BAB.10
Pria gemuk itu segera menghentikan ucapannya kala menyadari isyarat yang diberikan oleh Drake agar tidak seformal biasa apalagi menyebut gelarnya, sekaligus pura-pura saling tidak mengenal.
Resepsionist
( Berdehem mengerti )
Resepsionist
Sir, bisa saya bantu?
Serena Petersen
Kami membutuhkan dua kamar, Sir.
Resepsionist
Baiklah, tunggu sebentar, saya lihat dulu, Nona.
Pria itu lantas berbalik, berjalan menuju lemari di belakang. Tidak berapa lama, pria itu kembali dengan sebuah kunci di tangannya.
Resepsionist
Maafkan saya, tapi hanya tinggal satu kamar yang tersisa, Miss.
Resepsionist
( Menaruh kunci diatas meja )
Serena Petersen
Are you sure?
Resepsionist
( Mengangguk )
Resepsionist
Kamar sedang penuh karena hampir semua orang tidak bisa pulang akibat hujan deras,
Resepsionist
Apalagi sekarang weekend, Miss.
Serena Petersen
Aku mengerti, Sir.
Serena Petersen
( Menoleh kearah Drake disampingnya )
Serena Petersen
Bagaimana? Hanya satu kamar?
Drake William Poulsen
( Tidak langsung menjawab )
Drake William Poulsen
( Bertanya pada resepsionis )
Drake William Poulsen
Berapa tempat tidur?
Drake William Poulsen
( Menoleh kearah Serena )
Drake William Poulsen
Terserah kau.
Serena Petersen
Apa kita memiliki pilihan lain?
Serena Petersen
( Mengerutkan kening )
Drake William Poulsen
Melihat cuaca di luar sepertinya tidak.
Serena Petersen
( Mengalihkan pandangan pada resepsionis )
Serena Petersen
Kami akan mengambil kamarnya.
Serena Petersen
( Meraih kunci diatas meja )
Drake William Poulsen
( Mengeluarkan dompet )
Drake William Poulsen
( Membayar uang sewa )
Drake William Poulsen
Apa kau lapar? Kita sekalian pesan makanan.
Serena Petersen
( Mengangguk )
Serena Petersen
Aku kedinginan.
Serena Petersen
Makanan panas sepertinya akan sangat lezat.
Drake William Poulsen
( Menambah uang pada resepsionis )
Serena Petersen
Apa di sini tersedia pakaian kering, Sir?
Serena Petersen
Kami sangat membutuhkannya.
Resepsionist
Tidak ada, Miss. Ini hotel bukan Mal.
Serena Petersen
Okay. Tidak perlu berbicara sarkas seperti itu, Sir.
Resepsionist
( Wajah merah tersinggung )
Drake William Poulsen
( Acuh )
Setelah menyelesaikan pembayaran, Drake segera meraih pinggang wanita itu menuntunnya menuju kamar mereka yang ditunjukkan oleh seorang pelayan wanita tua berwajah judes.
Begitu tiba, Sang Pelayan membukakan pintu kamar mereka berdua,
Kecil, sempit, dengan desain yang tua.
Pelayan
Kami juga menyediakan kond*m di laci karena tidak ingin ada sp*rma yang tercecer.
Pelayan
Kuharap kalian berkenan mengenakannya.
Serena membulatkan pandangannya, menoleh bersama badannya ke arah Drake, yang lagi-lagi tidak mempedulikannya.
Dia cukup hafal peraturan di hotel ini.
Serena Petersen
Kau mendengarnya tadi? Sinting!
Serena Petersen
Memangnya kita akan melakukan s*ks di tempat tidak layak seperti ini?!
Keduanya melangkah masuk kedalam kamar.
Serena Petersen
( Berjalan menuju ranjang )
Drake William Poulsen
Kamar ini lebih layak dari kamar di Rumah Sakit.
Drake William Poulsen
( Membuka kaus basahnya )
Serena Petersen
Well, kau ada benarnya!
Serena Petersen
Tapi s*ks impianku bukan di tempat seperti ini.
Serena Petersen
( Memutar badan menghadap Drake )
Serena Petersen
( Melipat kedua tangan didada )
Drake William Poulsen
Jadi menurutmu di mana tempat yang layak untuk kita melakukan s*ks?
Drake William Poulsen
( Nada terkesan tidak peduli dan menantang )
Serena melotot, memerhatikan Drake yang kini sedang membuka kedua sepatunya sebelum menaruh pistol yang terselip di pinggangnya ke atas nakas.
Serena Petersen
Okay, sepertinya aku salah bicara dan pembicaraan kita sangat sensitif, juga cringe.
Serena Petersen
Semuanya gara-gara nenek-nenek tadi yang menawari kita kond*m.
Serena Petersen
( Terkekeh )
Serena kembali melotot saat melihat Drake memerosotkan celana jeansnya, menyisakan boxernya.
Serena Petersen
Sir, Sir, wait, wait, apa yang sedang kau lakukan?!
Drake William Poulsen
Pakaian kita basah.
Drake William Poulsen
Kita bisa hipotermia jika membiarkan terlalu lama, terutama kau.
Drake William Poulsen
Sebaiknya kau segera melepas pakaian basahmu.
Drake William Poulsen
( Berjalan menuju rak handuk )
Drake William Poulsen
( Meraih dua handuk )
Drake William Poulsen
( Memberikan satu handuk pada Serena )
Serena Petersen
Jadi kita berdua hanya akan berbalut handuk saja?
Serena Petersen
( Menerima handuk dari Drake )
Drake William Poulsen
Tidak ada pilihan lain.
Serena Petersen
Oke, aku paham.
Drake William Poulsen
Aku akan meminta pihak hotel untuk mengeringkan pakaian kita,
Drake William Poulsen
Agar besok kita bisa pulang dengan pakaian kering.
Serena Petersen
Kalau begitu aku ke kamar mandi untuk melepas semua pakaian basah ini.
Drake William Poulsen
( Tidak menggubris )
Drake William Poulsen
( Mengusap handuk pada rambut )
Serena Petersen
( Berjalan ke kamar mandi )
Setelah Serena masuk, Drake pun melepas kain terakhir yang melekat di badannya.
Drake William Poulsen
( Melilitkan handuk di sekitar pinggang )
Tidak lama, pintu diketuk.
Drake William Poulsen
( Berjalan menuju pintu )
Ternyata pengantar makanan.
Drake William Poulsen
Taruh saja di sana.
Drake William Poulsen
( Menunjuk kearah meja )
Pelayan
( Berjalan masuk )
Pelayan
( Meletakan makanan diatas meja )
Drake William Poulsen
( Mengetuk pintu kamar mandi )
Drake William Poulsen
Apa kau sudah selesai?
Drake William Poulsen
Kemari kan semua pakaianmu.
Drake William Poulsen
Petugas hotel sudah datang.
Sedetik berlalu pintu terbuka sedikit, memunculkan tangan Serena yang menyodorkan pakaian basahnya berikut coat milik Drake.
Setelah Drake menerima pakaiannya, kepala Serena muncul di celah pintu.
Serena Petersen
Apa kau akan mandi? Aku akan mandi dulu.
Drake William Poulsen
Nanti setelah kita makan.
Serena Petersen
Oke. Aku tutup lagi kalau begitu.
Serena Petersen
( Menutup pintu )
Drake mengernyit, ia merasa ambigu jika apa yang dikatakan oleh wanita itu 'mengajaknya mandi bersama'.
Drake William Poulsen
( Memberikan pakaian pada pelayan )
Pelayan
( Menerima lalu berlalu pergi )
Drake William Poulsen
( Duduk dikursi makan )
Sepuluh menit kemudian, Serena keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit ditubuh.
Serena Petersen
( Melangkah segan kearah Drake )
Serena Petersen
( Duduk dikursi makan dihadapan Drake )
Serena Petersen
Aku merasa aneh kita makan malam dengan hanya lilitan handuk saja.
Serena Petersen
Ini sangat vulgar, Mr. Warrior.
Serena Petersen
( Mengambil gelas sampanye )
Drake William Poulsen
Romantis.
Drake William Poulsen
Anggap saja begitu.
Drake William Poulsen
( Menyuap spageti kedalam mulut )
Serena Petersen
( Terkekeh kecil )
Serena Petersen
Kau benar. Ini moment teromantis dalam hidupku.
Serena Petersen
Karena tidak pernah ada satu pum pria di dunia yang mengajak seorang wanita melakukan candle light dinner di hotel yang lebih mirip motel,
Serena Petersen
Sempit, hanya mengenakan handuk, dan menunya hanya spageti saja.
Drake William Poulsen
Tidak ada menu lain.
Drake William Poulsen
Tapi spagettinya enak.
Drake William Poulsen
Setidaknya ini makanan terbaik yang kumakan semenjak berlabuh di San Diego.
Serena Petersen
Apa lidahku akan memiliki satu selera denganmu atau tidak, Mr. Warrior?
Serena Petersen
( Menyuap spageti )
Serena Petersen
Oh... ini enak sekali.
Serena Petersen
Kau benar. Ini jauh lebih baik dari makanan Rumah Sakit.
Drake William Poulsen
( Mengangguk setuju )
Keduanya pun makan dengan sangat lahap sekali.
Sebelumnya latar belakang cerita ini italy, tapi aku ganti Amerika biar gampang nyebut nama kota"nya wkwkwk.
Sebelumnya nama rsj nya Venesia, tapi aku ganti jadi San Diego.
Comments
Sri Lestari
ngikut Author aja....yg penting tiap HR up
2024-04-29
1