setelah Adrian dan orang tuanya meninggalkan rumah keluarga Mahesa, terlihat Savana sedang menuruni tangga berjalan kearah dapur, mencari sesuatu yang bisa dimakan, menemukan makanan cepat saji disana, memanaskan lalu mulai makan dimeja makan.
terdengar langkah kaki melangkah kearahnya.
"sayang belum tidur?" ibu Savana bertanya pada putrinya yang sedang mengunyah pasta.
"belum mah, ini lagi makan! Savana tersenyum kearah ibunya.
Rania mengahabiskan makannya. melihat ibunya seperti ingin membicarakan sesuatu.
Rania Mahesa, ibu Savana mengelus lembut kepala putrinya yang terlihat lahap, "sayang Adrian tidak setuju dengan batalnya bertunangan ini, dia tetap ingin menikah denganmu meski harus menunggu kamu lulus, kamu tidak keberatan kan?" suara Rania lembut dan menatap wajah putrinya.
kernyitan dahi Savana semakin dalam.
"mah, aku tidak ingin berhubungan dengannya, aku tetap ingin perjodohan ini dibatalkan bisakah mah?"
" jelaskan kenapa Savana? mama ingin dengar alasan Savana"
"mah, Adrian sudah memiliki kekasih, dan mereka saling mencintai, aku tidak ingin menjadi pemisah antara keduanya"
"sayang, bukan ini yang mama ingin dengar, mama ingin tau apakah Savana mencintai Adrian?"
"aku tidak mencintainya mah, yang berlalu itu aku sendiri juga tidak tahu pasti, tapi aku tidak merasakan apa apa mah, disini kosong" tunjuk Savana pada hatinya.
Savana tidak ingin mengakui bahwa kenyataannya memang pernah mencintai Adrian begitu dalamnya hingga dia mengalami keputusasaan.
dia tidak akan mengakui yang bukan miliknya, baik dimasa lalu ataupun sekarang.
"sayang mama sulit untuk percaya, bagaimana tidak! tindakanmu yang meragukan mama, selama ini kamu selalu bertindak dan mengklaim Adrian milikmu, jadi haruskah mama percaya?"
"mah, hati dan pikiran manusia bisa berubah kapan saja, dan kalau misalnya dulu aku mencintainya, baiklah aku anggap begitu, tapi mah, cinta bisa datang dan pergi kapan saja tidak ada yang tahu kapan itu terjadi"
Rania memeluk putrinya dengan penuh haru, berpikir (sejak kapan Savana ku jadi dewasa begini)
Savana balas memeluk ibunya mengusap punggungnya dengan lembut. "mah, anggap aku masih labil ketika bertindak dimasa lalu, maafkan jika Savana banyak membuat susah mama papa"
"sayang mama tidak menyalahkan mu, kembalilah kekamar dan tidur!" ucap Rania.
"baik mah selamat malam" ucap Savana berjalan menaiki tangga.
Pagi hari,
cahaya masuk melalui jendela, menebus tirai transparan itu yang sedikit terbuka, sosok gadis cantik dibalik selimut tebal, mengulurkan tangan memblokir cahaya yang masuk mengenai wajahnya, kerutan dikeningnya semakin dalam.
membuka mata menyesuaikan indranya menatap langit langit kamar.
beranjak dari kasur dan kekamar mandi membersihkan diri.
Savana terlihat segar sehabis mandi, mengenakan pakaian santai, celana jeans dan kaos pendek yang memperlihatkan perut rata miliknya serta cardingan bermana hitam, rambutnya diikat dan digulung keatas memperlihatkan leher jenjang miliknya.
Savana sedang sarapan dimeja makan, ditemani Hendra dan Rania. "putri papah sudah dewasa Sekarang, apa yang dilakukan kedepannya?"
Rania sudah memberitahu suaminya tentang alasan putrinya, dan dia sedikit terkejut tentang penjelasan istrinya.
"fokus belajar pah" ucap Savana makan perlahan.
"papa akan mendukung keputusan Savana" tersenyum kearah Savana
"makasih pah! mah pah aku berangkat! mencium pipi keduanya dan melangkah meninggalkan meja makan.
Guardian universitas, Savana memarkirkan mobilnya dan meninggalkan parkiran, didekat tangga, Terlihat Rina sedang Menunggu dirinya.
"selamat pagi Savana sayang!" sapa Rina dengan senyum lebar memperlihatkan gigi.
"pagi Rin, gigimu putih" Savana terkekeh.
"tentu saja aku menggosoknya lima kali sehari" ucap Rina bangga.
"wah, pantes saja mataku silau"
keduanya terbahak, menarik perhatian maha siswa yang ada disana, melangkah kearah kantin, "bukankah kita datang terlalu awal?" Rina bertanya.
"hm jam sembilan kan kelas dimulai?" Savana .
"benar, kita bersantai saja disini" Rina.
"kamu ingin pesan apa?"
"ikut kamu aja Rin!" Savana membuka ponsel dan melihat sosial medianya.
"ok aku akan memesan mie pangsit" ucap Rina berlalu.
savana terlihat sedang asik dengan ponsel ditangannya, lalu sebuah nomor asing memanggil. Savana tidak ada niat untuk menjawab panggilan tersebut.
lalu sebuah pesan masuk, Savana membaca dan terlihat bingung, (kenapa tidak mengangkat telpon ku Savana?)
"siapa ini? ck tidak penting" bergumam dan memasukkan ponselnya kedalam tas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
tp emang paling males ngangkat telp sih dr nomor ga di kenal wkwk takut tukang tipu atau nawarin asuransi 😂 mikirnya kalo penting pasti nanti chat wkwk
2025-02-23
0
Batara Kresno
tapi ttp aj ujung ujung ya ama adrian balik kekehidupan ke 2 trp aj sama masa lalu bikin kesel aj
2024-10-17
2
C a l l i s t o ®
Aku heran yg komen kok uda nikah jd tunangan?? kek pertanyaan bego yg uda jelas² ada alur yg menceritakan itu. Ini msh bab awal uda ada prtanyaan bodoh itu. Kalo di bab blkgan gue bisa maklum lu lupa atau uda lama ga baca, ini msh bab awall woooyy. Mau alasan apa yg jelas selain dr lu nya yg kurang nalar dan pemalas baca sok sok an mau baca😩
2024-08-17
3