk ... " Ara meringis malu.

"Kamu ngapain?" tanya Ibuk, kemudian melihat sesosok tamu di terasnya.

"Oh ... " Ibuk membulatkan bibirnya lalu beranjak keluar menghampiri Arga dan Nathan.

"Loh, kok gak di suruh masuk Ga tamunya." pekik Ibuk

"Di dalam panas Buk," sahut Arga.

"Loh ini bukanya yang antar Ara tadi malam kan !" Ibuk menerka-nerka.

"Iya Buk, ini saya." Lalu Nathan menyalami Ibuk.

"Ya sudah, kalian lanjutkan ngobrolnya. Ibuk mau masuk." Pamit Ibuk.

"Pantesan Nathan tau alamat rumahku, ternyata ... " batin Arga.

"Oh ... itu cowoknya," Goda Ibuk kepada Putrinya yang sejak tadi senyum-senyum sendiri.

"Apa sih Buk," Ara menyeringai.

"Sepertinya dia anak yang sopan." Ucap Ibuk, "tapi, Ara harus selesaikan kuliah dulu." Tambah Ibuk sembari memencet hidung Ara.

"Iih Ibuk ... " Ara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia sangat malu saat Ibuk menggodanya.

"Sudah, Ibuk mau keluar dulu." Pamit Ibuk.

Kemudian Ibuk kembali ke kamarnya.

Sementara itu di teras, Arga dan Nathan kehabisan bahan obrolan.

Nathan ingin sekali menemui Ara meski hanya beberapa menit, tapi ia takut jika Arga melarangnya.

Lalu Arga seperti mengerti kegelisahan Nathan, ia pun pamit ke kamar mandi.

"Than, gue tinggal ke kamar mandi sebentar ya," pamit Arga.

"Gue juga sekalian pamit pulang kalau gitu, soalnya sudah malam juga." Jawab Nathan.

"Sudah tunggu gue sebentar," sahut Arga lalu masuk ke dalam rumah.

Arga ingin menemui Ara, tapi saat mengetahui Arga berjalan ke kamarnya, ia pura-pura sedang mengerjakan tugas.

"Ra," panggil Arga.

"Iya Mas," jawab Ara.

"Temui dia, Mas tau dia kesini cuma untuk kamu." Ungkap Arga terus terang.

Ara terkejut mendengar ucapan Kakaknya.

"Ta ... pi Mas,"

"Udah, Mas tau kalau kamu juga ingin menemuinya."

Ara tertunduk malu, ternyata ia tidak pandai menyimpan perasaanya.

"Temui sana, atau Mas akan menyuruhnya pulang," ujar Arga tegas.

"Iya Mas,"

Kemudian Arga beranjak keluar kamar, tapi saat Ara ingin keluar, Arga kembali masuk ke kamarnya.

"15 menit." Arga menunjuk jam dinding yang ada di ruang tamu.

"Iya ... " Ara mengangguk pasrah.

****

Dinginya malam menyelimuti dua insan yang sedang di mabuk asmara.

Mereka berdua hanya tertunduk malu, memberanikan diri sendiri untuk menyapa sang pujaan hati.

"Aku ... " beberapa menit mereka saling diam, sekali bicara keduanya mengeluarkan kata yang sama dalam waktu yang bersamaan.

"Kamu dulu," ucap Nathan.

"Kamu duluan saja," jawab Ara.

"Pantang bagi seorang Pria mendahului seorang wanita."

Sebuah jawaban yang membuat Ara berbicara lebih dulu.

"Aku hanya di kasih waktu limabelas menit sama Mas Arga." Jawab Ara.

"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Ara.

"Aku mengundangmu untuk datang ke Cafe," ujar Nathan sembari memberikan selembar undangan.

"Tapi, jangan sama Arga. Aku malu," Nathan mengecilkan suaranya agar tidak terdengar orang lain.

Ara terkekeh sambil menerima undangan tersebut dengan perasaan bahagia.

"Iya, aku gak sama Mas Arga." Jawab Ara dengan suara rendah.

Ara masih tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, tanpa diberitahu semua orang melihat jika mereka berdua sedang dimabuk Asmara.

"Dan satu lagi," kata Nathan. "Aku minta nomer whatsap kamu." Tambah Nathan.

Ara mengangguk, senyum lebar dari bibirnya kini tidak bisa ia sembunyikan lagi.

"Ehem," Suara Arga terdengar sampai ke teras. Menandakan jika waktu Ara dan Nathan sudah selesai.

Ara segera menarik ponsel Nathan dan menulis nomernya disana.

"Aku masuk dulu," bisik Ara dengan menyunggingkan senyumnya.

****

[Ku bisikkan lirih ucapan selamat tidur malam ini, Semoga Tuhan berbaik hati mempertemukan kita di dalam mimpi. Selamat tidur kamu ... ]

Ara melihat pesan baru di Whatsapp nya, setelah membuka isinya, senyumnya merekah. Dia senang sekaligus gugup.

Dia terlihat sedang mengetik sesuatu, tapi ia hapus, tulis lagi, hapus lagi.

Dan akhirnya pesan yang ia kirim adalah

[Selamat tidur juga.]

Bersambung.

Awas baper 😁😁.

Jangan lupa, setelah membaca di like, komen, kasih vote juga biar Author makin semangat. Jangan lupa di klik tanda love nya biar gak ketinggalan sama cerita selanjutnya.

Terpopuler

Comments

lo gw

lo gw

hmmm...ara

2020-08-27

0

Mmh Afsyah Rizi

Mmh Afsyah Rizi

ooh Ara. ..

2020-08-04

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!