Bab 14

"Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu."

• • • • •

Jam sudah menunjuk antara angka enam dan tujuh. Ara dengan wajah murungnya berlalu melewati Mas Arga.

"Buk, Ara berangkat dulu ya." Pamit Ara dengan suara malas.

"Kamu berangkat sama siapa Nak?" tanya Ibuk.

"Ara bisa naik ojek di gang depan." Jawab Ara sambil melirik Arga yang sedang menikmati sarapanya.

"Gak diantar Mas mu?" tanya Ibuk sembari mencuci piring kotor.

Ara tidak bergeming, dia mencium tangan Ibunya dan beranjak begitu saja.

"Ga ... " Ibuk mengkode Arga dengan melirik matanya ke Ara.

"Biarin saja lah Buk, dia sudah besar kok." Sahutnya sambil menghabiskan makanan si piringnya tanpa mempedulikan Ibuk atau pun Ara.

Ibuk mengelap tanganya dengan kain, lalu berjalan menghampiri Arga di meja makan.

"Ga, kamu tau kan seperti apa adikmu. Sudah sana kamu kejar dia." Pinta Ibuk.

"Tadi malam adikmu di antar cowok, dan ini baru pertama kalinya Ara pulang di antar oleh seorang pria." Ungkap Ibuk.

Arga terbelalak, ia langsung beranjak menarik tas ranselnya lalu berpamitan kepada Ibuk.

"Arga berangkat Buk. Assalamu'alaikum." Pamit Arga sambil mencium tangan Ibuk.

"Waalaikumsalam. Hati-hati Nak."

Arga melihat Ara berjalan kaki menuju pangkalan ojek yang ada di perempatan jalan.

"Ra, ayo naik," ucap Arga.

Ara tidak bergeming, ia tetap berjalan dengan wajah muram.

Arga memperlambat motornya beejalan mengiringi Ara.

"Ra, masih marah sama Mas." Rayu Arga.

"Mas minta maaf kalau hari kemarin membuatmu kesal. Kalu kamu maafin Mas, Mas janji nanti sepulang kuliah Mas traktir kamu." Bujuk Arga.

Ara menyeringai. "Mas janji ... "

"Hu,uh. Ayo naik."

Bujukan Arga ternyata mempan untuk Ara. Mood Ara pun kembali baik.

"Kalau masalah makanan saja kamu semangat." Goda Arga.

"Biarin, weeek ... " Ara menjulurkan lidahnya, membuat Arga terkekeh.

"Sudah Mas, berhenti." Ara menepuk pundak Arga.

Arga menepikan motor maticnya 50 meter sebelum Kampus Ara.

"Kenapa gak mau Mas antar sampai depan kampus?" tanya Arga.

"Gak apa, udah Mas berangkat sana."

Kemudian Arga melajukan motornya.

"Ra," teriak seorang gadis cantik berambut setengan bergelombang dari depan gerbang Kampus.

Ara segera melambaikan tanganya.

Ia setengah berlari menghampiri sahabatnya, Silvi.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas.

"Ra, terus kemarin jadinya kamu pulang sama siapa?" tanya Silvi penasaran.

Ara hanya menyeringai, dia tersipu malu jika mengingat kejadian kemarin.

"Ra, ye ... malah senyum-senyum sendiri." Goda Silvi.

"Tunggu-tunggu, jangan-jangan kamu kemarin di antar cowok ya. Cerita dong ... " Silvi menerka-nerka.

Ara menyeringai, pipinya tiba-tiba memerah seperti tomat.

"Tuh kan bener, ayo donk cerita, penasaran nih ... " Rengek Silvi penasaran dengan cerita Ara.

Kemudian Ara menceritakan dari awal bertemu dengan Nathan sampai Nathan mengantarnya pulang. Silvi pun hanya menyimak dengan perasaan iri.

"Uuuh, kok gak aku saja sih yang ketemu sama cowok keren kayak dia," kata Silvi.

****

"Mas, kita mau kemana?" tanya Ara penasaran.

"Nanti kamu juga tau," sahut Arga sembari melajukan motornya dengan kecepatan normal.

"Cafe Kenangan."

Ara membaca plang yang ada di depan Cafe tersebut.

"Kita kesini Mas? emang Mas lagi banyak uang?" tanya Ara keheranan.

Pasalnya selama ini Arga tidak pernah membawa Ara ke tempat mewah seperti ini. Ara saja pergi ke tempat seperti ini saat di traktir sama Silvi, karena Silvi anak orang kaya yang sekali minta langsung terkabulkan.

"Kita balik saja Mas, kita makan bakso di pinggir jalan saja. Sayang uangnya ... " Ara menarik lengan Arga, tapi Arga memaksa Ara masuk.

"Sudah kamu tenang saja, Ini Cafe temen Mas. Dia baru buka beberapa hari yang lalu dan Mas di undang kesini." Jelas Arga.

Kemudian Ara pun menurut pada Arga.

"Hey Bro, apa kabar?" sambut sahabat Arga sekaligus pemilik cafe.

"Alhamdulillah baik, lama gak ketemu tiba-tiba udah sukses saja lu." Sahut Arga.

"Alhamdulillah, ini juga nerusin perjuangan orang tua. Oh ini siapa? cewek lu?" tanya Rio si pemilik Cafe.

"Bukan, ini adik gue Ara."

"Astaga, sudah besar ternyata ya. Mari-mari Mbak silahkan duduk." Kata Rio.

Ara mengangguk, lalu dia mencari tempat yang menurutnya nyaman.

"Kok cuma adik gue sih yang lu suruh duduk, gue enggak."

"Hahaha, sebentar lagi yang lain dateng. Lu temenin gue menyambut mereka." Pinta Rio, "Nah itu mereka."

Ara melihat Arga sedang bersenda gurau dengan teman-temanya, lalu pandanganya tertuju pada seorang Pria yang tidak asing lagi untuknya.

"Nathan?" gumam Ara dalam hati.

Ara menundukkan kepalanya, jantungnya berdegud begitu kencang. Tapi ia ingin terus memandangnya, apalagi lesung pipinya yang bisa membuat setiap wanita jatuh hati.

Nathan melihat keberadaan Ara, dia berjalan menghampiri Ara, tapi masih setengah jalan Arga menghampirinya lebih dulu. Wajah Nathan berubah kesal lalu ia kembali berbincang dengan teman-temanya termasuk Rio.

"Kamu kenapa Ra?" tanya Arga, dia khawatir karena Ara tiba-tiba saja menunduk.

Ara menggeleng, dia melirik ke arah Nathan. Wajahnya berubah murung lagi saat Nathan tidak jadi menghampirinya.

"Ga, sini dulu !" Seru Rio.

"Oke," jawab Arga singkat.

"Ra, kamu beneran gak apa?"

Ara mengangguk pelan.

"Kalau kamu gak nyaman berada disini, Mas akan ngajak kamu pulang sekarang."

Ara menggeleng cepat.

"Gak apa Mas, Ara tunggu Mas sampai selesai." Jawab Ara.

"Kalau gitu tunggu disini ya," pinta Arga.

"Iya Mas."

Ara mencuri pandang ke arah Nathan, tapi saat Nathan kembali meliriknya Ara segera menundukkan kepalanya. Sampai acara selesai Ara dan Nathan hanya saling pandang.

"Ra, Mas sudah selesai. Ayo kita pulang." Ajak Arga.

Setelah Arga berpamitan kepada teman-temanya, dia pulang bersama Ara.

"Terimakasih Mas Rio atas jamuanya," ucap Ara sembari setengah menunduk.

"Sama-sama. Sering-sering main kesini ya .. " Rio menyeringai.

Lalu Ara dan Arga meninggalkan Cafe tersebut.

"Yo, itu pacarnya Arga?" tanya Nathan penasaran.

"Hahaha, kenapa? lu suka sama Ara?" Rio terkekeh mendengar pertanyaan Nathan.

"Eee, enggak mungkin lah. Dia kan sudah punya cowok, mana cowoknya temen gue." Sahut Nathan.

"Lagian kalau lu mau deketin tuh cewek, lu harus bisa ngedeketin Abangnya dulu." Jelas Rio.

"Maksudnya? Arga Abangnya Ara?" Nathan memperjelas perkataan Rio

Rio mengangguk.

Nathan kegirangan mendengar penjelasan Rio, lalu ia segera berpamitan pada Rio.

"Gue pergi dulu ya," Nathan langsung bergegas pergi ke motornya.

"Than, tunggu ! katanya lu mau nyanyi di ... sini." Suara Rio merendah saat kalimat terakhirnya.

Nathan mencari keberadaan Arga dan Ara, pandanganya menelisik setiap pengendara motor yang ada di jalan.

Kemudian dia melihat gadis yang ia cari sedang berada si warung bakso. Nathan segera memutar haluan, menghampiri Ara dan Arga.

"Buk, dibungkus ya dua." pekik Nathan kepada penjual bakso.

Ara terngangah mendengar suara Pria yang sekarang masih terngiang di kepalanya.

"Nathan, lu kok ada disini?" tanya Arga keheranan.

"Eee, iya. Nyokap gue minta di bawain bakso." Jawab Nathan sembari menggaruk belakang telinganya meski tidak gatal.

"Oh, ya sudah gue balik dulu ya ... " pamit Arga.

"Eee Ga tunggu !" Seru Nathan.

Arga mengernyitkan keningnya.

"Gu ... gue boleh gak nanti malam main ke rumah lu." Kata Nathan tanpa basa-basi.

"Boleh, tapi ada apa?" tanya Arga curiga.

"Gak ad, gue pengen ngobrol-ngbrol saja sama elu," jawab Nathan.

"Oke, gue tunggu di rumah." Jawab Arga kemudian melajukan kembali motornya.

Sejak kehadiran Nathan di Cafe maupun di warung bakso, Ara selalu mencuri pandang pada Nathan. Dia selalu memikirkan Pria manis yang sudah menolongnya tempo hari.

Bersambung.

**Budayakan membaca sampai selesai, kemudian jangan lupa like, komen, vote dan klik tanda love nya ya.

Kasih rate 5 juga.

See you next story**.

Terpopuler

Comments

Puji S

Puji S

thor...bahasa menyeringai kok kayaknya kurang pas di hati ya....ada yg lebih manis gak selain menyeringai.....bagus Lanjut

2020-08-15

1

Mmh Afsyah Rizi

Mmh Afsyah Rizi

ini flasbeck y thor

2020-08-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!