. . .

Masih ingat Mida?

Gadis muda dengan segudang prestasi yang tidak lain adalah teman SD Lily yang dulu juga di bully.

Mida, gadis sederhana yang berhasil mengangkat derajat orangtuanya itu sebenarnya sangat berharap Lily menghubunginya untuk urusan pekerjaan.

Bukan berniat melakukan nepotisme, tapi Mida tahu pasti, dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, Lily bisa lebih jadi dari sekedar OG.

Mida samasekali tidak merendahkan pekerjaan itu. Hanya saja Lily itu lulusan S1. Entah di mana pikirannya dia malah mendaftar pekerjaan yang lulusan SMA pun masih bisa mendapatkannya.

Alasan yang dikemukakan Lily waktu itu memang masuk akal tapi alasan itu tidak tepat bagi Mida.

Mida sendiri segan kalau harus memulai pembicaraan tentang pekerjaan kepada Lily. Dia takut Lily tersinggung.

Tapi sore ini, Mida menepis rasa itu. Dia memberanikan diri menemui Lily. Mida sengaja datang menjemput Lily di kantor. Dia ingin bicara tentang lowongan pekerjaan di kantornya sebagai penerjemah bahasa Perancis. Lowongan ini memang masih dibicarakan di rapat internal. Belum dipublikasikan. Jadi belum ada yang tahu tentang lowongan itu.

Lily terlihat berjalan bersama Winda menuju pintu keluar. Di lobby Mida yang sudah menunggu segera memanggil Lily.

"Lily..." panggil Mida.

Lily dan Winda segera menoleh ke arah suara yang memanggil Lily.

"Mida..." Lily terlihat gembira melihat teman SDnya itu.

Lily dan Mida berpelukan.

Winda yang melihat itu agak heran. Tampilan Mida yang sangat berkelas membuatnya takjub. Dia makin yakin teman-teman Lily bukan orang sembarangan.

"Kok lu disini. Ada rapat ya?"

"Nggak kok, emang pengen nyamperin lu aja. Pengen aja gitu ngobrol-ngobrol sambil makan malam. Eh ini temen lu ya?"

"Oh iya ini temen gua. Namanya Winda. Winda ni temen SD gua, namanya Mida. Mida ini Winda, temen gua disini."

"Hello Winda. Gue Mida, temen SD Lily."

Winda yang terpesona oleh penampilan dan kerendah hatian Mida sampai bengong dan tidak menyadari bahwa Mida mengulurkan tangannya mengajak Winda bersalaman.

Lily yang merasa agak aneh dengan sikap Winda langsung menyenggol bahu Winda. Winda kemudian tersadar.

"Eh, iya Bu. Saya Winda."

Mata Mida membola dengan panggilan Bu dan bahasa formal dari Winda. Sedang Lily malah tertawa.

"Win...temen gua nih. Lu biasa aja ngomongnya. Segala manggil Bu lagi. Wkwkwk..."

"Eh iya Mbak. Maaf."

"Malah Mbak sekarang..." ucap Lily dan Mida bersamaan.

Ketiganya lalu tertawa.

"Winda ikut kita ya. Makan malem."

"Duh, maunya sih gitu. Tapi saya ada janji ma pacar saya, Mbak." tolak Winda sungkan.

"Jangan Mbak dong. Panggil Mida aja. Kayaknya kita seumuran deh."

"Nggak ah. Segen saya." jawab Winda yang membuat Lily menautkan alis. Heran sikap Winda yang tiba-tiba jadi sungkan sama orang. Itu bukan Winda banget.

Mereka bertiga berjalan bersama keluar lobby.

Nampak seorang pria muda yang cukup tampan terlihat celingukan seperti mencari seseorang menunggu di taman depan gedung.

"Eh tuh, Mamas lu kayaknya dah frustasi tuh nungguin elu. Mamas Rizal zheyenk."

"Ihhh...apaan sih lu, Ly. Malu tau." kata Winda menatap sungkan pada Mida.

Winda akhirnya berpamitan pada Lily dan Mida lalu berjalan ke arah Rizal. Rizal mengacak-acak rambut Winda dan kemudian menggandeng gadis itu. Winda melambaikan tangan ke arah Lily dan Mida, sedang Rizal terlihat sedikit membungkuk pada keduanya. Lily dan Mida ikut sedikit membungkuk mengimbangi apa yang dilakukan Rizal.

Mida cuma tersenyum melihat itu. Ada sedikit iri di hati Mida ketika melihat gadis itu nampak bahagia walau Mida yakin gaji Winda tidak sebanyak gajinya.

Gadis itu juga memiliki pria yang terlihat jelas sangat menyayangi.

Winda memang sangat manis tidak heran bila pria itu tampak memujanya.

Lily menepuk Mida yang nampak bengong.

"Bengong mulu, iri ye ma Winda. Makanya sono, cari pacar. Atau suami sekalian. Apalagi sih yang ditunggu?" tanya Lily usil.

"Apasih, Ly. Masih belum kepikiran nikah gue mah. Masih mau nyenengin ortu dulu. Mau puas-puasin sendiri dulu pake uang sendiri. Ntar kalau dah nikah, pasti nggak sebebas pas masih single." jawab Mida panjang lebar. Tapi Lily malah melengos.

"Lu ngajak makan malam dadakan amat. Kagak ngabarin dulu." protes Lily pada Mida ketika mereka sudah ada di dalam mobil Mida.

"Kalau gue bilang dulu, emang udah pasti lu mau? Belum tentu, kan? Pasti alasan lu... "Aduh, sorry deh Mid, gue nggak bisa, abis pulang kantor, gue ada kerjaan di kafe punya temen gue." kata Mida persis seperti apa yang ada di pikiran Lily.

"Wagelaseh...Lu dukun ya? Bisa-bisanya lu tau gua bakal ngomong kayak gitu. Kok gua merinding ya." canda Lily.

"Yaelah, pemikiran pekerja keras kayak lu itu gampang ketebak, Ly."

"Segampang itu ya?" Lily meringis mendengar analysis Mida.

Mida hanya tersenyum tanpa menjawab.

"Eh, Mida. Sebelum makan malem anterin gua dulu ya ke tempat kerja kakak gua."

"Dimana emang? Mo ngapain lu kesana? Jemput Kak Rose?" Mida memang mengenal kakak dan adik Lily, karena mereka sekolah di yayasan yang sama.

Jujur, dia penasaran dengan kabar Rose saat ini. Dia penasaran, bagaimana nasib sang bintang yang sangat terkenal ketika mereka masih sekolah dulu.

"Di Shining Moon."

Jawaban singkat Lily berhasil membuat Mida kaget. Dia mengerem mendadak mobilnya. Untung tidak ada kendaraan lain di belakang mereka saat itu.

"Kakak lu kerja disitu? Kak Rose?" Mida melanjutkan menyetir.

"Iya. Kaget lu ya?"

"Yeahh...lumayan kaget sih. Walaupun itu bar udah terkenal di kalangan atas, tapi kan tetep aja ya. Itu bar. Gue kira kakak lu udah sukses jadi wanita karir, punya jabatan tinggi di perusahaan asing atau minimal jadi istri pejabat."

"Ya kali kalau semua yang lu sebutin itu bener, gua cuma jadi office girl."

Mida langsung merasa sungkan pada Lily.

"Duh, maafin gue Ly. Nggak maksud."

"Nggak apa-apa. Santai."

"Gua nelpon boss gua dulu ya, Mid?"

Lily minta ijin untuk menelepon Veda.

"Boss, gua ambil libur gua hari ini ya?"

"Kok mendadak, Ly. Tumben." jawab suara di seberang sana.

"Iya, ada sesuatu yang urgent yang kudu gua kerjain."

"Oh yaudah. Semoga lancar ya, Ly."

"Sorry banget ya, Boss."

"Aman lah tu."

"Yaudah, makasih ye. Assalaamu'alaykum."

"Wa'alaykumussalaam."

Mida yang dari tadi konsen menyetir ternyata memperhatikan percakapan Lily dengan sang boss. Lily sengaja mengeraskan speaker tadi.

"Baik banget boss lu. Gampang banget ijin."

"Yahhh...namanya juga ma temen, Mid."

"Oh iya lupa. Beruntung ya punya temen kayak gitu." ucap Mida.

"Kalau temen kayak gua, ngerugiin ye?" canda Lily.

"Apasih lu." Mida tertawa mendengar candaan Lily.

Mereka terus mengobrol sampai akhirnya mereka tiba di Shining Moon.

Lily kaget ketika melihat ada Corey disana. Corey yang masih memakai seragam terlihat sedang mengobrol dengan seorang wanita yang nampaknya seumuran Rose.

Mereka terlihat berbicara dengan tensi yang lumayan tinggi.

Mida yang mengira-ngira itu adik Lily hanya diam. Dia menanti apa yang akan dilakukan Lily.

Mata Lily membulat melihat tiba-tiba wanita itu memeluk Corey dan mencium bibir Corey sekilas sebelum akhirnya masuk.

Lily bergegas keluar sebelum Corey meninggalkan tempat itu bersama Abdullah yang menunggu di motornya.

"Rey...." teriak Lily.

Corey nampak kaget. Dia segera melompat ke jok motor dan meminta Abdullah meninggalkan tempat itu secepatnya.

"Rey....Dul... berhenti."

Tapi teriakan Lily diabaikan dua pemuda itu.

Lily masuk kembali ke mobil. Niatnya menghajar Bagas menguap begitu saja ketika melihat adegan yang baru saja dilihatnya.

Mida sebenarnya ingin bertanya sebenarnya apa yang terjadi tapi hal itu diurungkannya.

"Umm... Ly, kita jadi makan malam nggak?" tanya Mida sedikit takut.

Lily memandang Mida. Berusaha tersenyum.

"Ayok, kan gua udah ngeiyain."

Mida tersenyum lega mendengar jawaban Lily.

Mereka akhirnya makan di restoran Jepang yang tidak jauh dari Shining Moon.

Mida langsung mengutarakan niatnya pada Lily. Lily hanya mengangguk dan mengucap terimakasih.

"Ntar gua pikirin lagi ya, Mid. Lagi mumet banget gua."

Mida mengangguk. Apapun keputusan Lily dia akan menghormatinya. Tapi Mida sangat berharap Lily mau menerima tawarannya.

Episodes
1 Lily of the Valley
2 Nenek
3 Amber Rose, bunga keluarga Brown.
4 Roda yang Berjalan Pasti Berputar.
5 .
6 Kemana Berandalan Itu?
7 Gossip
8 Sheila dan Mida
9 Dasar, Anak Nakal !
10 Corey Gray Brown
11 ..
12 Amélie Rose Numa
13 ...
14 .. .. ..
15 Jared Beraksi
16 Veda
17 Hancur
18 . . .
19 Siapa Dia?
20 Bertengkar karena Tawaran Kerja
21 Rendezvous
22 Perpisahan di Pantry
23 Pindah ke Apartment
24 Boss itu Ternyata....
25 Cemburu dan Curiga
26 Oedipus Complex
27 Patah Hati
28 Priceless Daughter
29 Playboy (belum mau) Taubat
30 Orang-orang Kampung Sawah
31 Makan Malam
32 Malam mencekam
33 From Zero to Hero
34 Delusi
35 Cinta Terlarang dan Memanfaatkan ?
36 I'm falling in Love with...
37 Keputusan Aneh Mida
38 Diam-diam Suka
39 Berpikir untuk Putus
40 No Way...
41 Broken the Promise
42 Kasih Ibu
43 Samar
44 .
45 Urip
46 Bahagiamu Lukaku
47 Perspective
48 Sumpah Hari Candani
49 Menunggu Waktu
50 Karma
51 Fitnah Seorang Sahabat
52 Bukan Karma tapi Kutukan yang Sebenarnya
53 Kebenaran yang (belum) Terungkap
54 The Sky is Falling
55 Complicated
56 Dul
57 Kosong
58 Rapuh
59 Jauh
60 Ayşe, Arda dan Hatice
61 Single
62 Tentang Dia
63 Halak Hita
64 Kehilanganmu Saat Menemukanmu
65 Sepiring Memori
66 Bingung
67 Jared Setengah Gila
68 Keluarga Brown Saat Ini
69 Fakta
70 I'm not unbroken
71 Setelah 7 Tahun Pernikahan
72 Cerita Donny dan Gina
73 Jared Oh Jared
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Lily of the Valley
2
Nenek
3
Amber Rose, bunga keluarga Brown.
4
Roda yang Berjalan Pasti Berputar.
5
.
6
Kemana Berandalan Itu?
7
Gossip
8
Sheila dan Mida
9
Dasar, Anak Nakal !
10
Corey Gray Brown
11
..
12
Amélie Rose Numa
13
...
14
.. .. ..
15
Jared Beraksi
16
Veda
17
Hancur
18
. . .
19
Siapa Dia?
20
Bertengkar karena Tawaran Kerja
21
Rendezvous
22
Perpisahan di Pantry
23
Pindah ke Apartment
24
Boss itu Ternyata....
25
Cemburu dan Curiga
26
Oedipus Complex
27
Patah Hati
28
Priceless Daughter
29
Playboy (belum mau) Taubat
30
Orang-orang Kampung Sawah
31
Makan Malam
32
Malam mencekam
33
From Zero to Hero
34
Delusi
35
Cinta Terlarang dan Memanfaatkan ?
36
I'm falling in Love with...
37
Keputusan Aneh Mida
38
Diam-diam Suka
39
Berpikir untuk Putus
40
No Way...
41
Broken the Promise
42
Kasih Ibu
43
Samar
44
.
45
Urip
46
Bahagiamu Lukaku
47
Perspective
48
Sumpah Hari Candani
49
Menunggu Waktu
50
Karma
51
Fitnah Seorang Sahabat
52
Bukan Karma tapi Kutukan yang Sebenarnya
53
Kebenaran yang (belum) Terungkap
54
The Sky is Falling
55
Complicated
56
Dul
57
Kosong
58
Rapuh
59
Jauh
60
Ayşe, Arda dan Hatice
61
Single
62
Tentang Dia
63
Halak Hita
64
Kehilanganmu Saat Menemukanmu
65
Sepiring Memori
66
Bingung
67
Jared Setengah Gila
68
Keluarga Brown Saat Ini
69
Fakta
70
I'm not unbroken
71
Setelah 7 Tahun Pernikahan
72
Cerita Donny dan Gina
73
Jared Oh Jared

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!