Nenek

Lily meminjam sebentar hape Rose yang sepertinya sudah tidak begitu peduli dengan keadaan nenek mereka. Buktinya sejak dia protest karena Lily susah dihubungi, dia tetap asyik dengan ponselnya sambil senyum-senyum tanpa peduli omongan orang yang berbisik-bisik menggosipkannya.

Budhe Atin yang bisa melihat Lily kesal segera menegur Rose.

"Ambar, kamu ini gimana sih. Neneknya pingsan dari tadi belum sadar malah asik aja main hape."

Budhe Atin memang selalu memanggil Rose dengan Ambar. Dan Rose setengah mati benci panggilan itu. Berulang kali dia bilang namanya Amber bukan Ambar. Tapi tetap saja Budhe Atin memanggilnya Ambar. Bahkan beberapa tetangga pernah memanggilnya Ember.

"Dasar lidah kampung." umpat Rose tiap kali mendengar namanya diplesetkan seperti itu.

"Budhe nggak usah lebay deh. Nenek emang sering kik tiba-tiba lemes kayak gitu. Paling tensinya naik." jawab Rose sambil merebut kembali ponselnya dari tangan sang adik.

"Dokter Agus mau kesini. Ini udah nggak apa-apa kok, Budhe. Budhe ama ibu-ibu yang lain boleh pulang. Maaf ya, dah ngrepotin."

"Budhe mau disini dulu, Ly. Kalau ibu-ibu yang lain mau pulang silakan aja." kata Budhe Atin kepada ibu-ibu dan beberapa bapak-bapak yang berkumpul.

"Yaudah kita pulang deh. Lagian si Ambar katanya udah biasa neneknya gitu kenapa tadi teriak-teriak. Bikin orang kaget aja. Jadi heboh kan kita." ucap salah satu ibu.

"Maaf ya, Buk. Udah bikin kaget. Maaf banget udah ngrepotin semuanya." kata Lily sambil sedikit membungkukan badannya.

"Kita pulang deh. Yuk ahh Ly, Budhe Atin. Balik dulu ye kite." kata Mpok Gayoh. Penjual nasi uduk dekat rumah Lily.

"Makasih semuanya. Sekali lagi maaf ya."

"Udah nggak apa-apa, Ly. Santai. Mudah-mudahan nenek kamu cepet sembuh ya."

"Amiin. Makasih doanya, ibu-ibu."

Lily kemudian duduk di lantai rumahnya. Dia terlihat sangat kelelahan. Padahal harusnya dia sudah ada di kafe Veda saat ini. Tapi gara-gara kejadian ini dia malah sepertinya harus ijin untuk tidak masuk.

"Kak, pinjem hapenya lagi donk." pinta Lily.

"Mau ngapain?" jawab Rose cuek sambil terus memainkan ponselnya danntersenyum.

"Mau telepon Veda bilang nggak masuk hari ini."

"Udah Ly, kamu jangan khawatir. Budhe dah bilang ma Veda nenek kamu sakit. Ini dia nggak bisa kesini karena kafenya lagi rame. Ramdan sama Husna kerepotan kalau cuma berdua."

Lily merasa sangat malu pada ibu sang sahabat.

"Maafin Lily ya, Budhe."

"Minta maaf segala kamu, Ly. Namanya juga musibah siapa yang tau, siapa yang mau. Tapi kalau dah beneran dateng, mau gimana lagi. Iya kan?"

Lily mengangguk canggung.

Tidak berapa lama setelah itu, dokter Agus datang.

Setelah diperiksa ternyata benar kata Rose. Tensi nenek mereka naik. Jauh lebih tinggi dari biasanya. Dokter Agus bahkan mengungkapkan kekhawatirannya. Padahal biasanya dokter Agus selalu menenangkan mereka.

"Kamu harus bener-bener jaga nenek kamu, Ly. Alhamdulillah nenek kamu ini kuat banget saya lihat. Coba orang lain, bisa stroke. Ini juga nenek kamu kalau sering kayak gini ya bahaya. Sekarang saya kasih resepnya. Ntar kamu tebus ya. Kalau sampai 5 hari nanti Bu Hannah masih sering pusing atau kliyengan gitu, kamu bawa langsung ke rumah sakit. Nanti saya kasih rujukannya."

"Iya, Dokter. Makasih."

"Bilangin neneknya, jangan capek jangan mikir berat."

"Iya, Dok."

"Saya pamit dulu, ya. Permisi, Bu." pamit dokter Agus pada Budhe Atin dan mereka semua.

"Nenek kenapa sih, Kak? Kok ampe pingsan."

"Lahhh, mana gua tau. Orang nyampe rumah gua liat nenek udah jatuh sambil megangin dada kayak sesak napas. Terus nggak sadar."

"Kok nggak nelpon dokter Agus langsung?" desak Lily.

"Dibilang gua nggak punya uang juga."

"Tadi kata Budhe Atin kan boleh minjem uangnya dulu." ucap Lily mencoba tenang.

"Ahhh udah lah. Yang penting nenek masih idup itu. Dah ya, mau tidur. Capek." Rose beranjak pergi sambil menenteng barang-barang belanjaannya ke kamar mereka.

Budhe Atin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak sulung di keluarga itu. Lalu dia berpaling ke Lily. Hatinya langsung luluh melihat gadis itu nampak menangis sambil memijit kaki neneknya yang belum juga sadar.

"Ly, Budhe tadi masak rendang daging, gulai nangka, ama rebusan. Budhe ambil dulu ya, kamu pasti laper. Ntar Budhe buatin bubur juga buat nenek kamu. Tunggu ya." kata Budhe Atin sambil beranjak pergi.

"Budhe, nggak usah repot-repot. Ntar Lily bisa beli di Warteg kok."

"Udahhh.. Kamu tenang aja. Nggak repot Budhe mah. Kamu pasti capek banget. Istirahat gih. Nenek kamu pasti nggak apa ditinggal sebentar."

"Iya, Budhe. Lily mau disini dulu aja ampe nenek sadar. Baru tenang." Lily mengantar Budhe Atin sampai ke depan pintu.

Budhe Atin tersenyum melihat ketulusan gadis itu. Gadis yang diam-diam dicintai anak laki-laki satu-satunya yang dia miliki. Ingin rasanya melamar Lily tapi Veda memohon padanya untuk tidak mengatakan apapun pada Lily. Dan Budhe Atin menyanggupinya.

Begitu Budhe Atin benar-benar pergi, Hannah langsung membuka matanya dan duduk di sofa.

Lily yang membalikkan tubuhnya sampai kaget karena sang nenek sudah sadar bahkan duduk dengan tegap.

"Nenek udah sadar?"

"Duhh... Si Atin lama banget disini. Capek kan aku tiduran terus." gerutunya.

Lily mengernyitkan dahinya mendengar kata-kata sang nenek.

"Kok Nenek tau Budhe Atin disini?" tanya Lily penasaran.

"Ya taulah. Rame banget orang. Berisik tau." Hannah terus saja menggerutu.

"Nenek, nenek tadi nggak lagi akting pingsan kan?" mata Lily menyipit mencurigai neneknya.

"Ishh.. sembarangan kamu nuduh nenek sendiri kayak gitu. Masa aku akting. Kalau emang akting, masa dokter Agus pesen macem-macem ke kamu."

"Tuhhh, kan. Kok tau sih kalau dokter Agus pesen macem-macem. Nenek denger dari siapa? Lily bahkan belum ngomong apapun." Lily duduk disamping neneknya sambil menelisik wajah sang nenek. Hannah yang merasa jengah dilihat seperti itu langsung menjentikkan jarinya di jidat Lily.

"Nggak sopan kamu ya liatin Nenek ampe kayak gitu. Udah ayo, anterin Nenek ke kamar. Badan nenek sakit semua nih tiduran di sofa."

Hannah mencoba berdiri tapi langsung terhuyung.

"Nenek..." jerit Lily.

"Nggak usah berlebihan Lily. Kamu mau orang-orang kampung itu kesini lagi." ucap Hannah.

"Iya maaf. Kan Lily kaget. Tadi emang nenek kenapa sih kok bisa sampai pingsan?" tanya Lily sambil menuntun pelan neneknya ke kamar.

"Itu si Corey. Emang bener-bener kurang ajar tuh anak. Cucu nggak berguna." umpat Hannah.

Nenek... Jangan marah-marah dulu ah. Nenek mau minum teh? Lily bikinin ya?"

"Boleh deh. Haus banget ini."

"Nenek rebahan dulu ya?" kata Lily sambil pelan-pelan merebahkan neneknya.

"Mana itu si Atin. Katanya mau anter makanan?"

Lily menggelengkan kepalanya. Tidak percaya dengan ulah sang nenek.

"Tadi Budhe Atin bilang mau bikin bubur dulu buat nenek. Makanya lama. Nenek udah laper ya? Lily beliin nasi ke warteg depan dulu."

"Ahhh enggak ah. Paling ntar lauknya tempe lagi telur lagi. Bosen. Mau makan daging."

"Iya ni Lily beliin daging ya."

"Nggak usah, Ly. Kamu disini aja. Ntar kalau si Atin dateng, kamu yang temuin yak. Lagian si Atin masa orang sakit malah di kasih bubur.. mana ketelen. Bubur??? Dipikirnya aku ngga punya gigi apa?"

Hannah terus saja mengomel. Lily menyibak rambutnya. Frustasi.

Lily

Terpopuler

Comments

Ratna Shinta Dewi

Ratna Shinta Dewi

jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi

2024-06-13

2

lihat semua
Episodes
1 Lily of the Valley
2 Nenek
3 Amber Rose, bunga keluarga Brown.
4 Roda yang Berjalan Pasti Berputar.
5 .
6 Kemana Berandalan Itu?
7 Gossip
8 Sheila dan Mida
9 Dasar, Anak Nakal !
10 Corey Gray Brown
11 ..
12 Amélie Rose Numa
13 ...
14 .. .. ..
15 Jared Beraksi
16 Veda
17 Hancur
18 . . .
19 Siapa Dia?
20 Bertengkar karena Tawaran Kerja
21 Rendezvous
22 Perpisahan di Pantry
23 Pindah ke Apartment
24 Boss itu Ternyata....
25 Cemburu dan Curiga
26 Oedipus Complex
27 Patah Hati
28 Priceless Daughter
29 Playboy (belum mau) Taubat
30 Orang-orang Kampung Sawah
31 Makan Malam
32 Malam mencekam
33 From Zero to Hero
34 Delusi
35 Cinta Terlarang dan Memanfaatkan ?
36 I'm falling in Love with...
37 Keputusan Aneh Mida
38 Diam-diam Suka
39 Berpikir untuk Putus
40 No Way...
41 Broken the Promise
42 Kasih Ibu
43 Samar
44 .
45 Urip
46 Bahagiamu Lukaku
47 Perspective
48 Sumpah Hari Candani
49 Menunggu Waktu
50 Karma
51 Fitnah Seorang Sahabat
52 Bukan Karma tapi Kutukan yang Sebenarnya
53 Kebenaran yang (belum) Terungkap
54 The Sky is Falling
55 Complicated
56 Dul
57 Kosong
58 Rapuh
59 Jauh
60 Ayşe, Arda dan Hatice
61 Single
62 Tentang Dia
63 Halak Hita
64 Kehilanganmu Saat Menemukanmu
65 Sepiring Memori
66 Bingung
67 Jared Setengah Gila
68 Keluarga Brown Saat Ini
69 Fakta
70 I'm not unbroken
71 Setelah 7 Tahun Pernikahan
72 Cerita Donny dan Gina
73 Jared Oh Jared
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Lily of the Valley
2
Nenek
3
Amber Rose, bunga keluarga Brown.
4
Roda yang Berjalan Pasti Berputar.
5
.
6
Kemana Berandalan Itu?
7
Gossip
8
Sheila dan Mida
9
Dasar, Anak Nakal !
10
Corey Gray Brown
11
..
12
Amélie Rose Numa
13
...
14
.. .. ..
15
Jared Beraksi
16
Veda
17
Hancur
18
. . .
19
Siapa Dia?
20
Bertengkar karena Tawaran Kerja
21
Rendezvous
22
Perpisahan di Pantry
23
Pindah ke Apartment
24
Boss itu Ternyata....
25
Cemburu dan Curiga
26
Oedipus Complex
27
Patah Hati
28
Priceless Daughter
29
Playboy (belum mau) Taubat
30
Orang-orang Kampung Sawah
31
Makan Malam
32
Malam mencekam
33
From Zero to Hero
34
Delusi
35
Cinta Terlarang dan Memanfaatkan ?
36
I'm falling in Love with...
37
Keputusan Aneh Mida
38
Diam-diam Suka
39
Berpikir untuk Putus
40
No Way...
41
Broken the Promise
42
Kasih Ibu
43
Samar
44
.
45
Urip
46
Bahagiamu Lukaku
47
Perspective
48
Sumpah Hari Candani
49
Menunggu Waktu
50
Karma
51
Fitnah Seorang Sahabat
52
Bukan Karma tapi Kutukan yang Sebenarnya
53
Kebenaran yang (belum) Terungkap
54
The Sky is Falling
55
Complicated
56
Dul
57
Kosong
58
Rapuh
59
Jauh
60
Ayşe, Arda dan Hatice
61
Single
62
Tentang Dia
63
Halak Hita
64
Kehilanganmu Saat Menemukanmu
65
Sepiring Memori
66
Bingung
67
Jared Setengah Gila
68
Keluarga Brown Saat Ini
69
Fakta
70
I'm not unbroken
71
Setelah 7 Tahun Pernikahan
72
Cerita Donny dan Gina
73
Jared Oh Jared

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!